cover
Contact Name
Prama Wahyudi
Contact Email
pramawahyudi@lptik.unand.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnaltpa@fateta.unand.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas
Published by Universitas Andalas
ISSN : 14101920     EISSN : 25794019     DOI : -
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas (JTPA) adalah publikasi ilmiah di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian. Artikel yang dimuat berupa hasil penelitian terkait ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian yang belum pernah dipublikasikan di media lain (kecuali dalam bentuk abstrak atau karya ilmiah akademik atau dipresentasikan dalam seminar atau konferensi). JTPA diterbitkan dua kali setahun pada bulan Maret dan September oleh Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas. Cakupan artikel Jurnal Teknologi Pertanian Andalas adalah: Teknologi Pertanian, Teknik Pertanian, Teknologi Hasil Pertanian, Pertanian Agro-Industri, Teknologi Pangan dan Gizi.
Arjuna Subject : -
Articles 15 Documents
Search results for , issue "Vol 27, No 1 (2023)" : 15 Documents clear
RAPID MEASUREMENT SYSTEM HASIL FERMENTASI PUPUK ORGANIK PADAT (POP) BERBASIS NPK SENSOR DAN MODEL REGRESI LINIER Tri Wahyu Saputra; Yagus Wijayanto; Arthur Frans Cesar Regar; Suci Ristiyana; Ika Purnamasari
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 27, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.27.1.94-103.2023

Abstract

Kualitas pupuk organik padat (POP) perlu diperhatikan agar efektif saat diaplikasikan dengan indikator utama berupa unsur N (Nitrogen), P (Fosfor), K (Kalium), dan C-Organik. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan sistem pengukuran pada indikator kualitas pupuk organik padat (POP) sehingga dapat memudahkan analisis kandungan pupuk dan meringankan  faktor tenaga maupun biaya. Penelitian ini dimulai dengan membuat pupuk organik dari bahan limbah bekas maggot dan bekas pupa Black Soldier Fly (BSF) yang dibagi menjadi 5 variasi dan penggunaan dekomposer Trichoderma sp. dan EM4 yang dibagi menjadi 2 variasi. Selanjutnya, mengukur nilai  N, P, K menggunakan NPK Sensor dan analisis laboratorium. Data hasil laboratorium akan dianalisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA) dan Duncan Multiple Range Test (DMRT). Hasil pembacaan sensor akan dibandingkan dengan hasil laboratorium dan dibuat model regresi untuk membuat persamaan matematis.  Tingkat akurasi model regresi diuji dengan koefisien determinasi (R2) dan Mean Percentage Error (MAPE). Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada kandungan pupuk dan hasil terbaik pada bahan dasar bekas pupa dengan dekomposer terbaik menggunakan Trichoderma sp. Kombinasi bahan bekas maggot tidak meningkatkan kualitas namun dapat menjadi alternatif untuk pemanfaatan limbah BSF. Persamaan matematis mampu memprediksi nilai kadar N, P, K, dan C organik dengan keakurasian di atas 70%. Hal ini menunjukkan NPK sensor dapat menjadi alternatif dalam mengukur kandungan pupuk secara mudah, cepat, dan akurat.
PEMANFAATAN STEARIN KELAPA SAWIT SEBAGAI EDIBLE COATING BUAH JERUK MEDAN (Citrus sinensis L.) Siti Aisyah; Rafael Remit Winardi
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 27, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.27.1.1-6.2023

