cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
ISSN : 19782365     EISSN : 25281917     DOI : -
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan merupakan jurnal ilmiah yang berisi hasil penelitian/kajian dibidang ketenagalistrikan, energi baru, terbarukan, dan konservasi energi. Diterbitkan melalui proses review oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi dalam 2 (dua) edisi Juni dan Desember setiap tahun.
Arjuna Subject : -
Articles 147 Documents
START-UP CONTROL USING DC POWER SUPPLY FOR ISOLATED MODE OPERATION OF 100 kW WIND POWER PLANT Rijanto, Estiko
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol 9, No 1 (2010): KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Publisher : P3TKEBTKE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This paper reports design of a start-up controller for a 100 kW wind electrical power plant. The plant is designed to be able to work either in isolated or grid-connected circumstances. This paper aims at designing a controller for start-up and operation of the plant in isolated mode. Thecontroller has been designed to provide excitation voltage during the start-up and to maximize energy conversion during operation as well as to maintain the DC link voltage be at a desired value. Controller design uses vector control and hysteresis PWM approaches. From computer simulationresults it is concluded that the plant can start-up at cut in wind speed of 2.5 m/sec by maintaining DC link voltage at 96 V, and it changes over from motoring mode to generating mode in 15.5 seconds giving start-up electrical power of 761 Watt. Moreover, the controller can make the generator produce electrical power of 23.48 kW and 111.58 kW for average wind speed of 7 m/s and rated wind speed of 12 m/s, respectively.
PEMANFAATAN DATA POS DUGA AIR (PDA) UNTUK MEMBUAT PETA POTENSI ENERGI MIKRO HIDRO DI PROVINSI BENGKULU ; USE OF POS DUGA AIR (PDA) DATA FOR DEVELOPING MICRO HYDRO POTENTIAL ENERGY MAP IN BENGKULU PROVINCE Al Rasyid, Harun; Soekarno, Hari; Pranoto, Bono; Sudono, Irfan
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol 16, No 1 (2017): KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Publisher : P3TKEBTKE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air sebagai tenaga penggeraknya seperti sungai atau air terjun alam dengan cara memanfaatkan beda tinggi terjunan (head) dan jumlah debit air. Penelitian ini menggunakan data Shuttle Radar Topography Mission Digital Elevation Model (SRTM DEM) sebagai dasar pembuatan head, jalur jaringan sungai dan area tangkapan (catchment). Adapun data debit andalan dihitung dari data pengukuran debit pada titik Pos Duga Air (PDA) milik Pusat Litbang Sumber Daya Air (PUSAIR). Selain itu area tangkapan juga dihitung dari titik lokasi PDA, sehingga titik-titik pada jaringan sungai yang berada pada area tangkapan tersebut diasumsikan memiliki tebal air yang sama (Q=T80.A). Potensi daya suatu PLTMH dihitung dari hasil kali head dan debit andalan, dengan asumsi gravitasi 9,8 m/dt2 dan total efisiensi 60%. Potensi daya mikro hidro selanjutnya hanya dipilih titik potensi dengan head minimal 10 m, debit antara 0,05 – 5 m3/dt. Selain itu potensi yang memiliki nilai daya kurang dari 10 kW tidak ditampilkan pada peta. Dengan adanya peta ini akan memberikan identifikasi awal lokasi yang memiliki potensi daya mikro hidro sebesar 107 MW dan dapat digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan pengembangan energi mikro hidro. Micro hydro power plant (MHP) is a small-scale power plant that use hydropower as driving force such as a river or natural waterfall, by utilizing the elevation high (head) and the amount of water flow. This study uses Shuttle Radar Topography Mission Digital Elevation Model (SRTM DEM) data as a basis for calculating head, catchment and network path of the river. The dependable discharge data calculated based on discharge measurement at Pos Duga Air (PDA) from Pusat Litbang Sumber Daya Air (PUSAIR). Catchment area were also calculated from the point of PDA location, so that every point on the river network inside the catchment area are assumed to have the same water thickness. The power potential is calculated by multiplying head and discharge, assuming gravity of 9.8 m/s2 and total efficiency of 60%. The micro hydro power potential is calculated only for head minimum 10m, discharge between 0.05 - 5 m3/sec. The power potential with a value of less than 10 kW are not included on the map. This map was provided for early identification of the potential of micro-hydro energy which about 107 MW, and can be used by decision-maker for micro hydro energy development.
