cover
Contact Name
Muhammad Isrul
Contact Email
isrulfar@gmail.com
Phone
+628114053811
Journal Mail Official
jurnalpharmaconmw@gmail.com
Editorial Address
Program Studi Farmasi, STIKES Mandala Waluya Kendari Jalan A.H Nasution No. G-37, Kendari
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
ISSN : 24426032     EISSN : 25989979     DOI : 10.35311
Core Subject : Health,
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia merupakan jurnal (Open Journal System) untuk informasi bidang ilmu farmasi yang memuat kajian tentang ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bentuk tulisan ilmiah, studi kepustakaan dan studi empirik. Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia telah memiliki ISSN cetak : 2442 - 6032 dan ISSN online : 2598-9979 Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia terbit 2 kali setahun (Bulan Juni dan Desember).
Arjuna Subject : -
Articles 114 Documents
Aktivitas Antidiare Buah Okra (Abelmoschus esculentuS L.) Pada Mencit Yang Diinduksi Oleum Ricini Selpirahmawati Saranani; Jastria Pusmarani
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 4 No. 02 (2018): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi STIKES Mandala Waluya Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v4i02.31

Abstract

Diare masih menjadi masalah kesehatan utama di berbagai negara-negara dunia, serta bertanggung jawab terhadap kematian jutaan orang setiap tahunnya. Buah okra (Abelmoschus esculantus L.) merupakan tanaman yang tersebar luas di Sulawesi khususnya Sulawesi Tenggara. Masyarakat Sulawesi Tenggara memanfaatkan buah Okra sebagai sayuran. Buah Okra (Abelmoschus esculantus L.) mengandung senyawa fenolik salah satunya senyawa flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang aktivitas buah Okra yang dapat bekerja sebagai antidiare. Penelitian aktivitas buah okra sebagai antidiare belum pernah dilakukan sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui efek antidiare buah Okra pada mencit yang diinduksi oleum ricini. Untuk melihat kerusakan lambung yang disebabkan karena pemberian oleum ricini, maka diamati frekuensi dan bentuk dari feses mencit selama 3 jam. Data dianalisis dengan menggunakan uji T dengan nilai P=0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa buah okra memiliki aktivitas sebagai antidiare.
Optimasi Sediaan Krim Dari Ekstrak Etanol Daun Muda Pepaya (Carica papaya L.) Sebagai Antioksidan Himaniarwati Himaniarwati; Nikeherpianti Lolok; Nur Herlina Nasir; Dzul Chulaifah
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 5 No. 01 (2019): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi STIKES Mandala Waluya Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v5i01.32

Abstract

Daun Pepaya memiliki kandungan antioksidan yang tinggi seperti senyawa flavonoid, ?-tokoferol, dan asam askorbat yang dapat digunakan untuk mencegah penuaan dini akibat radikal bebas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji stabilitas dan aktivitas antioksidan sediaan krim ekstrak etanol 96% dengan metode DPPH. Meode penelitin yang dilakukan dalah ekperimental yang dilakukan di Laboratorium, daun muda pepaya 1500 mg di maserasi menggunakan etanol 96% mengjhasilkan ekstrak 500 mg. Ekstrak daun pepaya dibuat dalam bentuk krim kemudian dilakukan evaluasi sediaan krim meliputi evaluasi organoleptic, pH, daya sebar, daya lekat, tipe emulsi, viskositas dan evaluasi pengujian aktivitas antioksidandilakukan dengan metode DPPH konsentrasi 1% 3% dan 5%. Kemudian dilakukan analisis data. Hasil Evaluasi sediaan krim uji organoleptik: bau dan bentuk stabil, warna ada perubahan; uji pH 5, daya sebar 5,15cm, 5,55 cm, 5,85 cm, daya lekat 18,25 detik, 17 detik 15,25 detik, emulsi Homogen, viskositas 162,5 dPas, 170 dPas, 145 dPas dan aktivitas antioksidan 58,23%; 62,73%; 67,83%. Kesimpulan dari hasil penelitian bahwa Sediaan krim ekstrak etanol 95% daun pepaya stabil dan mampu memberikan efek antioksidan dengan menggunakan metode DPPH.
Isolasi Dan Identifikasi Fungi Endofit Daun Jambu Mete (Anacardium occidentale L.) Sebagai Antibakteri Terhadap Salmonella typhimurium Adi Rianto; Muhammad Isrul; Sri Anggarini; Ahmad Saleh
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 4 No. 02 (2018): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi STIKES Mandala Waluya Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v4i02.34

