cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Zuriat
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 20, No 1 (2009)" : 7 Documents clear
Identifikasi Mutu Fisik dan Fisiologis Benih Jagung Setelah Periode Simpan Pada Berbagai Suhu dan Kelembaban Elia Azizah; M. Kadapi; , Sumadi; D. Ruswandi
Zuriat Vol 20, No 1 (2009)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v20i1.6651

Abstract

Kondisi ruang simpan akan mempengaruhi daya simpan suatu benih. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi mutu fisik dan fisiologis 41 galur elite benih jagung yang disimpan pada dua kondisi yang berbeda setelah periode simpan. Percobaan dilaksanakan mulai bulan November 2008 sampai Maret 2009 di Laboratorium Teknologi Benih dan Laboratorium Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Unpad, Jatinangor. Analisis kandungan kalium dan kandungan asam lemak bebas dilakukan di Laboratorium Terpadu Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan, Bandung. Benih yang diuji adalah benih jagung 41 galur elite yang terdiri dari DR, S7A1 (AR), S3B1 (BR) dan dua  varietas A dan B sebagai pembanding yang diulang dua kali. Benih dikemas dalam kemasan plastik yang masingmasing disimpan pada ruangan yang suhu dan RH nya diatur (18 o C dan RH 45 %) dan pada ruangan tanpa pengaturan suhu maupun RH ( 22 – 25 o C dan RH 75 – 85 %) . Identifikasi mutu fisik dan fisiologis dilakukan pada saat awal penyimpanan dan setelah tiga bulan periode simpan. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis varians dan uji LSI. Hasil percobaan menunjukkan Ruangan terkendali lebih mampu mempertahankan kualitas benih jagung setelah periode simpan tiga bulan. Semua galur elit dan varietas pembanding jagung yang disimpan di ruang tidak terkendali mengalami deteriorasi lanjut, sedangkan yang disimpan pada ruang terkendali deteriorasinya dapat dihambat. DR 13, DR 15 dan DR 18 merupakan galur elite yang paling mampu bertahan pada kondisi ruang tidak terkendali.
Pewarisan Ketahanan Terhadap Penyakit Lanas Pada Tembakau Madura Prancak-95 , Suwarso
Zuriat Vol 20, No 1 (2009)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v20i1.6647

Abstract

Kajian pewarisan ketahanan Prancak-95 terhadap penyakit lanas (Phytophthora nicotianae var. nicotianae) menggunakan satu set genotipe terdiri atas Prancak-95, Ismir (tembakau oriental), F1, F2, BC11, dan BC12. Penelitian dilakukan di Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat pada tahun 2000. Perlakuan disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan empat ulangan.  Genotipe P1, P2, dan F1 pada setiap unit percobaan terdiri atas 50 tanaman, sedangkan F2, BC11, dan BC12 masingmasing 200 tanaman. Untuk menduga jumlah dan macam gen ketahanan digunakan analisis khi kuadrat, sedangkan untuk menduga interaksi gen digunakan uji skala. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketahanan Prancak-95 terhadap penyakit lanas dikendalikan oleh dua pasang gen resesif epistasis, pewarisannya dikendalikan oleh interaksi aditif x aditif dan aditif x dominan.
Hirarki dan Diferensiasi Genetik Tanaman Sagu di Indonesia Berdasarkan Penanda RAPD Barahima Abbas; Muhammad Hasyim Bintoro; , Sudarsono; Memen Surahman; Hiroshi Ehara
Zuriat Vol 20, No 1 (2009)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v20i1.6643

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan hirarki dan diferensiasi  genetik tanaman sagu berdasarkan penanda molekuer RAPD. Keragaman genetik tanaman diungkapkan dengan menggunakan 10 jenis primer RAPD yang diamplifikasi dengan menggunakan mesin PCR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan sebanyak 86 lokus dari 10 primer RAPD yang digunakan pada 100 individu sampel tanaman sagu. Hirarki genetik tanaman sagu menunjukkan bahwa pada level antar individu dan populasi berbeda sangat nyata, sedang pada level pulau berbeda nyata. Diferensiasi genetik sampel tanaman sagu menunjukkan bahwa populasi tanaman sagu mengalami diferensiasi berdasarkan nilai probabilitas Fst dan exact test (chisquare). Populasi dari Pontianak berbeda nyata untuk semua populasi begitu pula populasi dari Selat Panjang berbeda nyata dengan semua populasi kecuali populasi dari Bogor. Hasil kalkulasi diferensiasi genetik menunjukkan bahwa sampel telah mengalami diferensiasi pada level individu, populasi. Berdasarkan observasi, tiap-tiap populasi sagu di tiap-tiap pulau perlu dipertimbangkan sebagai sumber plasma nutfah untuk program kegiatan koleksi plasma nutfah sagu.
Interaksi Genotip x Musim Hasil Kacang Roay (Dolichos Lablab L.) Di Jatinangor Reza Dwiwardhana; Agung Karuniawan; Ade Ismail
Zuriat Vol 20, No 1 (2009)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v20i1.6653

