cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
JURNAL PANGAN
ISSN : 08520607     EISSN : 25276239     DOI : -
Core Subject : Agriculture, Social,
PANGAN merupakan sebuah jurnal ilmiah yang dipublikasikan oleh Pusat Riset dan Perencanaan Strategis Perum BULOG, terbit secara berkala tiga kali dalam setahun pada bulan April, Agustus, dan Desember.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol. 16 No. 1 (2007): PANGAN" : 7 Documents clear
TANTANGAN MEWUJUDKAN KEBIJAKAN PANGAN NASIONAL YANG KUAT Mohammad Ismet
JURNAL PANGAN Vol. 16 No. 1 (2007): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v16i1.271

Abstract

Pangan, dalam hal ini adalah beras, memiliki peran yang sangat penting dalamkehidupan bangsa Indonesia. Karakteristik produksi yang tersebar dan sensitif terhadap perubahan iklim, karakteristik konsumsi dengan permintaan yang in-elastis dan menyebar di seluruh Nusantara dan sepanjang waktu, serta beras sebagai komoditi paling penting di sektor pertanian (penentu inflasi, penentu tingkat upah dan mempunyai peran terbesar dalam pengeluaran rumah tangga berpendapatan rendah), mengharuskan Pemerintah untuk memberlakukan Kebijakan Perberasan. Karena berbagai karakteristik tersebut, harus terwujud kebijakan pangan yang bersifat nasional dan komprehensif, tidak terpisah-pisah atau parsial. Kebijakan pangan dalam bentuk intervensi Pemerintah terhadap harga dan pasar selalu kontroversial dalam hal permasalahannya, bagaimana Pemerintah mengatasi permasalahan tersebut serta bentuk intervensinya. Harus terwujud kebijakan harga beras yang rasional dengan dampak distorsi seminimal mungkin dan keadilan bagi semua pelaku pasar. Kebijakan ini harus tetap menciptakan iklim berusaha yang kompetitif dan memberi ruang yang cukup bagi sektor swasta agar tetap berperan dalam perdagangan antar tempat dan waktu. Kebijakan ini juga harus dilengkapi dengan kebijakan perdagangan yang terbuka dan reasoanable, misalnya dengan memberlakukan kebijakan kuota &tarif yang selektif jumlah, waktu dan tujuan impor. Dengan demikian, intervensi Pemerintah akanoptimal, tidak menimbulkan distorsi pasar terlalu besar dan penggunaan subsidi menjadi lebih efisien. Manfaat ketahanan pangan sangat besar bagi kelangsungan kehidupan bangsa, tidak saja dari aspek ekonomis tetapi juga sosial dan politis yang sulit dihitung dengan nilai rupiah.
TREND PEMASARAN BERAS DI INDONESIA Sutrisno Sutrisno
JURNAL PANGAN Vol. 16 No. 1 (2007): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v16i1.272

Abstract

Perdagangan beras di Indonesia sangat dinamis, sehingga sistem pemasaran beras yang efisien akan menentukan efisiensi tataniaga beras secara keseluruhan. Tulisan ini membahas secara singkat trend pemasaran beras di Indonesia serta hal-hal penting mengenai datadananalisa yang terkait dengan: konsumsi dan ketersediaan beras nasional, karakteristik dan stratifikasi konsumen, persaingan dan strategi pemasaran yang harus dilakukan dengan meiihat trend perubahan pemintaan pasar. Beberapa data yang disampaikan merupakan hasil survey Tim F-Technopark Fateta IPB mengenai sistem distribusi dan pemasaran beras di Wilayah DKI Jakarta, Jabodetabek dan Pantura Jawa Barat. Hasil survey menunjukkan bahwa fungsi promosi dan advertising dalam memasarkan produk amatlah penting serta harus sesuai dengan target pasar dan saluran pemasaran. Selanjutnya menunjukkan bahwa akan terus terjadi perubahan permintaan beras, baikdari sisi jumlah maupun variasi mutunya, seiring dengan peningkatan pendapatan (kesejahteraan), pendidikan dan pengetahuan konsumen. Mutu, tampaknya telah menjadi salah satu krileria penting konsumen didalam memilih beras yang akan dikonsumsinya
TEKNOLOGI PENGOLAHAN BERAS KE BERAS (Rice to Rice Processing Technology) Rokhani Hasbullah; Tajuddin Bantacut
JURNAL PANGAN Vol. 16 No. 1 (2007): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v16i1.273