ESTIMASI WAKTU DAN SUDUT PEMUTUS KRITIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE LUAS SAMA Slamet, Slamet
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol 9, No 1 (2010): KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Publisher : P3TKEBTKE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Periode singkat di antara pelepasan atau penambahan beban yang terjadi secara tiba-tiba memerlukan estimasi waktu dan sudut pemutus kritis pada saat peralihan agar sistem tetap stabil jika terjadi gangguan. Metode yang digunakan untuk menentukan kestabilan suatu sistem tenaga listrik apabila mengalami gangguan adalah metode kriteria luas sama. Pengujian dilakukan dengan simulasi untuk menentukan estimasi waktu pemutus kritis dan sudut pemutus kritis. Berdasarkan hasil kajian menunjukkan bahwa waktu pemutusan 0.2 detik, maka diperoleh perkiraan waktu pemutus kritis 0.2139 detik dan sudut pemutus kritis 105.8039 derajat dengan ayunan sudut maksimum 147.0042 derajat. Sistem menunjukkan kondisi stabil pada pemutusan detik 0.25 dandetik 0.32 dengan terjadinya ayunan hal ini terjadi jika sudut pemutusan kurang dari sudut pemutusan kritis. Dan sistem menunjukkan tidak stabil pada pemutusan detik 0.33 dan detik 0.34 ditunjukkan tidak terjadinya ayunan hal ini disebabkan sudut pemutusan lebih dari sudut pemutusan kritis dengan demikian dapat dinyatakan bahwa waktu pemutusan paling maksimal pada 0.32 detik.
EVALUASI KARAKTERISTIK PADA DISC BRAKE UNTUK PLT BAYU 100 kW MENGGUNAKAN PENDEKATAN METODE ELEMEN HINGGA; CHARACTERISTIC OF DISC BRAKE FOR WIND TURBINE 100 kW USING FINITE ELEMENT METHOD APPROACH Nugraha, Aditya Sukma; Zulkarnain, Zulkarnain
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol 16, No 2 (2017): KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Publisher : P3TKEBTKE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Disc brake pada sistem pembangkit listrik tenaga angin merupakan salah satu sub sistem pengaman dari sistem turbin angin untuk keperluan maintenance. Studi kasus turbin angin 100 kW yang terletak di Kabupaten Sukabumi dipilih untuk dilakukan kajian teknis untuk mengetahui fenomena disc brake selama operasi.Tiga variasi kecepatan yaitu 1350 , 2310, dan 3540 rpm telah dilakukan untuk mengetahui fungsi karakteristik kerja dari disc brake yang dipasang pada PLTB. Simulasi metode elemen hingga menggunakan software ANSYS dipilih untuk melakukan simulasi rotor dinamik dan fenomena termal pada disc brake. Berdasar diagram Campbell, diketahui bahwa putaran turbin tidak mengalami putaran kritis yang bisa menyebabkan simpangan besar. Gesekan antara pad dan disc brake selama proses operasi turbin memunculkan fenomena termal yang menunjukkan bahwa kenaikan temperatur dari disc brake masih menghasilkan tegangan yang aman dari batas tegangan yield material disc brake, yaitu menghasilkan 0,0018 MPa.  Disc brake on wind turbine system is one of many safety sub-systems at wind turbine for maintenance process. Case study of 100 kW wind turbine at Sukabumi regency was selected for technical study to find disc brake phenomenon during operations. Three variations of turbine speed, 1350, 2310, and 3540 rpm is used to get model characteristic from disc brake. Finite element analysis using ANSYS software is selected to get rotor dynamic and thermal phenomenon at disc brake. According to Campbell curve, the turbine speed during operation hasn't critical speed which allows large amplitude. Friction from the pad and disc brake during wind turbine operation shown the raised temperature at disc brake still acceptable, because disc stress still below yield stress, which is 0.0018 MPa.
DESAIN DAN PENERAPAN SISTEM MONITORING GANGGUAN DAN KUALITAS DAYA DENGAN TEKNOLOGI ADVANCED METERING INFRASTRUCTURE (AMI) UNTUK MENDUKUNG SMART GRID Fauziah, Khotimatul; Syafei, Suhraeni; Suhendra, Agus; Hilal, Hamzah; Armansyah, Ferdi
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol 17, No 1 (2018): KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Publisher : P3TKEBTKE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan kompleksitas jaringan kelistrikan, pertumbuhan kebutuhan energi listrik dan kebutuhan sistem kelistrikan yang andal, berkualitas serta efisien, menjadi tantangan dalam dunia kelistrikan. Smart grid sebagai generasi baru dalam sistem kelistrikan menawarkan konsep modernisasi pada jaringan listrik yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas, keandalan dan efisiensi. Advanced metering infrastructure (AMI) merupakan bagian penting dari smart grid yang berfungsi sebagai pembacaan meter secara kontinyu, monitoring penggunaan daya, deteksi gangguan pada konsumen, sistem manajemen dan kontrol data. Dalam makalah ini telah dilakukan desain dan penerapan sistem monitoring gangguan dan kualitas daya dengan teknologi AMI. Sistem monitoring menggunakan komunikasi nirkabel via general packet radio service (GPRS) yang diintegrasikan dengan aplikasi supervisory control and data acquisition (SCADA) dan sistem database. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem tersebut dapat memonitor kualitas daya pada jaringan yang mendekati waktu sebenarnya. Sistem monitoring bisa mendeteksi gangguan dan kualitas daya melalui informasi alarm pada aplikasi SCADA. Pada pengembangan lebih lanjut, sistem monitoring ini bisa diintegrasikan dengan sistem kontrol dengan algoritma manajemen gangguan seperti pelepasan beban, pembagian beban, pergeseran beban puncak dan perbaikan kualitas daya untuk peningkatan keandalan jaringan dalam smart grid.  
