cover
Contact Name
Andi Ruhban, S.ST.,M.Kes
Contact Email
ruhbansaja@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
ruhbansaja@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
ISSN : 0854624X     EISSN : 26226960     DOI : -
Core Subject : Health, Social,
Tulisan yang diterima melingkupi rumpun Ilmu Kesehatan Lingkungan dengan diberi kode 359 oleh Kementerian Riset Teknologi Pendidikan Tinggi, yang dapat berupa Artikel Hasil Riset, Book Review, Literatur Review, Komentari/Opini, Berita Ilmiah (Scientific News), dan Letter to Editor. Tulisan tersebut menyangkut Sanitasi Dasar (penyehatan air, pengelolaan limbah cair, pembuangan tinja, penanganan sampah, penyehatan makanan minuman, pengendalian vektor), penyehatan udara, pengamanan pestisida, rumah sehat dan tata graha, perilaku hidup bersih dan sehat, higiene perorangan, sanitasi tempat umum-wisata-matra, sanitasi transportasi, sanitasi industri dan keselamatan kerja, sanitasi rumah sakit, sanitasi kawasan pesisir pantai dan laut, penyakit berbasis lingkungan, analisis mengenai dampak lingkungan, manajemen risiko lingkungan, epidemiologi kesehatan lingkungan.
Arjuna Subject : -
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 17, No 1 (2017): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat" : 11 Documents clear
TINGKAT KUANTITATIF PENCEMARAN LOGAM BERAT TIMBEL (Pb) DALAM UDARA AMBIEN DI TERMINAL MALENGKERI KOTA MAKASSAR Andi Ruhban; Nurwahidah wahidah
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 17, No 1 (2017): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v17i1.683

Abstract

ABSTRAK Pencemaran udara yaitu masuknya zat pencemar (berbentuk gas-gas dan partikel kecil/aerosol) ke dalam udara seperti timbel (Pb).Timbel (Pb) yang mencemari udara terdapat dalam dua bentuk, yaitu dalam bentuk gas dan partikel-partikel.Aerosol Timbel (Pb) sebagian besar dihasilkan dari asap kendaraan bermotor dan industry yang menggunakan bensin. Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran tentang pencemaran logam berat timbel (Pb) pada udara ambien di sekitar Terminal Malengkeri Kota Makassar.Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan deskriptif dengan pengambilan sampel pada tiga lokasi masing-masing satu titik. Berdasarkan penelitian, diperoleh hasil kandungan logam berat timbel (Pb) di pintu masuk yaitu 0,022 µg/Nm3, di bagian tengah yaitu 0,009 dan di pintu keluar Terminal Malengkeri µg/Nm3,Kota Makassar yaitu 0,027µg/Nm3. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan Lampiran Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 69 Tahun 2010 Tentang Baku Mutu & Kriteria Kerusakan Lingkungan setelah pengujian satu jam pengukuran yaitu 2 µg/Nm3. Meskipun demikian disarankan adanya penghijauan dan penanaman pohon di kawasan Terminal Malengkeri Kota Makassar, karena pohon dapat menyerappenyebaran timbel (Pb) di udara. Kata Kunci                   : Timbel (Pb), Udara Ambien, dan Terminal.
PERILAKU PENJAMAH MAKANAN DI CATERING ANUGERAH DAN SEKAR KOTA MAKASSAR Juherah Juherah; Irmawati Irmawati
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 17, No 1 (2017): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v17i1.675

