cover
Contact Name
Ahmadi Riyanto
Contact Email
masyarakat.iktiologi@gmail.com
Phone
+628111166998
Journal Mail Official
masyarakat.iktiologi@gmail.com
Editorial Address
Gedung Widyasatwaloka, Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi-LIPI Jl. Raya Jakarta-Bogor Km 46, Cibinong 16911
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Iktiologi Indonesia (Indonesian Journal of Ichthyology)
ISSN : 16930339     EISSN : 25798634     DOI : https://doi.org/10.32491
Aims and Scope Aims: Jurnal Iktiologi Indonesia (Indonesian Journal of Ichthyology) aims to publish original research results on fishes (pisces) in fresh, brackish and sea waters including biology, physiology, and ecology, and their application in the fields of fishing, aquaculture, fisheries management, and conservation. Scope: This journal publishes high-quality articles dedicated to all aspects Aquaculture, Fish biodiversity, Fisheries management, Fish diseases, Fishery biotecnology, Moleculer genetics, Fish health management, Fish biodiversity.
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 19 No 3 (2019): October 2019" : 12 Documents clear
Reproductive biology of striped snakehead, Channa striata (Bloch, 1793) in Lake Rawa Pening, Central Java Djumanto Djumanto; Atik Murjiyanti; Nuravida Azlina; Aisyah Nurulitaerka; Anissa Dwiramdhani
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 19 No 3 (2019): October 2019
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v19i3.450

Abstract

The striped snakehead (Channa striata Bloch, 1793) is the top predator fish found in Lake Rawa Pening and other freshwaters. Its population was declining due to very high fishing pressures, habitat quality decreases, and other fac-tors. The aim of this study was to examine the condition factor and fecundity of snakehead in Lake Rawa Pening. Fish sampling was carried out monthly from October 2017 to August 2018, using fish fence made from bamboo blinds operated by local fishermen. Total length, individual body weight, stage of gonadal maturity (MS), gonadal weight, and oocytes diameter of fish samples were measured. Fish condition factor, gonado somatic index (GSI), oocyte diameter, fecundity, and the size of first maturity of fish were determined. There were 409 individuals snakehead fish collected consisting of 138 females and 271 males. Fish length ranged from 234-646 mm (males) and 242-648 mm (females). The average of the condition factor (K) of male ranged from 0.778 to 0.923, while in female ranged from 0.826 to 0.929. The relationship between the length-weight of male and female was isometric. The percentage of female snakehead that reached MS I; II; III; IV was 15.6; 27.0; 37.4; 20.0%, respectively. The GSI ranged from 1.52 to 3.54. Oocyte diameter ranged from 0.5 to 1.7 mm with an average of 1.2 mm. Fecundity ranged from 2,843-23,230 eggs with an average of 9,167 eggs. The female snakehead was predicted to reach the first sexual maturity at a total length of 315 mm. Abstrak Ikan gabus (Channa striata Bloch, 1793) merupakan ikan predator puncak yang ditemukan di Danau Rawa Pening dan perairan tawar lainnya. Keberadaan populasinya semakin menurun disebabkan oleh tekanan penangkapan yang sangat tinggi, kualitas habitat semakin menurun, dan oleh faktor lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji faktor kondisi dan reproduksi ikan gabus di Danau Rawa Pening. Pengambilan sampel ikan dilakukan setiap bulan dari Oktober 2017 hingga Agustus 2018 menggunakan perangkap yang terbuat dari kirai bambu dan jaring. Ikan gabus yang dikumpulkan sebanyak 409 ekor yang terdiri atas 138 betina dan 271 jantan. Panjang ikan contoh berkisar antara 234-646 mm (jantan) dan 242-648 mm (betina). Parameter yang diukur meliputi panjang total, bobot individu, tingkat kematangan gonad, berat gonad, dan diameter oosit. Faktor kondisi, indeks kematangan gonad, fekunditas, dan ukuran pertama matang gonad ditentukan. Faktor kondisi rata-rata pada ikan jantan berkisar antara 0,778 hingga 0,923; sedangkan ikan betina berkisar antara 0,826-0,929. Hubungan panjang-bobot ikan jantan dan betina adalah isometrik. Persentase ikan gabus betina yang mencapai TKG I; II; III; IV masing-masing adalah 15,6; 27,0; 37,4; 20,0% dengan indeks kematangan gonad berkisar antara 1,52 hingga 3,54. Ukuran diameter oosit berkisar antara 0,5 hingga 1,7 mm dengan rata-rata 1,2 mm. Adapun fekunditas berkisar antara 2.843-23.230 telur dengan rata-rata 9.167 telur. Ukuran ikan gabus betina saat kali pertama dewasa seksual diperkirakan pada panjang total 315 mm.
Dietary free glutamine supplementation to increase physiological responses and survival rate of clown loach juvenile, Chromobotia macracanthus Bleeker, 1852 Siti Murniasih; Dedi Jusadi; Mia Setiawati; Sri Nuryati
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 19 No 3 (2019): October 2019
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v19i3.466

