cover
Contact Name
Ahmadi Riyanto
Contact Email
masyarakat.iktiologi@gmail.com
Phone
+628111166998
Journal Mail Official
masyarakat.iktiologi@gmail.com
Editorial Address
Gedung Widyasatwaloka, Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi-LIPI Jl. Raya Jakarta-Bogor Km 46, Cibinong 16911
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Iktiologi Indonesia (Indonesian Journal of Ichthyology)
ISSN : 16930339     EISSN : 25798634     DOI : https://doi.org/10.32491
Aims and Scope Aims: Jurnal Iktiologi Indonesia (Indonesian Journal of Ichthyology) aims to publish original research results on fishes (pisces) in fresh, brackish and sea waters including biology, physiology, and ecology, and their application in the fields of fishing, aquaculture, fisheries management, and conservation. Scope: This journal publishes high-quality articles dedicated to all aspects Aquaculture, Fish biodiversity, Fisheries management, Fish diseases, Fishery biotecnology, Moleculer genetics, Fish health management, Fish biodiversity.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 20 No 2 (2020): June 2020" : 7 Documents clear
The evaluation of turmeric (Curcuma longa) supplementation within feed as an antioxidant towards growth performance of catfish Clarias gariepinus Burchell 1822 in zero water exchange condition Thoy Batun Citra Rahmadani; Dedi Jusadi; Mia Setiawati; Yuni Puji Hastuti
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 20 No 2 (2020): June 2020
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v20i2.518

Abstract

The objective of this research was to evaluate the supplementation of turmeric in the diet on antioxidant status and growth performance of African catfish (Clarias gariepinus) in zero water exchange condition. This study used a completely randomized design with 4 treatments and 4 replications. Each treatment consisted of feed supplementation turmeric at dosage of 0; 2.5; 5 or 7.5 g kg-1 diet. One hundred catfish juvenile (5.95±0.05 g) were stocked in intermediate bulk container (IBC) tank (1×1×1 m3) and rearing in zero water exchange condition for 60 days. Catfish were fed at satiation twice a day, in the morning and evening. The results showed that an increase in antioxidant content in catfish fed with the addition of turmeric, which simultaneously also reduced the percentage of liver damage. The parameters of liver damage can be seen from several parameters i.e. pale liver, droplet fat and fat content in the addition of turmeric treatment is lower than without the addition of turmeric. However, catfish fed with the addition of turmeric did not show significant results in terms of growth performances. Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penambahan kunyit ke dalam pakan sebagai antioksidan dan kinerja pertumbuhan ikan lele Afrika (Clarias gariepinus). Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Setiap perlakuan terdiri atas penambahan dosis kunyit sebanyak 0; 2,5; 5 dan 7,5 g kg-1 pakan. Seratus benih ikan lele (5,95±0,05 g) dipelihara dalam tangki Intermediate Bulk Container (IBC) (1×1×1 m3) dan dipelihara tanpa pergantian air selama 60 hari. Ikan lele diberi pakan secara at satiation dua kali sehari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kandungan antioksidan pada ikan lele yang diberi pakan dengan penambahan kunyit di dalamnya, yang secara bersamaan juga mengurangi persentase kerusakan hati. Parameter kerusakan hati dapat dilihat dari beberapa parameter, seperti hati pucat, droplet lemak dan kandungan lemak pada perlakuan penambahan kunyit lebih rendah dibandingkan tanpa penambahan kunyit. Namun ikan lele yang diberikan pakan dengan penambahan kunyit tidak menunjukkan hasil yang signifikan dari segi pertumbuhannya.
Production performance and physiology response of Anguilla bicolor bicolor rearing with a wet, damp and dry system Eko Harianto; Eddy Supriyono; Tatag Budiardi; Ridwan Affandi; Yani Hadiroseyani
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 20 No 2 (2020): June 2020
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v20i2.519

