cover
Contact Name
Vincent Wenno
Contact Email
vincentkalvin@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.kenosis@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota ambon,
Maluku
INDONESIA
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi
ISSN : 24606901     EISSN : 26564483     DOI : -
Jurnal Kenosis bertujuan untuk memajukan aktifitas dan kreatifitas karya tulis ilmiah melalui media penelitian dan pemikiran kritis analitis di bidang kajian Teologi serta ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan Teologi yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Sosial Keagamaan Institut Agama Kristen Negeri Ambon.
Arjuna Subject : -
Articles 117 Documents
RELEVANSI SIKAP PLURALIS YESUS DALAM INJIL LUKAS MARLEN TINEKE ALAKAMAN
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 2, No 2 (2016): KENOSIS : JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v2i2.39

Abstract

Dalam konteks keberagaman, tetap saja ada sikap yang bertentangan dengan kenyataan itu.Keragaman masyarakat Indonesia dan Maluku khususnya terdiri dari berbagai agama, etnis dan ras juga menunjukkan terdapatnya persoalan keberagaman itu. Sikap eksklusif, konflik dan pertikaian yang menggunakan “baju agama”, merebaknya aksi-aksi teroris, pengrusakan dan pembakaran sarana dan tempat ibadah, sikap saling curiga antar umat beragama (Islam dan Kristen) cukup membuktikan bahwa sikap pluralis yang diharapkan menjadi pilihan dalam konteks bermasyarakat di Indonesia dan Maluku khususnya masih jauh dari apa yang diharapkan. Belajar dari tokoh Yesus yang juga hidup dalam konteks kemajemukan, seorang Yahudi asli tetapi diri-Nya senantiasa dilukiskan sebagai yang berada didalam suasana konflik dengan para pemuka agama Yahudi.Praktek hidup Yesus sebagaimana yang dipotretkan oleh Kitab Lukas menjadi hal yang menarik dalam konteks keberagaman di Indonesia dan Maluku.Menurut  Lukas, sikap pluralis yang ditunjukkan Yesus yakni Yesus berpihak pada orang-orang miskin, Yesus sahabat kaum perempuan, Yesus sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Konkritnya yang membedakan kitab Lukas dengan Kitab Injil lainnya ialah cerita mengasihi musuh dan orang Samaria yang murah hati yang bagi penulis, Yesus mengajarkan suatu pola sikap baru, pola sikap yang pluralis yang bertindak tanpa pandang bulu, sampai pada musuh sekalipun. 
Media Sosial Sebagai Ruang Sakral: Gereja yang Bertransformasi bagi Perkembangan Spiritualitas Generasi Z dalam Era Digital Rumondang Lumban Gaol; Resmi Hutasoit
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 7, No 1 (2021): KENOSIS: JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v1i1.284

Abstract

Generation Z is the generation that was born where internet technology already exists. The development of internet technology, especially digital social networks and wireless cellular devices, has fundamentally changed how Generation Z thinks in living life, both for communication, relationships, leadership, authority, and forming today's community. Therefore, digital social networks have profound implications for church ministry in the digital age. This study aims to propose the importance of social media as a teaching medium for Generation Z to build the spirituality of Generation Z in the digital era. The research method used in this paper is a literature study (library). Through this research study, it can be concluded that social media can be used as a sacred space and a tool to present a networked church, build and foster relationships with generation Z in the love of Christ. But real life or face-to-face with Generation Z is still important. Both virtual and real must be used in balance.AbstrakGenerasi Z adalah generasi yang lahir di mana teknologi internet sudah ada. Perkembangan teknologi internet, terutama jaringan sosial digital dan perangkat seluler nirkabel secara fundamental telah mengubah cara berpikir generasi Z dalam menjalani kehidupan, baik untuk komunikasi, hubungan, kepemimpinan, otoritas dan membentuk komunitas saat ini. Oleh karena itu, jaringan sosial digital sangat memiliki implikasi mendalam untuk pelayanan gereja di era digital. Tujuan penelitian ini adalah mengusulkan pentingnya media sosial sebagai media pengajaran bagi generasi Z guna membangun spiritualitas generasi Z dalam era digital. Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah studi literatur (kepustakaan).  Melalui kajian penelitian ini dapat disimpulkan bahwa media sosial dapat dijadikan sebagai ruang sakral dan alat untuk menghadirkan gereja yang berjejaring, membangun dan membina hubungan dengan generasi Z dalam kasih Kristus. Namun kehidupan real atau tatap-muka bersama generasi Z adalah tetap penting. Baik virtual dan real harus digunakan secara balance. 
MELAMPAUI OPOSISI BINER: Studi Komparatif Tentang the Third Force, Metaxu, dan the Third Space Hardiyan Triasmoroadi
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 5, No 1 (2019): KENOSIS : JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v5i1.56