Abstract

Clown loach Chromobotia macracanthus is one of Indonesian native species and as a key species for ornamental aquaculture. The problem in mass production of this species are the low of growth rate which causes a long period of rearing and low of survival rate. The purpose of the present study was to evaluate free glutamine supplementation at different doses in diet to increase physiological response, growth performance and survival rate of clown loach. Expe-rimental diets contained four different free glutamine levels, viz 0, 1, 2 and 3%. These diets were given to six repli-cate groups of 50 juvenile clown loaches. The fish were reared in each aquarium with dimensions of 40×30×30 cm3 for 60 days. Fish were fed four times a day at satiation. Parameters observed including intestinal glutamine concen-tration, villous and intestinal morphometry, intestinal protease activity, feed efficiency, nutrient retention, growth performance, survival rate, superoxide dismutase (SOD) activity, and malondialdehyde (MDA). The results showed that supplementation of 1% free glutamine significantly affected the morphometry of villi. The length and surface area of villi at a dose of 1% showed the highest values i.e., 320.44 ± 10.39 μm and 27,046.79 ± 250.54 μm2, respect-ively. The 1% dose also had a significant effect on protease activity (13.57 ± 1.92 mg units of protein-1) compared to the 0% dose. The 2% dose showed the highest SOD activity (0.82 ± 0.07 mg protein-1 unit) and the lowest MDA level was found at a dose of 3% (0.25 ± 0.02 nmol mg protein-1). Feed consumption with the supplementation of free glutamine has a significant effect on survival rate with the highest value reached 97.00 ± 1.00%, but no significant effect on intestinal morphometry, feed efficiency, nutrient retention and growth performance. Dietary with the sup-plementation of free glutamine is not able to improve growth performance, but can improve the physiological res-ponse and survival rate. Abstrak Ikan botia merupakan salah satu spesies asli Indonesia. Permasalahan dalam budi daya ikan ini adalah pertumbuhan yang lambat dan sintasan yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penambahan glutamin bebas de-ngan beberapa level dosis pada pakan terhadap respons fisiologis, kinerja pertumbuhan, dan sintasan ikan botia. Pene-litian menggunakan rancangan acak lengkap, terdiri atas empat perlakuan dengan enam ulangan. Perlakuan berupa penambahan glutamin bebas pada pakan komersial dengan dosis berbeda yaitu 0, 1, 2, dan 3%. Ikan uji yang diguna-kan adalah yuwana ikan botia umur 40 hari, dipelihara dalam akuarium berukuran 40x30x30cm3 sebanyak 24 unit dengan padat tebar 50 ekor per akuarium. Pakan diberikan selama 60 hari dengan frekuensi pemberian empat kali se-hari secara at satiation. Parameter yang diamati meliputi konsentrasi glutamin usus, morfometri vili dan usus, aktivi-tas protease usus, efisiensi pakan, retensi nutrien, pertumbuhan, sintasan, aktivitas superoxide dismutase (SOD), serta malon-dialdehyde (MDA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan glutamin bebas 1% menunjukkan nilai paling tinggi untuk parameter panjang dan luas permukaan vili yaitu 320,44±10,39 µm dan 27.046,79±250,54 µm2. Dosis 1% menghasilkan pengaruh signifikan terhadap aktivitas protease (13,57±1,92 unit mg protein-1) dibandingkan dosis 0%. Perlakuan dosis 2% menunjukkan aktivitas SOD (0,82±0,07 unit mg protein-1) paling tinggi, sedangkan ka-dar MDA paling rendah terdapat pada dosis 3% (0,25±0,02 nmol mg protein-1). Konsumsi pakan dengan penambahan glutamin bebas berpengaruh nyata terhadap sintasan dengan nilai tertinggi 97,00±1,00%, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap morfometri usus, efisiensi pakan, retensi nutrien, dan pertumbuhan. Penambahan glutamin bebas da-lam pakan belum mampu meningkatkan kinerja pertumbuhan, namun mampu meningkatkan respons fisiologis dan sintasan ikan botia.
Performance of the third generation striped catfish, Pangasianodon hypophthalmus Sauvage, 1878 as results of the selection for bodyweight character in Freshwater Aquaculture Fisheries Center, Sungai Gelam, Jambi Irwan Irwan; Dinar Tri Soelistyowati; Odang Carman; Ronny Rachman Noor
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 19 No 3 (2019): October 2019
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v19i3.469

