cover
Contact Name
Andi Ruhban, S.ST.,M.Kes
Contact Email
ruhbansaja@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
ruhbansaja@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
SULOLIPU
ISSN : 0854624X     EISSN : 26226960     DOI : -
Core Subject : Health, Social,
Tulisan yang diterima melingkupi rumpun Ilmu Kesehatan Lingkungan dengan diberi kode 359 oleh Kementerian Riset Teknologi Pendidikan Tinggi, yang dapat berupa Artikel Hasil Riset, Book Review, Literatur Review, Komentari/Opini, Berita Ilmiah (Scientific News), dan Letter to Editor. Tulisan tersebut menyangkut Sanitasi Dasar (penyehatan air, pengelolaan limbah cair, pembuangan tinja, penanganan sampah, penyehatan makanan minuman, pengendalian vektor), penyehatan udara, pengamanan pestisida, rumah sehat dan tata graha, perilaku hidup bersih dan sehat, higiene perorangan, sanitasi tempat umum-wisata-matra, sanitasi transportasi, sanitasi industri dan keselamatan kerja, sanitasi rumah sakit, sanitasi kawasan pesisir pantai dan laut, penyakit berbasis lingkungan, analisis mengenai dampak lingkungan, manajemen risiko lingkungan, epidemiologi kesehatan lingkungan.
Arjuna Subject : -
Articles 235 Documents
PENERAPAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) PILAR 1 STOP BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN (STOP BABS) DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DIARE DI KELURAHAN LAKKANG KECAMATAN TALLO KOTA MAKASSAR syamsuddin syam; Asriani Asriani
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 19, No 1 (2019): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v19i1.1035

Abstract

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan upaya program pemerintah yaitu tidak buang air besar (BAB) sembarangan, cuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan, mengelola sampah, dan limbah air rumah tangga. Tujuan penelitian Untuk Mengetahui Penerapan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pilar 1 Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS) Dengan Kejadian Penyakit Diare Di Kelurahan Lakkang Kecamatan Tallo Kota Makassar. Jenis penelitian ini Studi dengan pendekatan deskriptif dengan menganalisis tentang gambaran kondisi pemukiman dengan penerapan program STBM dengan populasi Jumlah 252 KK dan yang dijadikan sampel sebanyak 155 KK. Hasil penelitian akses kepemilikan Jamban yaitu hampir seluruh warga sudah  BAB di Jamban dan melaksanakan program STBM pilar 1 Stop BABS yaitu 141 KK presentase 91 %. kepemilikan sarana sanitasi Program STBM sebanyak 93 KK presentase 60 %, Numpang 35 KK presentase 23 %, sarana Umum 27 KK presentase 17 %.Milik pribadi sebanyak 60 %. Cemplung 1 unit 15 KK sebanyak 9 % dan Leher Angsa 139 unit 139 KK sebanyak 90 %. Kondisi sarana Baik 13 % dan 54 % masih kurang dan tidak BAB di Jamban 61 KK 39 %, dan bertambah 93 KK 60 %, sudah 99 % tidak BAB sembarang tempat.menderita Diare 45 KK 29 %, tidak diare 110 KK atau sebanyak 71 %.Kesimpulan dalam penelitian ini adalah 99 % warga sudah tidak BAB sembarang tempat walaupun belum 100% ODF, namun tingkat penderita Diare Menurun dan untuk penerapan Pilar pertama STBM yaitu Stop BABS dinyatakan  bahwa ada perubahan kondisi akses sanitasi Serta adapun hambatan yaitu perlunya peningkatan Tingkat pengetahuan masyarakat tentang program STBM khususnya tentang pilar 1 Stop BABS. Kata kunci : STBM, Stop BABS, ODF
KEMAMPUAN ALAT PENYARING UDARA DENGAN MEDIA PELEPAH PISANG DAN ZEOLITE UNTUK MENURUNKAN KADAR KARBON MONOKSIDA (CO) DI UDARA ST MU`TAMIRAH; Baharuddin Sunu
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 19, No 1 (2019): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v19i1.1037

