cover
Contact Name
Muhajir
Contact Email
ppkn@unismuh.ac.id
Phone
+62411860132
Journal Mail Official
ppkn@unismuh.ac.id
Editorial Address
Gedung FKIP Lantai 3, Universitas Muhammadiyah Makassar. Jalan Sultan Alauddin No.259 Makassar 90221
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Etika Demokrasi
ISSN : 25408763     EISSN : 26154374     DOI : -
JED (Jurnal Etika Demokrasi) bertujuan untuk menyebarkan pemikiran konseptual atau ide, ulasan dan temuan penelitian yang diperoleh di bidang Ilmu Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). JED (Jurnal Etika Demokrasi) berfokus pada Pendidikan & Pembelajaran; Pendidikan Pancasila; Isu-isu Pembelajaran PPKn; Pendidikan Karakter; Hukum dan Kewarganegaraan; Sosial Politik.
Articles 211 Documents
Peranan Guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam Menumbuhkan Sikap Nasionalisme Siswa Sekolah Menengah Atas Nasional Makassar Andi Ismayanti; Andi Sugiati; Auliah Andika Rukman
JED (Jurnal Etika Demokrasi) Vol 4, No 2 (2019): JED (Jurnal Etika Demokrasi)
Publisher : Universitas of Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.189 KB) | DOI: 10.26618/jed.v4i2.2387

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya guru dalam meningkatkan sikap nasionalisme siswa melalui pembelajaran kewarganegaraan di SMA Nasional Makassar. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Bentuk menumbuhkan sikap nasionalisme siswa SMA Nasional Makassar melalui pembelajaran PKn yaitu; (a) Pengembanggan berbagai sumber belajar, seperti buku ajar media massa, politik, budaya, internet, cerita tokoh – tokoh dan media film yang bermuatan nasionalisme. (b) Adapun upaya guru dalam menumbuhkan  sikap nasionalisme siswa di SMA Nasional Makassar yaitu pembelajaran PKn yang  berkaitan dengan pengembangan sikap nasionalisme, membentuk kelompok belajar dengan menggunakan nama – nama Pahlawan kemudian melakukan diskusi/ debat. (2) Faktor pendukung dalam menumbuhkan sikap nasionalisme siswa SMA Nasional Makassar yaitu melalui kegiatan ekstrakurikuler melalui program OSIS seperti; Pramuka, PMR, Seni Tari, Olahraga. (3) Faktor penghambat dalam menumbuhkan sikap nasionalisme siswa SMA Nasional Makassar yaitu adanya proses globalisasi yang menaswarkan bearagam macam budaya – budaya asing yang akan berpengaruh terhadap sikap nasionalisme siswa ataupun bangsa. Kata kunci: Peran Guru, PKn, Sikap, Nasionalisme.
The Role of Civic Education In Developing The Moral Through Democracy Learning Ani Sulianti; Samsul Arifin; Halimatus Sakdiyah
JED (Jurnal Etika Demokrasi) Vol 5, No 1 (2020): JED (Jurnal Etika Demokrasi)
Publisher : Universitas of Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/jed.v5i1.2953

Abstract

This study aimed to understand1) The role of Civic Education in developing the students’ moral, 2) The application of Democracy learning in developing the students’ moral. The research methods used in this study was a qualitative method. The technique of collecting data used observation and interview. The technique of data processing using triangulation. The technique of the data analysis used data reduction, data display, and data conclusion drawing verification. The result of this study showed that 1) Civic Education is very influential in developing the students’ moral to interact with school and community or social environment 2) Democracy play an important role in developing their behaviour in social, tolerant, appreciate and respect each other.Keywords: Civic Education, Moral, and Democracy. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1). Peran pendidikan kewarganegaraan dalam mengembangkan moral peserta didik, 2). Penerapan pembelajaran demokrasi dalam mengembangkan moral peserta didik. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara. Teknik pengolahan data menggunakan triangulasi. Teknik analisis data menggunakan data reduction, data display, and data conclusion drawing verification. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1). Pendidikan kewarganegaraan sangatlah berpengaruh dalam mengembangkan moral peserta didik dalam berinteraksi dengan lingkungan sekolah dan masyarakat 2). Demokrasi berperan penting dalam mengembangkan perilaku peserta didik dalam bersosial, bertoleransi, saling menghargai dan menghormati.Kata Kunci: Pendidikan Kewarganegaraan, Moral, Demokrasi.
Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat Mustapa Tutu
JED (Jurnal Etika Demokrasi) Vol 4, No 2 (2019): JED (Jurnal Etika Demokrasi)
Publisher : Universitas of Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.327 KB) | DOI: 10.26618/jed.v4i2.2393

