cover
Contact Name
Nofita
Contact Email
nofita@malahayati.ac.id
Phone
+6282186751140
Journal Mail Official
jfm@malahayati.ac.id
Editorial Address
Jl. Pramuka No. 27 Kemiling, Bandar Lampung
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
JFM (Jurnal Farmasi Malahayati)
Published by Universitas Malahayati
ISSN : 25991868     EISSN : 2599185X     DOI : https://doi.org/10.33024/.v4i2
Core Subject : Health, Social,
Jurnal Farmasi Malahayati (JFM) merupakan jurnal yang berisi tentang hasil penelitian maupun review dibidang farmasi yang meliputi bidang farmasetika, kimia farmasi, biologi farmasi dan farmasi klinis komunitas
Articles 117 Documents
PERAN PROPOLIS SEBAGAI ANTIBAKTERI PADA PASIEN ULKUS DEKUBITUS Lailatut Toriqoh
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 2, No 2 (2019): Jurnal Farmasi Malahayati
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.044 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v2i2.2295

Abstract

Ulkus dekubitus adalah kerusakan terlokalisasi di kulit dan jaringan disebabkan oleh tekanan, geseran, atau gesekan, atau kombinasi dari ketiganya . Mayoritas luka pada penduduk dunia adalah luka karena pembedahan/trauma 48%, ulkus kaki 28% dan luka dekubitus 21%. Di masyarakat kita pengobatan ulkus dekubitus masih menggunakan obat herbal yaitu propolis dan madu. Propolis merupakan bahan alami yang dikumpulkan oleh lebah spesies Apis mellifera. Propolis mengandung flavonoid, asam fenolat termasuk caffeic acid phenylesthylester (CAPE), asam amino, arginin, mineral, etanol, vitamin C, vitamin E, phenol, dan cinnamic acid. Derajat ulkus dekubitus menurut National Pressure Ulcer Advisory Panel (NPUAP) yakni; Nonblanchable Erythema, Partial Thickness Skin Loss, Full Thickness Skin Loss, Full Thickness Tissue Loss, Depth Unknown, dan Suspected Deep Tissue Injury. Mikroorganisme  yang      paling  dominan  adalah Pseudomonas   Aeroginosa   (50%),   diikuti   oleh   Acinetobacter   baumanii   (16,7%)   dan Staphylococcus  aureus  (13,3%).  Mekanisme kerja propolis dalam menghambat mikroorganisme penyebab P. Aeruginosa dengan cara menghambat pembentukan biofilm ekstrak propolis yang diuji pada konsentrasi 100, 50, dan 10 μg / mL.
PENETAPAN KADAR PROTEIN UDANG AIR TAWAR DAN UDANG AIR LAUT DENGAN METODE KJEDAHL Gusti Ayu Rai Saputri; Febriyanti Febriyanti
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 2, No 2 (2019): Jurnal Farmasi Malahayati
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.611 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v2i2.2090

Abstract

Udang merupakan salah satu primadona ekspor perikanan indonesia dan udang menjadi salah satu sumber protein hewani yang bermutu tinggi. Pada penelitian kali ini yang di gunakan adalah metode kjeldahl, karena memberika hasil yang baik untuk meneliti kadar protein pada udang. Udang umumnya berbentuk bengkok,tubuhnya beruas-ruas, terdapat jenis antena, dan mempunyai capit yang besar. Kandungan gizi dan manfaat mengkonsumsi udang seperti halnya dengan ikan, sebagian orang udang dapat menimbulkan alergi. Dan di tinjau dari nilai gizinya udang tidak kalah di bandingkan ikan. Protein yang tinggi di dalam daging udang sangat baik untuk kesehatan jika di konsumsi secara rutin dan kandungan berapa gizi lain. Berdasarkan analisa dari data penelitian yang di dapat telah di keluarkan maka kesimpulannya hasil uji kualitatif dari udang air tawar dan udang air laut positif mengandung protein. Kadar rata-rata yang di dapat protein pada udang air tawar yaitu 12,2814% dan udang air laut 12,2791% dari hasil keduanya menujukan selisi yang tidak jauh berbeda.Kata kunci : Protein, Udang, Kjeldahl
Potensi Lutein dan Zeaxantin sebagai Pencegah Katarak Brenda Widya Kencana
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 2, No 2 (2019): Jurnal Farmasi Malahayati
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (138.739 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v2i2.2284