Abstract

Banyakpermasalahan yangdihadapidalam proses pengolahan gabah ke beras, namun demikian berbagai teknologi terus dikembangkan untuk meminimalkan kehilangan dan meningkatkan kualitas produk beras. Seiiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, meningkatnya tingkat pendidikan dan pendapatanmaka polakonsumsi masyarakatberobah dan menuntut pangan (beras) yang bermutu baik. Tulisan ini membahas tentang teknologi pengolahan beras ke beras yang meliputi kebutuhan mesin, level teknologi, kapasitas dan konfigurasi mesin yang dapat dijadikan pertimbangan bagi para investor yang tertarik untuk mendirikan usaha pengolahan Beras ke Beras (BKB). Hasil yang dapat disimpulkan adalah bahwa masalah kualitas merupakan hal penting yang harus segera diperbaiki. Industri pengolahan BKB diharapkan dapat menjadi solusi dalam memperbaiki kualitas perberasan nasional sekaligus meningkatkan nilai tambah perberasan di Indonesia.
PELUANG DAN TANTANGAN INDUSTRI BERBASIS HASIL SAMPING PENGOLAHAN PADI Sam Herodian
JURNAL PANGAN Vol. 16 No. 1 (2007): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v16i1.274

Abstract

Padi merupakan sumber makanan pokok bagi bangsa Indonesia. Ketersediaannya menjadi sangat penting seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk Indonesia. Kebijakan dan teknologi untuk meningkatkan produksi padi dan nilai tambah pengolahan padi sangat diharapkan pada saat ini. Tulisan ini bertujuan untuk menguraikan beberapa peluang pengembangan hasil samping beras, baik yang sudah lazim maupun hal-hal yang baru. Produk yang diperkenalkan mulai yang dapat diproses secara sederhana maupun yang dihasilkan dengan menggunakan proses yang rumit Beberapa peluang dan tantangan industri berbasis hasil samping pengolahan padi dapat dirangkum sebagai berikut: Peluang produk, yaitu sekam dan jerami untuk pembangkit listrik, bokashi jerami, briket sekam, media tanam, dinding alternatif dan plafon super; bekatul untuk pakan, minyak, makanan bayi, pupuk; dedak untuk biodesel, dan pakan ternak. Sementara tantangan yang harus dihadapi adalah kesulitan pengumpulan bahan baku, berani mengambil resiko, berani melakukan terobosan dalam penggunaan produk baru dan meluruskan tatanan agribisnis perberasan yang ruwet.
BASIS PRODUKSI PADI INDONESIA KE DEPAN SANGAT BERESIKO Nizwar Syafa'at; Mohamad Maulana
JURNAL PANGAN Vol. 16 No. 1 (2007): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v16i1.275

Abstract

Penurunan dan deselerasi kapasitas produksi beberapa komoditas pertanian khususnya pangan telah menyebabkan kapasitas negara kita dalam menyediakan pangan menurun yang ditunjukkan oleh masih tingginya volume impor komoditas pangan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi. Hal ini sangat ironis, karena gejala penurunan dan deselerasi produksi terjadi pada kondisi potensi lahan dan inovasi teknologi untuk perluasan usahatani dan peningkatan produktivitas masih tersedia. Produksi padi mengalami perlambatan pertumbuhan sejak pertengahan tahun 1980-an,dansejak awal tahun 1980-an laju pertumbuhannya telah di bawah laju pertumbuhan penduduk atau produksi beras per kapita terus menurun hingga saat ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa kecenderungan penurunan laju pertumbuhan produksi padi adalah akibat dari kombinasi dua faktor, yatu: (a) penurunan luas baku lahan sawah, khususnya di Jawa; (b) stagnasi atau bahkan penurunan produktivitas lahan. - Paling sedikit ada tiga faktor resiko yang terkait dalam usaha peningkatan produksi padi. Pertama, berkaitan dengan sumbedaya lahan dan air. Kedua, kemampuan produksi industri pupuk nasional yang makin menurun karena usia pabrik sudah tua dengan tingkat efisiensi yang rendah sekitar 70 persen. Ketiga, sistem perbenihan nasional. Berdasarkan masalah dan kendala yang dihadapi dalam pengembangan kapasitas produksi dan prospek pasar domestik yang masih terbuka tebar serta lahan untuk pengembangan lebih lanjut masih tersedia, maka kebijakan pemerintah perlu diorientasikan pada : (1) rehabilitasi dan ekstensifikasi infrastruktur irigasi; (2) pembukaan lahan sawah baru; (3) memacu inovasi teknologi, termasuk revitalisasi sistem penelitian dan pengembangan pertanian serta sistem diseminasi inovasi pertanian dengan deregulasi dan penciptaan iklim yang kondusif bagi investor swasta.
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN BERAS RENDAH INDEKS GLISEMIK Rimbawan Rimbawan
JURNAL PANGAN Vol. 16 No. 1 (2007): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v16i1.276