Abstract

Selective breeding of striped catfish (Pangasianodon hypophthalmus Sauvage, 1878) has been conducted at BPBAT Sungai Gelam to produce a growth line with mass selection method. Until 2018, the selective breeding program has produced three generations. Therefore, it was necessary to evaluate the performance of the third generation growth line (G3Ps) at the reproductive, seed and grow-out phase compared to the second generation the base population (G2Ds). A total of 10 pairs of broodstock (G3Ps and G2Ds) were spawned then the seeds were raised for 120 days in the media with regular water exchange (first treatment: T1) and without water exchange (second treatment: T2). The results showed that the number of eggs per gram of G3Ps (1600±124 eggs g-1) was significantly different from G2Ds (1490±101 eggs g-1). The bodyweight of G3Ps seeds at aged 40 days larger than G2Ds with selection response is 32.25%, while survival and feed efficiency were not significantly different. At the grow-out phase, between treat-ments were not significantly different and there was no interaction between lines and treatments for all the characters measured (p>0.05). The bodyweight of G3Ps was larger than the G2Ds with response selection 18.41% in T1 and 42.6% in T2. The control used was the base population so that the selection response obtained was an accumulation of three generations. Thus the selection response per generation was 6.14% in T1 and 14.20% in T2 measured at 162 days from hatching. It can be concluded that there is an improvement in the character of bodyweight for the third generation of growth line (G3Ps) as results of the selection at BPBAT Sungai Gelam both in good (T1) and bad environment (T2). Abstrak Seleksi ikan patin siam (Pangasianodon hypophthalmus Sauvage, 1878) telah dilakukan di BPBAT Sungai Gelam untuk meningkatkan pertumbuhan dengan metode seleksi individu. Sampai tahun 2018, seleksi tersebut telah meng-hasilkan tiga generasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi performa generasi ketiga galur pertumbuhan (G3Ps) pada tahap reproduksi, pertumbuhan benih, dan ukuran konsumsi dibandingkan dengan populasi dasar gene-rasi kedua (G2Ds). Sebanyak 10 pasang induk G3Ps dan G2Ds dipijahkan kemudian benih yang dihasilkan dibesarkan selama 120 hari pada media dengan pergantian air secara berkala (perlakuan pertama: T1) dan tanpa pergantian air (perlakuan kedua: T2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah telur per gram adalah 1600±124 butir pada G3Ps, berbeda nyata dengan G2Ds yaitu 1490±101 butir. Benih G3Ps umur 40 hari memiliki bobot tubuh lebih besar diban-dingkan G2Ds dengan respons seleksi sebesar 32,25%, sedangkan sintasan dan efisiensi pakan tidak berbeda nyata. Pada tahap pembesaran ukuran konsumsi, antar perlakuan tidak berbeda nyata dan tidak ada interaksi antargalur dan perlakuan untuk karakter bobot tubuh, panjang baku, sintasan dan efisiensi pakan (p>0,05). Karakter bobot tubuh G3Ps lebih besar dibandingkan dengan G2Ds dengan respons seleksi total untuk tiga generasi sebesar 18,41% pada T1 dan 42,6% pada T2. Dengan demikian respons seleksi per generasi sebesar 6,14% pada T1 dan 14,20% pada T2 yang diukur pada umur 162 hari dari menetas. Disimpulkan bahwa terjadi perbaikan pada karakter bobot tubuh untuk galur pertumbuhan generasi ketiga (G3Ps) hasil program seleksi di BPBAT Sungai Gelam baik pada lingkungan baik (T1) maupun lingkungan buruk (T2).
Diversity, potentiality, and conservation status of fish fauna in the upper Mahakam’s tributaries, East Kalimantan Jusmaldi Jusmaldi; Nova Hariani; Norbeta Doq
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 19 No 3 (2019): October 2019
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v19i3.471