Abstract

Aquaculture is is often constrained by the availability of water, both in quality and quantity. The aim of this study was to determine the optimum maintenance system of elver (Anguilla bicolor bicolor) on a wet, moist and dry system through production performance studies and physiological responses. The research was conducted from August to September 2018 at the Production Technic and Management of Aquaculture Laboratory, Department of Aquaculture, IPB University. A completely randomized design with 5 treatments and 3 replications was used in this study, namely treatment with high water wet system 0% of body height (A), high water wet system 50% of body height (B), high water wet system 100% of body height (C), moist system (D), and dry system (E). The body weight of elver was 18.80 ± 0.62 g which derived from fish cultivator in Bogor, West Java. Fish was fed 3 times per day at satiation with commercial feed which a protein content of 50%. Results showed that treatment C was the best result with survival rate of 100%, the specific growth rate of 0.45% day -1, the absolute growth rate of 0.07 g day 1 and feed conversion ratio of 6.57. The analysis of variance showed that the treatments showed the significant effect (P <0.05). The blood glucose value closest to the eel condition before treatment was found in the treatment C. Abstrak Budi daya ikan sering terkendala terhadap ketersediaan air, baik kualitas maupun kuantitasnya. Ikan sidat (Anguilla bicolor bicolor) merupakan spesies ikan yang dalam sistem pemeliharaannya membutuhkan volume air yang banyak. Tujuan penelitian ini adalah menentukan sistem pemeliharaan terbaik elver ikan sidat (A. bicolor bicolor) pada sistem basah, lembap, dan kering melalui kajian kinerja produksi dan respons fisiologis. Penelitian dilakukan dari bulan Agustus sampai September 2018 di Laboratorium Teknik Produksi dan Manajemen Akuakultur, Departemen Budidaya Perairan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap 5 perlakuan dan 3 ulangan, yaitu perlakuan sistem basah tinggi air 0% dari tinggi badan (A), sistem basah tinggi air 50% dari tinggi badan (B), sistem basah tinggi air 100% dari tinggi badan (C), sistem lembap (D), dan sistem kering (E). Ikan yang digunakan adalah elver ikan sidat berukuran 18,80±0,62g yang berasal dari pembudidaya di Bogor Jawa Barat. Pakan yang digunakan adalah pakan komersial dengan kadar protein 50% yang diberikan secara at satiation 3 kali per hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan C memberikan hasil terbaik dengan nilai sintasan 100%, laju per-tumbuhan spesifik 0,45 % hari-1, laju pertumbuhan mutlak 0,07 g hari-1 dan rasio konversi pakan sebesar 6,57. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang nyata (p<0,05). Nilai glukosa darah pada perlakuan C merupakan nilai yang paling mendekati dengan kondisi ikan sidat sebelum perlakuan.
Growth performance of giant gourami (Osphronemus gouramy) fed with combination of fish meal and azolla flour (Azolla microphylla Eka Ayu Afriyanti; Otie Dylan Subhakti Hasan; Iin Siti Djunaidah
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 20 No 2 (2020): June 2020
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v20i2.520