SIMULASI NUMERIK PROSES GASIFIKASI LIMBAH TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT Simanungkalit, Sabar Pangihutan
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol 12, No 1 (2013): KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Publisher : P3TKEBTKE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu metoda pengolahan biomassa seperti limbah TKKS (tandan kosong kelapa sawit) menjadi bio energi adalah dengan proses gasifikasi. Gasifikasi biomassa merupakan sebuah proses thermo chemical yang sangat kompleks karena melibatkan reaksi-reaksi kimia elementer sehingga akurasi desain dan studi awal secara komputasi sangat diperlukan untuk merekayasa reaktor gasifikasi. Dalam penelitian ini telah dilakukan studi komputasi proses gasifikasi (throat downdraft gasifier) untuk melihat potensi limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS) berbentuk serat (fiber) sebagai bahan umpan dalam proses gasifikasi serta untuk mendapatkan akurasi dan optimalisasi desain reaktor gasifikasi. Studi komputasi menggunakan perangkat lunak Gambit 2.3.16 untuk proses meshing dan CFD FLUENT 6.3.26 untuk solver dan post processor. Laju massa bahan umpan limbah TKKS dalam simulasi = 10 kg/jam dengan equivalence ratio = 0.25 (media oksidasi: udara). Dari hasil simulasi diperoleh volume combustible gas CO = 15.80%, H2 = 4.27% dan CH4 = 0.19% dengan efisiensi gasifikasi sebesar 48.22% serta daya output = 20.39kW. One of methods for processing biomass like PEFB (palm empty fruit bunch) waste into bio energy is the gasification process. Biomass gasification is a complex thermo-chemical process because it involves elementary chemical reactions so that the accuracy of design and initial study by computational very necessary for engineering of gasification reactor. In this study has been carried out computational analysis for gasification process (throat downdraft gasifier) to see the potential of PEFB waste (fiber shape) as a feedstock in the gasification process as well as to obtain accuracy and optimization of the gasification reactor design. Computational studies using Gambit 2.3.16 software for the meshing and CFD FLUENT 6.3.26 for solver and post processor. Mass flow of feedstock PEFB in simulation = 10 kg/h with equivalence ratio = 0.25 (oxidized by air). The simulation shows the volume of combustible gas CO = 15.80%, H2 =4.27% and CH4 = 0.19% with gasification efficiency of 48.22% and power output = 20.39kW.
PENYEIMBANGAN STATE OF CHARGE BATERAI LEAD ACID PADA PROTOTIPE BATTERY MANAGEMENT SYSTEM Astriani, Yuli; Kurniasari, Asih; Priandana, Eka Rakhman; Aryono, Nur Aryanto
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol 17, No 1 (2018): KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Publisher : P3TKEBTKE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pentingnya penggunaan teknologi yang rendah emisi karbon menyebabkan penggunaan baterai semakin luas, antara lain untuk backup daya, penyeimbang fluktuasi daya dari pembangkit listrik energi baru terbarukan, dan kendaraan listrik. Pada penggunaan sistem penyimpanan energi, informasi State of Charge (SoC) sangat dibutuhkan supaya tidak terjadi pemendekan umur baterai yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan muatannya. Pada penelitian ini dibuat prototipe Battery Management System (BMS) untuk empat baterai lead acid berkapasitas 100 Ah, yang memiliki fungsi menyeimbangkan muatan melalui pengamatan SoC menggunakan metode coulomb counting. Karena kesetimbangan muatan setiap baterai dijaga agar tetap optimal, maka sebagai hasilnya adalah durasi pengosongan baterai dapat ditingkatkan lebih lama.
