cover
Contact Name
nurbaedah
Contact Email
mizanjurnalilmuhukum@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
mizanjurnalilmuhukum@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota kediri,
Jawa timur
INDONESIA
MIZAN, Jurnal Ilmu Hukum
ISSN : 23017295     EISSN : 26572494     DOI : -
Core Subject : Religion, Social,
Jurnal MIZAN terbit 2 (dua) kali dalam setahun pada bulan Juni dan Desember dimaksudkan sebagai sarana publikasi karya ilmiah para pakar, peneliti dan ahli dalam bidang yang terkait dengan masalah ilmu hukum.
Arjuna Subject : -
Articles 15 Documents
Search results for , issue "Vol 11 No 1 (2022): Mizan: Jurnal Ilmu Hukum" : 15 Documents clear
TINJAUAN YURIDIS KEWAJIBAN ORANG TUA TERHADAP NAFKAH ANAK PASCA PUTUSAN PERCERAIAN ( Studi Kasus di Pengadilan Agama Kediri ) Nurrohmatul Jannah; Nurbaedah Nurbaedah
MIZAN, Jurnal Ilmu Hukum Vol 11 No 1 (2022): Mizan: Jurnal Ilmu Hukum
Publisher : Universitas Islam Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32503/mizan.v11i1.2569

Abstract

Perceraian selama ini seringkali menyisakan problem-problem, terutama persoalan hak-hak anak yang mencakup seluruh hak yang melekat pada anak. Persoalan yang akan menjadi kajian dalam penelitian ini adalah terjadi suatu penyimpangan bahwa orang tua laki-laki tidak melaksanakan putusan pengadilan tersebut dalam hal biaya pemeliharaan dan menafkahi anaknya. Berdasarkan dari putusan perkara No. 0357/Pdt.G/2017/PA.Kdr dan perkara No. 0599/Pdt.G/2017/PA.Kdr. Tujuan penelitian Untuk mengetahui bagaimana seharusnya nafkah anak pasca putusan perceraian, hambatan apa saja dalam mewujudkan kewajiban seorang ayah terhadap nafkah anak dan akibat hukum bagi orang tua yang lalai dalam melaksanakan kewajibannya terhadap nafkah anak pasca putusan perceraian. Merujuk pada latar belakang sehingga penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian empiris atau metode pendekatan yuridis sosiologis. Nafkah anak setelah perceraian tetap dibebankan kepada orang tua laki-laki (Ayah), sesuai dengan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan Pasal 41 dan Kompilasi Hukum Islam Pasal 105 huruf “c”. Adapun yang menjadi faktor penyebab atau hambatan tidak dilaksanakannya isi putusan Pengadilan Agama Kediri, antara lain: faktor ekonomi dan faktor orang tua laki-laki telah menikah lagi. Akibat dari lalainya orang tua dalam melaksanakan kewajibannya terhadap nafkah anak setelah putusan perceraian, dapat dilakukan atau dapat diupayakan dengan mengajukan Permohonan Eksekusi.
KEBERADAAN HUKUM WARIS ADAT DALAM PEMBAGIAN WARISAN PADA MASYARAKAT ADAT BATAK TOBA SUMATERA UTARA Aisyah Aisyah; Novia Alexia
MIZAN, Jurnal Ilmu Hukum Vol 11 No 1 (2022): Mizan: Jurnal Ilmu Hukum
Publisher : Universitas Islam Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32503/mizan.v11i1.2323

