cover
Contact Name
Ahmad Faiz Muntazori
Contact Email
faiz.muntazori@gmail.com
Phone
+6287878094858
Journal Mail Official
desain.jurnal@gmail.com
Editorial Address
Ruang Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Indraprasta PGRI Kampus A Gedung 3 lantai 2, Jl. Nangka No. 58 C (TB. Simatupang), Kel. Tanjung Barat, Kec. Jagakarsa, Jakarta Selatan 12530, Jakarta, Indonesia.
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Desain
ISSN : 23390107     EISSN : 23390115     DOI : https://doi.org/10.30998/jd
Core Subject : Art,
Jurnal Desain focused to publish high-quality articles dedicated to all aspects of the latest outstanding research and developments include research reports, conceptual ideas, studies, theories, using the qualitative approach in Design and Visual Communications, Interior Design, Fashion Design, Product Design, Fine Art, Photography, Animation and other related fields of Visual Art. The scope of this journal encompasses to a study of typography, branding, photography, media studies, design studies, advertising, animation, illustration, visual culture, nirmana, film, videography, etc.
Articles 299 Documents
Kajian Bentuk Kaligrafi Kubah Utama Mesjid Kubah Emas Dhika Quarta Rosita
Jurnal Desain Vol 6, No 01 (2018): Jurnal Desain
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.421 KB) | DOI: 10.30998/jurnaldesain.v6i01.2597

Abstract

Kebiasaan menulis Alquran telah banyak dirintis oleh para ulama besar di pesantren-pesantren semenjak abad ke 16. Bahasan tentang kaligrafi pertama kali masuk dalam buku pelajaran tahun 1961 karangan Muhammad Abdur Muhili yang berjudul "Tulisan Indah" serta buku karangan berjudul "Khat, Seni Kaligrafi: Tuntunan Menulis Halus Huruf Arab" karangan Abdul Karim Husein tahun 1971. Kehadiran kaligrafi yang bernuansa lukisan dengan dekorasi ragam hias serta ornamen mulai muncul dalam ruang lingkup nasional pada pameran Lukisan Kaligrafi Nasional pertama bersamaan dengan diselenggarakannya MTQ Nasional XI sekitar tahun 1979 di Semarang, Jawa Tengah. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari konsep kaligrafi pada kubah utama Masjid Kubah Emas serta kaitannya dalam ajaran Islam. Penelitian kualitatif ini menggunakan analisis ikonografi dimana penulis menjabarkan setiap bagian objek kajian dalam proses pra ikonografi, kemudian menjelaskan sejarah, gaya arsitektur dalam tahap ikonografi. Setelah melalui 2 tahap tersebut, data direduksi dan mencari keterkaitan data sehingga menemukan makna sebagai proses akhir analisis adalah proses dari interpretasi. Penelitian ini berupaya memaparkan konsep kaligrafi berbentuk melingkar pada langit-langit kubah masjid, dibuat memutar terinsiprasi pada tembikar yang ditemukan di Iran pada abad ke 10.
DESAIN “TAKE ME OUT INDONESIA” DAN ENTITAS BUDAYA MASYARAKAT URBAN Winny Gunarti Widya Wardani
Jurnal Desain Vol 2, No 01 (2014): Jurnal Desain
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.965 KB) | DOI: 10.30998/jurnaldesain.v2i01.569