BIAYA MARGINAL TENAGA LISTRIK DI WILAYAH SUMATERA; MARGINAL COST OF ELECTRICITY IN SUMATRA; Maksum, Hasan; Lambok, Charles
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol 13, No 1 (2014): KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Publisher : P3TKEBTKE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem ketenagalistrikan Sumatera adalah sistem interkoneksi dengan delapan wilayah distribusi yaitu wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Lampung. Kebutuhan permintaan tenaga listrik dan biaya investasi infrastruktur tenaga listrik di masing-masing wilayah berbeda sehingga tarif tenaga listrik di masing-masing wilayah dapat berbeda. Di dalam penelitian ini, tarif tenaga listrik di masing-masing wilayah dihitung dengan metode biaya marginal jangka panjang. Penggunaan tarif tenaga listrik sesuai biaya marginal diharapkan dapat mendorong kemandirian penyediaan biaya infrastruktur tenaga listrik di masing-masing wilayah. Dari hasil penelitian didapatkan biaya marginal tenaga listrik yang paling tinggi adalah di wilayah Aceh yaitu rata-rata sebesar Rp 1.701/kWh dan yang paling rendah di wilayah Lampung yaitu rata-rata sebesar Rp 1.467/kWh. Proyeksi pendapatan dari hasil penjualan tenaga listrik tahun 2014 dengan tarif sesuai biaya marginal adalah sebesar 45,19 trilyun rupiah. Pendapatan ini dapat memenuhi kebutuhan biaya investasi infrastruktur tenaga listrik di Sumatera yang mencapai rata-rata 28,64 trilyun per tahun. Sumatra electricity system is interconnected system with eight distribution area which are Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, and Lampung. . The electricity demand and the  infrastructure investment cost in each region different so the electricity prices in each region can be different. In this study , electricity prices in each region was calculated by the long run marginal costs methode . The use of electricity tariff in accordance marginal cost is expected to encourage self-reliance provision of electricity infrastructure costs in each area. From the results, the marginal cost of electricity is the highest in the region of Aceh which is an average of U.S. $ 1.701/kWh and the lowest in the region of Lampung is an average of U.S. $ 1.467/kWh . Projected revenue from the sale of electricity with tariff of marginal cost is equal to 45.19 trillion rupiah . This revenue can meet the needs of the electricity infrastructure investment costs in Sumatra which reached an average of 28.64 trillion per year .
Cover Depan Vol.9 No.1 2010 ketjurnal, redaksi
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol 9, No 1 (2010): KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Publisher : P3TKEBTKE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK PENGEMBANGAN BAHAN BAKAR NABATI KELAPA SAWIT Crystiana, Indah
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol 12, No 1 (2013): KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
Publisher : P3TKEBTKE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menipisnya bahan bakar fosil, rendahnya pasokan energi, dan harga minyak dunia yang tidak menentu, mengakibatkan beban perekonomian nasional menjadi semakin besar. Kondisi tersebut mendorong pemerintah untuk mengembangkan energi alternatif. Energi alternatif yang akan dikembangkan adalah energi berbahan bakar nabati yang dapat diperbaharui, ramah lingkungan dan tidak mengganggu kondisi yang telah ada. Untuk mencapai kondisi tersebut maka pada studi ini bertujuan memilih letak lahan potensial dengan cara analisa kesesuaian lahan berdasar nilai keekonomisan lahan. Dalam pengembangan bahan bakar nabati, seperti yang telah dicanangkan oleh pemerintah, penetapannya dilakukan pada lahan-lahan marginal sebagai target pengembangannya, dan dengan mengaplikasi Sistem Informasi Geografis sebagai alat bantu untuk melakukan analisis lahan. Pemilihan letak kesesuaian lahan dilakukan dengan sistem pembobotan dan buffer. Studi ini menemukan bahwa di Kalimantan Selatan terdapat 8 kabupaten yang layak untuk dikembangkan sebagai daerah pengembangan bahan bakar nabati, dengan memiliki luasan lebih dari 20.000 hektar, dengan Kabupaten Kota Baru sebagai daerah prioritas pengembangan utama. The depletion of fossil fuels and lower energy supply in Indonesia, and the world oil price plus the erratic, resulting in loads of national economies become increasingly large. These conditions encourage the government to develop alternative energy especially bio-fuel. This is because bio-fuel is, environmentally friendly, and it does not interfere with pre-existing conditions. This study aims to choose the location of potential land by means of land suitability analysis based on the economics value of land. In the development of biofuels, as has been announced by the government, establishment done on marginal lands as development targets, and by applying Geographic Information Systems as a tool to analyze land. The selection of the location of land suitability by scoring and buffer. The study found that the appropriate location for biofuel development in South Kalimantan are 8 districts with an area of over 20,000 hectares, and the Kota Baru District as a first priority area for the development of biofuels.

Page 2 of 15 | Total Record : 147