cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. probolinggo,
Jawa timur
INDONESIA
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
ISSN : -     EISSN : 25797913     DOI : https://doi.org/10.33006/ji-kes.v6i1.307
Core Subject : Health,
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan): jurnal hasil penelitian di bidang kesehatan JI-KES diterbitkan oleh LPPM Stikes Hafshawaty Zainul Hasan yang terbit sejak bulan Agustus 2017. JI-KES terbit secara berkala dua kali setahun. JI-KES berisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian dalam bidang kesehatan seperti: keperawatan, kebidanan, kesehatan masyarakat, gizi, farmasi, dan lain-lain. Pengelola menyambut baik kontribusi dalam bentuk artikel dari para dosen peneliti, dan pakar di bidang kesehatan untuk dipublikasikan di jurnal ini. Naskah yang dikirim harus asli dan belum pernah dipublikasikan di media lain.
Arjuna Subject : -
Articles 13 Documents
Search results for , issue "Vol. 6 No. 1 (2022): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)" : 13 Documents clear
Hubungan Level Aktivitas Fisik dan Pola Konsumsi Makanan dengan Status Gizi Mahasiswa Nor Isna Tauhidah; Evy Noorhasanah
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol. 6 No. 1 (2022): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33006/ji-kes.v6i1.306

Abstract

AbstrakPandemi Covid-19 memberikan dampak pada perubahan kebiasaan mahasiswa terutama kondisi sedentary lifestyle akibat banyaknya kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara virtual dan berubahnya pola konsumsi makan. Status gizi dapat dipengaruhi oleh asupan gizi yang dikonsumsi dan aktivitas fisik yang dilakukan sehari-hari, dimana gizi yang baik dapat meningkatkan daya tahan tubuh sehingga penting memperhatikan faktor yang dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan level aktivitas dan  pola makan dengan status gizi pada mahasiswa tingkat satu. Desain penelitian ini merupakan penelitian korelasi dengan pendekatan cross sectional. menggunakan uji Spearman Rank. Sampel berjumlah 105 orang menggunakan tehnik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara level aktivitas fisik dengan status gizi, dan ada hubungan antara  variabel pola konsumsi makan dengan status gizi. Status gizi seseorang bisa diperbaiki atau dikontrol dengan meningkat pola konsumsi makan kearah yang lebih baik dan bisa didukung dengan aktifitas fisik sesuai dengan kemampuan tubuh masing-masing orang, guna mencegah munculnya berbagai penyakit akibat kurangan ataupun kelebihan gizi.Kata kunci: aktifitas fisik, pola konsumsi makanan, status giziAbstractThe Covid-19 pandemic has had an impact on alterations in student behavior, particularly the state of sedentary lifestyles as a result of the numerous virtual learning activities and alterations in eating habits. Good nutrition can boost body resistance, thus it's necessary to pay attention to things that can affect a person's nutritional status. Nutritional status can be changed by nutritional intake taken and daily physical activity. This study aims to determine the relationship between activity levels and eating patterns with nutritional status in first-year students. The design of this study is a correlation study with a cross sectional approach using the Spearman Rank test. 105 people make up the purposive sampling sample. The findings revealed a relationship between the variables of food intake patterns and nutritional status, but not between the amount of physical activity and nutritional status. In order to prevent the appearance of various diseases owing to lack of or excess nutrition, a person's nutritional status can be improved or regulated by increasing food consumption patterns in a healthier direction and can be supported by physical activity according to each person's body's capabilities.Keywords: physical activity, food consumption patterns, nutritional status
Hubungan Kepatuhan Perawat dalam Pelaksanaan Standar Prosedur Operasional (SPO) Pemasangan Infus dengan Tanda-Tanda Phlebitis Beti Kusumawati; Rahmawati Maulidia; Risna Yekti Mumpuni
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol. 6 No. 1 (2022): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33006/ji-kes.v6i1.307

