cover
Contact Name
Siti Juariah
Contact Email
sitijuariah@univrab.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
sitijuariah@univrab.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota pekanbaru,
Riau
INDONESIA
Klinikal Sains (Jurnal Analis Kesehatan)
Published by Universitas Abdurrab
ISSN : 23384921     EISSN : 26141515     DOI : -
Jurnal klinikal sains program studi analis kesehatan adalah jurnal ilmiah yang membahas tentang kompetensi analis kesehatan yang meliputi kompetensi Mikrobiologi, Hematologi, Parasitologi, Imunoserologi, Toxikologi, dan Kimia Klinik. Jurnal klinikal sains akan terbit setiap enam bulan, dalam satu periode setiap tahun ajaran akan terbit dua kali yakni pada bulan Juni dan Desember.
Arjuna Subject : -
Articles 119 Documents
ANALISIS BORAKS PADA JAJANAN ANAK YANG DIJUAL DI SDN 18 DAN SDN 20 KOTA PEKANBARU Rosa Devitria; Harni Sepryani
Klinikal Sains : Jurnal Analis Kesehatan Vol 6 No 1 (2018): Juni
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.044 KB)

Abstract

Jajanan di lingkungan sekitar sekolah dan umumnya rutin dikonsumsi oleh sebagian besar anak usia sekolah. Penambahan zat makanan yang berbahaya yaitu natrium tetraborat membuat orang tua siswa menjadi khawatir. Natrium tetraborat yang lebih dikenal dengan nama boraks dinyatakan dalam bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam makanan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1168/Menkes/Per/X/1999, tetapi pada kenyataannya masih banyak bentuk penyalahgunaan dari zat tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis boraks yang terdapat pada jajanan secara kualitatif dengan uji nyala api dan kuantitatif menggunakan Spektrofotometer UV-Vis. Berdasarkan uji kualitatif, dari 5 sampel yang dibeli, terdapat 2 sampel yang positif mengandung boraks, yaitu terjadi perubahan warna nyala api menjadi warna nyala hijau. Sampel positif mengandung boraks yaitu martabak mini dan somai ikan. Kadar boraks pada sampel makanan martabak mini yaitu sebesar 3,2272 ppm. Kadar boraks pada sampel makanan somai ikan yaitu sebesar 2,2356 ppm.
UJI MORTALITAS LALAT RUMAH (Musca domestica) SETELAH PEMBERIAN EKSTRAK KULIT DUKU (Lansium domesticum Corr.) Darmadi Adi; Desi Anita
Klinikal Sains : Jurnal Analis Kesehatan Vol 6 No 1 (2018): Juni
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.188 KB)

Abstract

Lalat rumah (Musca domestica) merupakan serangga yang membawa bibit penyakit yang bersumber dari sampah, limbah buangan rumah tangga dan sumber kotoran lainnya. Salah satu penyakit yang sering ditularkan oleh lalat rumah (Musca domestica) adalah diare. Upaya pengendalian dan pemberantasan lalat yaitu dengan penggunaan insektisida alami. Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai insektisida alami adalah ekstrak kulit duku (Lansium domesticum Corr.). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mortalitas lalat rumah (Musca domestica) serta mengetahui senyawa yang terkandung dalam ekstrak kulit duku. Penelitian menggunakan metode eksperimental laboratory dengan design penelitian posttest only control group design. Ekstrak kulit duku dibuat dengan beberapa konsentrasi yaitu 5%, 10% dan 15% kemudian disemprotkan pada lalat rumah dan diamati selama 1 jam. Berdasarkan hasil penelitian esktrak kulit duku mengandung senyawa flavonoid, saponin dan triterpenoid. Rerata kematian lalat rumah (Musca domestica) pada konsentrasi 5% mampu membunuh 5 ekor dalam waktu 27 menit, 10% mampu membunuh 5 ekor dalam waktu 18 menit, sedangkan 15% mampu membunuh 5 ekor lalat rumah dalam waktu 12 menit. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit duku (Lansium domesticum Corr.) berfungsi sebagai insektisida alami disebabkan adanya senyawa metabolit sekunder yang aktif dalam membunuh lalat rumah (Musca domestica). Kata Kunci : Insektisida, Musca domestica, Lansium domesticum Corr.
TOKSISITAS EKSTRAK DAUN MATOA (Pometia pinnata) TERHADAP LARVA (Artemia salina L) DENGAN METODE BRINE SHRIMP LETHALITY TEST Alfin Surya
Klinikal Sains : Jurnal Analis Kesehatan Vol 6 No 1 (2018): Juni
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.634 KB)