Abstract

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar PKn melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Polewali Kabupaten Polewali Mandar dengan jumlah Siswa 23 orang yang terdiri dari 9 orang laki-laki dan 14 orang perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dan tes dalam bentuk uraian yang dilaksanakan pada setiap siklus. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan ketuntasan belajar pada siklus I sebesar 39,1 % yang masuk kategori tuntas dan 60,9 % yang masuk kategori tidak tuntas, pada siklus II sebesar 86,9 % yang masuk kategori tuntas dan 13,0 % yang masuk kategori tidak tuntas. Adapun skor rata-rata hasil tes dari setiap siklus dapat dilihat pada siklus I dengan skor rata-rata 56,3 berada dalam kategori sedang. Dan pada siklus II dengan skor rata-rata 73,0 berada dalam kategori tinggi. Dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar PKn pada Siswa Kelas X  SMA Negeri 4 Polewali Mandar.Kata kunci: Hasil Belajar, Siswa, Think Pair Share
Development of Student Civic Competence Through Scouting Courses as Strengthening the Young Generation Character Wachid Pratomo; Dwi Wijayanti
JED (Jurnal Etika Demokrasi) Vol 5, No 1 (2020): JED (Jurnal Etika Demokrasi)
Publisher : Universitas of Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.692 KB) | DOI: 10.26618/jed.v5i1.2970

Abstract

The purpose of this study Is to determine the pattern of civic competence coaching for students through Scouting Education as a reinforcement of young characters in the USSD FKIP PGIP Study Program. This study used qualitative research with a case study method. This study consists of the formulation of the problems namely: civic competence in the context of Scouting Education, Scouting learning process in fostering student civic competence, obstacles and solutions in fostering civic competence through Scouting Education, the role of Scouting Education in fostering student civic competence. In collecting data researchers used three techniques namely observation, interviews, and documentation. Data analysis uses an interactive model. This research produces several findings, namely: (1) Civic competence in the context of Scouting Education: Citizenship knowledge includes understanding democracy, understanding defending the country, understanding obligations and rights. Citizenship skills include three skills namely managerial, organizational, and scout skills. Citizenship character is in the form of character contained in the tri satya and dasa dharma. (2) Knowledge is fostered by providing the task of finding information related to Scouting to be understood and poured back on the exam, skills are fostered by learning by doing with the team system, and character is fostered by instilling the values of tri satya characters and dasa dharma with habituation and the system among. (3) Obstacles in the development of civic competence that is students still feel shy, less responsible, arriving late. The solution is to be assertive and apply reward and punishment in learning process.Keywords: Development of Civic Competence, Scouting Education, Strengthening Character of Young GenerationTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola pembinaan civic competence mahasiswa melalui Pendidikan Kepramukaan sebagai penguatan karakter muda di Prodi PGSD FKIP UST. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Penelitian ini terdiri dari rumusan masalah yaitu: civic competence dalam konteks Pendidikan Kepramukaan, proses pembelajaran Pendidikan Kepramukaan dalam membina civic competence mahasiswa, kendala dan solusi dalam pembinaan civic competence melalui Pendidikan Kepramukaan, peran Pendidikan Kepramukaan dalam membina civic competence mahasiswa. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan tiga teknik yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model interaktif. Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan, yaitu: (1) Civic competence dalam konteks Pendidikan Kepramukaan: pengetahuan kewarganegaraan mencakup pemahaman demokrasi, pemahaman bela negara, pemahaman kewajiban dan hak. Keterampilan kewarganegaraan mencakup tiga keterampilan yaitu keterampilan manajerial, organisatorik, dan keterampilan pramuka. Karakter kewarganegaraan berwujud karakter yang terdapat dalam tri satya dan dasa dharma. (2) Pengetahuan dibina dengan memberikan tugas untuk mencari informasi terkait Kepramukaan untuk dipahami dan dituangkan kembali pada ujian, keterampilan dibina dengan learning by doing dengan sistem beregu, dan karakter dibina dengan menanamkan nilai-nilai karakter tri satya dan dasa dharma dengan pembiasaan dan sistem among. (3) Kendala dalam pembinaan civic competence yaitu mahasiswa masih merasa malu, kurang bertanggung jawab, datang terlambat. Solusi berupa bersikap tegas dan menerapkan reward and punishment dalam proses pembelajaranKata Kunci: Pembinaan Civic Competence, Pendidikan Kepramukaan, Penguatan Karakter Generasi Muda
Dinamika Psikologis Resiliensi Anak dari Ibu Penyintas Kekerasan Dalam Rumah Tangga pada Konteks Prestasi Belajar Ahmad Jafar
JED (Jurnal Etika Demokrasi) Vol 4, No 2 (2019): JED (Jurnal Etika Demokrasi)
Publisher : Universitas of Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.642 KB) | DOI: 10.26618/jed.v4i2.2388