Abstract

AbstrakRisiko terjadinya phlebitis akan meningkat seiring dengan tindakan pemasangan infus yang kurang baik atau tidak mengacu pada SPO rumah sakit. Penelitian bertujuan menganalisis hubungan kepatuhan perawat dalam pemasangan infus sesuai SPO dengan tanda-tanda phlebitis di Ruang 19 RSUD Dr.Saiful Anwar Malang. Desain analitik korelasional dengan desain cohort. Responden sejumlah 44 pasien yang dipilih menggunakan non-probability sampling dengan teknik purposive sampling. Responden perawat sejumlah 23 perawat di Ruang 19 RSUD Dr.Saiful Anwar Malang. Data dikumpulkan dengan lembar observasi pemasangan infus dan visual infusion phlebitis score. Analisa data menggunakan uji Spearman Rho dengan α = 0,05. HasilXpenelitianXmenunjukan sejumlah 38 pasien (86,4%) dilakukan pemasangan infus sesuai SPO. Sejumlah 37 pasien (84,1%) tidak mengalami tanda-tanda phlebitis. Hasil uji statistik Spearman Rho menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara kepatuhan perawat dalam melakukan pemasangan infus sesuai SPO dengan tanda-tanda kejadian phlebitis di Ruang 19 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang dengan nilai nilai p = 0,013 atau p < 0,05. Kesimpulan: Kepatuhan perawat dalam melakukan pemasangan infus sesuai SPO berhubungan dengan tanda-tanda kejadian phlebitis. Disarankan bagi perawat untuk meningkatkan kepatuhan pemasangan infus sesuai SPO yang telah ditetapkan oleh rumah sakit untuk meminimalkan terjadinya phlebitis pada pasien selama rawat inap.Kata kunci  : Phlebitis, Pemasangan Infus, Kepatuhan AbstractHigh rates of phlebitis point to poor service quality, a rise in improper intravenous catheter placement, or a deviation from accepted practices. The purpose of the study was to examine the connection between phlebitis and nurse compliance with standard technique for inserting an intravenous catheter in Room 19 of Dr. Saiful Anwar Hospital Malang. Cohort design was used in the correlational analytic study design. 44 patients were the respondents, chosen by a procedure known as purposive sampling In this study, 23 nurses served as responders. Instruments utilized include the Visual Infusion Phlebitis Score sheet and the observation sheet for inserting the intravenous catheter. The data was analyzed using Spearman Rho test with α = 0.05. The study showed most of respondents amount 38 patients (86.4%) Infusion was carried out in accordance with SOP. Most of respondent amount 37 patients (84.1%) did not experience any signs of phlebitis. Results of spearman rho statistical test showed a significant relationship between nurse compliance in standard operational procedures (SOP) implementation on intravenous catheter insertion with phlebitis signs (p value = 0.013 or p <0.05). Conclusion: The insertion of an intravenous catheter in Room 19 of the Dr. Saiful Anwar Hospital in Malang is significantly correlated with nurse compliance with standard operational procedures (SOP) implementation. To reduce the likelihood of phlebitis during hospitalization, nurses should introduce intravenous catheters with greater compliance with SOP.Keywords    : Phlebitis, IV Catheter Insertion, Compliance
Evaluasi Kualitas Sediaan Packed Red Cells Hasil Pemrosesan Metode Top and Top Wiwit Sepvianti; Serafica Btari Christiyani Kusumaningrum; Ikrimah Nafilata; Arum Sari; Aulia Rahman
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol. 6 No. 1 (2022): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33006/ji-kes.v6i1.333