Abstract

ABSTRAK Penjamah makanan sangat berpengaruh terhadap kualitas makanan, sehingga baik secara langsung maupun secara tidak langsung dapat berpengaruh terhadap penyebaran penyakit. Kualitas hiegene dan sanitasi yang di pengaruhi oleh dua faktor penjamah makanan dan faktor lingkungan, terkontaminasinya makanan disebabkan oleh faktor pengetahuan penjamah yaitu dari perilaku sehat dan kebersihan badan penjamah makanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui periku penjamah makanan di tempat catering Anugerah dan catering Sekar. Jenis penelitian ini bersifat observasional dengan pendekatan deksriptif untuk memperoleh data faktual dari perilaku penjamah makanan ditempat Catering Anugerah dan sekar dikota Makassar khususnya di Catering Anugerah dan Sekar  yang berada dijalan faisal dan Minasaupa 17 No.3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa distribusi responden tingkat pengetahuan yaitu pengetahuan menunjukkan bahwa tingkat penegtahuan yang dikategorikan baik sebanyak 3 orang (15%) kategori cukup 7 orang (35%) dan kategori kurang 10 orang (50%), sikap menjukkan bahwa tingkat pengetahuan yang dikategorikan baik sebanyak 4 orang (20%) kategori cukup 6 orang (30%) dan kategori kurang 10 (50%), tindakan  menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan yang dikategorikan baik sebanyak 6 orang (30%) kategori cukup 3 orang (10%) dan kategori kurang 11 (55%). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan perilaku penjamah makanan yang tidak memenuhi syarat yaitu 100% dari jumlah keseluruhan yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan. Sehingga disarankan kepada pihak pengelola Catering untuk perlu memperhatikan perilaku penjamah makanan dan agar dilakukan penyuluhan, bimbingan serta kursus keterampilan tentang hiegiene perorangan.Kata Kunci      : Perilaku Penjamah Makanan
KANDUNGAN ZAT PEWARNA METANIL YELLOW PADA TEPUNG PANIR YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL KOTA MAKASSAR wahyuni sahani; Yuni Juliani
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 17, No 1 (2017): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v17i1.684

Abstract

ABSTRAK Makanan merupakan sumber energi yang dibutuhkan oleh manusia dan hewan untuk melangsungkan hidupnya. Namun, makanan dapat menjadi sumber penyakit jika tidak memenuhi kriteria sebagai makanan yang sehat.Dalam pengolahan makanan dan minuman, banyak cara yang dilakukan produsen untuk mendapatkan produk akhir yang menarik misalnya penggunaan zat pewarna yang tidak diperbolehkan pada pangan. Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui  jenis zat pewarna yang digunakan pada tepung panir yang dijual di pasar tradisional kota Makassar.Jenis penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif yang akan memberikan gambaran mengenai keberadaan Metanil yellow pada tepung panir yang ada di lokasi penelitian. Untuk mengetahui apakah tepung panir yang diteliti mengandung Metanil yellow maka dilakukan uji laboratorium. Sampel untuk pemeriksaan zat pewarna Metanil yellow pada tepung panir  yaitu sebanyak 14 sampel, dari 14 sampel tersebut ada 5 yang positif mengandung zat pewarna Metanil yellow. 5 Sampel yang positif dinyatakan tidak memenuhi syarat menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 033 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan.Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka penulis dapat menarik kesimpulan yaitu terdapat 5 sampel tepung panir yang mengandung Metanil yellow, sehingga dapat disarankan kepada instansi terkait khususnya BPOM untuk tetap melakukan pembinaan dan pengawasan secara berkala kepada produsen tepung panir mengenai penggunaan zat pewarna yang digunakan. Kata Kunci                   : Metanil Yellow  dan Tepung Panir
TINGKAT KEBISINGAN PADA INSTITUSI PERGURUAN TINGGI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR TAHUN 2016 Hamsir Ahmad; Muhammad Rifai
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 17, No 1 (2017): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v17i1.676

Abstract

ABSTRAK Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.Kebisingan yang sesuai peraturan gubernur sulawesi selatan Nomor : PERGUB.no 69 tahun 2010Tentang Nilai Ambang Batas (NAB) Faktor Fisik di lingkungan pendidikan dan Kriteria kerusakan lingkungan hidup yaitu 55 dB.Tujuan penelitian ini,Untuk mengetahui tingkat kebisingan di perguruan tinggi Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar. Jenis penelitian ini yaitu observasional dengan pendekatan deskriptif untuk memperoleh data faktualdanpengukuran di lapangandenganmenggunakanalatukur (Sound Level Meter).Hasil pengukuran intensitas kebisingan di Jurusan Kesehatan Lingkungan pada titik 1 rata-rata 57,9 dB, titik 2 rata-rata 50,7 dB, dan titik 3 rata-rata 49,5 dB. Jurusan Farmasi pada titik 1 rata-rata 70,4 dB, titik 2 rata-rata 60,1 dB, dan titik 3 rata-rata 54,8 dB. Jurusan Keperawatan pada titik 1 rata-rata 58,4 dB, titik 2 rata-rata 50,1 dB, dan titik 3 rata-rata 51,2 dB. Serta Jurusan Gizi pada titik 1 rata-rata 61,5 dB, titik 2 rata-rata 53,9 dB, dan titik 3 rata-rata 49,9 dB. Kesimpulanpenelitian, bahwa Intensitas kebisingan Pada Institusi Perguruan Tinggi Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar tiga Jurusan (kesling, keperawatan, dan Gizi) memenuhi syarat dan satu jurusan (farmasi) tidak memenuhi syarat karena kebisingannya melampaui NAB menurut peraturan gubernur sulawesi selatan Nomor : PERGUB.no 69 tahun 2010. Jenis bising yang ada di Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar adalah bising terputus-putus. Oleh karena itu, upaya meminimalisir kebisingan dapat dilakukan dengan cara penataan gedung ruang belajar, penambahan pagar hidup  dan upaya untuk menanam pohon di dekat pagar.Kata Kunci      : Kebisingan, Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar,NAB.
KEMAMPUAN EKSTRAK TUMBUHAN CATNIP (NEPETA CATARIA) DALAM MEMATIKAN KECOA syamsuddin syam; Andi Sri Wahyuni
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 17, No 1 (2017): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v17i1.1438