Abstract

Pada umumnya produk-produk pertanian memiliki sifat yang mudah rusak, tidak tahan dalam jangka waktu yang lama dan tetap melakukan proses respirasi setelah dilakukan pemanenan. Salah satu cara untuk memperpanjang umur simpan produk-produk pertanian adalah dengan melakukan coating pada permukaan buah-buah atau produk hortikultura lainnya.  Coating merupakan salah satu pengawetan yang diaplikasikan dan dibentuk secara langsung pada permukaan bahan pangan. Stearin merupakan salah satu produk hasil samping dari pabrik pengolahan minyak sawit yang masih sangat terbatas dalam penggunaannya sebagai coating. Stearin merupakan fraksi minyak sawit yang mengandung asam lemak dan tersusun atas trigliserida jenuh. Jeruk Medan merupakan jeruk yang berasal dari Sumatera Utara yang termasuk varietas siam yang memiliki ciri-ciri berukuran sedang, tangkainya kuat, bentuknya yang lebih pipih dan gepeng, kulitnya tebal dan memiliki rasa yang manis serta bentuk bulir yang lebih besar. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan stearin kelapa sawit sebagai edible coating pada buah jeruk Medan. Hasil penelitian diperoleh hasil terbaik kadar vitamin C yang naik pada penyimpanan 0 hari dan 5 hari yaitu sebesar 3 mg/100 gr pada pencelupan stearin 0 %, 0,1% dan 0,2%. Sedangkan susut bobot buah jeruk Medan yang terbaik adalah buah jeruk Medan tanpa pencelupan edible coating hanya mengalami penurunan hanya sebesar 0,01%. Penurunan susut bobot buah jeruk Medan paling besar terjadi pada buah jeruk Medan dengan penyimpanan 15 hari yang mencapai 0,09%.
APLIKASI MINYAK SAWIT MERAH SEBAGAI SUMBER PROVITAMIN A DAN PENGARUHNYA TERHADAP KARAKTERISTIK KIMIA GULA MERAH TEBU Felga Zulfia Rasdiana; Cesar Welya Refdi; Ismed Ismed; Yusma Resti Fauzi
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 27, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.27.1.76-82.2023

Abstract

Nira tebu dan minyak sawit merah (MSM) merupakan bahan alami yang memiliki kadar gizi tinggi dan senyawa fitokimia yang menguntungkan. Pada nira tebu mengandung octacosanol sedangkan pada MSM mengandung karotenoid. Gula merah yang dibuat dari nira tebu memiliki keuntungan yang lebih dibandingkan dengan bahan lain terlebih jika ditambahkan MSM yang dapat digunakan sebagai sumber provitamin A. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan MSM pada karakteristik kimia terutama kandungan provitamin A gula merah tebu serta mengetahui konsentrasi terbaik MSM yang ditambahkan pada gula merah tebu. Pada penelitian ini menggunakan 5 perlakuan dengan tingkatan penambahan MSM yang berbeda (0 ml, 2 ml, 4 ml, 6 ml, dan 8 ml) dan 3 ulangan. Data yang diperoleh dilakukan analisis statistika menggunakan Analysis of Varian (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi MSM yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air, total gula, dan pH tetapi berpengaruh nyata terhadap total karoten dan kadar abu. Berdasarkan analisis karakteristik kimia dan total karotenoid perlakuan E (MSM 8 ml) merupakan produk terbaik dengan total karoten sebesar 3691,8 mg/100g dan total gula sebesar 53,33%.Kata kunci : gula merah, karoten, minyak sawit merah, nira tebu
SIMULASI DAN DISAIN ALAT PELUBANG TANAH SEMI MEKANIS UNTUK MENANAM KENTANG (Solanum tuberosum L.) Renny Eka Putri; Muhammad Mizwardi; Irriwad Putri
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 27, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.27.1.54-64.2023