Abstract

Diversity, potentiality and conservation status of fish fauna in upper Mahakam’s tributaries of east Kalimantan is unknown. The purposes of this study were to analysis species diversity, determine potentiality and conservation status of fish fauna in upper Mahakam’s tributaries, east Kalimantan. Fish sampling with purposive method was conducted in four tributaries, i.e Tepai River, Pahangai River, Danum Parai River, and Meraseh River for one month. Fishes were collected by several gears type. The results of this research showed that the total number of fish caught was 820 individuals; consist of 26 species, 7 families, and 4 orders. The Cyprinidae was the most dominant family found in all tributaries. The Shannon-Wiener diversity index in four tributaries were varied and ranging from 1.749-2.087. The highest fish diversity was recorded at Maraseh River followed by Pahangai River, Danum Parai River, and Tepai River. The low fish diversity was discovered at Tepai River may be due to differences in substrate type, water velocity, and water depth as compared to the Maraseh River, Pahangai River, Danum Parai River. The fish species similarity coefficient between four tributaries ranged from 0.606-0.842 and the highest dissimilarity was found between Tepai River and Danum Parai River. Almost all fishes categorized as edible fish for local consumption. Syncrossus hymenophysa and Gastromyzon lepidogaster have potential as ornamental fish. Regarding IUCN red list status, six fish species were grouped into least concern status, two species as data deficient, one species as near threatened, one species as endangered species and 16 other species were not on the list. Abstrak Keanekaragaman, potensi, dan status konservasi fauna ikan di anak Sungai Mahakam Hulu, Kalimantan Timur belum diketahui. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap tingkat keanekaragaman spesies dan mengidentifikasi potensi serta status konservasi fauna ikan di anak Sungai Mahakam hulu, Kalimantan Timur. Pengambilan contoh ikan dila-kukan di empat anak sungai, meliputi Sungai Tepai, Sungai Pahangai, Sungai Danum Parai, dan Sungai Meraseh sela-ma satu bulan dengan menggunakan berbagai alat tangkap. Hasil penelitian menunjukkan total ikan yang tertangkap sebanyak 820 individu, terdiri atas 26 spesies, 7 famili, dan 4 ordo. Famili Cyprinidae adalah paling dominan ditemu-kan di semua anak sungai. Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener pada empat anak sungai bervariasi dan berkisar antara 1,749-2,087. Keanekaragaman ikan tertinggi tercatat di Sungai Maraseh diikuti oleh Sungai Pahangai, Sungai Danum Parai, dan Sungai Tepai. Keanekaragaman ikan terendah di Sungai Tepai diduga disebabkan oleh perbedaan tipe substrat, kecepatan air, dan kedalaman air dibandingkan dengan Sungai Maraseh, Sungai Pahangai, Sungai Da-num Parai. Koefisien kesamaan spesies ikan antar empat anak sungai berkisar 0,606–0,842 dan terendah ditemukan antara Sungai Tepai dan Sungai Danum Parai. Sebagian besar spesies ikan dimanfaatkan oleh masyarakat lokal se-bagai ikan konsumsi. Spesies Syncrossus hymenophysa dan Gastromyzon lepidogaster berpotensi sebagai ikan hias. Berdasarkan status daftar merah IUCN ditemukan enam spesies berisiko rendah, dua spesies kurang data, satu spesies hampir terancam, satu spesies terancam dan sebanyak 16 spesies tidak ditemukan dalam daftar.
Spatio-temporal variations of fish assemblages in seagrass ecosystem of Karang Congkak Island, Kepulauan Seribu Adinda Kurnia Putri; Ridwan Affandi; Charles P.H. Simanjuntak; M. Fadjar Rahardjo
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 19 No 3 (2019): October 2019
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v19i3.486