Abstract

ABSTRAKSediaan packed red cells dapat diperoleh melalui beberapa metode pemrosesan di antaranya adalah metode top and top, top and bottom serta leukodepleted. Di antara ketiga metode tersebut metode top and top adalah metode yang paling banyak digunakan di berbagai unit pelayanan darah. Pada penelitian ini dilakukan evaluasi kualitas packed red cells metode top and top dengan parameter uji kadar hemoglobin, residual leukosit, hematokrit dan pH darah. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah observasional. Hasil pengujian menunjukkan bahwa rerata kadar hemoglobin diperoleh sebesar 49,02±5,51gram/unit, telah melebihi standar minimal hemoglobin yaitu 45gram/ unit. Selaras dengan kadar hemoglobin, kadar hematokrit juga berada pada kisaran ideal 65-75% dengan rerata kadar hematokrit sebesar 70,45±5,36%. Nilai pH darah kantong terukur berada pada rentangan 7,348±0,064, nilai ini sesuai dengan kriteria packed red cells yang baik yaitu memiliki kadar pH>6,71. Adapun parameter yang belum sesuai dengan standar adalah kadar residual leukosit.  Packed red cells yang baik seharusnya memiliki residual leukosit <1,2x109sel/unit sedangkan pada penelitian ini diperoleh rerata residual leukosit sebesar (3,66±0,41)x109sel/unit yang menunjukkan jumlah leukosit tertinggal masih berada pada jumlah yang cukup banyak. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan dapat dinyatakan bahwa packed red cells hasil pemrosesan top and top memiliki kualitas baik dari segi kadar hemoglobin, hematokrit dan pH darah namun kurang baik ditinjau dari level residual leukositnya.Kata kunci: hemoglobin, hematokrit, ph darah, packed red cells, residual leukositABSTRACTPacked red cells(PRC) could be obtained by several processing methods such as top and top, top and bottom and leuko-depleted methods. However, the most widely used method in the blood service unit is the top and top method. Therefore, this research was conducted to evaluate the quality of PRC produced from the top and top method with the haemoglobin level, leukocytes residual, hematocrit, and blood pH parameters. The research method used is observational. In addition, this study was performed to know the QC standard accomplishment. The results showed that the average haemoglobin level was 49,02±5,51gram/unit and reached the minimum (45gram/unit).  The average of hematocrit also reached the minimum standard (65-75%) since it obtained  70,45±5,36%. The pH also had included in the sufficient criteria since it had 7,348±0,064, as pH needs to be >6,71. However, the level of the residual leukocyte had not reached the minimum standard yet (1,2x109cells/unit) since the residual leukocytes of PRC in this research were obtained (3,66±0,41)x109cells/unit. It showed that there were a high proportion of leukocytes left. Overall, based on the evaluation, it was concluded that the PRC produced from the top and top method had better quality in the haemoglobin level, hematocrit, and pH but not in the residual leukocyte level. Keywords: hemoglobin, hematocrit, blood pH, packed red cells, residual leukocytes  
Hubungan Program Pembangunan Keluarga dengan Kelangsungan Penggunaan Kontrasepsi di Provinsi Jambi Farid Agushybana; Risqi Khusnul Khotimah; Kharisma Olivia Anugrah Cahyani; Islakhiyah Mushoddiq
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol. 6 No. 1 (2022): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33006/ji-kes.v6i1.367

Abstract

ABSTRAKProgram pembangunan keluarga bertujuan untuk mencapai keluarga yang berkualitas dan sejahtera. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan program ini adalah dengan menggunakan dan menjaga kelangsungan penggunaan kontrasepsi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara program pembangunan keluarga dengan kelangsungan penggunaan kontrasepsi di Provinsi Jambi. Penelitian ini mengunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif dengan desain cross-sectional study dan menggunakan pendekatan Analisis Data Sekunder (ADS) SKAP 2018. Analisis statistik digunakan untuk menguji variabel penelitian. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat hubungan antara usia ibu, tingkat pendidikan, persepsi tentang jumlah anak ideal, jumlah anak yang terlahir hidup dan tempat pemberian pelayanan kontrasepsi terakhir dengan keberlangsungan penggunaan alat kontrasepsi pada WUS di Provinsi Jambi dengan nilai p <0,05. Selain itu, tersedianya akses informasi tentang program pembangunan keluarga juga berkontribusi pada kelangsungan penggunaan kontrasepsi meskipun tidak memiliki hubungan yang signifikan secara statistik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa WUS yang masih terus menggunakan alat kontrasepsi memiliki pengetahuan dan akses sumber informasi yang baik mengenai program pembangunan keluarga.Kata kunci: pembangunan keluarga, kontrasepsi, WUS.ABSTRACTThe family development program seeks to create thriving, high-quality families. Utilizing and maintaining a continuous contraceptive use regimen is one of the ways that this program's goals can be met.  The aim this study to analyze the factors that influence the relationship between family development programs and the continuity of contraceptive use in Jambi Province. This study uses descriptive quantitative research methods with a cross-sectional study design and uses the 2018 SKAP Secondary Data Analysis (ADS) approach. Statistics analyzes were used to test the research variables. Based on the results of the study, it is known that there is a relationship between maternal age, level of education, perceptions of the ideal number of children, number of children born alive, and the place where the last contraceptive service was provided and the continued use of contraceptives in WUS in Jambi Province with a p-value <0.05. In addition, even though there is no statistically significant correlation, the availability of information on family development programs influences the continued use of contraception. According to this study's findings, women who continue to take contraceptives are well-versed in family development initiatives.Keywords: family development, contraception, WUS
Pantang Makanan saat Anak Sakit sebagai Faktor Dominan Balita Stunting Hieronimus Amandus; Sudarto Sudarto; Irma Triyani Triyani; Vitria Wuri Handayani; Edita Linda; Titi Alina
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol. 6 No. 1 (2022): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33006/ji-kes.v6i1.372