Abstract

Informasi tentang interaksi genotip x musim diperlukan dalam kebijakan genotip tanaman yang bagaimana yang akan disebarkan dalam pengembangan program seleksi pemuliaan tanaman. Penelitian bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai interaksi genotip x musim karakter komponen hasil dan hasil 48 genotip kacang roay (Dolichos lablab L.). Percobaan lapangan telah dilakukan di Ciparanje, Jatinangor, Kab Sumedang, Jawa Barat, dengan ketinggian ±753 meter di atas permukaan laut, dari bulan April 2008 sampai Mei 2009. Percobaan disusun dalam rancangan acak kelompok dengan 48 genotip sebagai perlakuan dan diulang sebanyak dua kali pada dua musim tanam. Karakter-karakter yang diamati adalah karakter komponen hasil dan hasil. Data dianalisis dengan analisis varians, dan analisis varians gabungan. Hasil percobaan menunjukan bahwa interaksi genotip x musim terdapat pada karakter bobot 100 biji, bobot biji per plot, jumlah polong per tanaman, panjang biji, jumlah polong per plot, panjang polong, lebar polong, tebal biji, umur berbunga, umur matang polong, dan umur panen. Genotip yang memiliki penampilan baik melebihi kedua kontrol pada karakter bobot 100 biji pada musim kemarau adalah Roay dodol-1/Dol 41, sedangkan pada musim hujan genotip Subang-5/Dol 7. Genotip pada musim kemarau dengan penampilan baik melebihi kedua kontrol berdasarkan karakter bobot biji per plot adalah Roay dodol-1/ Dol 41, sedangkan pada musim hujan genotip subang-5/ Dol 7 merupakan genotip yang lebih baik dibanding kedua kontrol. Pengaruh genotip dan musim secara mandiri terlihat pada karakter panjang daun terminal, lebar daun terminal panjang pedunkulus, dan jumlah biji per polong. Genotip – genotip yang memiliki penampilan cenderung stabil pada kedua musim untuk karakter bobot 100 biji adalah Subang-5/Dol 7, Rancabatok-2/Dol 11, Tasik-2/Dol 44 dengan nilai rata-rata kedua musim berturut-turut 87,31 gram, 65,38 gram, dan 49,42 gram. Sedangkan untuk karakter bobot biji per plot adalah subang-5/Dol 7, Rancabatok-1/Dol 10, Rancabatok-2/Dol 11 dengan nilai rata-rata kedua musim berturut-turut 294,70 gram, 202,46 gram, dan 174, 11 gram.
Karakterisasi Plasma Nutfah Padi Beras Merah Lokal Asal Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Berdasarkan Karakter Morfo-Agronomi dan Marka SSRs Dwinita W. Utami; , Kristamtini; Prajitno al KS.
Zuriat Vol 20, No 1 (2009)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v20i1.6644

Abstract

Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu Propinsi yang memiliki variasi dalam keanekaragaman plasma nutfah pertanian. Salah satu keanekaragaman plasma nutfah pertanian yang dimiliki Propinsi DIY adalah beberapa aksesi plasma nutfah padi beras merah. Terdapat lima aksesi plasma nutfah padi beras merah, yaitu Mandel Handayani (asal Gunungkidul), Segreng Handayani (asal Gunungkidul), Cempo Merah (asal Sleman), Saodah Merah (asal Bantul ) dan Andel Merah (asal Bantul). Tujuan dari penelitian ini adalah mengkarakterisasi 5 aksesi plasma nutfah padi beras merah lokal yang dimiliki Propinsi DIY sehingga dapat diketahui identitas varietas baik secara fenotipe (morfologi dan agronomi) ataupun secara genotipe (dengan marka simple sequence repeat/SSR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara fenotipe kelima aksesi plasma nutfah padi beras merah memiliki karakter morfologi dan agronomi yang bervariasi. Variasi dalam karakter fenotipe ini merupakan potensi dalam program perakitan galur beras merah unggul. Pencirian genotipe aksesi plasma nutfah beras merah Analisis molekuler dilakukan berdasarkan pengujian marka molekuler menggunakan marka (SSR) sebagai marka penanda (tepaut / linked) dengan QTL untuk sifat beras merah (yaitu RM252, RM220 RM180 dan RM224) menunjukkan adanya variasi alel yang berkaitan dengan sifat warna / pigmen pada bagian hull ataupun pericarp dari gabah. Pemanfaatan marka molekuler dalam penentuan ciri genotipe plasma nutfah dapat membantu proses seleksi dalam program perakitan galur unggul beras merah unggul.
Analisis Resistensi Jagung Terhadap Hama Gudang (Sitophilus zea-mays) Berdasarkan Metoda Diallel II Nurlita Apriliyani; Anggia Eka Putri; A. Susanto; N. Rostini; D. Ruswandi
Zuriat Vol 20, No 1 (2009)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v20i1.6649