Abstract

Seagrass are globally known as an essential habitat for marine fishes. The study of fish assemblages in seagrass ecosystem is needed as the first base to select the most suitable coastal fisheries management. The study aims to reveal the composition of fish assemblages both seasonally and spatially in Karang Congkak Island, Kepulauan Seribu. Sampling was performed six times in NW monsoon (March), first transitional monsoon (April-May) and SE monsoon (Juni, August, September) 2018. Fish were sampled at four sites at seagrass ecosystem of Karang Congkak Island, namely eastern, southern, western, and northern by using beach seine net. The differences of juvenile fish assemblages were analyzed using One-Way ANOSIM. A total of 6,326 fish were collected belonging to 78 species, 31 families and 10 orders in which Labridae was the most diverse family. The result indicates strong spatial and temporal variation in fish composition. Fish compositions were dominated by juvenile both spatially and temporally. The most common species that inhabits seagrass beds of the Karang Congkak Island as temporary resident such as Gerres oyena and Siganus canaliculatus, and regular visitor namely Halichoeres argus. Cannonical correspondence analysis indicated strong correlation between several fish species and environmental variables. Abstrak Penelitian kumpulan ikan dilakukan untuk mengungkap komposisi ikan secara spasial dan temporal di ekosistem lamun Pulau Karang Congkak. Frekuensi pengambilan sampel ikan dilakukan selama enam kali yaitu pada musim barat (Maret), peralihan (April-Mei) dan timur (Juli, Agustus, September) 2018 pada empat lokasi lamun yakni zona timur, selatan, barat, dan utara Pulau Karang Congkak dengan menggunakan pukat tarik pantai. Perbedaan komposisi spasial dan temporal kumpulan ikan dianalisis menggunakan analisis similaritas satu arah (One-Way ANOSIM). Kumpulan ikan yang terkoleksi terdiri atas 78 spesies dari 31 famili dan 10 ordo. Famili ikan yang dominan adalah Labridae. Hasil analisis similaritas mengindikasikan adanya perbedaan komposisi spesies ikan secara spasial dan temporal. Kumpulan ikan di ekosistem lamun Pulau Karang Congkak didominansi oleh yuwana baik secara spasial maupun temporal. Ikan yang paling banyak ditemukan menghuni ekosistem lamun Pulau Karang Congkak berasal dari kelompok penghuni sementara seperti Gerres oyena dan Siganus canaliculatus, serta ikan pengunjung tetap, yakni Halichoeres argus. Hasil analisis korelasi kumpulan ikan dan lingkungan menunjukkan adanya korelasi erat antara beberapa spesies ikan dengan variabel lingkungan.
Evaluation of monosodium glutamate suplementation on physiological response, growth performance, and feed utilization in North African catfish Clarias gariepinus (Burchell, 1822) Agustinus Ngaddi; Dedi Jusadi; Wasjan Wasjan; Eddy Supriyono
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 19 No 3 (2019): October 2019
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v19i3.500

Abstract

A triplicate experiment was conducted to evaluate the supplementation of monosodium glutamate into the diet on physiological responses, growth performances, and feed efficiency of north African catfish Clarias gariepinus cul-tured in high ammonia environment. A hundred fish with an initial body weight of 11.9±0.3 g was rearing for 60 days without any water exchange in nine plastic tanks (1x1x1 m3) at experimental pond of Department of Aquaculture, Bogor Agricultural University. During rearing period, fish were fed on the diet supplemented with 0%, 0.87%, or 1.74 % of monosodium glutamate, two times a day at satiation. Result shows that the supplementation of monoso-dium glutamate in feed stimulates change in fish physiological responses such as lower Alanin Transaminase mono-sodium glutamate enzyme activity, lower blood ammonia, and higher intestinal glutamine. Feeding using monoso-dium glutamate-supplemented feed at three different doses results in the same growth rate. However, the highest feed efficiency of North African catfish was recorded in the treatment of feed supplemented with 0.87% monosodium glutamate. Thus, it can be inferred that the usage of monosodium glutamate may improve physiological response and feed efficiency but does not affect fish growth rate. Abstrak Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi pemberian pakan yang ditambah monosodium glutamat terhadap respon fisiologis, kinerja pertumbuhan, dan pemanfaatan pakan oleh ikan lele Clarias gariepinus yang dipelihara dalam media yang mengandung amonia tinggi. Ikan uji sebanyak 100 ekor, bobot rata-rata 11,9±0,3 g, masing-masing dipelihara di dalam sembilan tangki plastik (1×1×1 m3) di kolam percobaan Departemen Budidaya Perairan Institut Pertanian Bogor selama 60 hari. Selama masa pemeliharaan, ikan diberi pakan yang ditambah mo-nosodium glutamat masing-masing sebanyak 0%; 0,87%; dan 1,74%. Setiap perlakuan pemberian monosodium glutamat dilakukan pengulangan tiga kali. Pakan diberikan dua kali sehari secara at satiation. Selama masa budi daya tidak dilakukan pergantian air seperti yang dilakukan pembudidaya di kawasan yang sulit air. Hasil penelitian menun-jukkan bahwa penambahan monosodium glutamat di pakan menyebabkan terjadinya perubahan respons fisiologis ikan, yaitu penurunan nilai aktivitas enzim alanin transaminase dan kandungan amonia darah, serta peningkatan ka-dar glutamin usus. Pemberian pakan yang ditambah monosodium glutamat pada tiga dosis yang berbeda menghasil-kan kinerja pertumbuhan yang sama. Namun, pemberian pakan yang ditambah monosodium glutamat 0,87% meng-hasilkan nilai efisiensi pakan paling tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaaan monosodium glutamat dapat memperbaiki respon fisiologis dan pemanfaatan pakan, namun tidak meningkatkan kinerja pertum-buhan ikan.
Enrichment Daphnia sp. with glutamin to improve the performance of the growth and survival rate of gurami Osphronemus goramy Lacepede, 1801 larvae Rizkan Fahmi; Mia Setiawati; Mas Tri Djoko Sunarno; Dedi Jusadi
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 19 No 3 (2019): October 2019
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v19i3.501