Abstract

Katarak merupakan salah satu penyakit degeneratif. Definisi katarak sendiri ialah suatu kondisi dimana terjadi kekeruhan pada lensa sehingga menurunnya fungsi penglihatan seseorang. World Health Organization (WHO) mengetimasikan jumlah orang dengan gangguan penglihatan di seluruh dunia pada tahun 2018 adalah 1,3 milyar orang dan  katarak menempati posisi pertama sebagai penyebab kebutaan di dunia dengan prevalensi 51%. Hasil riset kesehatan dasar Indonesia pada tahun 2013 menyatakan bahwa katarak menempati posisi ketiga pada kelainan mata tertinggi di Indonesia (1,8%). Penyebab katarak yang merupakan penyakit degeneratif, antara lain idiopatik, penuaan, keturunan, kelainan pada mata, sindrom multisistem, kelainan metabolik, infeksi maternal, efek samping dari kortikosteroid atau paparan radiasi, dan akibat adanya trauma pada mata. Dari berbagai penyebab tersebut, stress oksidatif dijadikan sebagai mekanisme dasar terjadinya katarak. Menurut penelitian, stress oksidatif dapat dicegah dengan antioksidan. Lutein dan zeaxhantine merupakan satu-satunya carotenoid yang ditemukan pada lensa mata manusia. Keduanya memiliki kemampuan sebagai antioksidan kuat, menyaring dan menyerap cahaya gelombang pendek yang berpotensi merusak, serta mengurangi stress oksidatif. Struktur keduanya yang unik, dengan cincin ionone rantai poliena dan terkonjugasi, memungkinkannya untuk berkontribusi dalam beberapa jenis reaksi yang dapat menetralisir spesies oksigen reaktif. Hal ini  mengindikasikan bahwa mereka mungkin memainkan peran protektif dalam pembentukan katarak.
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAN METANOL KULIT PISANG KEPOK (Musa acuminata-xbalbisiana) PADA LARVA NYAMUK Aedes aegypti Selvi Marcellia; Dewi Chusniasih
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (50.133 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v3i2.3270

Abstract

Dengue fever is caused by Aedes aegypti mosquitoes. Using of synthetic larvicides has been so many impact on resistance and can damage the environment. Therefore, naturl larvaside by using ethanol and methanol extracts from kepok banana peel (Musa acuminata-xbalbisiana) againts the death of larvae of  Aedes aegypti instar III and IV. This research wasexperimental, with concentration of ethanol extract and methanol treatment of 0,5%, 0,75%, 1%, 2,5%, 5%, kontrol positif dan kontrol negatif controls in five replicaions. Larval mortality is calculated after the first 6 hours of death for up to 24 hours. Larvicidal activity data were analyzed with the Kruskal-Wallis test and probit test to find the LC50 value. The results of the study obtained the value of LC50 in ethanol extrack of kepok banana peels at 3,264% and methanol at 2,681%. LT50 values in the best ethanol and methanol extracts were obtained at a concentration of 5% of 12,136 hour and 12,979 hour.
EVALUASI INTERAKSI OBAT PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT IMANUEL WAY HALIM BANDAR LAMPUNG MARTIANUS PERANGIN ANGIN
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (431.352 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v3i1.2405