Abstract

Dalam budidaya tanaman kentang, petani masih banyak menggunakan lubang tanam untuk penanaman kentang, dimana alat untuk pelubang tanam tersebut masih didominasi oleh alat-alat sederhana yang kurang efektif. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah alat pelubang media tanam yang memiliki kedalaman dan diameter lubang tanam yang tepat pada tanaman kentang. Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu, perencanaan, pengembangan konsep, pembuatan alat, uji kinerja alat, dan analisis terhadap alat yang dirancang. Pengujian dilakukan pada lahan 50 m², dimana dibagi menjadi 6 demplot, dimana 3 demplot untuk pengujian alat pelubang tanah untuk media tanam kentang dan 3 demplotnya lagi menggunakan cangkul. Kapasitas kerja efektif dan kapasitas kerja teoritis yang didapatkan dengan menggunakan alat masing-masing bernilai, yaitu 0,0125 ha/jam dan 0,0150 ha/jam. Kapasitas kerja efektif dan kapasitas kerja teoritis yang didapatkan menggunakan cangkul masing-masing bernilai, yaitu 0,0124 ha/jam dan 0,0149 ha/jam. Effisiensi yang didapatkan dengan menggunakan alat, yaitu 83,30 %. Alat pelubang 2 kali lipat lebih tepat guna digunakan untuk pelubangan tanah menanam kentang dibandingkan cangkul. Biaya pokok yang didapatkan, untuk perancangan alat pelubang tanah untuk media tanam kentang, didapatkan sebesar Rp. 24,02/lubang.
PENGARUH PENGGUNAAN INVIGORASI DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP VIABILITAS DAN PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO Binuril Ma’rifah; Gatot Subroto; Muhammad Ghufron Rosyady; Dyah Ayu Savitri
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 27, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.27.1.17-25.2023

Abstract

Benih kakao (Theobroma cacao L.) merupakan benih rekalsitran yang cepat mengalami kemunduran selama penyimpanan. Penanganan benih yang tepat melalui invigorasi, dapat menjadi solusi untuk mempertahankan dan meningkatkan viabilitas dan vigor. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh invigorasi dan lama penyimpanan terhadap viabilitas benih dan pertumbuhan awal bibit kakao. Bahan yang digunakan benih kakao, cocopeat, PEG 6000, NAA, GA3 dan bahan pendukung lainnya. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah jenis invigorasi dan faktor kedua adalah lama penyimpanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media cocopeat, PEG 6000, NAA dan GA3 dengan lama penyimpanan 4 minggu memberikan hasil terbaik terhadap vibilitas benih dan pertumbuhan awal bibit kakao.
RANCANG BANGUN MESIN PENGIRIS KERIPIK TEMPE TAPIOKA DENGAN PISAU PUTAR LENGKUNG Tasliman Tasliman
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 27, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.27.1.83-93.2023

Abstract

Pada pembuatan keripik tempe tapioka, tahap pengirisan merupakan tahap yang menentukan mutu dan kapasitas produksi. Penggunaan mesin pengiris dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas pengirisan. Mesin yang ada sekarang kapasitasnya masih kurang tinggi sehingga diperlukan rancangan baru dengan kapasitas yang lebih tinggi namun sesuai untuk bahan tempe tapioka yang kurang teguh. Rancangan pengiris yang digunakan yaitu pisau putar lengkung. Beberapa kelebihan rancangan ini yaitu tidak perlu gerak bolak-balik, hentakan pemotongan halus serta dapat digunakan pada kecepatan tinggi. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk merancang, membuat, dan menguji kinerja mesin pengiris tempe tapioka menggunakan rancangan pisau putar lengkung. Dari pelaksanaan penelitian, dapat dilihat bahwa konsep rancangan pisau putar lengkung memang cukup efektif digunakan mengiris tempe. Hasil yang diperoleh sesuai dengan harapan. Telah berhasil dirancang mekanisme pengirisan dengan kecepatan variabel. Mesin telah dicoba untuk 2 kecepatan yang berbeda. Pada kedua kecepatan tersebut, mutu irisan terlihat sama bagusnya. Kecepatan tertinggi yang telah dicoba yaitu 310 rpm yang menghasilkan kecepatan pengirisan 15 iris per detik. Namun demikian kecepatan tersebut dirasa terlalu tinggi oleh pengguna sehingga digunakan kecepatan yang lebih rendah yaitu 110 rpm. Penggunaan mesin pada kecepatan tersebut hasilnya baik. Kapasitas kerja yang diperoleh yaitu 19,62 kg/jam. Hasil irisan layak goreng adalah 96,5%, dengan ketebalan 0,85 mm. Konsumsi daya mesin sangat rendah yaitu 29,71 watt, sedangkan efisiensi daya cukup tinggi yaitu 50,9%.
PROFIL SENYAWA FLAVONOID EKSTRAK BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) DENGAN BERBAGAI METODE PENGERINGAN I Gusti Agung Ayu Dewi Landari; I Gusti Ayu Wita Kusumawati; Ni Wayan Nursini; Ida Bagus Agung Yogeswara
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 27, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.27.1.7-16.2023