Abstract

AbstrakLingkungan sosial budaya diperkirakan masih kuat melekat di masyarakat menjadi salah satu penyebab tingginya kasus balita stunting di Kabupaten Landak. Tujuan penelitian mempelajari hubungan aspek sosial budaya dalam transcultural nursing terhadap kejadian balita stunting usia 24 – 59 bulan.Jenis penelitian observasional analisis dengan rancangan cross sectional. Populasi penelitian adalah ibu dan balita usia 24-59 bulan. Besar sampel 149 responden, pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Analisa data univariat menggunakan distribusi frekuensi, analisa data bivariat menggunakan uji statistik chi square, regresi logistik sederhana dan t independent, sedangkan analisa data multivariat menggunakan uji statistik regresi logistic ganda model prediksi. Hasil penelitian yaitu jumlah anak di keluarga, usia ibu, tipe keluarga, pantang makanan saat anak sakit berhubungan dengan stunting berdasarkan analisa bivariat dengan p value < 0,05. Setelah dilakukan analisis multivariat, faktor pantang makan saat anak sakit merupakan faktor dominan dengan (Adjusted OR 2,4) (CI 95% 1,2208-5,0225) dan (p value 0,01). Studi ini mengukuhkan bahwa perilaku seorang individu akan dipengaruhi oleh lingkungan sosial budaya setempat dimana individu tersebut tinggal dan menetap. Kata kunci  : stunting, pantang makanan, transcultural nursingAbstractOne of the reasons for the high rate of stunting cases in Landak Regency is the socio-cultural context, which is thought to still be very strongly rooted in the community. The goal of the study was to ascertain how the occurrence of stunting in children between the ages of 24-59 months and socio-cultural characteristics of transcultural nursing relate to one another. Cross sectional observational analysis was used in this study. Mothers and toddlers between the ages of 24-59 months made up the sample population, and there were 149 respondents. Frequency distribution statistics were used in univariate data analysis, the chi-square statistical test in bivariate data analysis, t-independent simple logistic regression in multivariate data analysis, and multiple logistic regression statistical test prediction models in multivariate data analysis. The results of the study were the number of children in the family, maternal age, type of family, food taboo when the child was sick and related to stunting based on bivariate analysis with p value<0.05. After multivariate analysis was performed, the factor of abstinence from eating when the child was sick was the dominant factor with (Adjusted OR 2.4) (95% CI 1.2208-5.0225) and (p-value 0.01). This study confirms that an individual's behavior will be influenced by the local socio-cultural environment in which the individual lives and settles.Keywords    : stunting, food taboo, transcultural nursing
Implementasi Analisis Diskriminan dalam Pengelompokan Kinerja Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Nining Martiningtyas; Sri Suhandiah; Ayuningtyas Ayuningtyas
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol. 6 No. 1 (2022): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33006/ji-kes.v6i1.378

Abstract

AbstrakKesehatan merupakan komponen penting dimana penurunan derajat kesehatan akan dapat menimbulkan berbagai kerugian ekonomi. Kabupaten Blitar telah berupaya meningkatkan penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di 248 desa/kelurahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengelompokan desa/ kelurahan berdasar capaian keberhasilan penerapan PHBS di kabupaten Blitar. Penelitian dilakukan secara kuantitatif dengan menyampaikan hasil deskriptif kuantitatif dan analisis diskriminan. Banyaknya sampel adalah 153 desa/kelurahan. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple dan stratified random sampling, dimana desa/kelurahan dikelompokkan berdasar kategori Indeks Risiko Sanitasi (IRS) desa/kelurahan yang diperoleh dari hasil studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) di kabupaten Blitar. Hasil pengujian menunjukkan bahwa secara umum penerapan PHBS di wilayah Blitar telah cukup baik. Selain itu, kedua fungsi diskriminan yang dibentuk dapat digunakan untuk mengelompokkan capaian penerapan PHBS di desa/kelurahan kabupaten Blitar.Kata Kunci: Kinerja PHBS;  Analisis Diskriminan; kabupaten BlitarAbstractHealth is a very significant component which is decreased state will cause many economic degradations. The Blitar Regency has tried to increase the implementation of Clean and Healthy Life Behavior in 248 villages. This study aims to determine the grouping of villages based on the successful implementation of Clean and Healthy Life Behavior in the Blitar Regency. The research was conducted quantitatively by presenting quantitative descriptive results and discriminant analysis. The number of samples is 153 Villages. Sampling was done by simple and stratified random sampling, in which villages were grouped based on the Sanitation Risk Index (IRS) category of villages obtained from the results of the Environmental Health Risk Assessment (EHRA) study in Blitar Regency. The test findings demonstrate that Clean and Healthy Life Behavior has been successfully implemented in the Blitar area. The two discriminant functions can also be utilized to categorize the successes of the PHBS implementation in the village of Blitar district.Keywords:       PHBS performance; Discriminant Analysis; Blitar Regency
Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum Sanctum) Terhadap Kesembuhan Gingivitis Theodora Theodora; Enny Willianti; Ayu Cahyani Noviana; Wahyuni Dyah Parmasari
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol. 6 No. 1 (2022): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33006/ji-kes.v6i1.407