Abstract

Kota Makassar merupakan salah satu kota dengan kepadatan penduduk yang terus menerus mengalami peningkatan pesatnya pertambahan penduduk tentu dibarengi dengan peningkatan kebutuhan masyarakat dibidang transportasi yang diindikasikan dengan meningkatnya emisi kendaraan bermotor seperti gas karbon monoksida (CO). Karbon monoksida yang melewati baku mutu udara akan membahayakan kesehatan Manusia.Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui kemampuan alat penyaring udara dengan media pelepah pisang dan zeolite untuk menurunkan kadar karbon monoksida (CO) di udara. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah semua titik atau lokasi yang menghasilkan polutan udara (CO) pada proses transportasi gas buang kendaraan yang diambil di sekitaran lampu merah. Tehnik pengambilan sampel adalah rancangan Non Randomized Pretest-postest Control Design yaitu objek yang digunakan terdiri dari dua kelompok. Kelompok pertama merupakan unit percobaan untuk perngukuran emisi CO sebelum melewati alat penyaring dan kelompok kedua merupakan kelompok kontrol pengukaran sesudah melewati alat penyaring.Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : Kadar karbon monoksida (CO) sebelum melalui media penyaring pelepah pisang dan zeolite adalah 60 ppm pada titik pertama dan 700 ppm pada titik kedua. Hasil penurunan kadar CO dengan menggunakan alat penyaring udara pelapah pisang dan zeolite adalah 66,6 % pada titik 1 dan 84 % pada titik 2. Hal yang menyebabkan terjadinya perbedaan hasil pengukuran dikedua titik ini adalah objek penempatan alat yang berbeda, pada titik 1 pengukuran dilakukan jauh dari sumber CO (kendaraan) dan pada titik 2 pengukuran dilakukan langsung di knalpot kendaraan bermotor.Bagi peneliti selajutnya hendaknya membuat desain alat yang mudah untuk dibawa kemana saja, sehingga tidak sulit untuk mengangkatnya pada saat penelitian. Disarankan agar penelitian ini sebaiknya dilakukan di indoor (dalam ruang) seperti basement sehingga hasil pengukuran CO yang dihasilkan cukup akurat. Mengingat banyak bahan yang dapat dijadikan sebagai filter udara, maka perlu dilakukan penelitian dengan media yang berbeda yang mungkin lebih efektif dan efisien. Selain itu perbedaan waktu kontak dan banyak media yang digunakan harus diperhatikan keefektifannya. Sebaiknya sebelum melakukan penelitian peneliti selanjutnya mengukur variabel yang mempengaruhi keberadaan CO di udara seperti suhu dan kelembaban di lokasi penelitian.Kata Kunci : Penyaring udara, Pelepah pisang, Zeolite, karbon monoksida dan Udara
KONDISI SANITASI KOLAM RENANG WATERBOOM MATTAMPA KABUPATEN PANGKEP Fadhil Hayat; Hiriska Hafid
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 19, No 1 (2019): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v19i1.1038