Abstract

Matoa (Pometia pinnata) adalah salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai tanaman obat. Orang menggunakan matoa pada buah saja sementara bagian lain seperti daun masih sedikit dimanfaatkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun etil asetat mengandung senyawa fenolik dan flavonoid. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi toksisitas ekstrak etil asetat daun matoa terhadap larva Artemia salina menggunakan metode BSLT. Hasil yang diperoleh dianalisis oleh tabel probit untuk menemukan nilai LC50 (Lethal Concentration 50). Nilai LC50 diperoleh berdasarkan uji toksisitas ekstrak etil asetat daun matoa pada 183 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak tersebut sangat toksik terhadap uji mortalitas larva Artemia.
PEMANFAATAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU SEBAGAI MEDIA ALTERNATIF PERTUMBUHAN Bacillus sp. Siti Juariah; Wulan Puspa Sari
Klinikal Sains : Jurnal Analis Kesehatan Vol 6 No 1 (2018): Juni
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.504 KB)

Abstract

Media yang paling sering digunakan untuk pemeriksaan mikrobiologi salah satunya adalah Nutrient agar karena sebagai media umum, namun harga media tersebut mahal. Limbah cair tahu adalah salah satu bahan alami yang mengandung protein cukup tinggi dan harganya murah sementara limbahnya belum dimanfaatkan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karateristik dan jumlah koloni pada Bacillus sp. pada media alternatif dari limbah cair tahu. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperiment laboratory. Bedasarkan hasil penelitian, karateristik koloni Bacillus sp. pada media Nutrient agar dan media limbah cair tahu berbentuk bulat, elevasi datar, tepi koloni tidak rata, permukaan kasar dan tidak berlendir. Ukuran dan warna koloni bakteri pada media Nutrient agar berdiameter 1 – 2,5 mm dan berwarna putih, sedangkan pada media limbah cair tahu berukuran 2,5 mm. Adapun total koloni media limbah cair tahu pada kosentrasi 8% pada pengenceran 10-4 dan Nutrient agar pada pengulangan 1, dan 2, berturut-turut yaitu 102 x 10-4 CFU/mL. Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa media limbah cair industri tahu dapat digunakan sebagai media alternative untuk pertumbuhan Bacillus sp.
OPTIMALISASI ASAM KLORIDA PADA PROSES HIDROLISIS LIMBAH AMPAS SAGU(Metroxylon,sp) TERHADAP KADAR GLUKOSA Rosa Devitria
Klinikal Sains : Jurnal Analis Kesehatan Vol 6 No 2 (2018): Desember
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ampas sagu belum banyak dimanfaatkan sampai saat ini, sehingga banyak yang dibuang limbahnya tanpa diolah terlebih dahulu. Ampas sagu ini mengandung pati yang cukup tinggi, dimana pati-pati tersebut terikat kuat dengan lignoselulosa (selulosa, hemiselulosa, dan lignin). Selulosa yang terdapat pada ampas sagu dapat diubah menjadi glukosa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi optimum Asam Klorida pada saat proses hidrolisis terhadap kadar glukosa yang diperoleh. Konsentrasi asam klorida yang digunakan adalah 1 N, 2 N, 3 N, 4 N, dan 5 N. Proses hidrolisis dilakukan dengan menggunakan Asam Klorida dengan perbandingan 1:10 (w/v) pada suhu 80ºC selama 60 menit, setelah itu dianalisa secara kuantitatif dengan metode Nelson-Somogyi untuk mengetahui kadar glukosa. Hasil penelitian menujukan bahwa konsentrasi optimum Asam Klorida pada penelitian adalah 3 N yang menghasilkan rata-rata glukosa sebesar 52,26 ppm
PERBEDAAN JUMLAH LEUKOSIT DARAH EDTA DIPERIKSA SEGERA DAN DITUNDA 2 JAM Dewi Permata Sari; Darmadi darmadi
Klinikal Sains : Jurnal Analis Kesehatan Vol 6 No 2 (2018): Desember