Abstract

AbstrakSalah satu tanaman herbal yang digunakan sebagai obat tradisional dan bersifat antibakteri adalah daun kemangi (ocimum sanctum) dengan bahan aktif minyak atsiri yang mengandung senyawa 1,8-cineole, b-bisabolene, methyl eugenol. Senyawa ini dapat mengakibatkan kerusakan pada membran sel bakteri sehingga menghambat pertumbuhan bakteri. Salah satu penyakit mulut yang umum terjadi adalah keradangan pada gingiva atau gingivitis. Tanda klinis gingivitis adalah kemerahan, hiperplasi, berkilat dan mudah berdarah. Penyebab utama adalah plak dan kalkulus. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh pemberian ekstrak daun kemangi (ocimum sanctum) terhadap kesembuhan gingivitis. Jenis penelitian true experiment, dengan rancangan pretest and postest control group design. Populasi sejumlah 450 mahasiswa kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya dengan besar sampel 36 mahasiswa yang diambil secara acak  dan memenuhi kriteria sampel. Hasil penelitian membuktikan bahwa ada perbedaan yang bermakna Gingival Index antara kelompok yang berkumur dengan larutan ekstrak daun kemangi dan kelompok yang berkumur dengan larutan aquadest. Kelompok yang berkumur dengan ekstrak daun kemangi memiliki selisih penurunan nilai rata-rata Gingival index lebih besar dibanding kelompok yang berkumur dengan aquadest yaitu pada kelompok yang berkumur dengan daun kemangi sebesar 1 dan yang berkumur dengan aquadest sebesar 0. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun kemangi dapat mempengaruhi kesembuhan gingivitis yang ditunjukkan dengan p value 0,000.Kata kunci: ekstrak daun kemangi (ocimum sanctum), gingivitis, Gingival Index     AbstractBasil (Ocimum sanctum) leaves are one of the herbal plants used as traditional medicine and an antibacterial. Essential oil, which comprises the molecules 1,8-cineole, b-bisabolene, and methyl eugenol, is the active component. These substances can harm bacterial cell membranes because they are soluble in ethanol. Bacterial growth is slowed down as a result. Gingivitis, or gingival inflammation, is one of the more typical dental illnesses. Gingivitis is characterized by redness, hyperplasia, shine, and bleeding easily. Plaque and calculus are the main contributors. This investigation's goal was to learn how basil leaf extract (Ocimum sanctum) supplementation affected gingivitis recovery. With a pretest and posttest control group design, the research is a legitimate experiment. The population is made up of 450 clinical clerks at the Faculty of Medicine, Wijaya Kusuma University, Surabaya, and the sample size was 36 students who were chosen at random and met the sample requirements.The results showed that there was a significant difference in the Gingival Index between the group that rinsed with a solution of basil leaf extract and the group that rinsed with aquadest solution. The group that gargled with basil leaf extract had a difference in the difference in the average value of the Gingival index that was greater than the group that rinsed with distilled water, namely the group that rinsed with basil leaves was 1 and those who rinsed with distilled water was 0. Basil leaf extract had a positive impact on gingivitis recovery with p value 0.000.Keywords: Basil (Ocimum sanctum) leaf extract, gingivitis, gingival index
Evaluasi Capaian Program Kesehatan Ibu Puskesmas X Kabupaten Badung Tahun 2020 Feni Sulistyawati
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol. 6 No. 1 (2022): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33006/ji-kes.v6i1.409