Abstract

Sebagai sumber energi utama bagi sebagian besar masyarakat Indonesia peran karbohidrat yang berasal dari beras selain zat gizi yang lain dapat dikaji dari indeks glisemiknya mengingat beragamnya proses pengolahan beras. Tulisan ini diharapkan dapat menjelaskan tentang fungsi beras sebagai bahan pangan yang berpeluang besar untuk dapat dimanfaatkan dalam berbagai kondisi gizi masyarakat. Hasil analisis menunjukkan bahwa diantara beberapa faktor yang menentukan indeks glisemik, kandungan amilosa dan amilopektin beras, serta teknologi pengolahan beras merupakan hal yang penting untuk diperhatikan agar dihasilkan produk dengan IG (Indeks Glisemik) yang diharapkan. Peningkatan kadar amilosa dan teknologi pengolahan yang meningkatkan kadar "resistant starch" akan menurunkan indeks glikemik.
POTENSI INULIN SEBAGAI KOMPONEN PANGAN FUNGSIONAL DARI UMBI DAHLIA (Dahlia pinnata L) Sri Widowati
JURNAL PANGAN Vol. 16 No. 1 (2007): PANGAN
Publisher : Perum BULOG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33964/jp.v16i1.277

Abstract

Inulin, merupakan polimer dar, unit-unit fruktosa. Inulin bersifat larut di dalam air dan tidak dapat dicerna oleh enzim-enzim pencernaan, namun difermentasi mikroflora kolon . (usus besar). Oleh karena itu, inulin berfungsi sebagai prebiotik. Prebiotik merupakan komponen pangan yang berfungsi sebagai substrat mikroflora yang menguntunqkan di dalam usus. Beberapa tanaman menghasilkan karbohidrat, salah satunya yaitu tanaman dahlia Umbi dahlia selain digunakan sebagai bibit, juga dapat dimanfaatkan sebagai sumberkarbohidrat fungsional, yaitu inulin. Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan tentang potensi inulin pada umbi dahlia sebagai komponen pangan fungsional. Disimpulkan bahwa inulin dapat digunakan untuk pengkayaan (enrichment) produk makanan, seperti eskrim, jeli, bubur bayi dan masih banyak contoh lainnya. Di balik prospek penggunaan inulin dari umbi dahlia ini, masih ada beberapa kendala, antara lain sumber bahan baku yang masih terbatas