Abstract

Kecoa merupakan binatang pengganggu yang memakan segalanya (omnivore), menularkan penyakit pada manusia. Kecoa dapat menularkan pathogen toxoplasma gondi dan juga membawa salmonella dan E.coli  menjadi pencemar makanan yang menyebabkan keracunan dan diare. Upaya pengendali kecoa dengan menggunakan pestsida nabati yaitu serbuk dari daun catnip. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui kemampuan serbuk daun catnip dalam mematkan kecoa. Jenis penelitian ini bersifat quasy eskperimen yang bersifat analitik. Penelitian ini dilakukan di kampus kesehatan lingkungan. Populasi dalam penelitian ini adalah kecoa amerika (periplaneta Americana). Kecoa amerika yang dijadikan sampel berjumlah 40 ekor dengan setiap toples berisikan 10 ekor kecoa. Hasil penelitian menunjukkan dengan tiga kali perlakuan maka dapat diambil rata-rata bahwa dengan dosis 1 gram serbuk daun catnip dapat membunuh kecoa sebanyak 1 ekor pada 10 menit pertama dan dimenit selanjutnya keseluruhan kecoa telah mati dalam waktu 20 menit, dosis 1,5 gram serbuk daun catnip dapat membunuh kecoa sebanyak 2 ekor pada 10 menit pertama dan dimenit selanjutnya keseluruhan kecoa telah mati dalam waktu 20 menit, dosis 2 gram serbuk daun catnip dapat membunuh kecoa sebanyak 3 ekor pada 10 menit pertama dan dimenit selanjutnya keseluruhan kecoa telah mati dalam waktu 20 menit. Kesimpulan yaitu dosis 1 gram, 1,5 gram dan 2 gram mampu menurunkan populasi kecoa 100%, dan dosis yang paling efektif yaitu dosis 2 gram dalam waktu 20 menit. Untuk itu diharapkan serbuk daun catnip dapat digunakan sebagai insektisida nabati yang ramah lingkungan.Kata Kunci : Kecoa, Serbuk Daun Catnip.
PERBANDINGAN JUMLAH KUMAN PADA LALAPAN YANG DIJUAL DI RUMAH MAKAN DAN PEDAGANG KAKI LIMADI JALAN A. P. PETTARANI KOTA MAKASSAR st mut mirah; Amryl Amryl
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 17, No 1 (2017): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v17i1.698