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemeriksaan laboratorium khususnya leukosit banyak diminta para dokter untuk menegakkan diganosis penyakit dan menentukan prognosis yang tepat. Tetapi masih dijumpai ketidaksesuaian antara hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan dengan keadaan klinis pasien, hal ini dapat diakibatkan pemeriksaan laboratorium yang tidak sesuai prosedur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan jumlah leukosit darah EDTA diperiksa segera dan ditunda 2 jam. Penelitian tentang perbedaan jumlah leukosit dengan menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian didapatkan rata-rata jumlah leukosit dara EDTA diperiksa segera adalah 6790 sel/mm³, sedangkan rata-rata jumlah leukosit darah EDTA ditunda 2 jam adalah 6780 sel/mm³. Hasil uji statistiknya 0,662 dengan T tabel 1,699 menunjukkan bahwa T hitung lebih kecil dari T tabel dimana tidak terdapat perbedaan yang bermakna, dimana nilai T hitung lebih besar dari a (0,05) berarti Ho diterima, yakni tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara hitung jumlah leukosit darah EDTA diperiksa segera dan ditunda 2 jam.
UJI DAYA HAMBAT Klebsiella pneumonia MENGGUNAKAN EKSTRAK KULIT NANAS (Ananas comosus L. Merr) Siti Juariah; M. Rizqi Adillah
Klinikal Sains : Jurnal Analis Kesehatan Vol 6 No 2 (2018): Desember
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bakteri Klebsiella pneumoniae merupakan bakteri gram negatif berbentuk batang yang merupakan salah satu bakteri pathogen yang penting dirumah sakit karena dapat menyebabkan infeksi nosokomial. Nanas (Ananas comosus L. Merr) merupakan tanaman buah yang mengandung seyawa tannin, flavonoid, steroid dan triterpenoid yang diduga memiliki efek anti bakteri untuk menghambat pertumbuhan bakteri Klebsiella pneumoniae. Tujuan dari penilitian ini adalah untuk menentukan diameter zona hambat ekstrak kulit nanas terhadap bakteri Klebsiella pneumoniae. Jenis penilitian yang digunakan dalam penilitian ini adalah Eksperimental Laboratory secara invitro. Hasil penilitian ini menunjukkan bahwa ekstrak kulit nanas dapat menghambat pertumbuhan Klebsiella pneumoniae ditunjukan dengan terbentuknya zona hambat pada konsentrasi 7,5% terbentuk zona hambat 7,3 mm dan pada konsentrasi 10% menghasilkan zona 1,9 mm. Hal ini menunjukan ekstrak kulit nanas dapat digunakan untuk menghambat bakteri Klebsiella pneumonia.
UJI ORGANOLEPTIK TEPUNG DARI KULIT BUAH DURIAN Harni Sepryani
Klinikal Sains : Jurnal Analis Kesehatan Vol 6 No 2 (2018): Desember
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengujian organoleptik pada suatu bahan makanan merupakan pengujian yang dilakukan berdasarkan pada proses penginderaan. Bagian organ tubuh yang berperan dalam penginderaan antara lain mata, telinga, indera pencicip, indera pembau, dan indera peraba atau sentuhan. Kulit buah durian selama ini dibuang dan tidak dimanfaatkan. Pemanfaatan kulit durian sebagai pembuatan tepung merupakan metode alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi pencemaran lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui uji organoleptik yaitu aroma, rasa, dan tekstur tepung kulit durian. Uji organoleptik tepung kulit durian di setiap parameter dibandingkan dengan tepung tapioka dan tepung terigu. Hasil yang didapatkan dari uji organoleptik aroma mendapatkan skor 3 yaitu cukup baik. Uji organoleptik rasa mendapatkan skor 2 yaitu baik, sedangkan uji organoleptik tekstur mendapatkan skor 1 sangat baik.
EFEKTIVITAS PEMBERIAN EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya L) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli dan Shigella dysenteriae Siti Hartini; Eliya Mursyida
Klinikal Sains : Jurnal Analis Kesehatan Vol 7 No 1 (2019): JUNI
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.528 KB) | DOI: 10.36341/klinikal_sains.v7i1.590