Abstract

Desain tayangan televisi dapat dikaji sebagai suatu wacana visual. Take Me Out Indonesia yang disiarkan televisi swasta Indosiar sejak tahun 2009 hingga memasuki musim keempatnya di tahun 2014 adalah salah satu contoh produk tontonan yang memiliki aspek-aspek di dalam analisis wacana. Makalah ini mencoba mengkaji, bagaimana desain tayangan Take Me Out Indonesia membentuk sebuah entitas budaya masyarakat urban yang kerap disebut sebagai masyarakat modern. Kajian ini diharapkan dapat menunjukkan relasi visual di dalam desain tayangan dengan entitas yang membawa pesan. Analisis wacana visual secara deskriptif kualitatif mendeskripsikan pengetahuan dan relasi visual di dalam desain dengan menggunakan pendekatan budaya visual dan psikologi humanistik. Keseluruhannya itu membentuk entitas budaya masyarakat urban, yaitu masyarakat yang teratomisasi dan membutuhkan bantuan media massa untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosialnya sebagai manusia.
Literasi Visual Sebagai Dasar Pemaknaan Dalam Apresiasi Dan Proses Kreasi Visual Santi Sidhartani
Jurnal Desain Vol 3, No 03 (2016): Jurnal Desain
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.32 KB) | DOI: 10.30998/jurnaldesain.v3i03.709

Abstract

Sebuah pesan visual seringkali dianggap lebih menarik untuk dicermati dan lebih mudah dipahami daripada pesan verbal. Sebenarnya, pemahaman dan pemaknaan pesan visual tidaklah sederhana karena sebuah pesan visual dapat memiliki berbagai kemungkinan makna yang tergantung dari latar belakang pengamatnya. Aspek lainnya juga dapat dilihat dari bagaimana cara pesan tersebut disampaikan, terkait dengan aspek-aspek penyusunan (komposisi) dan lainnya. Dalam tulisan ini akan dijelaskan mengenai pentingnya pemahaman dan pemaknaan pesan visual yang sangat dipengaruhi oleh kemampuan literasi visual. Dengan didukung penguasaan literasi visual akan membantu seseorang dalam pemaknaan sebuah pesan dan mempengaruhi kemampuan untuk mewujudkan sebuah pesan visual. Apabila dikaitkan dengan dunia pendidikan seni dan desain, maka literasi visual ini akan sangat bermanfaat dalam pengembangan proses apresiasi dan kreasi sebuah karya visual. 
Perancangan Animasi Pendek dengan Tema Gangguan Kecemasan "ANGST" Stevanus Dewangga; Arik Kurnianto
Jurnal Desain Vol 4, No 03 (2017): Jurnal Desain
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (802.649 KB) | DOI: 10.30998/jurnaldesain.v4i03.1269

Abstract

Kecemasan muncul dari antisipasi potensi bahaya, cemas bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi, dan cemas akan ketidakmampuan diri untuk menghadapi masalah itu. Gangguan kecemasan sering dianggap bukan luka yang nyata. Namun sebaliknya, gangguan ini nyata adanya dan sering menghambat seseorang dalam kesehariannya. Salah satu penanganannya adalah dengan terapi, dimana psikiater duduk bersama pasien dengan nyaman dan membicarakan mengenai kecemasan itu sendiri. Dari situlah lahir ide animasi pendek “ANGST”. Cerita disampaikan dengan balutan semiotika sehingga selain sebagai hiburan yang menarik, juga dapat memberikan pesan. Film animasi pendek dengan genre drama-romance ini disajikan dalam bentuk tiga dimensi bergaya visual cell-shading. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi lapangan dengan wawancara dan studi literatur. Hasil akhir yang dicapai adalah sebuah film animasi pendek yang menghibur dan mengandung nilai yang dapat diambil hikmahnya.
METODE ANALISA PENJEJAKAN MATA DALAM KAJIAN TAMPILAN IKLAN VISUAL XL VERSI NGGA USAH MIKIR Agung Zainal Muttakin Raden
Jurnal Desain Vol 1, No 03 (2014): Jurnal Desain
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (841.86 KB) | DOI: 10.30998/jurnaldesain.v1i03.560