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menndeskripsikan dinamika psikologis, faktor-faktor pendukung, faktor-faktor penghambat, dan dampak resiliensi anak dari ibu penyintas KDRT dalam konteks prestasi belajar.Karakteristik informan adalahanak SMA dan berprestasi di sekolah yang ibunya merupakan penyintas kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) secara fisik.Informan berjumlah dua anak dan metode pengambilan data yang dipakai adalah wawancara. Hasil penelitian: 1)informan sebagai anak dari ibu penyintas KDRT dalam konteks prestasi belajar melakukan kompensasi dari emosi-emosi yang negatif ke hal-hal yang lebih positif dengan cara belajar dan adanya keinginan untuk membuktikan pada orang lain terutama kepada orang tuanya bahwa mereka bisa berprestasi walau dalam kondisi yang buruk.2) faktor pendukung resiliensi anak dari ibu penyintas KDRT dalam konteks prestasi belajar yaitu adanya hubungan positif dengan orang terdekat, lingkungan sekolah yang mendukung, dan perilaku coping yang berorientasi pada masalah. 3) faktor penghambat resiliensi anak dari ibu penyintas KDRT dalam konteks prestasi belajar yaitu masih terjadinya KDRT, dukungan negatif dari tetangga, kehilangan figur ayah, dan interaksi teman sebaya yang negatif. 4) dampak resiliensi terhadap anak dari ibu penyintas KDRT dalam konteks prestasi belajar yaitu harga diri yang tinggi, optimis, dan rasa syukur. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah informan sebagai anak dari ibu penyintas KDRT melakukan resiliensi sehingga dapat berprestasi di sekolah.Kata kunci: Resiliensi, Anak Penyintas KDRT, Prestasi Belajar
Position of the Regional Representative Board of the Republic of Indonesia in Indonesian Administrative System Muhammad Hubbul Khair Wasahua
JED (Jurnal Etika Demokrasi) Vol 5, No 1 (2020): JED (Jurnal Etika Demokrasi)
Publisher : Universitas of Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.349 KB) | DOI: 10.26618/jed.v5i1.2969