Abstract

Gastroenteritis adalah suatu penyakit usus yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhimurium yang terjadi lebih dari 18 jam setelah bakteri ini masuk ke tubuh host. Salah satu tanaman yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap Salmonella typhimurium yang telah banyak diteliti adalah daun jambu mete. Usaha untuk mengurangi eksploitasi alam adalah dengan mengisolasi fungi endofit pada bagian tanaman yang dapat memproduksi senyawa aktif. Fungi endofit merupakan fungi yang hidup pada sistem jaringan tanaman yang tidak menyebabkan gejala penyakit pada tanaman inangnya serta dapat menghasilkan senyawa metabolit sekunder seperti antibakteri, antivirus, antifungi dan sebagainya. Hasil penelitian diperoleh 3 isolat fungi endofit daun jambu mete yaitu fungi endofit putih, hitam dan hijau. Fungi endofit putih menghasilkan zona hambat terhadap bakteri Salmonella typhimurium rata-rata 20% = 4,36 mm, 40% = 4,82 mm, 60% = 5,87 mm, kontrol positif sebesar 12,81 mm dan kontrol negatif tidak memberikan zona hambat. Sedangkan jamur endofit hitam dan hijau daun jambu mete tidak memberikan zona hambat.
Formulasi Pasta Gigi Herbal Ekstrak Daun Sukun (Artocarpus Altilis) Dan Uji Aktivitas Antibakteri Terhadap Bakteri Streptococcus mutans Wa Ode Yuliastri; mus Ifaya; Mulyadi Prasetyo
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 5 No. 01 (2019): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi STIKES Mandala Waluya Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v5i01.35

Abstract

Prevalensi karies di Indonesia pada tahun 2013 berkisar 72,3%. Karies gigi yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus mutans dapat dihindari dengan bantuan senyawa kimiawi maupun tindakan mekanis. Pengunaan bahan alternatif dari bahan alam dalam sediaan pasta gigi sedang dikemabangkan. Salah satu tanaman yang dapat digunakan adalah daun sukun (Artocarpusaltilis). Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium. Pada pembuatan sediaan pasta gigi herbal ekstrak daun sukun dibuat 3 formula dengan konsentrasi ekstrak masing-masing 10%, 15% dan 20%. Penelitian ini menggunakan uji ANOVA (Analysis Of Variance) untuk melihat perbedaan signifikan dari masing-masing perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan hasil pengujian evaluasi fisik yang palik baik adalah formula III. Pada pengujian aktivitas antibakteri diperoleh daya hambat paling baik pada pasta gigi herbal adalah formula 3 dengan rata-rata luas daya hambat sebesar 21,37mm yang dapat dikategorikan memiliki daya hambat yang sangat kuat. Hasil uji ANOVA juga diperoleh nilai p<0,005 yang menunjukkan adanya perbedaan signifikan dari masing-masing konsentrasi. Sediaan pasta gigi herbal ekstrak daun sukun (Artocarpusaltilis) dapat disimpulkan bahwa pembuatan sediaan pasta gigi herbal stabil pada evaluasi fisik dan memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Streptococcus mutans.
Uji Stabilitas Fisik Ekstrak Etanol Daun Jambu Mete (Anacardium occidentale L. ) Dalam Formulasi Sediaan Emulgel AntiInflamasi nurhatidjah awaliyah halid; Ahmad Saleh
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 5 No. 01 (2019): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi STIKES Mandala Waluya Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v5i01.36