Abstract

Giant gourami has a high economic value, but slow growth. To overcome this problem, it is necessary to improve the quality of feed and the cultivation system. Feed used in this experiment was formulated feed with different ratio of combination of fish meal and azolla fermented flour. The cultivation system used in this study was a recirculation system. This study aimed to determine the effect of different ratio of matterials combination in feed on the growth performance of gouramy. This study used an experimental method with the completely randomized design with 5 treatments and 3 replicate. The treatments were the ratio of combination between fish meal and azolla fermented flour, viz: A (100:0%), B (75:25%), C (50:50%), D (25:75%) and E (0:100%). The body size of fish ranged of 7 – 9 cm with an average weight of 8.8 g ind.-1. The results showed that the provision of artificial feed with different combinations gave a significant effect (P<0.05) on growth performance of gourami. The best results were obtained in treatment B with the value of specific growth rate of 0.52±0.01, absolute body weight of 2.06±0.05, feed consumption rate of 93.63±0.43, protein efficiency ratio of 6.39±0.16 and the feed convertion ratio was 1.00±0.25. The best protein retention was achieved in treatment B with the value 13%. Abstrak Ikan gurami merupakan ikan yang bernilai ekonomis tinggi, namun memiliki pertumbuhan yang lambat. Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu adanya perbaikan kualitas pakan dan sistem budi daya yang digunakan. Pakan yang digunakan berupa pakan buatan dengan kombinasi tepung ikan dan tepung azolla fermentasi dengan komposisi yang berbeda. Sistem budi daya yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan sistem resirkulasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh pemberian pakan kombinasi terhadap kinerja pertumbuhan ikan gurami. Metode yang digunakan yaitu metode eksperimental menggunakan rancangam acak lengkap dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diujikan adalah perbandingan antara tepung ikan dan tepung azolla fermentasi, yaitu: A (100:0%), B (75:25%), C (50:50%), D (25:75%) dan E (0:100%). Ikan yang digunakan yaitu ikan gurami berukuran 7-9 cm dan bobot rata-rata 8,80 gram ekor-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan buatan dengan kombinasi yang berbeda memberikan pengaruh yang signifikan (P<0,05) terhadap kinerja pertumbuhan. Hasil terbaik diperoleh pada perlakuan B dengan nilai laju pertumbuhan spesifik sebesar 0,52±0,01, pertumbuhan bobot mutlak sebesar 2,06±0,05, tingkat konsumsi pakan sebesar 93,63±0,43, nisbah efisiensi protein sebesar 6,39±0,16 dan nisbah konversi pakan yang terkecil yaitu 1,00±0,25. Retensi protein terbaik terdapat pada perlakuan B yaitu 13%.
The effect of herbal supplement feeding and different stocking density on the growth rate of striped catfish, Pangasianodon hypophthalmus (Sauvage, 1878) Henny Syawal; Irwan Effendi; Ronal Kurniawan
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 20 No 2 (2020): June 2020
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v20i2.521