Abstract

Air memegang peranan penting bagi kehidupan manusia, hewan, tumbuhan dan jasad-jasad lain. Air yang kita perlukan adalah air yang memenuhi persyaratan kesehatan baik persyaratan fisik, kimia, bakteriologis dan radioaktif.      Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bakteri Escherichia coli pada air Kolam renang Waterboom Mattampa Kabupaten Pangkep.Hasil pengamatan/observasi dengan menggunakan lembar observasi menunjukkan nilai 67,1% dan dinyatakan sudah laik sanitasi. Sedangkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Kandungan bakteri Escherichia coli pada sampel air kolam renang Waterboom Mattampa Kabupaten Pangkep tersebut masing-masing sebagai berikut : kolam 1 yaitu pagi hari (08.00) negatif dan siang hari (12.30) negatif masih memenuhi syarat sedangkan sore hari (16.00) positf tidak memenuhi syarat, kolam 2 yaitu pagi hari (08.00) negatif masih memenuhi syarat, sedangkan siang hari (12.30) positif dan sore hari (16.00) positif tidak memenuhi syarat, sedangkan kolam 3 yaitu pagi hari (08.00), siang hari (12.30) dan sore hari (16.00) semuanya positif tidak memenuhi syarat.Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa kandungan bakteri Escherichia coli pada kolam renang Waterboom Mattampa Kabupaten Pangkep Tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 416/MENKES/PER/IX/1990. Maka disarankan sebaiknya kepada pihak pengelola kolam renang Waterboom Mattampa Kabupaten Pangkep bekerja sama dengan dinas terkait untuk melakukan pengawasan yang dilakukan terus menerus dengan melakukan pemeriksaan, dan pengujian secara berkesinambungan.Kata kunci : E.coli, kolam renang
SAFETY DRIVING PADA OPERATOR FORKLIFT DI PERTAMBANGAN (Study analitik di departemen Finishing Production PT. Antam Tbk, UBP Nikel Sulawesi Tenggara) Noni Widhirexy Novita; Arlin Adam; Muslimin Muslimin
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 19, No 1 (2019): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v19i1.1053

Abstract

Safety Driving adalah suatu usaha yang dilakukan untuk meminimalisir tingkat bahaya dan memaksimalkan keadaan dalam berkendara, demi menciptakan suatu kondisi, yang mana kita berada pada titik tidak membahayakan pengendara lain dan menyadari kemungkinan bahaya yang dapat terjadi di sekitar kita serta pemahaman akan pencegahan dan penanggulangannya. Forklift adalah alat yang memungkinkan seseorang untuk mengangkat dan menempatkan barang dengan beban yang berat dan besar. Namun, ada risiko cidera atau kematian apabila operator forklift belum terlatih untuk menggunakan forklift.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan pelatihan dan lisensi, hubungan pengawasan, dan hubungan sikap pengemudi dengan safety driving pada operator forklift di PT. Antam Tbk, UBP Nikel Sulawesi Tenggara. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional study dengan jumlah sampel sebanyak 58orang.Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan pelatihan dan lisensi dengan safety driving pada operator forklift (p=0,003), ada hubungan pengawasan dengan safety driving pada operator forklift (p=0,000), ada hubungan sikap pengemudi dengan safety driving pada operator forklift (p=0,008).Disarankan agar perusahaan lebih mempehatikan hal-hal yang berkaitan dengan keselamatan berkendara pada operator forklift. Sehingga operator forklift dapat mengoperasikan alat dengan benar, sehat dan selamat.Kata Kunci:Safety driving, pelatihan dan lisensi, pengawasan, sikap
HUBUNGAN HYGIENE PERORANGAN DAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN KEJADIAN INFEKSI KECACINGAN PADA PEMULUNG SAMPAH DI TPA TAMANGAPA KOTA MAKASSAR Andi Ruhban; Andi Mennie Tri Rahayu
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 18, No 2 (2018): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v18i2.1141