Abstract

Buah mengkudu (Morinda citrifolia L.) diketahui memiliki kandungan senyawa flavonoid yang bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan karena memiliki aktivitas seperti antibakteri, antivirus, antioksidan, antijamur, anti inflamasi, antimutagenik dan antihipertensi. Tingginya kadar air pada buah mengkudu dapat mengakibatkan adanya perubahan secara biologi dan kimia, sehingga diperlukan alternatif proses pengeringan untuk mengurangi kadar air dan menjaga kandungan senyawa flavonoid. Buah mengkudu dapat menghasilkan banyak manfaat dari senyawa flavonid dengan cara mengekstrak tanaman tersebut. Salah satu tahapan ekstraksi buah mengkudu yaitu melakukan pengeringan untuk mendapatkan senyawa flavonoid yang optimal.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil senyawa flavonoid ekstrak buah mengkudu dari berbagai metode pengeringan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap tiga perlakuan dan tiga ulangan sehingga di dapatkan 9 unit percobaan, dengan pengeringan buah mengkudu yaitu pengeringan matahari langsung, pengeringan diangin-anginkan dan pengeringan oven kemudian simplisia buah mengkudu dianalisis kadar airnya menggunakan metode gravimetri. Bubuk kering buah mengkudu dimaserasi menggunakan etanol 96%. Kemudian dianalisis secara kualitatif menggunakan metode LCMS/MS QTOF.Hasil dari penelitian yaitu rata-rata kadar air bubuk buah mengkudu metode pengeringan matahari langsung, diangin-anginkan dan dioven berturut-turut adalah 12,64%, 14,11% dan 9,38%. Adapun golongan senyawa flavonoid yang terdapat pada ekstrak buah mengkudu dengan berbagai metode pengeringan yaitu flavonol, isoflavon, flavone dan flavanone.  Kandungan komponen profil senyawa flavonoid yang terdapat pada ekstrak buah mengkudu dengan metode pengeringan matahari langsung, metode pengeringan diangin-anginkan dan metode pengeringan oven berturut-turut yaitu sebanyak 9 senyawa flavonoid, 10 senyawa flavonoid dan 2 senyawa flavonoid.
ANALISIS POLA DAN JADWAL TANAM JAGUNG PADA KONDISI ENSO DI PROVINSI LAMPUNG M. Fatnan Hikami; Fendy Arifianto; Giarno Giarno
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 27, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.27.1.34-44.2023