Abstract

Striped catfish Pangasianodon hypophthalmus (Sauvage, 1878) has a high economic value and relatively fast growth, so that optimum stocking density and supplement of natural ingredients, such as Curcuma domestica Val., Kaempferia galanga Linn., and Curcuma xanthorriza Robx. can increase growth and immunity. This study aimed to obtain the optimum stocking density and herbal supplement dosage in feed to increase the growth and survival rates of striped catfish. An experimental method by applying factorial design was used, i.e. the dose and stocking density factors. The dosage of herbal supplements used were 100 mL kg-1 feed (D1), 200 mL kg-1 (D2) and 300 mL kg-1 (D3). Stocking density used was 50 m-3 (P1) and 75 m-3 (P2). The fish used were 8.5±0.5 cm long and weighed 7.5±0.3 g, kept in floating cages of 1 m x 1.5 m x 1 m. Fish maintenance was carried out for 60 days with feeding frequency of three times a day, as much as 10% of body weight. The results showed that the treatment of 200 mL kg-1 dosage and 75 m-3 stocking densities was the best treatment. This treatment showed that specific growth rate, absolute weight, absolute length and feed efficiency were 4.86%, 119.07 g, 15.45 cm, 82.93%, respectively. A supplement dose of 200 mL kg-1 in feed and stocking densities of 75 m-3 could increase growth rates, survival, and feed utilization efficiency of striped catfish. Abstrak Ikan jambal siam Pangasianodon hypophthalmus (Sauvage, 1878) memiliki nilai ekonomis tinggi dan pertumbuhan yang relatif cepat, sehingga dibutuhkan padat penebaran yang optimum dan suplemen pakan berbahan alami, seperti kunyit (Curcuma domestica Val), kencur (Kaempferia galanga, Linn) dan temulawak (Curcuma xanthorriza Robx) yang mampu meningkatkan pertumbuhan dan imunitas. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan padat tebar dan dosis suplemen herbal yang optimum dalam pakan terhadap peningkatkan laju pertumbuhan dan sintasan ikan jambal siam. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menerapkan Rancangan Faktorial, yakni faktor dosis dan padat tebar. Dosis suplemen herbal yang digunakan, yaitu 100 mL kg-1 pakan (D1), 200 mL kg-1 pakan (D2) dan 300 mL kg-1 pakan (D3). Padat tebar yang digunakan adalah 50 ekor m-3 (P1) dan 75 ekor m-3 (P2). Ikan jambal siam yang digunakan berukuran panjang 8,5±0,5 cm dan bobot 7,5±0,3 g, dipelihara di dalam keramba jaring apung berukuran 1 m x 1,5 m x 1 m. Pemeliharaan ikan dilakukan selama 60 hari, frekuensi pemberian pakan sebanyak tiga kali sehari, sebanyak 10% dari bobot tubuh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa padat tebar dan dosis suplemen herbal yang optimum ditunjukkan oleh perlakuan dosis 200 mL kg-1 dan padat tebar 75 ekor m-3 menghasilkan laju pertumbuhan spesifik, bobot mutlak, dan panjang mutlak sebesar 4,86%, 119,07 g, dan 15,45 cm, serta dapat meningkatkan efisiensi pakan 82,93%. Disimpulkan bahwa dosis suplemen 200 mL kg-1 pada pakan dan padat tebar 75 ekor m-3 dapat meningkatkan laju pertumbuhan, sintasan, dan efisiensi pemanfaatan pakan.
Supplemental enzyme in artificial diets for north african catfish larvae Clarias gariepinus Burchell, 1822 Ucu Cahyadi; Dedi Jusadi; Ichsan Ahmad Fauzi; Ade Sunarma
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 20 No 2 (2020): June 2020
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v20i2.522