Abstract

Penelitian ini menggunakan metode analisa eye tracking dengan visualisasi Gaze Plot dan Heat Map dapat mengukur dan memberikan parameter tingkat keberhasilan efektifitas dan komunikatif iklan visual tersebut dalam menyampaikan pesan kepada audiens. Melalui metode ini peneliti membatasi ruang lingkup penelitian visual pada kasus iklan XL versi ngga usah mikir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap struktur arah mata terhadap karya visual, Fungsi dari eye tracking ini mengarah pada keberhasilan sebuah iklan diantara iklan-iklan kompetitornya dan juga bagi desainer iklan yang ingin mengetahui apakah pesan mereka tersampaikan melalui objek-objek pada iklan.
Custom Typefaces Pada Web Menggunakan Embedding Font Agung Zainal Muttakin Raden
Jurnal Desain Vol 3, No 02 (2016): Jurnal Desain
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1211.458 KB) | DOI: 10.30998/jurnaldesain.v3i02.609

Abstract

Tipografi dalam Web memegang peranan yang sangat penting, Bagaimana sebaran huruf dalam tampilan halaman Web mampu menjadi daya tarik pengguna. Sebaran huruf dalam sebuah halaman Web dapat kita lihat pada tombol navigasi, konten-konten, hasil pencarian dan lain sebagainya. Dalam membangun konten pada halaman Web perlu diperhatikan arah baca, kualitas kenyamanan dalam membaca (readability) , kemudahan huruf dikenali (legibility) termasuk tracking, kerning dan leading serta  informasi yang diterima pengguna  jelas (clarity). Hal ini sangat penting dan berdampak sangat besar bagi pengguna, selain itu kontras dan hirarki merupakan kaidah yang harus diterapkan agar informasi mampu dipahami dan diserap dengan baik. Karena masing-masing perangkat yang digunakan oleh pengguna beragam serta usia, kualitas penglihatan pengguna yang mengakses halaman Web memiliki keragaman. Custom typyfaces adalah sebuah alternatif bagi perancang Web dalam berkreasi dengan huruf-huruf yang tidak terdapat pada komputer pengguna dan kompatibel di semua browser dengan menggunakan teknik embedding font.
Fenomenologi Nilai Slametan Masyarakat Yogyakarta dalam Perspektif Max Scheler Marista Christina Shally Kabelen
Jurnal Desain Vol 4, No 03 (2017): Jurnal Desain
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.284 KB) | DOI: 10.30998/jurnaldesain.v4i03.1277

Abstract

Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari nilai. Bagi masyarakat Yogyakarta, nilai selalu mengiringi setiap ritual dalam siklus kehidupan manusia. Salah satu bentuk ritual yang masih dilestarikan masyarakat Yogyakarta adalah slametan. Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk mengkaji nilai dalam slametan masyarakat Yogyakarta dalam perspektif Max Scheler. Penelitian ini menggunakan metode interpretasi melalui studi kepustakaan. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut; slametan masyarakat Yogyakarta adalah fenomena yang menekankan pengalaman intuitif terhadap pemahamannya atas Yang Mutlak. Dalam perpektif Max Scheler slametan sebagai ritual memiliki makna simbol dalam sesajinya mengandung empat gugus nilai, yakni: nilai kenikmatan, nilai vitalitas, nilai spiritual, dan nilai kesucian.
Perancangan Alternatif Sign System Sebagai Informasi Lokasi Penjualan di Pasar Legi Kota Gede M.S. Andrijanto
Jurnal Desain Vol 5, No 03 (2018): Jurnal Desain
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (853.977 KB) | DOI: 10.30998/jurnaldesain.v5i03.2533