Abstract

Interaksi obat terjadi jika efek suatu obat berubah akibat adanya obat lain, makanan, atau minuman. Interaksi obat dapat menghasilkan efek yang memang dikehendaki, atau efek yang tidak dikehendaki yang lazimnya menyebabkan efek samping obat dan/atau toksisitas karena meningkatnya kadar obat di dalam plasma, atau sebaliknya menurunnya kadar obat dalam plasma yang menyebabkan hasil terapi menjadi tidak optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui angka potensi kejadian interaksi obat pada pasien rawat inap yang didiagnosa diabetes melitus tipe 2  di Rumah Sakit Imanuel Way Halim. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif non eksperimental yang bersifat retrospektif. Data penelitian dikumpulkan dengan cara pengambilan data berkas rekam medik pasien rawat inap diabetes melitus tipe 2. Data dianalisis menggunakan aplikasi drugs.com, Stockley’s Drug Interaction dan Medscape yang digunakan sebagai standar acuan interaksi obat. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 89 pasien yang didiagnosa menderita diabetes melitus tipe 2. Dari hasil penelitian yang dilakukan, potensi interaksi obat terjadi pada 56 pasien dengan persentase 62,92% dan tidak terjadi interaksi obat sebanyak 33 pasien dengan persentase 37,07%.Potensi kejadian interaksi obat berdasarkan mekanisme interaksi yaitu interaksi farmakodinamik dengan jumlah 47 kasus dengan persentase 71,21% dan interaksi farmakokinetik dengan jumlah 19 kasus dengan persentase 28,79%. Sedangkan potensi kejadian interaksi obat berdasarkan tingkat keparahan mayor berjumlah 2 kasus dengan persentase 3,03%, tingkat keparahan moderate berjumlah 57 kasus dengan persentase 86,37% dan tingkat keparahan minor berjumlah 7 kasus dengan persentase 10,60%. Jumlah kejadian interaksi antar obat hipoglikemi sebanyak 12 interaksi. dan interaksi antara obat hipoglikemi dengan obat lain sebanyak 55 interaksi.
FORMULASI GEL ANTI JERAWAT KOMBINASI EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum x africanum Lour.) DAN LIDAH BUAYA (Aloe vera (L.) Burm. f.) BERBASIS SODIUM ALGINATE DAN UJI AKTIVITAS TERHADAP BAKTERI Propionibacterium acnes Angga Saputra Yasir
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (61.675 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v3i2.3801

Abstract

Tanaman kemangi (Ocimum x africanum Lour.) dan tanaman  lidah buaya (Aloe vera (L.) Burm. f.) meupakan tanaman yang memiliki aktivitas antibakteri salah satunya dapat menghambat bakteri penyebab jerawat yaitu Propionibacterium acnes. Tanaman tersebut memilii kandungan senyawa metabolit sekunder diantaranya tanin, flavonoid, saponin, fenol, triterpenoid dan alkaloid. Penelitian ini betujuan untuk melihat formulasi sediaan gel kombinasi ekstrak daun kemangi dan lidah buaya terhadap bakteri Propionibacterium acnes. Penelitian diawali dengan uji pendahuluan kombinasi ekstrak daun kemangi dan lidah buaya dengan 3 seri konsentrasi dan melihat rata-rata luas zona hambat terbesar yang selanjutnya dibuat sediaan gel. Variansi daun kemangi yaitu 0,5%, 1% dan 1,5% kemudian lidah buaya 5%. Gel yang dibuat dengan formula kombinasi ekstrak daun kemangi 1,5% dan lidah buaya 5% dengan gelling agent sodium alginate. Zat tambahan alkohol, akuades, gliserin dan metil paraben. Evaluasi gel meliputi uji pH, organoleptis, homogenitas, daya sebar, daya lekat dan iritasi kulit. Analisis data digunakan uji Anova satu arah dilanjutkan uji tukey dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil menunjukkan kombinasi ekstrak daun kemangi 1,5% dengan lidah buaya 5% merupakan kombinasi dengan luas rata-rata zona hambat terbesar.  Sediaan gel kombinasi ekstrak daun kemangi 1,5% dan lidah buaya 5% memiliki evaluasi gel yang memenuhi pesyaratan sifat fisik gel dan mampu menghambat bakteri Propionibacterium acnes dengan luas rata-rata zona hambat yaitu 2,52 mm.
ANALISIS SENYAWA FENOLIK PADA EKSTRAK DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle L.) Annisa Primadiamanti; Lia Amura; Ade Maria Ulfa
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.013 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v3i1.2363