Abstract

Di Indonesia prevelansi penyakit kecacingan masih tinggi ,yaitu 45-46%. Di wilayah-wilayah tertentu dengan sanitasi buruk ,prevalansi kecacingan dapat mencapai 80%. Infeksi terjadi oleh karena tertelan telur cacing dari tanah yang terkontaminasi atau dari penetrasi aktif melalui kulit oleh larva ditanah. Kelompok yang berisiko tinggi terinfeksi penyakit kecacingan diantaranya komunitas pemulung sampah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan hygiene perorangan dan pemakaian alat pelindung diri dengan kejadian infeksi kecacingan pada pemulung sampah di TPA Tamangapa Kota Makassar. Jenis penelitian pada penelitian ini adalah cross-sectional. Jumlah sampel 73 sampel tinja dan 73 responden, sampel dipilih secara purposive sampling. Data hygiene perorangan dan pemakaian APD pada pemulung diperoleh melalui pengamatan secara langsung berdasarkan kuesioner pengamatan, sedangkan data kejadian infeksi kecacingan diperoleh dari hasil pemeriksaan Laboratorium. Data dianalisis dengan korelasi uji chi square. Uji statistik menunjukkan bahwa variabel kebiasaan mandi (p=0,639) yang lebih besar nilainya dari p>0,05, sehingga H0 diterima. Sedangkan, variabel kebiasaan mencuci tangan (p=0,000), kebiasaan memotong kuku  (p=0,000), dan pemakaian APD (p=0,004), yang lebih kecil dari p<0,05, sehingga Ha diterima. Hasil penelitian hampir semua sampel (99%) terdapat telur cacing. Kesimpulan dari penelitian ini adalah infeksi kecacingan tidak berhubungan dengan kebiasaan mandi, akan tetapi, berhubungan dengan kebiasaan mencuci tangan, kebiasaan memotong kuku, dan pemakaian APD. Untuk itu diharapkan bagi pemulung sampah, agar memperhatikan hygiene perorangan saat selesai bekerja di Tempat Pembuangan Akhir sampah Tamangapa Kota Makassar.  Kata kunci: Hygiene Perorangan, Alat Pelindung Diri, Kejadian Infeksi Kecacingan, Pemulung Sampah
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DENGAN ELEKTROKOAGULASI DALAM MENURUNKAN KADAR FOSFAT(PO4) PADA LIMBAH LAUNDRY juherah juherah; MUHAMMAD ANSAR
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 18, No 2 (2018): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v18i2.1142

Abstract

Usaha laundry pada umumnya belum memiliki sarana pengolahan air limbah sehingga limbah hasil pencucian langsung dibuang ke lingkungan, hal ini dapat menyebabkan kadar Fosfat (PO4) tinggi dan akan terakumulasi sehingga dapat menyebabkan eutrofikasi yang mengganggu ekosistem perairan dan menyebabkan pendangkalan sungai.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan elektrokoagulasi dalam menurunkan kadar Fosfat (PO4) pada limbah laundry dengan variasi tegangan 12 volt, 18 volt, dan 24 volt selama 45 menit dengan tiga kali replikasi dan menggunakan elektroda aluminium. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan desain pre-pos test yaitu pengujian terhadap sampel sebelum dan sesudah proses elektrokoagulasi guna mengetahui penurunan kadar Fosfat (PO4) pada ketiga perlakuan yang digunakan.Hasil yang diperoleh bahwa proses pengolahan limbah laundry dengan elektrokoagulasi dapat menurunkan kadar Fosfat (PO4). Pada tegangan 12 volt persentase penurunannya sebesar 92,73%. Pada tegangan 18 volt sebesar 95,14%, dan pada tegangan 24 volt sebesar 96,78%. Selain itu berdasarkan uji statistic dengan one way anova dimana nilai p < a (0,05) maka dapat dinyatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan dari ketiga perlakuan yang digunakan.Kesimpulan yang dapat ditarik yaitu proses elektrokoagulasi dapat menurunkan kadar Fosfat (PO4) pada limbah laundry.Kata kunci : Limbah Laundry, Fosfat (PO4), Elektrokoagulasi.
EFEKTIFTAS BUBUK DAUN JERUK PURUT (CITRUS HYSTRIX) DAN DAUN SALAM (SYZYGIUM POLYANTHUM) SEBAGAI ZAT PENOLAK ALAMI KECOA AMERIKA (PERIPLANETA AMERICANA) Hamsir Hamsir; EKA ULFIANI
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 18, No 2 (2018): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v18i2.1143