Abstract

Escherichia coli (E. coli) dan Shigella dysenteriae (S. dysenteriae) merupakan bakteri penyebab diare. Salah satu tumbuhan yang dapat digunakan sebagai pengobatan untuk diare adalah daun pepaya. Daun papaya memiliki kandungan senyawa aktif seperti papain, tanin, alkaloid, flavonoid, fenol, saponin, dan steroid yang diduga memiliki efek antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas pemberian ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) dengan berbagai konsentrasi terhadap pertumbuhan bakteri E. coli dan S. dysenteriae. Penelitian ini menggunakan rancangan post-test only with control group dengan metode difusi kertas cakram (Kirby-Bauer). Zona hambat yang terbentuk diukur menggunakan jangka sorong dan dianalisis menggunakan uji One Way ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun papaya dapat menghambat pertumbuhan bakteri E. coli dan S. dysenteriae secara in-vitro. Analisis uji statistika didapatkan (p<0,05) yang artinya terdapat perbedaan nyata antar kelompok perlakuan setelah pemberian ekstrak daun pepaya terhadap pertumbuhan bakteri E. coli dan S. dysenteriae.
PENGARUH LAMANYA PENCAHAYAAN TERHADAP KADAR BILIRUBIN TOTAL METODE KOLORIMETRIC DIAZO fitri fadhilah
Klinikal Sains : Jurnal Analis Kesehatan Vol 7 No 1 (2019): JUNI
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.715 KB) | DOI: 10.36341/klinikal_sains.v7i1.597

Abstract

Pemeriksaan laboratorium klinik merupakan system yang dapat menentukan keputusan mengenai suatu diagnosis penyakit melalui hasil laboratorium. Pemeriksaan laboratorium klinik dengan hasil yang berkualitas sangat diperlukan, salah satu pemeriksaan laboratorium yang harus dijaga kualitasnya adalah tentang penanganan sampel. Penanganan sampel yang baik memberikan hasil penanganan spesimen yang akurat, pemeriksaan yang membutuhkan penanganan sampel yang baik seperti pada pengukuran bilirubin karena mudah berubah ke stabilannya sehingga perlu pemeriksaan segera. Jenis penelitian ini merupakan eksperimen yaitu melakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui stabilitas kadar bilirubin total serum yang terpapar cahaya dan tidak terpapar cahaya selama 3 jam. Berdasarkan uji Anova didapatkan hasil sampel yang terpapar cahaya di 30 menit pertama penurunan kadar bilirubin sekitar 4% sedangkan setelah 1 jam penurunan sebanyak 10% dan pada waktu 3 jam penurunan kadar bilirubin total pada sampel sebesar 25%. Kesimpulannya yaitu, terdapat pengaruh yang signifikan terhadap lamanya serum yang terpapar cahaya, cahaya saja dapat mempengaruhi kadar bilirubin total serum sebanyak 10 persen dalam kurun waktu 1 jam dan 25 persen dalam kurun waktu 3 jam, dan waktu maksimal yang dibutuhkan dalam mempertahankan kadar bilirubin hanya sekitar 30 menit.

Page 4 of 12 | Total Record : 119