Abstract

This study aimed to evaluate the effectiveness of giving Daphnia sp. as a natural feed enriched with the doses of glutamine to increase growth performance and survival rate of larvae. This study used a completed randomized design which consisted of four treatments, namely 0, 25, 50, dan 75 mgL-1 and three replications. The test feed was given to larvae stocked with 60 fish/aquarium (40 cm x 30 cm x 30 cm) for 21 days. The results showed that significant on growth performance and survival rate were revealed on larvae fed with Daphnia sp. which enriched by glutamine dose of 25-75 mgL-1.The physiological response of protease enzyme and antioxidant activity showed that better performance was found in the treatment with addition of glutamine rather than control. In short, enrichment of Daphnia sp. using glutamine can improve the growth performance and survival rate of goramy larvae. The optimal dose of glutamine for improving the survival of gorami larvae is 25 mg L-1. Abstrak Penelitian dilakukan dengan tujuan mengevaluasi efektivitas pemberian Daphnia sp. sebagai pakan alami yang diper-kaya dengan berbagai dosis glutamin untuk meningkatkan kinerja pertumbuhan dan sintasan larva ikan gurami. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri atas empat perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan ditentukan berdasarkan dosis glutamin yang berbeda yaitu 0, 25, 50, dan 75 mg L-1. Pakan uji diberikan pada larva ikan gurami yang ditebar 60 ekor ikan setiap akuarium (40 x 30 x 30 cm3) selama 21 hari. Hasil penelitian menunjuk-kan bahwa larva ikan gurami yang diberi pakan Daphnia sp. dengan pengayaan menggunakan glutamin dosis 25-75 mg L-1 memberikan pengaruh signifikan terhadap kinerja pertumbuhan dan sintasan dibandingkan dengan kontrol (0 glutamin). Respon fisiologi aktivitas enzim protease dan aktivitas antioksidan menunjukkan kinerja yang lebih baik pada perlakuan penambahan glutamin dibandingkan dengan kontrol. Disimpulkan bahwa pengayaan Daphnia sp. menggunakan glutamin mampu meningkatkan kinerja pertumbuhan dan sintasan larva ikan gurami. Dosis optimal untuk meningkatkan sintasan larva ikan gurami adalah 25 mg L-1.
Ichthyofauna of Alas River, around Soraya Research Station, Leuser Ecosystem Area, Subulussalam, Aceh Furqan Maghfiriadi; Ilham Zulfahmi; Epa Paujiah; M. Ali Sarong
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 19 No 3 (2019): October 2019
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v19i3.502

Abstract

The ichthyofaunal study is needed to reveal the diversity of fish, investigate the existence of native and introduced fish, inventory some species that are potential as consumed and ornamental fishes, and to be a part of the effort to find new species. This study aimed to determine the composition of freshwater fish in the Alas River around Soraya Research Station, Leuser Ecosystem Area, Subulussalam, Aceh. Research was conducted from July to September 2018. Fish sampling was carried out at six research stations using selective gill nets, throwing net, hook, tray net, and scoop net. A total of 339 individual’s fish belonging to 20 species, eight families and three orders was collected from sampling location. Cyprinidae was the predominant family found in the Alas River. As many of 16 fish species has the potential as consumption fish. Two introduced fishes were collected, namely tilapia (Oreochromis niloticus) and Amazon sailfin catfish (Pterygoplichthys pardalis). One fish species is thought to have the potential as a new species, i.e. catfish (Hemibagrus sp.). The result of this study can be used as a basic data for policy decision making in order to develop management program of Leuser ecosystem in the future. Abstrak Kajian iktiofauna diperlukan dalam rangka mengungkap keanekaragaman ikan, investigasi keberadaan ikan asli dan ikan asing, inventarisasi jenis-jenis ikan yang berpotensi sebagai ikan konsumsi dan hias, serta menjadi bagian dari upaya menemukan ikan jenis baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji komposisi ikan air tawar di Sungai Alas sekitar Stasiun Penelitian Soraya, Kawasan Ekosistem Leuser, Subulussalam, Aceh. Penelitian ini dilakukan mulai Juli hingga September 2018. Pengambilan contoh ikan dilakukan di enam stasiun penelitian dengan menggunakan alat tangkap berupa jaring insang, jala, pancing, serok dan sudu. Sebanyak 339 individu ikan yang tergolong kedalam 20 jenis, delapan famili dan tiga ordo berhasil dikoleksi selama penelitian. Cyprinidae merupakan famili ikan yang paling banyak ditemukan. Enam belas jenis ikan yang dikoleksi berpotensi dijadikan sebagai ikan konsumsi. Ikan asing yang ditemukan berjumlah dua jenis yaitu ikan nila (Oreochromis niloticus) dan ikan sapu-sapu (Pterygoplich-thys pardalis). Terdapat satu jenis ikan yang diduga berpotensi sebagai ikan jenis baru yaitu sing-sing (Hemibagrus sp.). Hasil penelitian ini berpotensi dimanfaatkan sebagai data dasar dalam rangka pengambilan kebijakan pengelo-laan Kawasan Ekosistem Leuser di masa mendatang.
Reproductive biology of sailfin molly, Poecilia latipinna (Lesueur, 1821) in tambak Bosowa Kabupaten Maros Andi Tamsil; Hasnidar Hasnidar
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 19 No 3 (2019): October 2019
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v19i3.503