Abstract

 Provinsi Lampung memiliki luas tanam lahan kering yang sangat luas, hal ini berpotensi besar untuk menjadikan Lampung sebagai sentra produksi jagung di Indonesia. Namun ancaman gagal panen dapat terjadi secara berkala dan tidak teratur akibat pengaruh dari dinamika atmosfer dan laut yang salah satunya ialah fenomena El Nino Southern Oscillation (ENSO). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan fenomena ENSO yang terdiri dari fase Neutral, El Nino, dan La Nina terhadap pola dan jadwal tanaman jagung di Provinsi Lampung. Data yang digunakan ialah curah hujan bulanan dan temperatur udara bulanan dari pos-pos hujan yang dipilih berdasarkan tahun perwakilan kejadian Neutral, El Nino, dan La Nina dari tahun 2001 sampai 2020. Analsis menggunakan perhitungan neraca air tanah dengan metode Thornwaithe-Matter berdasarkan tipe iklim Oldeman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kondisi El Nino, pola tanam yang direkomendasikan ialah 2 kali tanam jagung untuk semua tipe iklim Oldeman dengan jadwal tanam yang cenderung lebih mundur dari kondisi Neutral. Sedangkan pada kondisi La Nina, pola tanam didominasi oleh 3 kali tanam jagung dalam setahun pada setiap tipe iklim Oldeman. Jadwal tanam pada kondisi La Nina cenderung lebih maju jika dibandingkan dengan kondisi Neutral dan El Nino. 
PENGARUH ETHEPON DAN DAUN GAMAL TERHADAP KARAKTERISTIK MUTU BUAH PISANG JANTAN (Musa paradisiaca var paradisiaca) Ifmalinda Ifmalinda; Andasuryani Andasuryani; Dea Permata Sari
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 27, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.27.1.110-125.2023

Abstract

Buah pisang dikatakan baik ketika buah pisang mengalami pemasakan di pohon, namun sangat sulit mendapatkan karakteristik mutu buah pisang yang baik di pasar karena kebanyakan petani yang menjual buah pisang tidak bisa menunggu buah pisang tersebut mengalami proses pematangan di pohon sebab buah pisang dapat mengalami pembusukan sebelum dipasarkan. Salah satu cara untuk menghindari hal tersebut dapat dilakukan dengan cara pemeraman. Bahan pemeraman yang digunakan untuk buah pisang Jantan yaitu ethepon dan daun gamal. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik mutu buah pisang Jantan menggunakan bahan ethepon dan daun gamal. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen Rancangan Acak Lengkap 1 Faktor yaitu jenis bahan pemeraman. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji ANOVA menunjukkan pemberian ethepon dan daun gamal memberikan pengaruh nyata terhadap kekerasan, total padatan terlarut, vitamin C, analisis warna (hue), dan uji organoleptik. Konsentrasi daun gamal 20% merupakan perlakuan terbaik terhadap perubahan mutu pisang Jantan. Nilai pengamatan yang diperoleh pada perlakuan terbaik yaitu susut bobot sebesar 5,199 %, total padatan terlarut 26,60 Brix, organoleptik tekstur 3,07 (lunak) dan organoleptik rasa 3,56 (manis).Kata Kunci: Pisang Jantan, Karakteristik Mutu Buah, Ethepon, Daun Gamal 
ANALISIS PENYEBAB WHITE SPOT PADA SIR 20 DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT. XYZ Nina Hairiyah; Imron Musthofa; Irda Handriyani
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 27, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.27.1.26-33.2023

Abstract

Produk SIR 20 yang diproduksi oleh PT. XYZ sering mengalami cacat produk dan jenis cacat yang paling sering terjadi adalah cacat white spot. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis penyebab white spot pada SIR 20 di PT. XYZ. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode six sigma. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, ditemukan penyebab cacat white spot terdiri dari beberapa faktor yakni faktor lingkungan, proses produksi, material, mesin dan peralatan, manusia dan lingkungan. Faktor utama cacat white spot adalah karena lingkungan seperti curah hujan yang tinggi. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa jumlah cacat white spot di PT.XYZ berada di tingkat nilai sigma 2,48 yang berarti termasuk dalam rata-rata industri Indonesia dengan kemungkinan kerusakan sebesar 163889 untuk setiap satu juta produksi SIR 20. Nilai ini masih cukup tinggi sehingga diperlukan beberapa upaya untuk mengurangi terjadinya cacat white spot pada produk SIR 20 di PT. XYZ yaitu dengan lebih memperhatikan kondisi penanganan jika curah hujan tinggi, serta perlu adanya sistem terintegrasi pada proses pengolahan untuk mengetahui kualitas material (bahan baku) yang masuk, kondisi mesin dan peralatan, dan SOP untuk tenaga kerja (manusia).

Page 1 of 2 | Total Record : 15