Abstract

The Regional Representative board of the Republic of Indonesia is one of the state institutions mentioned in the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia. Although it has high legitimacy, it is not comparable with its authority. The position of the Indonesian Regional Representative Board (DPD RI) does not have authority in the legislative function, although it is limited to submitting and discussing certain draft laws that have been proposed, as well as in terms of supervision which is limited to supervising the implementation of certain laws and discussing and provide consideration of the results of its supervision to the House of Representatives (DPR). The ideal idea to strengthen the position of the Indonesian Regional Representative Board from experts, as well as from the results of the analysis of the author is carried out the fifth amendment to the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia, one of which is in terms of its authority so that it is equal to the authority of the House of Representatives, which can participate in deciding the draft law related to its authority following Article 22D of the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia. Besides that, so that the Indonesian legislative body can adopt strong bicameralism, unperfect bicameralism.Keywords: Position Regional Representative board of the Republic of Indonesia Bicameral system, and the rule of lawDewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia merupakan salah satu lembaga negara yang disebutkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Meskipun memiliki legitimasi tinggi, namun hal tersebut tidak sebanding dengan kewenangan yang dimilikinya. Kedudukan Dewan Perwakilan Daerah Indonesia (DPD RI) tidak mempunyai wewenang dalam fungsi legislasi, meskipun hanya sebatas mengajukan serta membahas rancangan undang-undang tertentu yang telah diajukan, begitu pun dalam hal pengawasan yang hanya sebatas mengawasi terkait pelaksanaan terhadap undang-undang tertentu dan membahas serta memberikan pertimbangan hasil pengawasannya ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Gagasan ideal untuk memperkuat Kedudukan Dewan Perwakilan Daerah Indonesia dari para ahli, maupun dari hasil analisis penulis adalah dilakukan amandemen kelima Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, salah satunya yaitu dari segi kewenangannya agar setara dengan kewenangan Dewan Perwakilan Rakyat, yang dapat ikut memutuskan rancangan undang-undang yang terkait dengan kewenangannya sesuai Pasal 22D Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Disamping itu juga agar lembaga legislatif Indonesia dapat menganut lembaga perwakilan kuat (strong bicameralism), bukan yang sempurna  (perfect bicameralism).Kata kunci: Kedudukan DPD RI, Sistem Bikameral, dan Negara Hukum
Penerapan Nilai-nilai Pancasila dalam Mencegah Kenakalan Remaja di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Enrekang Rismawati Rismawati; A Rahim; Jumiati Nur
JED (Jurnal Etika Demokrasi) Vol 4, No 2 (2019): JED (Jurnal Etika Demokrasi)
Publisher : Universitas of Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.111 KB) | DOI: 10.26618/jed.v4i2.2394

Abstract

Permasalahan dalam penelitian ini adalah penerapan Nilai-nilai Pancasila dalam mencegah kenakalan remaja di SMA Negeri 1 Enrekang. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Enrekang. Informan dalam penelitian ini adalah Kepala sekolah, Guru PPKn dan siswa. Tehnik pengumpulan menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Tehnik analisis data menggunakan analisis deskriptif. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa Penerapan Nilai-nilai Pancasila dalam mencegah kenakalan remaja di SMA Negeri 1 Enrekang dilakukan dengan pengamalan Nilai-nilai Pancasila terhadap siswa. Penerapan  Sila I (Mengucapkan salam dalam setiap kegiatan sehari-hari, berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan belajar mengajar, sholat berjamaah), Sila II (Sikap saling membantu antar sesama, Mengakui persamaan hak dan kewajiban), Sila III (Memiliki rasa bangga menjadi bangsa Indonesia), Sila IV (Memberikan kebebasan menyampaikan usul membangun, menyelesaikan segala sesuatu dengan musyawarah dan mufakat), Sila V (Memiliki sikap adil kepada seluruh siswa).Faktor pendukung dalam mencegah kenakalan remaja di SMA Negeri 1 Enrekang datang dari Kepala sekolah, Guru, siswa serta sarana dan pra sarana yang mendukung dan adanya hubungan sosial serta pola pikir siswa. Faktor penghambat dalam mencegah kenakalan remaja di SMA Negeri 1 Enrekang adalah Keterbatasan alokasi waktu memberikan pembinaan dan bimbingan Guru Pendidikan kewarganegaraan dalam mengajar menggunakan alokasi dua jam mata pelajaran, Pergaulan teman sebaya, Orangtua peserta didik tidak memenuhi panggilan dari pihak sekolah, dan sikap masa bodoh peserta didik terhadap nasihat guru.Kata kunci: Nilai Pancasila, Kenakalan, Remaja
The Implementation Of Instructional Materials Development Based On Inside Outside Circle (IOC) For Students’ Sociology Education Of Megarezky University Akhiruddin Akhiruddin; Sujarwo Sujarwo
JED (Jurnal Etika Demokrasi) Vol 5, No 1 (2020): JED (Jurnal Etika Demokrasi)
Publisher : Universitas of Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.47 KB) | DOI: 10.26618/jed.v5i1.3041