Abstract

Sailfin molly, Poecilia latipinna is one of the alien ornamental fishes in Indonesia. This fish has been found in the aquaculture area in Maros Regency, south Sulawesi as a pest. The research aimed to identify species and observe aspects of reproductive biology of sailfin molly. The study was conducted in the Bosowa Isuma aquaculture area, in Maros Regency from November 2017 to April 2018. Fish was captured using a gillnet. The catches were separated for fish identifying and reproductive biology purposes. For the observation of reproductive biology, the samples were separated by sex according to external morphology. Measurement of total length and weight using calliper (mm) and analytical scales (g), respectively. The gonads preserved in the 4% formalin solution, used for determination of gonad developmental stages and fecundity. Identification results showed that the molly fish found in the ponds was Poecilia latipinna (Lesueur 1821). The length distribution of male and female fish was 26-76 and 31-66 mm with a mean of 51 and 46 mm, respectively. Overall, sex ratio and mature gonads between male and female fish were 1: 2 and 1:10; the growth patterns of male and female were negative allometrics and isometric, respectively. This fish is spawn throughout the year with the peak of spawning in January. The number of larvae to be born (larval fecundity) ranges from 12-111 individuals with an average of ± 32 larva/female. Abstrak Ikan molly, Poecilia latipinna adalah salah satu ikan hias asing di Indonesia. Ikan ini telah ditemukan masuk di areal pertambakan di Kabupaten Maros Sulawesi Selatan sebagai hama. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi spesies dan mengamati aspek biologi reproduksinya. Penelitian berlangsung dari November 2017-April 2018 di areal pertambakan Bosowa Isuma Kabupaten Maros. Pengambilan sampel menggunakan jaring insang. Sampel dipisahkan untuk tujuan identifikasi dan pengamatan biologi reproduksinya. Untuk pengamatan biologi reproduksi sampel dipi-sahkan berdasarkan jenis kelamin dengan mengamati morfologi tubuh. Pengukuran panjang total menggunakan mis-tar geser dan penimbangan bobot dengan timbangan analitik. Gonad diawetkan dalam larutan formalin 4% digunakan untuk penentuan tingkat kematangan gonad dan fekunditas. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa ikan molly yang ditemukan adalah jenis Poecilia latipinna (Lesueur 1821). Sebaran ukuran panjang ikan jantan dan betina adalah 26-76 dan 31-66 mm dengan rataan 51 dan 46 mm. Nisbah kelamin secara keseluruhan dan yang matang gonad (TKG IV) antara ikan jantan dan betina adalah 1 : 2 dan 1 : 10; pola pertumbuhan jantan dan betina adalah allometrik negatif dan isometrik; memijah sepanjang tahun dengan puncak pemijahan pada bulan Januari. Jumlah larva yang akan dila-hirkan (larval fecundity) berkisar 12-111 ekor dengan rata-rata ± 32 ekor larva/induk.
Performance evaluation of micro bubble generator on physiological response of Nile tilapia Oreochromis niloticus (Linnaeus, 1758) farmed at different densities in recirculating aquaculture system Sri Wahyuni Firman; Kukuh Nirmala; Eddy Supriyono; Nurul Taufiqu Taufiqu Rochman
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 19 No 3 (2019): October 2019
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v19i3.504