Page 1 of 1 | Total Record : 7


Filter by Year

2007 2007


Filter By Issues
All Issue Vol. 32 No. 1 (2023): PANGAN Vol. 31 No. 3 (2022): PANGAN Vol. 31 No. 2 (2022): PANGAN Vol. 31 No. 1 (2022): PANGAN Vol. 30 No. 3 (2021): PANGAN Vol. 30 No. 2 (2021): PANGAN Vol. 30 No. 1 (2021): PANGAN Vol. 29 No. 3 (2020): PANGAN Vol. 29 No. 2 (2020): PANGAN Vol. 29 No. 1 (2020): PANGAN Vol 29, No 1 (2020): PANGAN Vol. 28 No. 3 (2019): PANGAN Vol 28, No 3 (2019): PANGAN Vol 28, No 2 (2019): PANGAN Vol. 28 No. 2 (2019): PANGAN Vol 28, No 1 (2019): PANGAN Vol. 28 No. 1 (2019): PANGAN Vol 28, No 1 (2019): PANGAN Vol 27, No 3 (2018): Vol 27, No 3 (2018): PANGAN Vol. 27 No. 3 (2018): PANGAN Vol. 27 No. 2 (2018): PANGAN Vol 27, No 2 (2018): PANGAN Vol. 27 No. 1 (2018): PANGAN Vol 27, No 1 (2018): PANGAN Vol 26, No 3 (2017): PANGAN Vol. 26 No. 3 (2017): PANGAN Vol. 26 No. 2 (2017): PANGAN Vol 26, No 2 (2017): PANGAN Vol. 26 No. 1 (2017): PANGAN Vol 26, No 1 (2017): PANGAN Vol 25, No 3 (2016): PANGAN Vol. 25 No. 3 (2016): PANGAN Vol 25, No 3 (2016): PANGAN Vol 25, No 2 (2016): PANGAN Vol. 25 No. 2 (2016): PANGAN Vol 25, No 1 (2016): PANGAN Vol. 25 No. 1 (2016): PANGAN Vol 24, No 3 (2015): PANGAN Vol. 24 No. 3 (2015): PANGAN Vol 24, No 2 (2015): PANGAN Vol. 24 No. 2 (2015): PANGAN Vol 24, No 1 (2015): PANGAN Vol. 24 No. 1 (2015): PANGAN Vol 23, No 3 (2014): PANGAN Vol 23, No 3 (2014): PANGAN Vol. 23 No. 3 (2014): PANGAN Vol. 23 No. 2 (2014): PANGAN Vol 23, No 2 (2014): PANGAN Vol 23, No 1 (2014): PANGAN Vol. 23 No. 1 (2014): PANGAN Vol 22, No 4 (2013): PANGAN Vol. 22 No. 4 (2013): PANGAN Vol. 22 No. 3 (2013): PANGAN Vol 22, No 3 (2013): PANGAN Vol 22, No 2 (2013): PANGAN Vol 22, No 2 (2013): PANGAN Vol. 22 No. 2 (2013): PANGAN Vol 22, No 1 (2013): PANGAN Vol. 22 No. 1 (2013): PANGAN Vol. 21 No. 4 (2012): PANGAN Vol 21, No 4 (2012): PANGAN Vol 21, No 4 (2012): PANGAN Vol. 21 No. 3 (2012): PANGAN Vol 21, No 3 (2012): PANGAN Vol 21, No 2 (2012): PANGAN Vol. 21 No. 2 (2012): PANGAN Vol. 21 No. 1 (2012): PANGAN Vol 21, No 1 (2012): PANGAN Vol. 20 No. 4 (2011): PANGAN Vol 20, No 4 (2011): PANGAN Vol. 20 No. 3 (2011): PANGAN Vol 20, No 3 (2011): PANGAN Vol. 20 No. 2 (2011): PANGAN Vol 20, No 2 (2011): PANGAN Vol. 20 No. 1 (2011): PANGAN Vol 20, No 1 (2011): PANGAN Vol. 19 No. 4 (2010): PANGAN Vol 19, No 4 (2010): PANGAN Vol 19, No 3 (2010): PANGAN Vol. 19 No. 3 (2010): PANGAN Vol. 19 No. 2 (2010): PANGAN Vol 19, No 2 (2010): PANGAN Vol 19, No 1 (2010): PANGAN Vol. 19 No. 1 (2010): PANGAN Vol. 18 No. 4 (2009): PANGAN Vol 18, No 4 (2009): PANGAN Vol 18, No 3 (2009): PANGAN Vol. 18 No. 3 (2009): PANGAN Vol 18, No 2 (2009): PANGAN Vol. 18 No. 2 (2009): PANGAN Vol 18, No 1 (2009): PANGAN Vol. 18 No. 1 (2009): PANGAN Vol 17, No 3 (2008): PANGAN Vol. 17 No. 3 (2008): PANGAN Vol. 17 No. 2 (2008): PANGAN Vol 17, No 2 (2008): PANGAN Vol 17, No 2 (2008): PANGAN Vol 17, No 1 (2008): PANGAN Vol. 17 No. 1 (2008): PANGAN Vol 16, No 1 (2007): PANGAN Vol. 16 No. 1 (2007): PANGAN Vol. 15 No. 2 (2006): PANGAN Vol 15, No 2 (2006): PANGAN Vol. 15 No. 1 (2006): PANGAN Vol 15, No 1 (2006): PANGAN More Issue