Abstract

Supplemental enzyme in artificial diets with difference doses for African catfish Clarias gariepinus (initial weight of 0.0048±0.0001 g and total length 0.7633±0.0392 cm) were examined for 12 days feeding trial. The aim of this study was to analyze the effectiveness supplemental enzymes in diets for growth performance of catfish larvae. Tubifex sp. (control) and a multi enzyme was included at the level of 0.00 (ME0), 1.00 (ME1) and 2.00 g kg-1 (ME2 diet as a test diets. Each of the four experimental diets was randomly assigned to four plicate groups. Larva was allocated into 150 L aquaria at a density of 1350 larvae per aquarium. Data was analyzed using SPSS 20, followed by Duncan’s test. The result showed that the survival rate and condition factors were no statistical difference between experimental diets and control group. The highest final length, final weight, total food consumption, villi length and enzymes activity were recorded in the Control (P<0.05) and significantly different with other treatments. Feed efficiency’s control significantly different with other. Harvest size distribution, in the small size group (1-2 cm) did not show significantly different, in the medium size group (2-3 cm) and large size group (3-5 cm) the Tubifex sp. treatment were significantly different from the other treatments (P<0.05) whereas between ME0, ME1 and ME2 treatments were not significantly different. Among the supplemental enzyme in test diets, ME2 can improve weight and total length 6.25% and 13.4%, respectively than ME0 treatment. The results suggested that enzyme supplementation can improve intestinal structure and growth performance of catfish larvae. The supplemental enzyme in diets with doses up to 2 g kg-1 can increase intestinal villi’s length but have not been able to increase fish growth performance as use worm. Abstrak Penambahan enzim pada pakan buatan dengan dosis berbeda untuk ikan lele Afrika Clarias gariepinus (bobot awal 0,0048 ± 0,0001 g dan panjang total 0,7633 ± 0,0392 cm) telah dilakukan selama 12 hari. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas penambahan enzim pada pakan untuk pertumbuhan larva ikan lele. Cacing sutra (kontrol) dan multienzim ditambahkan pada pakan dengan dosis 0,00 g kg-1 (ME0), 1,00 g kg-1 (ME1) dan 2,00 g kg-1 (ME2) pakan. Masing-masing dari empat perlakuan disusun secara acak dengan empat ulangan. Larva ditebar dalam 150 L dengan kepadatan 1350 ekor per akuarium. Data dianalisis menggunakan SPSS 20, dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil menunjukkan bahwas intasan dan faktor kondisi tidak berbeda nyata antarperlakuan. Nilai panjang dan bobot akhir, jumlah konsumsi pakan, panjang vili dan aktivitas enzim tertinggi diperoleh pada kontrol (P<0,05) dan berbeda nyata dengan perlakuan yang lain. Efisiensi pakan kontrol berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Distribusi ukuran panen, pada kelompok kecil (1-2 cm) tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, pada kelompok sedang (2-3 cm) dan kelompok besar (3-5 cm) kontrol menunjukkan perbedaan yang nyata, namun antara ME0, ME1 dan ME2 tidak berbeda nyata. Pada perlakuan pakan buatan yang ditambahkan enzim, ME2 dapat meningkatkan bobot dan panjang total 6,25% dan 13,4% dibandingkan ME0. Diduga bahwa penambahan enzim dapat meningkatkan struktur usus dan kinerja pertumbuhan pada larva lele Afrika. Penambahan enzim dengan dosis sampai 2 g kg-1 pakan dapat meningkatkan panjang villi usus, namun belum mampu meningkatkan pertumbuhan ikan sebagaimana penggunaan cacing.
Reproduction of Celebes rainbowfish, Marosatherina ladigesi Ahl, 1936 in Pattunuang and Batu Puteh Rivers, South Sulawesi Adiara Firdhita Alam Nasyrah; M.Fadjar Rahardjo; Charles P.H. Simanjuntak
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 20 No 2 (2020): June 2020
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v20i2.523

Abstract

Marosatherina ladigesi is one of endemic fishes in South Sulawesi and also as ornamental fish. Anthropogenic activities such as destructive fishing and degradation caused by the dredging of sand carried M. ladigesi to the red list of threatened IUCN category as vulnerable species. Accordingly, conservation efforts are needed to maintenance fish population in its habitat. The biologic information for conservation is reproduction of fishes. This research aimed to described reproduction of Celebes rainbow fish including sex ratio, gonad maturity, gonado-somatic index, fecundity, and distribution of egg diameter in Pattunuang and Batu Puteh Rivers, South Sulawesi. This research was conducted from May 2018 to April 2019. The result showed that the sex ratio in Pattunuang and Batu Puteh rivers were 1,00:1,60 and 1,00:1,08, respectively. This species spawned from the end of dry season to the early rainy season. Fecundity of fish in Pattunuang and Batu Puteh rivers were 22-795 eggs and 69-571 eggs, respectively. Based on distribution of egg diameter, Celebes rainbowfish categorized as total spawner. For the conservation of this species is recommended to catch restrictions in the spawning season and for male fish, and needs to be proposed the conservation in situ to determine both of rivers as reservoir area because these habitats are a source of germplasm. Abstrak Marosatherina ladigesi adalah salah satu ikan endemik Sulawesi Selatan dan juga sebagai ikan hias yang telah menguasai pasar internasional. Kegiatan antropogenik seperti penangkapan yang merusak lingkungan dan degradasi akibat pengerukan pasir membawa ikan ini dalam daftar merah IUCN kategori rentan terhadap kepunahan. Upaya konservasi agar ikan endemik tetap lestari, salah satunya diperlukan informasi kajian aspek reproduksi. Penelitian ini bertujuan mengkaji aspek reproduksi ikan beseng-beseng meliputi nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, fekunditas, dan sebaran diameter telur di Sungai Pattunuang dan Sungai Batu Puteh, Sulawesi Selatan. Penelitian dilakukan dari Mei 2018 hingga April 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nisbah kelamin ikan beseng-beseng di Sungai Patunnuang dan Sungai Batu Puteh masing-masing adalah 1,00:1,60 dan 1,00:1,10. Ikan ini memijah pada akhir musim kemarau dan awal musim penghujan. Fekunditas ikan di S. Pattunuang dan S. Batu Puteh masing-masing adalah 22 – 795 butir dan berkisar 69 – 571 butir. Berdasarkan pola sebaran diameter telur, ikan beseng-beseng memiliki tipe pemijahan serempak. Pengelolaan sumber daya ikan beseng-beseng adalah pembatasan penangkapan saat musim pemijahan khususnya ikan jantan dan perlu diusulkan konservasi in situ kedua sungai sebagai daerah perlindungan ikan (reservat) karena merupakan sumber pasma nutfah.
Morphometric and meristic characteristics of an endemic Lagusia micracanthus Bleeker, 1860 in the rivers of Maros and Walanae Cenranae Watersheds Muhammad Nur; M.Fadjar Rahardjo; Charles P.H. Simanjuntak; Djumanto Djumanto; Krismono Krismono
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 20 No 2 (2020): June 2020
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v20i2.524