Abstract

ABSTRAK Lalapan adalah sayur-sayuran yang biasa disajikan beserta masakan Indonesia. Lalapan biasa dimakan bersama nasi dan lauk-pauk. Sayur-sayuran ini biasanya dihidangkan dalam keadaan mentah. Sayur-sayuran yang biasa digunakan antara lain kacang panjang, kemangi, kubis, sambal, dan timun. Lalapan ini banyak ditemukan dijual di rumah makan maupun pedagang kaki lima.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan jumlah kuman pada lalapan yang dijual di Rumah Makan dan Pedagang Kaki Lima di Jln. A.P. Pettarani kota Makassar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif observasional sedangkan penentuan jumlah kumannya menggunakan metode Total Plate Count. Hasil pemeriksaan terhadap 10 sampel lalapan yang dijual di Rumah Makan dan Pedagang Kaki Lima didapatkan hasil bahwa 7 sampel lalapan memiliki jumlah kuman melebih 1 x 105 sedangkan tiga diantaranya telah memenuhi persyaratan. Jumlah kuman pada lalapan yang dijual di Rumah Makan berdasarkan jenisnya yaitu kacang panjang dengan jumlah kuman 19.655 x 102, kemangi dengan jumlah kuman 4.105 x 102, kubis dengan jumlah kuman 14.465 x 102, sambal dengan jumlah kuman 425 x 102, serta timun dengan jumlah kuman 39.795 x 102. Dan untuk Pedagang Kaki Lima yaitu kacang panjang dengan jumlah kuman 65 x 103, kemangi dengan jumlah kuman 12.415 x 102, kubis dengan jumlah kuman 582 x 103, sambal dengan jumlah kuman 515 x 102, dan timun dengan jumlah kuman 608 x 103.Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah kuman pada lalapan yang dijual di Rumah Makan lebih tinggi dibandingkan dengan lalapan yang dijual di Pedagang Kaki Lima. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain bahan makanan, waktu simpan makanan, tempat penyimpanan makanan jadi, dan hygiene penjamah makanan. Melihat keadaan tersebut maka dapat disarankan untuk lebih meningkatkan penerapan hygiene sanitasi makanan di Rumah Makan dan Pedagang Kaki Lima.Kata Kunci   : Lalapan, Rumah Makan, Pedagang Kaki Lima, Jumlah Kuman.
KEMAMPUAN KONSENTRASI PASTA GIGI DALAM MEMBUNUH KECOA AMERICANA Rasman Rasman; Asrudi Asrudi
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 17, No 1 (2017): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v17i1.672

Abstract

ABSTRAK Kecoa merupakan binatang pengganggu yang memakan segalanya (omnivore), menularkan penyakit pada manusia. Kecoa dapat menularkan patogen toxoplasma gondi dan juga membawa salmonella dan E.coli upaya pengendalian kecoa dengan menggunakan bahan kimia yaitu pasta gigi. Tujuan penelitian untuk mengetahui kemampuan variasi konsentrasi pasta gigi dalam membunuh kecoa. Jenis penelitian ini eksprimen yang bersipat deskriptif.penelitian ini dilakukan dilaboraterium vector kesehatan lingkungan. Populasi dalam penelitian ini adalah kecoa Americana. Kecoa Americana dewasa yang dijadikan sampel berjumlah 30 ekor pada satu toples terisi 5 kecoa periplaneta Americana. Hasil penelitian menujukkan bahan pasta gigi dengan konsentarsi 2, 4, 6, 8, 10 ,dan 12 gram mampu membunuh kecoa periplaneta Americana dengan waktu kurang dari 1 jam dan efektif membunuh. Konsentrasi 2 gram, 4 gram, 6 gram, 8 gram, 10 gram, dan 12 gram dapat menurunkan populasi kocoa 100% dan konsentasi paling efektif 12 gram dalam waktu 20 menit. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pasta gigi yang dilarutkan di dalam air (100 ml) dengan konsentrasi yang berbeda seperti 2, 4, 6, 8, 10, dan 12 gram dapat membunuh kecoa periplaneta Americana. sehingga diharapkan agar memanfaatkan bahan pasta gigi yang mudah dijangkau dalam menurunkan populasi kecoa. Kata Kunci:  Konsentrasi Pasta Gigi, Kecoa, periplaneta Americana
IDENTIFIKASI RESIDU PESTISIDA CHLORPYRIFOS DALAM SAYURAN SAWI HIJAU (BRASSICA RAPA VAR. PARACHINENSIS L.) DI PASAR TERONG KOTA MAKASSAR TAHUN 2016 Inayah Inayah; Nita Nirmala
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 17, No 1 (2017): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v17i1.680

