cover
Contact Name
Marselius Sampe Tondok
Contact Email
marcelius@staff.ubaya.ac.id
Phone
+622178881112
Journal Mail Official
psikologi@gunadarma.ac.id
Editorial Address
Jl. Margonda Raya, No.100, Depok, Jawa Barat. 16424
Location
Kota depok,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Psikologi
Published by Universitas Gunadarma
Jurnal Psikologi (JPUG) accepts manuscripts based on empirical research, both quantitative and qualitative. Priority is given to quantitative research of the multivariate type. Meanwhile, the Jurnal Psikologi also accepts meta-analysis or systematic review manuscripts that have advantages in terms of novelty or unique variables.
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 2 (2008)" : 11 Documents clear
KEMATANGAN EMOSI PADA PRIA DAN WANITA YANG MENIKAH MUDA Rahma Khairani; Dona Eka Putri
Jurnal Psikologi Vol 1, No 2 (2008)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris perbedaan kematangan emosi pada pria dan wanita yang menikah muda. Penelitian ini dilakukan terhadap 25 orang pria dan 25 orang wanita yang berusia antara 18 sampai dengan 24 tahun yang menikah muda. Dari 56 item disebarkan diperoleh 34 item yang valid. Nilai korelasi yang didapat berkisar antara 0.307 sampai 0.752 sedangkan koefisien reliabilitas sebesar 0.884. Uji hipotesis menggunakan uji beda U Mann-Whitney, karena tidak terpenuhinya kriteria uji statistik parametrik. Berdasarkan analisis data diperoleh skor t sebesar -3.061 (p < 0.01). Hasil tersebut menunjukkan adanya perbedaan kematangan emosi yang sangat signifikan pada pria dan wanita yang menikah muda.
KECERDASAN EMOSI DAN KOMITMEN PEKERJAAN DOSEN DI JAMBI Iskandar Iskandar
Jurnal Psikologi Vol 1, No 2 (2008)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh kecerdasan emosi terhadap komitmen pekerjaan dosen Perguruan Tinggi Indonesia di Provinsi Jambi. Penelitian survey yang menggunakan satu set instrumen dengan sampel penelitian sebanyak 265 orang dosen dipilih dengan teknik stratified random sampling dari 3 perguruan tinggi di Provinsi Jambi. Analisis data menggunakan program SPSS. Hasil analisis regresi ganda menunjukkan bahwa kecerdasan emosi memberi sumbangan secara signifikan sebesar 54.40% kepada komitmen pekerjaan dosen perguruan tinggi Indonesia di Provinsi Jambi.
KEPUASAN KERJA PADA GURU DITINJAU DARI JENIS KELAMIN KEPALA SEKOLAH Susi Endang Era Wati; Suparno Suparno; Rosana Dewi Yunita
Jurnal Psikologi Vol 1, No 2 (2008)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat kepuasan kerja guru yang ditinjau dari jender dalam kepemimpinan. Subjek dalam penelitian ini adalah guru SMP Negeri 2 Kartasura dan SMP Negeri 3 Kartasura yang berjumlah 48 orang. Hasil analisis menggunakan t-test diperoleh nilai t sebesar 3,343 dengan p < 0,01 menunjukkan bahwa ada perbedaan yang sangat signifikan kepuasan kerja pada guru ditinjau dari jender kepemimpinan, dengan rerata empirik kepemimpinan laki-laki sebesar 143,652 dan rerata kepemimpinan perempuan sebesar 128,880. Dengan demikian kepuasan kerja guru yang dipimpin kepala sekolah laki-laki lebih tinggi dibandingkan kepala sekolah perempuan.
ANALYSIS OF THE CULTURAL FACTORS IMPACTS ON THE DEVELOPMENT OF ENTREPRENEURSHIP IN GARUT Rida Zuraida; Abdullah Ramdhani; Abdusy Syakur Amin
Jurnal Psikologi Vol 1, No 2 (2008)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Entrepreneurship has been recognized as an important characteristics for the society to accelerate the advancement of their quality of life. Various aspects were identified have significant impact on the development of entrepreneurship such as education, age, culture, etc .In rural area where the population has rather similar low education level, the research tends to focuses on the impact of the culturel aspects on the entrepreneurship will be more appropriate. The research was conducted in the Cilawu and Bayongbong areas which are located in Garut District. 24 respondents which are residents of those areas were withdrawn to fullfill the distributed questionnaire. The research applied Four of Hoffstede’s cultural dimensions to describe inter-culturally comparable aspects, namely (1) individualism vs. collectivism; (2) masculinity vs. femininit; (3) avoidance of uncertainty, and (4) life orientation on a long term. Research results indicate various differences in the dimensions of avoidance of uncertainty and orientation on a long term. The Cilawu respondents are stronger in avoidance of uncertainty and weaker in long term orientation compared with the Bayongbong respondents. The difference may be caused by natural conditions and number of religious school at each district, thinking pattern, motivation and life goals of both communities. To enable continuous growth of entrepreneurship in both districts, the role of the regional government of the Garut regency is needed to create a conducive socio-cultural environment by observing the cultural aspects which have the potential of creating the trend of entrepreneurship in each district.