Abstract

Pirik (Lagusia micracanthus Bleeker, 1860) is one of endemic fishes in Sulawesi. Morphometric and meristic infor-mation of Pirik population in various habitats are unknown. The present study aimed to determine the morphometric and meristic variations of Pirik in Maros and Walanae Cenranae Watersheds. Sampling collection was carried out monthly from May 2018 to April 2019 in the Maros watershed, namely Pattunuang River (M1), Bantimurung River (M2), Pucak River (M3); and in Walanae Cenranae watershed particularly in Camba River (W1), Sanrego River (W2), and Ompo River (W3). Morphometric measurements consisted of 31 characters and meristic measurements consisted of 10 characters. Morphometric data was standardized by dividing all morphometric characters by standard length (SL). Analysis of vari­ance (ANOVA) and discriminant analysis (Discriminant Function Analysis) were applied for data analysis. The results showed that the Pirik taken from rivers in the Maros and Walanae Cenranae watershed are two different population groups. There are 12 distinguishing morphometric features for Pirik of the Maros and Walanae Cenranae watershed, i.e. TL (total length), SL (standard length), BDdSA (body depth-dorsal fin origin), HL (head length), Jlup (upper-jaw length), PAfL (pre-anal fin length), ABL (Anal fin base length), PelRL (pelvic ray length), AFRL (anal fin ray length), CPL (caudal peduncle length), CLLup (upper caudal lobe length) and CLLmid (mid-caudal length). There is no significant difference of meristic characters of Pirik obtained from the Maros and Walanae. Abstrak Ikan pirik (Lagusia micracanthus Bleeker, 1860) merupakan ikan endemik Sulawesi. Informasi morfometrik dan meristik untuk mengungkap perbedaan antar populasi L. micracanthus pada berbagai habitat belum pernah dilakukan. Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan morfometrik dan meristik ikan pirik di Daerah Aliran Sungai (DAS) Maros dan DAS Wallanae Cenrana. Manfaat penelitian ini adalah sebagai dasar dalam penentuan strategi konservasi dan pengelolaan ikan pirik secara berkelanjutan. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Mei 2018 hingga April 2019, di DAS Maros yang meliputi Sungai Pattunuang (M1), S.Bantimurung (M2), S.Pucak (M3) dan DAS Wallanae Cenrana, yang meliputi S.Camba (W1), S.Sanrego (W2) dan S.Ompo (W3). Pengukuran morfometrik terdiri atas 31 karakter dan penghitungan meristik terdiri atas 10 karakterData morfometrik dibakukan dengan membagi semua karakter morfometrik dengan panjang standar (SL). Analisis data menggunakan analisis varian (ANOVA) dan analisis diskriminan (Discriminant Function Analysis). Hasil analisis menunjukkan bahwa ikan pirik yang berasal dari sungai-sungai di DAS Maros dan DAS Wallanae Cenrana merupakan dua kelompok populasi yang berbeda. Terdapat 12 karakter morfometrik yang menjadi penciri ikan pirik sungai-sungai di DAS Maros dan di DAS Wallanae Cenrana yaitu TL (panjang total), SL (panjang baku), BDdSA (tinggi badan dari sirip punggung), HL (panjang kepala), Jlup (panjang rahang atas), PAfL (panjang sebelum sirip anal), ABL (panjang dasar sirip anal), PelRL (panjang sirip perut), AFRL (panjang jari-jari lemah sirip anal), CPL (panjang batang ekor), CLLup (panjang lobus ekor bagian atas), CLLmid (panjang tengah ekor). Karakter meristik antara ikan pirik DAS Maros dan Wallanae Cenrana tidak memiliki perbedaan yang nyata.