Abstract

Inside Outside Circle (IOC) is the inner - outer circle group that emphasizes students’ activities to be active in sharing information with their group of friends.This research aimed to develop instructional materials based on inside-outside-circle (IOC) in sociology students of Megarezky University.The development model used is Four-D Model which consists of 4 stages of development namely define, design, develop and disseminate. The instruments of this study used observation, questionnaire, test and documentation. The result of the research showed that IOC model had good quality which met valid, practical, and effective product criteria. It can be concluded that IOC model is one of the improvement from cooperative learning model. Based on practicality, lecturers of teaching and learning can implement IOC learning model in universities (classrooms). then all students achieved individually in teaching and learning courses, it means that students' learning outcomes reached the classical graduation criteria that had been set, that was 100% of students passed. It means that they met the criteria that set the teaching and learning course.It shows instructional materials with IOC model that had been developed consisting of semester lesson plan (RPS), students learning outcomes assessment sheets (LPHBM) that can be used in teaching and learning courses in general and especially in sociology education of Megarezky university.Keywords: Development of Learning Devices, Inside-outside-circle (IOC) model, Instructional Material, Model pembelajaran berbasis Inside Outside Circle (IOC) adalah kelompok dalam-luar lingkaran yang menekankan kegiatan mahasiswa untuk aktif dalam berbagi informasi dengan teman-teman kelompok mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berbasis IOC pada mahasiswa penddikan sosiologi Universitas Megarezky. Model pengembangan yang digunakan adalah Model Empat-D yang terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu mendefinisikan, mendesain, mengembangkan dan menyebarluaskan. Instrumen penelitian ini menggunakan observasi, angket, tes dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model IOC memiliki kualitas baik yang memenuhi kriteria produk yang valid, praktis, dan efektif. Dapat disimpulkan bahwa model IOC adalah salah satu perbaikan dari model pembelajaran kooperatif. Berdasarkan kepraktisan, dosen pengajaran dan pembelajaran dapat menerapkan model pembelajaran IOC di universitas (ruang kelas). Dan kemudian semua mahasiswa berprestasi secara individu matakuliah Belajar dan Pembelajaran, itu berarti bahwa hasil belajar siswa mencapai kriteria kelulusan klasik yang telah ditetapkan, yaitu 100% siswa lulus, mahasiswa memenuhi kriteria yang menetapkan pengajaran dan pembelajaran tentu saja Ini menunjukkan bahan ajar dengan model IOC yang telah dikembangkan terdiri dari rencana pembelajaran semester (RPS), dan lembar penilaian hasil belajar siswa (LPHBM)) dapat digunakan dalam pengajaran belajar dan pembelajaran pada prodi pendidikan sosiologi Universitas MegarezkyKata Kunci: Pengembangan Perangkat Pembelajaran, Model inside-Outside-Circle (IOC), Bahan Ajar
Hubungan antara Kedisiplinan Siswa dengan Hasil Belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Siswa Kelas XII di SMA Somba Opu Sungguminasa Kabupaten Gowa Afifah Saidatul; Rosleny Babo; Muhajir Muhajir
JED (Jurnal Etika Demokrasi) Vol 4, No 2 (2019): JED (Jurnal Etika Demokrasi)
Publisher : Universitas of Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (510.069 KB) | DOI: 10.26618/jed.v4i2.2390