KONSEP DIRI ANAK JALANAN USIA REMAJA Yudit Oktaria Kristiani Pardede
Jurnal Psikologi Vol 1, No 2 (2008)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fenomena anak jalanan sebetulnya sudah berkembang lama, tetapi saat ini semakin menjadi perhatian dunia, seiring dengan meningkatnya jumlah anak jalanan di berbagai kota besar di dunia. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti bagaimana gambaran konsep diri anak jalanan usia remaja dan mengapa konsep diri tersebut dapat terbentuk. Konsep diri adalah gambaran deskriptif dan evaluatif individu mengenai diri sendiri; penelitian atau penaksiran mengenai diri sendiri, ataupun cara seseorang memandang dirinya sendiri. Menurut Baldwin dan Holmes (dalam Calhoun dan Acocella 1995), faktor pembentuk konsep diri remaja adalah orangtua, kawan sebaya, masyarakat, dan belajar. Sampel dalam penelitian ini adalah seorang anak jalanan yang sudah putus hubungan dengan keluarganya, dan berpartisipasi penuh di jalanan, baik secara sosial maupun ekonomi. Dari hasil analisis data, diketahui bahwa secara umum, konsep diri yang terbentuk pada diri subyek adalah konsep diri yang negatif. Hal ini terlihat dari beberapa bagian diri subyek yang sebagian besar memandang dirinya secara negatif. Hal tersebut juga dapat diakibatkan oleh beberapa faktor yang membentuk konsep diri subyek ke arah yang negatif, yakni orangtua, kawan sebaya, dan masyarakat.
KEPUASAN KONSUMEN DAN KESETIAAN TERHADAP MEREK Sri Nawangsari; Budiman Budiman
Jurnal Psikologi Vol 1, No 2 (2008)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengukur pengaruh kepuasan konsumen terhadap kesetiaan terhadap merek. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Kepuasaan konsumen diukur menggunakan atribut produk, atribut yang berhubungan dengan pelayanan, dan atribut yang berhubungan dengan pembelian. Kesetiaan terhadap merek diukur melalui perilaku kebiasaan, switching cost, kepuasan, kesukaan merek dan komitmen. Analisis dilakukan menggunakan konsep korelasi dan regresi. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kepuasaan konsumen memengaruhi kesetiaan terhadap merek secara signifikan.
KETERBUKAAN DIRI DAN KEPUASAN PERKAWINAN PADA PRIA DEWASA AWAL Quroyzhin Kartika Rini; Retnaningsih Retnaningsih
Jurnal Psikologi Vol 1, No 2 (2008)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pernikahan dan kehidupan berkeluarga penting bagi setiap manusia karena dari keluarga, seorang individu membentuk dirinya dan dari keluarga, individu belajar untuk berinteraksi dengan lingkungan luar. Setiap individu tentunya menginginkan perkawinan yang sukses dan sekali seumur hidupnya. Salah satu kriteria yang dapat mempengaruhi kesuksesan dalam perkawinan adalah kepuasan. Kemudian, salah satu kunci utama komunikasi yang dapat membantu membuat kepuasan perkawinan adalah self-disclosure. Namun, dalam kehidupan sehari-hari wanita yang lebih banyak melakukan self-disclosure dibandingkan dengan pria dikarenakan pria tidak dapat mengartikulasikan perasaan dan masalahnya secara verbal karena merasa kurang nyaman. Padahal pria yang dapat lebih jujur dan terbuka mengenai dirinya dalam berkomunikasi dengan pasangan akan dapat meningkatkan kepuasan perkawinannya. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui kontribusi self-disclosure pada kepuasan perkawinan pria dewasa. Hasil studi menunjukkan bahwa terdapat kontribusi self-disclosure secara signifikan terhadap kepuasan perkawinan pria dewasa awal, dan kontribusi tersebut sebesar 56.9%, sedangkan 43.1% lainnya kemungkinan dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti equalitarian, seks, kehidupan sosial, tempat tinggal dan penghasilan. Selain itu, subjek dalam penelitian ini memiliki kepuasan perkawinan yang tinggi dengan self-disclosure yang tergolong rata-rata.