Abstract

Evaluasi daya gabung umum (DGU) dan daya gabung khusus (DGK) merupakan tahapan penting dalam perakitan hibrida jagung resisten terhadap hama gudang. Tahapan ini diperlukan untuk mengidentifikasi kombinasi tetua yang akan menghasilkan turunan yang resisten terhadap hama gudang. Percobaan dengan tujuan untuk mengidentifikasi galur-galur DR yang memiliki daya gabung yang resistensi yang baik dan menyeleksi hibrida DR yang memiliki DGK serta efek heterosis resistensi terhadap hama gudang yang tinggi telah dilaksanakan di Lab. Entomologi jurusan Hama Penyakit Tumbuhan (HPT), Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang. Materi genetik yang diuji adalah dua puluh delapan hibrida jagung DR Unpad dan delapan tetua jagung DR. Analisis daya gabung resistensi terhadap hama gudang dilakukan dengan menggunakan metode griffing II. Adapun gejala heterosis dihitung mengikuti Fehr. Materi genetik tersebut disusun dalam suatu rancangan acak kelompok yang terdiri dari dua puluh delapan hibrida silang tunggal beserta delapan galur tetua DR yang diulang tiga kali. Hama gudang yang digunakan berasal dari perbanyakan imago S. zea-mays Motsch. yang memiliki ukuran dan umur seragam. Hasil penelitian menunjukan bahwa Galur DR # 8 merupakan penggabung umum yang baik untuk semua komponen resistensi. Sedangkan berdasarkan analisis DGK sepuluh hibrida terbaik yaitu hibrida #4 x #5, #1 x #10, #7 x #8, #4 x #8, #7 x #10, #4 x #9, #1 x #2, #8 x #9, #2 x #8, dan #2 x #7. Nilai heterosis tertinggi untuk semua komponen resistensi adalah pada kombinasi persilangan #5 x #7, #7 x #10, #8 x #9, #4 x #7, #1 x #2. Berdasarkan skoring terdapat beberapa hibrida yang memiliki kriteria sangat tahan yaitu: hibrida #2 X #8, #4 X #8, #5 X #8, #7 X #8 dan #9 X #10.
Perakitan Tanaman Kedelai Tahan Penggerek Polong Melalui Transformasi Genetik Gen Cry1Ab dengan Vektor Agrobacterium tumefaciens , Liberty; M. Herman; G. A. Watimena
Zuriat Vol 20, No 1 (2009)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v20i1.6646

Abstract

Penelitian untuk merakit tanaman kedelai tahan penggerek polong dengan transformasi genetik gen cry1Ab dengan vector Agrobacterium tumefaciens, dilakukan di Laboratorium Biologi Molekuler dan Rekayasa Genetika dan di Laboratorium Fasilitas Uji Terbatas Balai Besar dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian Bogor pada bulan Agustus 2003 hingga Oktober 2004. Penelitian ini bertujuan untuk mencari kedelai yang memiliki pertumbuhan dan regenerasi tinggi melalui tahap organogenesis pada saat transformasi dengan A. tumefaciens. Eksplan yang digunakan adalah kotiledon tua dari kecambah kedelai umur 7 hari kedelai varietas Sindoro dan Tidar. Pada penelitian ini digunakan higromisin sebagai agen penyeleksi tanaman kedelai didasarkan pada adanya gen ketahanan terhadap higromisin (gen hpt) pada vector pCambia 1301. Tanaman kedelai yang lulus seleksi dalam media higromisin diharapkan tanaman transgenik dengan pengujian histokimia akan ditunjukkan oleh adanya spot yang berwarna biru. Hasil Penelitian menunjukkan dalam pengujian histokimia dengan gen gus pada eksplan kotiledon tua tanaman kedelai varietas Sindoro dan Tidar tidak berhasil dilakukan yang dapat diketahui dengan tidak adanya eksplan yang tertansformasi yang ditunjukkan oleh spot biru.

Page 1 of 1 | Total Record : 7