Abstract

Abstrak Kematian maternal seringkali disebabkan adanya komplikasi dari kehamilan dan persalinan. Millenium Development Goals (MDGs) menyatakan kematian maternal menjadi penghambat pencapaian sasaran dalam meningkatkan kesehatan ibu. Puskesmas sebagai layanan kesehatan primer memegang peranan penting dalam pencapaian tersebut. Pada tahun 2019 Puskesmas X memiliki rata-rata pencapaian cakupan indikator program kesehatan ibu sebanyak 106%. Pada tahun 2020 bertepatan dengan pandemi COVID-19 diperlukan evaluasi program kesehatan ibu. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari pencapaian indikator program kesehatan ibu di Puskesmas X Kabupaten Badung Tahun 2020. Pengumpulan data menggunakan data sekunder dengan analisis deskriptif. Hasil menunjukkan capaian indikator program kesehatan ibu tahun 2019 (106%) dan 2020 (118,22%). Terjadi penurunan rata-rata sasaran/ jumlah pasien pada semua indikator capaian program kecuali deteksi resiko tinggi oleh tenaga kesehatan. Secara umum terjadi peningkatan rata-rata capaian indikator program akibat penurunan rata-rata sasaran/ jumlah pasien yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan setempat dampak dari pandemi. Meski demikian rata-rata sasaran/ jumlah pasien mengalami penurunan. Diharapkan upaya perbaikan dilakukan sesuai dengan plan, do, check dan action (PDCA) dan peningkatan pemantauan oleh tenaga kesehatan pada tiap layanan kesehatan sehingga program dapat berjalan dengan lancar.Kata kunci  : Evaluasi, Program, Kesehatan IbuAbstractComplications during pregnancy and childbirth are frequently to blame for maternal deaths. Maternal mortality is a barrier to attaining targets for improving maternal health, according to the Millennium Development Goals (MDGs). This accomplishment is significantly aided by Public Health Centers as primary healthcare providers. The average indicator coverage for maternal health programs at Public Health Center X in 2019 was 106%. Evaluation of maternal health initiatives is required in 2020, the year of the COVID-19 pandemic.The purpose of this study was to study the achievement of maternal health program indicators at Puskesmas X, Badung Regency in 2020. Data collection used secondary data with descriptive analysis. The results show the achievement of maternal health program indicators in 2019 (106%) and 2020 (118.22%). There was a decrease in the average target/number of patients in all program achievement indicators except for high risk detection by health workers. In general, there was an increase in the average achievement of program indicators due to a decrease in the average target/number of patients set by the local Health Office as a result of the pandemic. However, the average target/number of patients has decreased. It is hoped that improvement efforts will be carried out in accordance with the plan, do, check and action (PDCA) and increased monitoring by health workers in each health service so that the program can run smoothly.Keywords    : Evaluation, Program, Maternal Health
Pemodelan Spasial Kasus Kematian Akibat Covid-19 di Provinsi Jawa Timur Tahun 2020 Herti Maryani; Lusi Kristiana; Dinda Galuh Guminta
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol. 6 No. 1 (2022): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33006/ji-kes.v6i1.412