Abstract

Jambu mete (Anacardium occidentale L.) merupakan tanaman yang tumbuh subur di Sulawesi tenggara. Secara tradisional daun Anacardium occidentalis digunakan sebagai antiinflamasi. Daun Anacardium occidentalis mengandung berbagai senyawa aktif seperti flavonoid, asam anakardik, beta-sitosterol, cardol, asam linoleat, asam salisilat serta tannin. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mencanangkan formulasi ekstrak etanol daun Anacardium occidentalis dalam bentuk sediaan emulgel, serta mengevaluasi stabilitas sediaan emulgel tersebut secara fisik. Formulasi emulgel ekstrak etanol daun Anacardium occidentalis menggunakan basis gel yaitu karbopol 940. Formulasi dilakukan dalam 3 konsentrasi ekstrak etanol daun Anacardium occidentalis yaitu 10%, 12%, dan 15%. Basis karbopol 940 yaitu 0,5%, 10%, dan 1,5%, disamping itu juga digunakan basis gel sebagai kontrol negatif. Uji karakteristik sediaan emulgel meliputi pemeriksaan fisik yaitu pemeriksaan warna, homogenitas, konsistens, pH, penentuan viskositas, uji daya sebar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak Ekstrak Daun Jambu Mete (Anacardium occidentale L.) dapat diformulasi menjadi emulgel dengan karakteristik yang baik. Semua basis gel karbopol 940, dapat menghasilkan emulgel dengan karakteristik yang baik. Formula I, VI, VII dan IX merupakan formula mempunyai karakteristik yang paling baik untuk sediaan emulgel Ekstrak Daun Jambu Mete (Anacardium occidentale L.).
Evaluasi Formula Emulgel Lendir Bekicot (Achatina fulica) Dan Uji Aktivitas Antibakteri Terhadap Bakteri Staphylococcus epidermidis penyebab jerawat Citra Dewi; Ahmad Saleh; Nur Hatidjah Awaliyah; Hasnawati Hasnawati
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 4 No. 02 (2018): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi STIKES Mandala Waluya Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v4i02.37

Abstract

Lendir bekicot (Achatina fulica) merupakan salah satu bahan alam yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis penyebab jerawat pada konsentrasi 10%. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sediaan emulgel lendir bekicot dapat memenuhi syarat evaluasi stabilitas fisik sediaan dan melakukan pengujian aktivitas antibakteri sediaan emulgel lendir bekicot terhadap Staphylococcus epidermidis. Penelitian dilakukan secara eksperimen, sampel lendir bekicot (Achatina fulica) diformulasi kedalam bentuk sediaan emulgel dengan tiga variasi konsentrasi yaitu pada Formula A 11%, Formula B 16% dan Formula C 21%. Selanjutnya dilakukan evaluasi fisik sediaan selama empat minggu penyimpanan meliputi uji organoleptik, uji pH, uji homogenitas, uji tipe emulsi dan uji stabilitas dipercepat dengan metode cycling test. Ketiga formula tersebut dilakukan pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi sumuran. Data pengukuran zona hambat bakteri dianalisis dengan menggunakan One Way ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga jenis formula emulgel lendir bekicot (Achatina fulica) stabil selama penyimpanan dengan hasil pengujian organoleptik berwarna putih susu, aroma khas mentol dan berbentuk semi padat (emulgel), homogen dengan emulsi tipe minyak dalam air (m/a) serta memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus epidermidis. Zona hambat tertinggi pada Formula C konsentrasi lendir bekicot 21% dengan diameter zona hambat sebesar 4,8 mm kategori lemah.
Efek Imunomodulator Ekstrak Etanol Spons Xestospongia Sp. Terhadap Aktivitas Fagositosis Makrofag Pada Mencit Jantan Galur Balb/C Adryan Fristiohady; Wahyuni Wahyuni; Fadhliyah Malik; Mesi Leorita; Muhammad Ilyas Yusuf; Hendra Febriansyah; Sahidin Sahidin
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 5 No. 01 (2019): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi STIKES Mandala Waluya Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v5i01.38