Abstract

ABSTRAK Residu pestisida dapat masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang dikonsumsi setiap hari seperti sayuran. Salah satu tanaman yang sering disemprotkan pestisida adalah tanaman sayuran khususnya tanaman sawi hijau (Brassica rapa var. parachinensis L.). Hal ini terjadi karena bentuk dan struktur tanaman sawi yang memungkinkan ulat untuk bersarang di sela-sela daunnya. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional yakni menggunakan daftar pemeriksaan atau pengukuran terhadap residu pestisida Chlorpyrifos dalam sayuran sawi hijau (Brassica rapa var. parachinensis L.).Hasil pemeriksaan laboratorium dengan menggunakan metode kromatografi gas menunjukkan bahwa kadar residu pestisida pada sampel sawi hijau yang dijual di pasar Terong Kota Makassar dengan bahan aktif chlorpyrifos sebelum proses pencucian adalah sebesar 0,276 mg/kg sedangkan kadar residu pestisida sesudah proses pencucian adalah 0 mg/kg.Berdasarkan standar persyaratan SNI 7313 Tahun 2008 tentang batas maksimum residu pestisida pada hasil pertanian untuk sayuran sawi hijau yaitu 1 mg/kg, maka kadar residupestisida yang terdapat pada sampel sawi hijau sebelum dan sesudah proses pencucian masih di bawah BMR (Batas Maksimum Residu) sehingga memenuhi syarat kesehatan.Penurunan kadar residu pestisida chlorpyrifos pada sayuran terjadi karena proses pencucian dengan air mengalir menyebabkan residu insektisida chlorpyrifos yang terdapat pada permukaan sayuran akan larut dalam air. Residu yang tertinggal pada permukaan tanaman pada saat disemprot dapat hilang karena pencucian atau pembilasan. Kata kunci : Sawi Hijau  (Brassica rapa var. parachinensis L.) dan Kadar Residu Pestisida.
EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata) DALAM MEMBUNUH JENTIK AEDES AEGYPTI Khaer, Ain; Ekawardana, Ekawardana
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 17, No 1 (2017): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v17i1.673

Abstract

ABSTRAK DBD adalah penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini mendapat virus dengue pada waktu menghisap darah penderita DBD atau orang tanpa gejala sakit yang membawa virus dengue dalam darahnya (carrier). Salah satu upaya pemutusan rantai penularan penyakit ini dilakukan dengan pengendalian terhadap stadium larva melalui abatesasi dengan menggunakan arganofosfattemefos.Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun sirsak (Annona muricata) dalam membunuh jentik Aedes aegypti. Penelitian ini merupakan eksperimen yang dilakukan di Laboratorium Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Makassar dengan jumlah sampel jentik Aedes aegypti 20 ekor.Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh bahwa ekstrak daun sirsak (Annona muricata) dengan konsentrasi 25% mampu mematikan 71,67% jentik, 20% mampu mematikan 50%, 15% mampu mematikan 21,6% jentik selama 24 jam pengamatan.Kesimpulan, ekstrak daun sirsak yang efektif mematikan jentik Aedes aegypti adalah konsentrasi 20% dan 25%, saran sebagai insektisida nabati untuk pengendalian vektor khususnya terhadap jentik Aedes aegypti yang aman terhadap manusia dan lingkungan.Kata kunci: Ekstrak Daun Sirsak, Aedes aegypti, DBD
KEMAMPUAN DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius) DALAM MENGUSIR KECOAK La taha, la taha; Nurawalia, Nurawalia
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 17, No 1 (2017): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v17i1.681

Abstract

ABSTRAK Kecoak merupakan serangga yang banyak menimbulkan kerugian bagi manusia selain menimbulkan bau tidak sedap, kecoak juga merupakan vektor beberapa penyakit, kecoak amerika adalah kecoak yang paling sering di temukan di pemukiman Indonesia. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui kemampuan daun pandan wangi dengan dosis, 3 gr, 6 gr, dan 9 gr, dalam mengusir kecoak priplaneta americana. Jenis penelitian ini merupakan eksperimen untuk menguji  kemampuan daun pandan wangi sebagai pengusir kecoak, penelitian ini dilakukan dengan 3 dosis yaitu 3 gr, 6 gr, dan 9 gr kemudian dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali, setiap percobaan dilakukan pengamatan selama 12 jam, hasil diolah secara manual dalam bentuk tabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dosis 3 gr, 6 gr, dan 9 gr,  sudah mampu mengusir kecoak karena tidak ada kecoak yang mendekat pada botol uji bagian A2 yang terdapat umpan dan daun pandan wangi, dengan dosis 3 gr sudah mampu mengusir kecoak, dan semakin tinggi dosis yang digunakan maka semakin efektif mengusir kecoak, hal ini karena daun pandan wangi memiliki kandungan kimia seperti flavanoid, polifenol, tanin, alkaloid, dan saponin yang menyebabkan kecoak tidak mendekat pada daun pandan wangi. Kesimpulan bahwa daun pandan wangi mampu mengusir kecoak,dan disarankan kepada masyarakat untuk menggunakan daun pandan wangi sebagai media dalam mengusir kecoak, sebagai insektisida nabati karena aman bagi lingkungan dan manusia.   kata kunci           : Daun pandan wangi, Pengendalian kecoak

Page 1 of 2 | Total Record : 11