Abstract

Oposisi biner merupakan keniscayaan di tengah konteks kontestasi identitas yang mengedepankan adu argumentasi dan kesalingan untuk menguji klaim kebenaran. Dalam rangka merespons oposisi biner, muncul elaborasi-elaborasi teoretis yang berpretensi melampaui oposisi biner, sebagaimana konsepsi Richard Kearney mengenai metaxu, konstruksi Homi K. Bhabha tentang the third space, dan proposal Cynthia Bourgeault perihal the third force. Saya berpendapat bahwa ketiga konstruksi teoretis tersebut mangkus dalam meretas kebuntuan. Dus, saya akan menguraikan dan mengkomparasi ide pokok serta konsepsi kunci dari the third force, metaxu, dan the third space, untuk selanjutnya menyajikan beberapa poin kesimpulan sebagai sebuah kontribusi teoretis dalam mendasari praksis pergerakan yang rindu untuk melampaui oposisi biner.    
CINTA YANG MEMULIHKAN Weldemina Yudit Tiwery
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 4, No 1 (2018): KENOSIS : JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v4i1.18

Abstract

Puisi adalah salah satu karya seni yang memiliki makna mendalam termasuk makna spiritualitas, baik oleh pengarangnya maupun oleh para pembaca. Bahkan bagi para pembaca, puisi memiliki horizon yang luas, ia terbuka atas pemaknaan malampaui maksud si pengarang. Melalui puisi, seseorang dapat mengungkapkan emosinya entah kekaguman, kemarahan, cinta, benci, protes, kritikan, sedih ataupun gembira. Salah satu karya seni dari W.S. Rendra, “Nyanyian Angsa”, adalah kritik jumawa Rendra sekaligus pesan spiritualitas universal kepada semua orang beragama yang memiliki harapan sama bahwa Tuhan adalah Sang Adil yang memberikan cinta-Nya untuk memeluk, merawat, memulihkan dan mengangkat semua umat manusia tanpa memandang latarbelakangnya yang penuh noda dan dosa. Hal ini dipertegas dalam salah satu bait nyanyian angsa ‘ Lelaki itu membungkuk mencium bibirnya. Ia merasa seperti minum air kelapa, belum pernah ia merasa ciuman seperti itu. Maria Zaitun menciumi seluruh tubuh lelaki itu. Tiba-tiba ia berhenti. Ia jumpai bekas-bekas luka di tubuh pahlawannya. Di lambung kiri, di dua tapak tangan, di dua tapak kaki. Ini adalah ungkapan spiritualitas yang paling murni yakni ketulusan cinta Tuhan yang berbeda dengan cinta manusia. Cinta yang telah lebih dahulu merasakan penderitaan manusia, Ia mencintai sampai terluka dan mati untuk memulihkan yang dicintai-Nya.
Kematian Menurut Louis Leahy Wawaysadhya Agastya
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 5, No 2 (2019): KENOSIS : JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v5i2.78