Abstract

Imunomodulator merupakan bahan yang dapat mengembalikan ketidakseimbangan sistem imun. Spons Xestospongia Sp. diduga mengandung senyawa-senyawa aktif yang berperan sebagai agen imunomodulator. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol Spons Xestospongia Sp. terhadap aktivitas fagositosis makrofag. Sebanyak dua puluh empat ekor mencit jantan galur Balb/C umur 2-3 bulan dengan berat badan 20-30 gram dibagi ke dalam 6 kelompok. Kelompok pertama mendapat pemberian ekstrak etanol Spons Xestospongia Sp. 100 mg/kgBB, kelompok kedua mendapat pemberian ekstrak etanol Spons Xestospongia Sp. 200 mg/kgBB, kelompok ketiga mendapat pemberian ekstrak etanol Spons Xestospongia Sp. 300 mg/kgBB dan kelompok keempat mendapat pemberian ekstrak etanol Spons Xestospongia Sp. 400 mg/kgBB. Kelompok kontrol positif mendapat ekstrak Phyllanthus niruri Linn. (Stimuno®) 0,13 mg/gBB dan kelompok kontrol negatif mendapatkan Na-CMC 0,5%. Ekstrak diberikan secara peroral sejak hari pertama hingga ketujuh. Pada hari kedelapan masing-masing mencit diinjeksikan bakteri Staphylococcus aureus (SA) 0,5 mL secara intra peritoneal. Aktivitas sel makrofag dihitung dari apusan cairan peritoneum mencit. Peningkatan dosis ekstrak etanol Spons Xestospongia Sp. meningkatkan jumlah aktivitas fagositosis makrofag dari 24,25 % (Na-CMC), 34,25% (100 mg/kgBB), 47,00% (200 mg/kgBB), 59,50 % (300 mg/kgBB) dan 62,75% (400 mg/kgBB). Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak etanol Spons Xestospongia Sp. memiliki potensi sebagai imunomodulator pada dosis 300 mg/kgBB dan 400 mg/kgBB dengan efektivitas yang tidak berbeda bermakna dengan kontrol positif (Stimuno®) dalam meningkatkan aktivitas fagositosis sel makrofag berdasarkan hasil uji statistik post hoc TUKEY (sig. > 0,05).
Pengukuran Parameter Spesifik Dan Non Spesifik Ekstrak Etanol Daun Matoa (Pometia pinnata J.R & G.Forst) Fadillah Maryam; Burhanuddin Taebe; Deby Putrianti Toding
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 6 No. 01 (2020): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi STIKES Mandala Waluya Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v6i01.39

Abstract

Tanaman matoa (Pometia pinnata J.R. & G.Forst) telah dikenal memiliki banyak efek farmakologis dan digunakan sebagai obat tradisional. Salah satu dari tanaman matoa yang dimanfaatkan adalah daunnya yang berfungsi sebagai antibakteri, diuretik, analgesik dan lain-lain. Agar dapat dijadikan sebagai bahan baku obat tradisional maka perlu dilakukan standardisasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh nilai-nilai standar parameter spesifik dan non spesifik. Ekstrak etanol daun matoa diperoleh dengan cara ekstraksi metode maserasi menggunakan etanol 70% menghasilkan rendamen sebesar 12,98%. Ekstrak yang dihasilkan merupakan ekstrak kering, berwarna coklat memiliki rasa pahit dan berbau khas serta mengandung metabolit sekunder berupa alkaloid, flavonoid, steroid, tanin dan saponin dengan pola kromatogram yang menunjukkan adanya beberapa noda dengan nilai Rf yang berbeda. Kadar senyawa yang terlarut pada pelarut air sebesar 32,21%, sedangkan kadar senyawa yang larut dalam etanol sebesar 38,56%. Susut pengeringan sebesar 7,03%. Bobot jenis ekstrak sebesar 0,9013%. Kadar abu total sebesar 2,46%, sedangkan kadar abu tidak larut asam sebesar 0,049%. Kadar air ekstrak sebesar 5%. Total cemaran bakteri sebanyak 7,8x104 koloni/g dan cemaran kapang sebesar 5,5x104 koloni/g. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat beberapa parameter spesifik dan non spesifik memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan
Uji Ekstrak Etanol Daun Kemangi Terhadap Kadar Glukosa Darah, Dan Gambaran Histopatologi Pankreas Tikus Yang Diinduksi Streptozotocin Joni Tandi; Niswatulfahriyati Niswatulfahriyati; Nurmadinah Nurmadinah; Tien Wahyu Handayani
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 5 No. 02 (2019): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi STIKES Mandala Waluya Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v5i02.41