Abstract

Beragam jenis tumbuhan obat yang telah lama digunakan secara tradisional  kini dipopulerkan kembali, salah satunya sirih (Piper betle L.). Daun sirih dikenal sebagai bahan untuk menginang dengan keyakinan bahwa daun sirih dapat menguatkan gigi, menyembuhkan luka-luka kecil di mulut,  menghilangkan bau mulut, menghentikan perdarahan  gusi  dan  sebagai  obat  kumur. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis total fenol pada ekstrak segar daun sirih hijau. Pengambilan sampel daun sirih hijau berdasarkan usia, yaitu dipilih daun sirih hijau yang berusia 1 bulan. Pembuatan ekstrak dilakukan dengan metode maserasi. Daun dicuci hingga bersih kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan, dirajang, ditimbang lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan metanol 87,5 ml. Filtrasi dengan kertas saring, filtrat disimpan di lemari pendingin, lalu residu kembali dimaserasi dengan metanol 87,5 ml selama 2x24 jam pada suhu 27oC, residu kemudian disaring kembali dengan kertas saring. Analisis senyawa fenolik menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis. Penetapan kadar dilakukan dengan menggunakan pereaksi Folin-Cioceltau. Panjang gelombang yang digunakan pada penetapan kadar senyawa fenolik yaitu 785 nm dan aquabidest sebagai blanko dengan tiga kali pengulangan. Kurva baku yang digunakan adalah asam galat dengan konsentrasi 0; 50; 100; 150; 200 ppm. Data hasil penelitian berupa nilai absorbansi pengulangan I sebesar 0,046 sehingga diperoleh kadar I = 166,71 ppm; absorbansi pengulangan II sebesar 0,049 sehingga diperoleh kadar II = 165,10 ppm; serta absorbansi pengulangan III sebesar 0,050 sehingga diperoleh kadar III = 164,56 ppm. Penelitian ini menyimpulkan kadar rata-rata total fenol pada ekstrak daun sirih hijau yang diperoleh adalah sebesar 165,45 ppm.Kata kunci : sirih hijau, total fenol, Piper betle
HKSA DAN PENAMBATAN MOLEKUL DARI TURUNAN SENYAWA PYRIDO [3,4-b] INDOL YANG BERPOTENSI SEBAGAI SENYAWA ANTIKANKER PANKREAS Aiyi Asnawi; Septian Riyadi; Ellin Febrina; Rika Rendrika
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (484.939 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v3i2.3422

Abstract

Kanker merupakan keadaan dimana sel tubuh tumbuh tidak terkendali. Di Indonesia, kanker pankreas merupakan tumor ganas ketiga pada pria setelah tumor paru dan tumor kolon. Telah disintesis senyawa turunan pyrido [3,4-b] memiliki aktivitas antitumor yang signifikan. Namun sebagian senyawa yang diuji memberikan aktivitas yang moderat dan bahkan ada yang jelek dalam menghambat sel kanker pangkreas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan model persamaan HKSA dari turunan pyrido [3,4-b], merancang senyawa turunannya dari persamaan HKSA, dan mempelajari interaksi molekul ligan hasil desain terhadap protein MDM2 (Mouse double minute 2) sehingga membantu dalam merancang senyawa yang berpotensial anti kanker pankreas yang lebih baik. Dilakukan perhitungan terhadap 12 deskriptor molekul yang mewakili parameter sterik, hidrofobik dan elektronik dan dilanjutkan dengan analisis regresi multi linear dengan SPSS 18.0 digunakan untuk mencari hubungan antara deksriptor molekul dengan aktivitas penghambatan senyawa pada MDM2. Model HKSA terbaik yang diperoleh adalah Log IC50 Prediksi = 3,612 + 91,629 (LUMO) – 21,292 (Gibbs) + 1,317 (Log S) + 0,162 (MR) dengan kriteria statistik R=0,926; R2=0,858; Fhitung/ Ftabel= 3,142; dan q2 = 0,632. Desain senyawa baru dilakukan menggunakan persamaan HKSA tervalidasi dan diperoleh tiga senyawa baru turunan pyrido [3,4-b] yaitu 7, 8, dan 9, yang memiliki aktivitas lebih baik dari senyawa induk. Studi molekular docking menunjukkan bahwa kedua senyawa baru tersebut mampu berinteraksi pada sisi reseptor MDM2 melalui ikatan phi dan ikatan van der Waals dengan residu-residu asam amino krusial reseptor MDM2. Ketiga senyawa desain berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai anti kanker pangkreas.
PEMANFAATAN LIMBAH BIJI ALPUKAT (Persea Americana-semen) DALAM SEDIAAN GEL HAND SANITIZER PENGHAMBAT BAKTERI Staphylococcus aureus Dewi Chusniasih
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (490.941 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v3i1.2407