Abstract

Kecoa merupakan serangga yang banyak menimbulkan kerugian bagi manusia.  Selain menimbulkan bau tidak sedap, kecoa juga merupakan vektor beberapa penyakit.  Kecoa amerika adalah kecoa yang paling sering ditemukan di pemukiman penduduk. Usaha pengendalian kecoa dengan insektisida sintetik kurang aman untuk digunakan karena zat kimia yang digunakan untuk mengusir kecoa juga dapat  meracuni manusia.   Solusi yang dapat dilakukan yaitu menggunakan zat penolak berbahan baku alami dari tumbuh-tumbuhan, seperti daun salam dan daun jeruk purut.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas daun jeruk dan daun salam sebagai zat penolak alami bagi kecoa amerika dewasa.  Masing-masing perlakuan dilakukan dengan 3 kali pengulangan. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen murni (true eksperiment). Popuplasi dalam penelitian ini Kecoak Amerika (Periplaneta americana) sebanyak 260 ekor. Hasil penelitian menunnjukkan bahwa bubuk daun jeruk purut lebih efektif jika dibandingkan dengan bubuk daun salam karna mampu mengusir dengan efektif  pada menit ke 60 dengan dosis 20  gr rata-rata mencapai 10 dari jumlah sampel seluruhnya yaitu 10 ekor, sedangkan bubuk daun salam mampu mengusir dengan efektif pada menit ke 60  dengan dosis 20 gr rata-rata jumlah kecoak yang  terusir hingga 9 ekor. Kesimpulan yang didapatkan dengan dosis yang sama dan waktu yang sama bubuk daun jeruk purut lebih efektif jika dibandingkan dengan bubuk daun salam. Disarankan agar pemerintah mempertimbangkan untuk menggunakan insektisida alami dalam pengendalian vektor.Kata Kunci : Kecoak Amerika, Daun Jeruk Purut, Daun Salam.
HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE PENJAMAH MAKANAN DENGAN KUALITAS BAKTERIOLOGIS MPN COLIFORM PADA JAJANAN DI WILAYAH PASAR SEGAR PANAKUKANG KOTA MAKASSAR Khiki Purnawaty Kasim; ANDI ADE MUSTIKA SARI
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 18, No 2 (2018): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v18i2.1144

Abstract

Diare merupakan masalah kesehatan di Indonesia, salah satu sumber makanan yang berpotensi tercemar mikroba adalah makanan jajanan. Dalam penanganan makanan jajanan sering tidak memperhatikan faktor kebersihan diri dari penjamah makanan sehingga berpotensi terjadinya cemaran biologi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan personal hygiene penjamah makanan dengan kualitas bakteriologis MPN Coliform pada jajanan di wilayah pasar Segar Panakukang kota Makassar. Rancangan penelitian menggunakan desain survei analitik dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel 20 pedagang dan 20 sampel jajanan. Data dari hasil wawancara, observasi, pemeriksaan bakteri Coliform dianalisa menggunakan uji statistik “eksak fisher”. Hasil penelitian menunjukkan personal hygiene penjamah makanan sebanyak 1 responden ( 5% ) termasuk kategori baik, sedangkan 19 responden ( 95% ) termasuk kategori buruk. Berdasarkan  kualitas bakteriologis MPN Coliform terdapat 19 sampel ( 95% ) yang tidak memenuhi syarat dan  1 sampel  ( 5% ) yang memenuhi syarat. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji eksak fisher diperoleh nilai P=  0,050 < α 0,05 yang berarti ada hubungan antara personal hygiene penjamah makanan dengan kualitas bakteriologis MPN Coliform pada jajanan di wilayah pasar Segar Panakukang kota Makassar. Kesimpulan dari peneltian ini adalah ada hubungan antara personal hygiene penjamah makanan dengan kualitas bakteriologis MPN Coliform pada jajanan di wilayah pasar Segar Panakukang. Saran untuk penjamah makanan lebih meningkatkan personal hygiene pada saat proses pengolahan makanan terutama dalam penggunaan sarung tangan dan masker.Kata Kunci : Personal Hygiene, Penjamah Makanan, Coliform, Jajanan
HUBUNGAN PERILAKU PEKERJA DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI PABRIK PENGGILINGAN PADI KABUPATEN SIDRAP rappe, erlani; S, Anugrah
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 18, No 2 (2018): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v18i2.1145