Abstract

Penelitian ini bertujuan menguji ada tidaknya kandungan senyawa metabolit sekunder pada ekstrak etanol daun kemangi,efek penurunan kadar glukosa darah dari ekstrak etanol daun kemangipada tikus putih jantan yang diinduksi streptozotocin.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratorium dengan menggunakan hewan uji sebanyak 30 ekor tikus putih jantan dibagi menjadi 6 kelompok dan tiap kelompok terdiri dari 5 ekor tikus dengan rincian kelompok I sebagai kontrol normal, kelompok II sebagai kontrol negatif yang diberikan suspensi Na-CMC 0,5%, kelompok III sebagai kontrol positif yang diberikan suspensi glibennklamide dan kelompok IV,V,VI sebagai kelompok uji diberikan ekstrak etanol daun keamngi, dengan masing-masing dosis 200 mg/kg BB, 400mg/kg BB dan 800mg/kg BB . Perlakuan diberikan selama 14 hari dan dilakukan pengukuran kadar glukosa darah diukur dengan glukometer pada hari ke-0, 7, 14, 21 dan 28. Data hasil pengujian kadar glukosa darah dan menggunakan uji one way Anova pada tariff kepercayaan 95% kemudian dilanjutkan dengan uji Least Significant Difference (LSD), dan data hasil skoring tingkat kerusakan pankreas dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney untuk melihat perbedaan antar perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat senyawa metabolit sekunder pada ekstrak etanol daun kemangi yaitu flavonoid, saponin, dan tanin: pemberian ekstrak etanol daun kemangi memberikan efek menurunkan kadar glukosa darah pada tikus putih yang diinduksi streptozotocin: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh ekstrak etanol daun kemangi yang memberikan hasil yang maksimal untuk menurunkan kadar glukosa darah dan regenerasi jaringan pankreas
Pengaruh Pola Makan Terhadap Potensi Resiko Penyakit Diabetes Melitus Arikha Ayu Susilowati; Kuncara Nata Waskita
Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 5 No. 01 (2019): Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia
Publisher : Program Studi Farmasi STIKES Mandala Waluya Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35311/jmpi.v5i01.43

Abstract

Gaya hidup masyarakat saat ini mengalami banyak perubahan, baik yang dilakukan oleh remaja maupun dewasa. Makanan cepat saji dan instan merupakan jenis makanan yang paling banyak digemari, Konsumsi banyak makanan yang mengandung gula akan menyebabkan berbagai penyakit, salah satunya diabetes melitus. Untuk menjaga kadar gula darah, jadwal makan dan porsi makan perlu di atur. Mengurangi porsi makan dapat membantu mengontrol gula darah, sedangkan menambah porsi makan dapat menimbulkan komplikasi Diabetes Melitus. Oleh karena itu perlu adanya suatu penelitian untuk mengetahui pengaruh pola makan remaja terhadap apotensi resiko penyakit diabetes mellitus. Jenis penelitian ini menggunakan analitik korelatif dan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menganalisis hubungan antara makanan dengan kadar gula darah pasien DM. Pendekatan cross sectional mengumpulkan variabel dependent dan variabel independent dalam waktu yang bersamaan dan secara langsung. Data dianalisis menggunakan uji one way annova. Deskripsi responden yang meliputi jenis kelamin, umur, pendidikan dan olahraga juga dihubungkan dengan resiko penyakit diabetes mellitus.

Page 3 of 12 | Total Record : 114