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2020 2020


Filter By Issues
All Issue Vol 22 No 2 (2022): June 2022 Vol 22 No 1 (2022): February 2022 Vol 21 No 3 (2021): October 2021 Vol 21 No 2 (2021): June 2021 Vol 21 No 1 (2021): February 2021 Vol 20 No 3 (2020): October 2020 Vol 20 No 2 (2020): June 2020 Vol 20 No 1 (2020): February 2020 Vol 19 No 3 (2019): October 2019 Vol 19 No 2 (2019): June 2019 Vol 19 No 1 (2019): February 2019 Vol 18 No 3 (2018): October 2018 Vol 18 No 2 (2018): June 2018 Vol 18 No 1 (2018): February 2018 Vol 17 No 3 (2017): October 2017 Vol 17 No 2 (2017): June 2017 Vol 17 No 1 (2017): February 2017 Vol 16 No 3 (2016): October 2016 Vol 16 No 2 (2016): June 2016 Vol 16 No 1 (2016): February 2016 Vol 15 No 3 (2015): October 2015 Vol 15 No 2 (2015): June 2015 Vol 15 No 1 (2015): Februari 2015 Vol 14 No 3 (2014): Oktober 2014 Vol 14 No 2 (2014): Juni 2014 Vol 14 No 1 (2014): Februari 2014 Vol 13 No 2 (2013): Desember 2013 Vol 13 No 1 (2013): Juni 2013 Vol 12 No 2 (2012): Desember 2012 Vol 12 No 1 (2012): Juni 2012 Vol 11 No 2 (2011): Desember 2011 Vol 11 No 1 (2011): Juni 2011 Vol 10 No 2 (2010): Desember 2010 Vol 10 No 1 (2010): Juni 2010 Vol 9 No 2 (2009): Desember 2009 Vol 9 No 1 (2009): Juni 2009 Vol 8 No 2 (2008): Desember 2008 Vol 8 No 1 (2008): Juni 2008 Vol 7 No 2 (2007): Desember 2007 Vol 7 No 1 (2007): Juni 2007 Vol 6 No 2 (2006): Desember 2006 Vol 6 No 1 (2006): Juni 2006 Vol 5 No 2 (2005): Desember 2005 Vol 5 No 1 (2005): Juni 2005 Vol 4 No 2 (2004): Desember 2004 Vol 4 No 1 (2004): Juni 2004 Vol 3 No 2 (2003): Desember 2003 Vol 3 No 1 (2003): Juni 2003 Vol 2 No 2 (2002): Desember 2002 Vol 2 No 1 (2002): Juni 2002 Vol 1 No 2 (2001): Desember 2001 Vol 1 No 1 (2001): Juni 2001 More Issue