Abstract

Disiplin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Biasanya siswa yang pandai adalah siswa yang disiplin. Penelitian ini bertujuan untuk hubungan antara kedisiplinan siswa dengan hasil belajar PPKn siswa SMA Somba Opu Sungguminasa Kabupaten Gowa. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitiannya yaitu seluruh siswa kelas XII SMA Somba Opu Sungguminasa Kabupaten Gowa yang berjumlah 30 siswa dengan seluruh populasi dijadikan sebagai sampel, teknik ini dinamakan sampling jenuh. Variabel penelitian meliputi kedisiplinan siswa sebagai variabel bebas dan hasil belajar PPKn sebagai variabel terikat. Teknik pengumpulan data menggunakan angket siswa, dokumentasi, dan observasi. Uji prasyarat analisis menggunakan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tingkat kedisiplinan siswa sebesar 86,419% dan tingkat hasil belajar siswa sebesar 83,7% keduanya termasuk kategori sangat baik. (2) nilai koefisien korelasi sebesar 0,605. Oleh karena rhitung   rtabel atau 0,605 0,374, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Simpulan penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kedisiplinan siswa dengan hasil belajar PPKn siswa SMA Somba Opu Sungguminasa Kabupaten Gowa. Diharapkan semua pihak terutama guru memperhatikan dan meningkatkan kedisiplinan siswa sehingga akan mencapai hasil belajar yang optimal.Kata kunci: Kedisiplinan, Hasil Belajar, Siswa, PPKn.
The Environment Management of Inclusive Schools at Primary Schools Widya Widya; Rifma Rifma
JED (Jurnal Etika Demokrasi) Vol 5, No 1 (2020): JED (Jurnal Etika Demokrasi)
Publisher : Universitas of Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.833 KB) | DOI: 10.26618/jed.v5i1.2956

Abstract

This Research is aimed at describing the management of inclusive schools which can be used as a reference for principals, teachers and stakeholders in the management of inclusive school environments. This article is the result of a qualitative descriptive study conducted at SDN 33 Payakumbuh. The informants of this study were the school principal, class teacher, special assistant teacher (GPK) and students. Collection techniques use observation, interviews and documentation. Data were analyzed through three pairs namely data reduction, data presentation, and concluding. The results showed that the inclusion of Environmental Management in SDN 33 Payakumbuh was carried out in two aspects, namely physical accessibility and fostering a conducive environment. Both aspects have not been fulfilled optimally by the school. In terms of physical accessibility, it still requires facilities and infrastructure that do not meet the service standards of Children with Special Needs. The results also show facts about the synergy and cooperation of parties ranging from school principals, teachers, administrative staff, students and parents to foster a conducive inclusive school environment.Keywords: Management, Environment, Elementary School, InclusionArtikel ini, bertujuan untuk mendeskripsikan manajemen lingkungan sekolah inklusi yang dapat dijadikan salah satu rujukan kepala sekolah, guru dan stakeholder dalam mengelolaan lingkungan sekolah inklusif. Artikel ini merupakan hasil penelitian deskriptif kualitatif yang dilaksanakan di SDN 33 Payakumbuh. Informan dalam penelitian ini adalah Kepala sekolah, Guru kelas, Guru pendamping Khusus (GPK) dan siswa. Tehnik pengumpulan menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisis melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Manajemen lingkungan sekolah inklusi di SDN 33 Payakumbuh dilaksanakan dalam dua aspek yakni aksessbilitas fisik dan menumbuhkan iklim yang kondusif. Kedua aspek ini belum terpenuhi oleh sekolah secara optimal. Ditinjau dari aksebilitas fisik masih terdapat sarana dan prasarana yang tidak memenuhi standar pelayanan Anak Berkebutuhan Khusus. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat sinergi dan kerjasama berbagai pihak mulai dari kepala sekolah, guru, staf administrasi, siswa dan orang tua untuk menumbuhkan lingkungan sekolah inklusif yang kondusif.Kata Kunci: Manajemen, Lingkungan, Sekolah Dasar, Inklusi

Page 5 of 22 | Total Record : 211