Abstract

Perkembangan industri yang pesat di Indonesia, baik di sektor formal maupun informal, akan menimbulkan lapangan kerja baru dan menyerap angkatan kerja baru. Pada tahun 2001 angkatan kerja berjumlah 101 juta orang yang sebagian besar (70-80%) berada disektor informal. Perilaku pemakaian APD dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-faktor baik dari dalam diri maupun dari luar subjek. Selain itu ada beberapa faktor yang memungkinkan seorang pekerja berperilaku dalam menggunakan APD pada saat melakukan pekerjaan.Tujuan penelitian ini  untuk mengetahui hubungan perilaku pekerja dengan pengunaan alat pelindung diri (APD) di pabrik penggilingan padi kabupaten sidrap. Metode penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut variabel bebas dan terikat akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan dan secara langsungHasil penelitian diperoleh hasil bahwa dari 120 responden yang yaitu 54 responden (54,0%)  yang  dikategorikan berpengetahuan tinggi, dan 33 responden (36.9%) yang mengunakaan APD, sedangkan yang berpengetahuan rendah 66 responden (66,0%) dan 17 responden (20.09%) yang tidak mengunakan APD. terdapat 32 (26,7%) mempunyai kategori sikap pekerja terdapat 54 (54%) mempunyai kategori sikap tinggi dan 40 (41.4%) yang mengunakan APD, tidak menggunakan 14 (15.4%) pekerja berada dalam sikap rendah 66 (66 %) pekerja di pabrik penggilingan padi kabupaten sidrap, untuk tindakan  52 responden (50.1%) di kategorikan memiliki tindakan yang tinggi 54 (54%) responden dan yang tidak menggunakan 5 (3.8%) di kategorikan tindakan yang rendah 66 (66%).Kesimpulan dari peneliti ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan perilaku pekerja dengan pengunaan APD  Kata Kunci   : perilaku, pengetahuan, sikap, dan APD
GAMBARAN LIMBAH PADAT RUMAH PEMOTONGAN AYAM (RPA) TERHADAP TINGKAT KEPADATAN LALAT DI KELURAHAN BARA BARAYA TIMUR KOTA MAKASSAR syamsuddin s; Sumarni Sumarni
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 18, No 2 (2018): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v18i2.1146

Abstract

Rumah Pemotongan ayam merupakan salah satu industri peternakan dimana dilakukan pemotongan ayam hidup dan mengolah menjadi karkas ayam  siap konsumsi dan juga menghasilkan sisa-sisa penyembelihan yang tidak dipergunakan lagi yang berupa kotoran hewan, limbah padat dan juga bau menyengat  yang dapat mengundang lalat dan sebagai tempat berkembang biaknya lalat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran limbah padat rumah Pemotongan ayam (RPA) terhadap tingkat kepadatan lalat di Kelurahan Bara-Baraya Timur Kota Makassar. Jenis penelitian ini observasional deskriptif yaitu melakukan pengukuran kepadatan lalat. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 138 titik, dimana jumlah RPA sebanyak 23 dan  masing-masing diambil 3 titik dengan teknik total sampling. Hasil penelitian mengenai pengisian kuesioner di dapatkan hasil yang memenuhi syarat sebanyak 12 RPA dengan persentase 52 % dan yang tidak memenuhi syarat 11 RPA dengan persentase 48%. Dan hasil pengukuran kepadatan lalat di pagi hari pada titik 1 rata-rata 4 ekor, titik 2 rata-rata 8 ekor dan titik 3 rata-rata 5 ekor sedangkan pada pengukuran di sore hari di dapatkan hasil pada titik 1 rata-rata 4 ekor, titik 2 rata-rata 9 ekor dan titik 3 rata-rata 7 ekor, dimana tingkat kepadatan lalat yaitu tinggi dengan standar ≤2 dan >2 serta tidak memenuhi syarat sesuai Permenkes No. 70 Tahun  2016. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa tingkat kepadatan lalat di rumah pemotongan ayam  termasuk kategori tinggi dengan rata-rata 4-9 ekor/blok. Maka dari itu pemilik rumah pemotongan ayam harus lebih memperhatikan kebersihan sehingga tidak menjadi tempat perkembangbiakan lalat.Kata Kunci : Kepadatan Lalat, RPA, Limbah Padat

Page 1 of 24 | Total Record : 235