KECERDASAN ADVERSITAS DITINJAU DARI PENGATASAN MASALAH BERBASIS PERMASALAHAN DAN EMOSI PADA ORANGTUA TUNGGAL WANITA Kenes Pranandari
Jurnal Psikologi Vol 1, No 2 (2008)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fenomena orangtua tunggal bukan hanya terjadi di Indonesia sebagai negara berkembang, tetapi juga terjadi di berbagai negara maju. Bahkan di banyak negara maju dan industri, single parent merupakan gejala yang biasa. Karena kematian pasangan atau perceraian itu, individu menjadi satu-satunya orang yang bertanggung jawab terhadap kehidupan keluarga. Oleh karena itu ia harus menjalankan semua tugas yang dulu ia lakukan bersama pasangannya, seperti mengurus rumah dan memenuhi seluruh kebutuhan keluarga. Keadaan seperti ini menyebabkan orangtua tunggal dikenai banyak tuntutan (stresor) dalam kehidupan sehari-hari. Beban ini menjadi lebih berat bagi orangtua tunggal wanita karena di Indonesia sendiri, umumnya orang menganggap negatif status wanita sebagai orangtua tunggal. Untuk itu, diperlukan strategi untuk mengatasi situasi sulit tersebut, disamping itu, diperlukan juga ketangguhan tersendiri bagi orangtua tunggal wanita agar dapat melalui kesulitan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan adversity quotient ditinjau dari problem-focused coping dan emotion-focused coping pada orangtua tunggal wanita. Penelitian ini melibatkan 67 orangtua tunggal wanita. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dengan menggunakan uji U Mann-Whitney diketahui bahwa nilai Z = -3,349 (p < 0.05). Hasil tersebut menunjukkan adanya perbedaan tingkat Adversity Quotient yang signifikan antara orangtua tunggal wanita dengan strategi problem-focused coping dan orangtua tunggal wanita dengan strategi emotion-focused coping.
WORK STRAIN, ABSENCE, AND INTENTION OF QUITTING JOB - FROM A PERSPECTIVE OF OCCUPATIONAL DIFFERENCE Kirk S. Chang; Teddy Oswari
Jurnal Psikologi Vol 1, No 2 (2008)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research investigated how occupations influenced on stress and behaviors at work using questionnaire surveys (N = 613). Four heterogeneous occupations were recruited, including: high school teachers, shop clerks, factory employees and civil servants. Civil servants reported more sources of pressures, shop clerks reported higher levels of work strain, factory employees reported lower occurrence of absence behavior, and high school teachers reported lower intention of quitting job and higher working morale. The differences in stress and work behaviors across four occupations were due to two major factors. First, occupational differences, i.e., uniqueness and culture within the occupation. Second, individual demographics, i.e., marital status, education, job tenure, position rank and age. These individual demographics also offered account of differences in absence behavior, intention of quitting job and low working morale across four occupations. Implications of the findings and suggestion for future research are discussed.
GAMBARAN AGRESIVITAS APARAT KEPOLISIAN YANG MENANGANI DEMONSTRASI Agus Sapari; Ni Made Taganing Kurniati
Jurnal Psikologi Vol 1, No 2 (2008)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

GAMBARAN AGRESIVITAS APARAT KEPOLISIANYANG MENANGANI DEMONSTRASIAgus Sapari1Ni Made Taganing Kurniati21,2Fakultas Psikologi Universitas GundaramaJl. Margonda Raya No. 100 Depok 16424, Jawa Barat2taganing@yahoo.comAbstrakSudah lama era reformasi berlangsung di Indonesia, yang ditandai dengan adanya keterbukaan dan kebebasan dalam segala hal, termasuk penyampaian pendapat di depan umum. Dalam pelaksanaannya demostrasi dapat dilakukan secara tertib dan damai tetapi dapat pula demonstrasi berkembang menjadi gerakan yang cenderung agresif dan anarkis bahkan terkesan brutal. Ketika berlangsungnya aksi demonstrasi tidak jarang terjadi tindakan pemaksaan, penembakan, pemukulan dan bahkan sampai pada pengerusakan fasilitas umum, yang dilakukan oleh polisi maupun mahasiswa. Di mata masyarakat, kekerasan yang dilakukan polisi dalam aksi demonstrasi terbilang ironis karena keberadaan polisi pada dasarnya adalah untuk melindungi rakyat. Peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran agresivitas aparat kepolisian pada saat mengamankan aksi demonstrasi dan mengapa terjadi tindakan agresif oleh aparat kepolisian terhadap para demonstran. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah aparat kepolisian yang pernah melakukan tindakan agresif terhadap para demonstran pada saat mengamankan demonstrasi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dan menggunakan alat tes psikologi yaitu EPPS (Edwards Personal Preference Schedule) dan DAP (Draw A Person) Test, dalam penelitian ini tidak dimungkinkan untuk dilakukan observasi. Hasil penelitian menunjukan aparat kepolisian melakukan tindakan agresi terhadap para demonstran sebagai tindakan balasan terhadap tindakan agresi para demonstran sebelumnya seperti memaki, melempar atau memukul.

Page 1 of 2 | Total Record : 11