Abstract

Gel hand sanitizer telah banyak digunakan sebagai salah satu cara untuk menjaga kesehatan dan kebersihan tangan yang praktis dan mudah dibawa. Salah satu tanaman yang memiliki daya antibakteri adalah biji alpukat (Persea Americana-semen). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keefektifitasan ekstrak biji alpukat dalam sediaan gel hand sanitizer dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus. Ekstraksi biji alpukat menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Pengujian daya hambat bakteri dilakukan dengan menggunakan metode sumuran. Hasil  uji fitokimia  menunjukkan bahwa  ekstrak biji alpukat mengandung alkaloid, saponin, fenol, tanin, dan flavonoid. Penelitian ini menggunakan beberapa konsentrasi ekstrak biji  alpukat yaitu 0,2%,  0,4%,  0,6%,  0,8%,  1%, 2%,  3%,  4% dan kontrol positif dengan hasil dapat menghambat bakteri Staphylococcus aureus dengan rata-rata zona hambat berturut-turut 6,89 mm, 7,11 mm, 7,23 mm, 7,54 mm, 7,83 mm, 8,52 mm, 9,39 mm, 10,73 dan 12, 78 mm. Hasil uji antibakteri dianalisis menggunakan One Way ANOVA, pada hasil analisis statistik menunjukkan ada perbedaan zona hambat yang signifikan (p=<0,005) antara seluruh konsentrasi ekstrak biji alpukat. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak biji alpukat maka semakin luas diameter zona hambat. Ekstrak biji alpukat dalam sediaan gel hand sanitizer efektif dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus.
UJI EFEK EKSTRAK ETANOL BAWANG DAYAK (Eleutherine bulbosa (Mill) Urb) TERHADAP KELENJAR MAMMAE MENCIT PUTIH BETINA Ria - afrianti
Jurnal Farmasi Malahayati Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Jurnal Farmasi Malahayati (JFM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4928.261 KB) | DOI: 10.33024/jfm.v3i2.3545

Abstract

Bawang dayak (Eleutherine bulbosa (Mill) Urb) merupakan tanaman yang sering digunakan sebagai obat alternatif oleh masyarakat, salah satu khasiatnya yaitu sebagai peningkat sekresi air susu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol bawang dayak terhadap gambaran histologi kelenjar mammae mencit putih betina. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium yang dilakukan terhadap 15 ekor mencit putih betina laktasi yang terbagi dalam 5 kelompok. Kelompok 1 merupakan kontrol normal. Kelompok 2 diberikan moloco® dosis 200 mg/KgBB, kelompok 3 diberi ekstrak etanol bawang dayak dosis 150 mg/KgBB, kelompok 4 ekstrak etanol bawang dayak 300 mg/KgBB, dan kelompok 5 ekstrak etanol bawang dayak 600 mg/KgBB. Peningkatan produksi ASI diketahui dari jumlah dan diameter rata-rata alveoli kelenjar mammae laktasi. Perlakuan diberikan pada hari ke1-10 masa laktasi. Hasil analisis dengan uji Kruskal Wallis. Hasil Jumlah alveoli rata-rata kelompok I, II, III, IV, V adalah 35,1; 24,4; 55,7; 71,3; 74,5. Diameter alveoli rata-rata kelompok I, II, III, IV, V adalah 37,5942 mm; 56,7819 mm; 34,0843 mm; 28,2647 mm; 26,5109 mm. Kesimpulan bahwa ekstrak etanol bawang dayak memberikan efek yang lebih buruk dibandingkan dengan moloco® dalam meningkatkan jumlah alveoli dan diameter kelenjar mammae mencit putih betina laktasi.

Page 4 of 12 | Total Record : 117