Abstract

Tulisan ini membahas mengenai “kematian” menurut pemikiran Louis Leahy. Menjadi menarik karena ia adalah seorang teolog yang juga akademisi dengan banyak karya mengenai manusia dan filsafat manusia. Apabila selama ini “kematian” pada umumnya dibahas dalam lingkup religius maupun ilmiah, Leahy membahas “kematian” dalam perspektif filosofis. Diharapkan pembahasan mengenai pemikiran Leahy dalam tulisan ini dapat semakin memperkaya perenungan dan diskursus kefilsafatan terkait kematian. Dengan demikian, memahami “kematian” bukan lagi hanya sekedar definisi yang dijumpai dalam berbagai literasi, tetapi lebih dari itu adalah memahami makna “kematian” sebagai peristiwa yang akan dialami oleh setiap manusia.
EM SO DALAM RITUS TOW POK MBU SUKU ASMAT (Suatu kajian Etnomusikologi) MIEN YANELIA KOUPUN
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 2, No 1 (2016): KENOSIS : JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v2i1.34

Abstract

Suku Asmat adalah salah satu suku yang terkenal dan terbesar di Papua. Selain terkenal melalui ukiran kayu tradisional yang sangat khas, Asmat juga terkenal melalui berbagai ritual adat yang dilakukan. Salah satunya yaitu Ritual Pesta Ulat Sagu (Tow Pok Mbu) yang didalamnya dilakukan tiga hal penting yaitu menyanyi, menari dan makan bersama.Ritual ini dilakukan karena orang Asmat punya pandangan tersendiri tentang pohon sagu sebagai simbol seorang ibu yang memberi yang terbaik bagi anggota keluarganya.Tujuan dilaksanakannya ritus ini yaitu sebagai bentuk penghayatan, bagaimana kehidupan mereka dibangun dan terus berlangsung dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama dan alam. Dalam ritual ini, nyanyian musik tifa(Em so) memberikan nuansa tersendiri yang mengkisahkan tentang kekaguman terhadap ciptaan Tuhan, rasa syukur  dan memohon penjagaan serta hidup saling berdamai dan berbagi. Em so sebagai sarana ungkapan perasaan dan puji-pujian mereka kepada Sang Ilahi melalui Fumeripits (Leluhur) serta menegaskan, pentingnya hidup bersama sebagai satu persekutuan.
Media Sosial Sebagai Sarana Katakese Mahasiswa di Malang, Jawa Timur Teresia Noiman Derung
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 7, No 1 (2021): KENOSIS: JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v1i1.234

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan bagaimana penggunaan media sosial untuk kegiatan katekese oleh para mahasiswa di Kota Malang, Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Subjek penelitian adalah mahasiswa sekolah tinggi agama di Malang, Jawa Timur sebanyak 61 orang. Pengumpulan data menggunakan angket tertutup dengan menggunakan Google Form. Teknik analisis data menggunakan scoring, F prosen dan uji binomial. Pengolahan data menggunakan rumus scoring, memperoleh score rata-rata 1,72. Artinya dalam menggunakan media sosial sebagai sarana katekese, mahasiswa menjalankan keterlibatannya dengan baik. Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan uji binomial diperoleh nilai z = 4,05. Jika dibandingkan dengan nilai tabel maka nilai tersebut lebih rendah dari taraf signifikan 0,05 artinya ada perbedaan antara keterlibatan mahasiswa yang satu dengan yang lain dalam menggunakan media sosial sebagai sarana katekese.AbstractThis research was conducted to reveal how the use of social media for catechesis activities by the students in Malang City, East Java. This research uses quantitative methods. Research subjects are students of religious high schools in Malang, East Java, as many as 61 people. Data collection using a closed questionnaire using Google Form. The data analysis technique used scoring, F percent and binomial test. Processing data using the scoring formula, obtaining an average score of 1.72. This means that in using social media as a means of catechesis, students carry out their involvement well. Based on the results of data processing using the binomial test, the value of z = 4.05 was obtained. When compared with the table value, this value is lower than the significant level of 0.05, meaning that there is a difference between the involvement of one student and another in using social media as a means of catechesis
PASAR; BAKUDAPA BANGUN REKONSILIASI Refleksi Peran Perempuan Papalele dalam Resolusi Konflik Rizard Jemmy Talakua
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 3, No 2 (2017): KENOSIS : JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v3i2.12