Abstract

AbstrakProvinsi Jawa Timur merupakan provinsi yang mempunyai jumlah kasus kematian yang tinggi dibanding dengan provinsi lain di Indonesia. Tujuan penelitian adalah melakukan pemodelan kematian akibat Covid-19 di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2020, menggunakan analisis Geographically Weighted Regression (GWR). Analisis GWR merupakan pengembangan dari regresi linier dengan parameter model yang berbeda di setiap pengamatan (wilayah).  Data yang dianalisis adalah data sekunder dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur. Jumlah kematian akibat covid-19 di Jawa Timur mencapai 84.152 jiwa sampai dengan bulan Desember 2020. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi kematian akibat Covid-19 di sebagian besar wilayah Provinsi Jawa Timur adalah jumlah dokter umum di Rumah Sakit dan jumlah pelayanan kesehatan penyakit Diabetes Melitus, sedangkan variable lainnya yang berpengaruh signifikan adalah pelayanan kesehatan penderita Hipertensi dan  jumlah Rumah Sakit Umum. Analisis GWR menghasilkan  pemodelan jumlah  kematian akibat Covid-19 di Jawa Timur  dengan koefisien determinasi yang lebih tinggi dibanding pemodelan secara global. Pemodelan secara geografis menghasilkan 5 kelompok kabupaten/kota, dengan variabel jumlah dokter umum di Rumah Sakit dan pelayanan kesehatan Diabetes Melitus yang cukup berpengaruh di sebagian besar kabupaten/kota di Jawa Timur.Kata kunci: Covid-19, Jawa Timur, Geographically Weighted RegressionAbstractEast Java Province was a province that had a high number of deaths compared to other provinces in Indonesia. Using Geographically Weighted Regression (GWR) analysis, the study's goal was to predict the number of deaths caused by COVID-19 in the East Java Province in 2020. With various model parameters in each observation, GWR analysis was a progression of linear regression (region). Secondary data from the East Java Province's Statistics Agency and Health Agency were used in the analysis. As of December 2020, 84.152 individuals had perished in East Java as a result of COVID-19. The analysis's findings indicate that the number of public hospitals and the availability of healthcare for people with diabetes mellitus were the two health factors that had the greatest impact on Covid-19 deaths in the majority of East Java Province. Other factors that had a significant impact included the number of public hospitals and the availability of healthcare for people with hypertension.The analysis of the GWR model on the number of deaths due to Covid-19 in East Java resulted in a higher coefficient of determination than linear regression modeling. Geographical modeling resulted in 5 groups of districts/cities, with the variable number of general doctors in hospitals and diabetes mellitus health services being quite influential in most districts/cities in East Java.Keyword: Covid-19, East Java Provinces, Geographically Weighted Regression
Penilaian Pengetahuan, Persepsi terhadap Partisipasi Kesediaan Vaksin Covid-19 pada Kader Posyandu di Kabupaten Jember Anita Fatarona; Achmad Sya’id; Rida Darotin
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol. 6 No. 1 (2022): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33006/ji-kes.v6i1.413

Abstract

Abstrak Coronavirus merupakan virus baru yang muncul pertama kali di Wuhan Cina, pada Desember 2019 menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19). Prevalensi angka kejadian COVID-19  terus meningkat  di Indonesia. Selain memakai masker, cuci tangan, phisycal distancing, merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menurunkan angka kematian dan kesakitan COVID-19 yaitu percepatan vaksinasi COVID-19 dapat diharapkan menekan angka kejadian COVID-19 dengan didukung pentingnya pemahaman, persepsi positif pentingnya vaksin COVID-19. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan, persepsi dengan kesediaan vaksin COVID-19 secara bersama-sama pada kader posyandu Di  Jember. Jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah Kader Posyandu Di Kelurahan Kaliwates Jember. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 50 responden. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner untuk mengukur pengetahuan, persepsi dan  kesediaan vaksin. Analisis statistik menggunakan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan uji T dan uji F. Hasil penelitian ini bahwa terdapat hubungan pengetahuan dan persepsi secara secara bersama-sama terhadap kesediaan vaksin adalah sebesar 0,000<0,05 dan F hitung 82,224 > F tabel 3,23. Ada hubungan pengetahuan dan persepsi secara bersama-sama terhadap kesediaan vaksin kader posyandu di Jember.Kata kunci:  Pengetahuan, Persepsi, Kesedian Vaksin, COVID-19Abstract Coronavirus Disease-2019 was brought on by a fresh strain of coronavirus that first surfaced in Wuhan, China, in December 2019 (COVID-19). The prevalence of the incidence of COVID-19 continues to increase in Indonesia. In addition to wearing masks, washing hands, physical distancing, is one of the government's efforts to reduce the mortality and morbidity of COVID-19, namely the acceleration of COVID-19 vaccination can be expected to reduce the incidence of COVID-19 supported by the importance of understanding, positive perceptions of the importance of the COVID-19 vaccine. . The purpose of this study was to determine the relationship between the level of knowledge, perception and the willingness of the COVID-19 vaccine together on posyandu cadres in Jember. This type of research is descriptive with a cross sectional approach. The population in this study is posyandu cadre in Kaliwates Jember. The number of samples in this study were 50 respondents. To gauge knowledge, perceptions, and vaccine accessibility, data were gathered using a questionnaire. Multiple linear regression analysis was utilized in statistical analysis together with T test and F test. The findings of this study indicate that there is a relationship between shared knowledge and perception of vaccination availability, which is 0.000 <0.05 and F count 82.224 > F table 3.23. For posyandu cadres in Jember, there is shared information and perception regarding vaccination availability.Keywords: Knowledge, perception, Vaccine Availability, COVID-19

Page 1 of 2 | Total Record : 13