Abstract

Pasar tradisional adalah tempat transaksi secara langsung antara konsumen dengan penjual. Fungsi pasar tradisional saat ini tidak hanya tempat terjadinya jual beli, tetapi juga sudah berkembang sebagai tempat yang multifungsi dan bertemunya masyarakat sosial dan budaya. Salah satu permasalahan pokok di Pasar Legi Kotagede adalah kurangnya signage atau tanda yang memudahkan para pembeli untuk mencari tempat maupun arah jalan ke lapak pedagang, yang menyebabkan ketidak nyamanan bagi pembeli terlebih bagi pengunjung yang baru datang ke Pasar Legi Kotagede Yogyakarta. Sign system adalah sebuah sistem penandaan yang sesuai dengan kebudayaan warga masyarakatnya, selain sebagai petunjuk, penamaan, penyampaian informasi singkat, dapat juga berupa aturan-aturan atau norma-norma yang dipakai dan diakui pada tempat tertentu dan dapat dimengerti oleh warga masyarakatnya (Kartika, 2010: 223). Perancangan sign system pada pasar Legi Kotagede menggunakan salah satu ornamen yang terdapat pada petunjuk tempat di wilayah Kotagede, ornamen yang peneliti gunakan adalah ornamen Lung-lungan. Motif Lung-lungan (sulur) adalah motif ukir berupa tumbuh-tumbuhan berujud sulur atau tumbuhan yang menjalar dengan untaian daun dan pucuk batang muda. Bentuk motif Lunglungan bervariasi, adapun jenis pohon-pohon yang sering distilir untuk hiasan.  Lunglungan adalah teratai (padma), daun kluwih, bunga melatih, pohon bunga dan daun markisah, buah keben, tanaman rambat atau tanaman-tanaman yang bersifat melata dan beringin (Ismunandar dalam Dorno, 2014:72).
AKULTURASI BUDAYA CINA PADA ARSITEKTUR MASJID KUNO DI JAWA TENGAH Eddy Hadi Waluyo
Jurnal Desain Vol 1, No 01 (2013): Jurnal Desain
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (646.116 KB) | DOI: 10.30998/jurnaldesain.v1i01.350

Abstract

Masuknya Budaya Cina ke Indonesia di masa jaya kerajaan Majapahit telah memberi sentuhan perubahan dan kesinambungan di berbagai aktivitas kebudayaan. Pengaruh ini juga dapat ditemukan pada arsitektur masjid kuno di Jawa Tengah, yang semakin mengukuhkan adanya jejak relasi kebudayaan antara Jawa dan Cina sejak abad ke-8. Studi ini di antaranya membahas bentuk banguan masjid yang menyerupai bentuk pagoda, peran sentral bangunan Masjid Demak di wilayah pesisir Utara Jawa, termasuk makna simbolik dari bangunan atap masjid. Analisis kualitatif dengan pendekatan multidisiplin digunakan untuk menjelaskan akulturasi ini.
MAKNA WARNA PADA WAJAH WAYANG GOLEK Yayah Rukiah
Jurnal Desain Vol 2, No 03 (2015): Jurnal Desain
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.829 KB) | DOI: 10.30998/jurnaldesain.v2i03.583

Abstract

Indonesia kaya akan seni dan budaya, wayang sebagai warisan budaya Indonesia yang patut dijadikan milik bersama karena isi kandungannya, baik berupa etika maupun estetikanya, tahan uji selama berabad-abad, dan tidak henti-hentinya memukau perhatian orang-orang di dalam maupun di luar negeri. Arti dari wayang adalah bayangan, tetapi dalam perjalanan waktu pengertian wayang itu berubah, dan kini wayang dapat berarti pertunjukan panggung atau teater atau dapat pula berarti aktor dan aktris. Menurut jenis aktor dan aktrisnya, wayang dapat digolongkan atas lima golongan, yaitu: (1) wayang kulit; (2) wayang golek; (3) wayang wong atau wayang orang; (4) wayang beber; (5) wayang klithik. Wayang golek adalah boneka tiga dimensi yang dibuat dari kayu, bulat dan tebal. Pada bagian bawah dan kaki, dibalut dengan pakaian. Boneka golek baru dinikmati sebagai alat perupaan cerita. Raut golek yang secara visual melambangkan watak para tokoh cerita. Warna, terutama warna wajah wayang, mendukung nilai wanda. Warna wajah merupakan tanda watak wayang. 

Page 5 of 30 | Total Record : 299