Abstract

Konflik yang terjadi di Ambon sejak 19 Januari 1999 sampai 2004 telah membawa masyarakat pada sebuah proses perdamaian, walaupun dalam tahapan resolusi konflik masih berada pada tahap awal menuju peace building. Proses resolusi konflik ini tidak lepas dari peran perempuan yang merupakan pihak penerima dampak konflik terparah. tulisan ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran aktivitas pasar tradisional disaat konflik dan sejauh mana peran perempuan dalam proses resolusi konflik di Kota Ambon, serta kegiatan yang dilakukan dalam mengembangkan proses resolusi konflik. Aktifitas Papalele atau perempuan pedagang di kota Ambon, tanpa mereka sadari telah membantu proses resolusi konflik. Perannya dalam tahapan Peacekeeping, Peacemaking, maupun Peacebuilding menjadikan mereka anomali dalam kajian resolusi konflik dan diplomasi. Dengan demikian, Papalele dalam aktifitas perdagangannya di Ambon dapat dikatakan sebagai aktor dan aktifitas diplomasi hibrida.
ECUMENICAL HERMENEUTICS Eklepinus Jefry Sopacuaperu
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 5, No 1 (2019): KENOSIS : JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v5i1.60

Abstract

Tulisan ini dimaksudkan untuk memberi pengantar dan uraian singkat mengenai apa itu “ecumenical hermeneutics”, bagaimana prinsip-prinsip esensialnya dan kemungkinan relevansinya dalam konteks ekumene di Indonesia. Karena sifatnya sebagai pengantar, maka uraiannya dibuat sesederhana mungkin, dengan beberapa tujuan. Pertama, supaya mudah dipahami oleh mereke, yang baru terhadap isu dan terminologi “ecumenical hermeneutics” Kedua, membuka ruang baru bagi literasi akademis dan diskursus teologis mengenai isu ekumene dewasa ini, serta diharapakan dapat menjadi  salah satu paradigma baru dalam pengembangan gerakan ekumene di Indonesia.
AUTONOME MOLUKSCHE KERK; Upaya Mendengar Suara yang Terbungkam FAIDAH AZUZ
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 1, No 2 (2015): KENOSIS : JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v1i2.29

Abstract

“Di Ambon AMK lahir sebagai protes terhadap kepemimpinan Indische Kerk yang hierarkis, terikat pada birokrasi dan pembiayaan pemerintah, dan kepemimpinannya berada di tangan para pendeta Belanda” (Hal. xiv).“Dengan diproklamasikannya GPM sebagai sebagai gereja yang otonom, maka gereja Maluku bebas dari intervensi Indische Kerk seperti pada masa-masa sebelumya. Melalui independensi yang telah dialami itu, GPM mengambil langkah pertama untuk melakukan persidangan Sinode yang pertama pada tanggal 7 September 1935. Indische Kerk merupakan gereja yang beraliran Protestantisme dan merupakan penerus Gereja Gereformeed (Gereja Protestan Calvinis) di era kekuasaan VOC. Meskipun gereja di Hindia Belanda telah diklaim sebagai gereja Negara sejak tahun 1815, Protestantsche Kerk in Nederlandsch-Indie atau Insdische Kerk baru dinyatakan resmi berdiri pada 30 November 1844 dalam sidang pertama Pengurus Gereja” (hal: 75, 25).

Page 8 of 12 | Total Record : 117