Abstract

Micro-bubble generator is a device to maintain water quality by producing micron-sized bubbles. This study aims to evaluate the application of micro-bubble generator in different density on production performance and physiological response of nile tilapia reared in recirculating system. An experiment was designated by performing 3 densities, namely 15 , 30, and 45 individuals 60 L-1 with 3 replications. Every single unit of experiment applies a 34×42×41 cm3 maintenance container. The length size of fish used in this study was 7.44±2.89 cm and body weight of 10,96 ± 0,53 g. Fish were reared for 42 days in recirculation water system and fed ad satiation. The results of the evaluation of the physiological response showed that fish kept at density up to 45 60 L-1 did not show any changes, indicating that fish was in stress condition. The best production performance was in treatment A (15 individuals 60 L-1) with a specific growth rate of 1.87 ± 0.15% and a feed conversion ratio of 0.95 ± 0.08. Abstrak Pembangkit gelembung mikro merupakan suatu alat yang dapat menghasilkan gelembung udara berukuran mikro. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan pembangkit gelembung mikro pada kepadatan yang berbeda terhadap performa produksi dan respons fisiologis ikan nila yang dipelihara dalam sistem resirkulasi. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental dengan tiga perlakuan kepadatan yaitu 15 ekor, 30 ekor dan 45 ekor 60 L-1 yang diulang sebanyak tiga kali. Wadah pemeliharaan berukuran 34×42×41 cm3. Ukuran ikan yang digunakan dalam penelitian ini memiliki panjang 7,44±2,89 cm, serta bobot 10,96±0,53 g. Aplikasi pembangkit gelembung mikro dibe-rikan pada awal hingga akhir pemeliharaan selama 42 hari dengan sistem resirkulasi dan ikan diberi pakan secara ad satiation. Hasil evaluasi terhadap respons fisiologis menunjukkan bahwa ikan yang dipelihara hingga kepadatan 45 ekor 60 L-1 tidak menunjukkan adanya perubahan yang mengindikasikan ikan mengalami stress. Performa produksi terbaik adalah pada perlakuan A (15 ekor 60 L-1) dengan laju pertumbuhan spesifik 1,87±0,15% dan nisbah konversi pakan 0,95±0,08.

Page 1 of 2 | Total Record : 12


Filter by Year

2019 2019


Filter By Issues
All Issue Vol 22 No 2 (2022): June 2022 Vol 22 No 1 (2022): February 2022 Vol 21 No 3 (2021): October 2021 Vol 21 No 2 (2021): June 2021 Vol 21 No 1 (2021): February 2021 Vol 20 No 3 (2020): October 2020 Vol 20 No 2 (2020): June 2020 Vol 20 No 1 (2020): February 2020 Vol 19 No 3 (2019): October 2019 Vol 19 No 2 (2019): June 2019 Vol 19 No 1 (2019): February 2019 Vol 18 No 3 (2018): October 2018 Vol 18 No 2 (2018): June 2018 Vol 18 No 1 (2018): February 2018 Vol 17 No 3 (2017): October 2017 Vol 17 No 2 (2017): June 2017 Vol 17 No 1 (2017): February 2017 Vol 16 No 3 (2016): October 2016 Vol 16 No 2 (2016): June 2016 Vol 16 No 1 (2016): February 2016 Vol 15 No 3 (2015): October 2015 Vol 15 No 2 (2015): June 2015 Vol 15 No 1 (2015): Februari 2015 Vol 14 No 3 (2014): Oktober 2014 Vol 14 No 2 (2014): Juni 2014 Vol 14 No 1 (2014): Februari 2014 Vol 13 No 2 (2013): Desember 2013 Vol 13 No 1 (2013): Juni 2013 Vol 12 No 2 (2012): Desember 2012 Vol 12 No 1 (2012): Juni 2012 Vol 11 No 2 (2011): Desember 2011 Vol 11 No 1 (2011): Juni 2011 Vol 10 No 2 (2010): Desember 2010 Vol 10 No 1 (2010): Juni 2010 Vol 9 No 2 (2009): Desember 2009 Vol 9 No 1 (2009): Juni 2009 Vol 8 No 2 (2008): Desember 2008 Vol 8 No 1 (2008): Juni 2008 Vol 7 No 2 (2007): Desember 2007 Vol 7 No 1 (2007): Juni 2007 Vol 6 No 2 (2006): Desember 2006 Vol 6 No 1 (2006): Juni 2006 Vol 5 No 2 (2005): Desember 2005 Vol 5 No 1 (2005): Juni 2005 Vol 4 No 2 (2004): Desember 2004 Vol 4 No 1 (2004): Juni 2004 Vol 3 No 2 (2003): Desember 2003 Vol 3 No 1 (2003): Juni 2003 Vol 2 No 2 (2002): Desember 2002 Vol 2 No 1 (2002): Juni 2002 Vol 1 No 2 (2001): Desember 2001 Vol 1 No 1 (2001): Juni 2001 More Issue