Abstract

The Toba Batak community adheres to a patrilineal inheritance system which has the basis that children inherit their father on the condition that those who are truly considered the heirs of their fathers are sons, while female children for daughters inherit from their mother's assets. at the time of her previous marriage. This research is a juridical legal research. Data collection used secondary data in the form of references and reports on the distribution of Toba Batak traditional inheritance. Data analysis using literature study and field research were analyzed descriptively qualitatively. The results showed that the distribution of Toba Batak traditional inheritance adheres to the patrilineal system / father's line, where the eldest and youngest sons get their rights, but the second and second children of the youngest children and women are not heirs. The distribution of inheritance assets has undergone a shift in urban communities. In general, people who live in rural areas still apply a system of patrialism (prioritizing boys as successors). The national law on inheritance based on the Civil Registry provides that the distribution of inheritance from the parents, both boys and girls, get the same share.
PENERAPAN SANKSI PIDANA DAN TINDAKAN TERHADAP ANAK MENURUT UU NO. 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK Andhik Eko Susanto
MIZAN, Jurnal Ilmu Hukum Vol 11 No 1 (2022): Mizan: Jurnal Ilmu Hukum
Publisher : Universitas Islam Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32503/mizan.v11i1.2666

Abstract

Sanction fallout represent the power appliance to strengthen to to go into effect a norm and to prevent and also fight against the action bothering to go into effect a norm. Target which wish reached from sanction fallout to child to be the child can be mixed return to society. Double Track system represents the system two band concerning sanction in criminal law that is sanction of crime and type of action sanction. Even if in practice, difference between sanction of crime and action sanction often rather hazy, but elementary idea storey; level both owning elementary difference, whereabouts crime sanction coming from the elementary idea "why performed by crime". Target in this research is: (1) For the describe of applying of sanction of crime and action to child conducting doing an injustice. (2) For the describe of consideration punish the judge in knocking down sanction of crime and action to child conducting doing an injustice. Conclusion of result of this research is: (1) Applying of sanction of crime and action to child conducting doing an injustice at 2 justice decision namely Number 08/Pid.Sus Anak/2014/Pn.Mrs have pursuant to Section 71 article 1 letter e namely Fallout of Crime Sanction which is in the form of prison during 7 month; moon and Number Decision 114/Pid.Sus-Anak/2014/PN.Mrs have pursuant to Section 69 Article 2 and Section 82 article 1 letter a namely Action Fallout which is in the form of return to parent in Number Law 11 Year 2012 About System Of Judicature of Child Crime. (2) Consideration punish the judge in knocking down sanction of crime and action to child conducting doing an injustice at 2 decision of Number Justice 08/Pid.Sus/Anak/2014/PN.Mrs and Number Decision 114/Pid.Sus-Anak/2014/PN.Mrs is fulfilled of all section elements in assertion, and also boldness of eyewitness and defendant boldness which each other correspond added with the judge confidence. According to Judge Writer knock down the crime to child with an eye to crime to give the effect discourage the defendant and to be defendant do not repeat its deed again. Keyword: Crime sanction, action, system of judicature of child crime.
PEMBAGIAN HARTA WARISAN UNTUK ANAK PEREMPUAN TUNGGAL DALAM ADAT BATAK TOBA Edwin Marganda Tua Siahaan; Abdi Pertiwi Nadeak
MIZAN, Jurnal Ilmu Hukum Vol 11 No 1 (2022): Mizan: Jurnal Ilmu Hukum
Publisher : Universitas Islam Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32503/mizan.v11i1.2504

Abstract

ABSTRAK Di dalam Suku Batak Toba, martabat pria lebih tinggi daripada perempuan, karena adat Batak Toba Menganut sistem patrilineal (garis keturunan pihak ayah). Dari garis keturunan ayah tadi dikenal gerombolan hubungan yang dianggap marga. Marga adalah suatu bentuk gerombolan yang turun-temurun mulai menurut 1 (satu) kakek yang terikat menggunakan pertalian darah. Di warga Batak Toba misalnya halnya pada tanah Batak dalam biasanya anak wanita bukanlah pakar waris, namun mereka selama hidupnya (belum kawin) berhak menggunakan dan menikmati harta orangtuanya pada batas kebutuhan penghidupannya. Bahkan, janda bukan adalah pakar waris menurut suami namun adalah penghubung atau jembatan pewarisan menurut ayah pada anak-anaknya yang lelaki. Dan untuk anak perempuan tunggal di dalam suatu keluarga, ia akan mendapatkan sepenuhnya harta kedua orang tuanya. Kata Kunci : Patrilineal, Warisan, Tunggal, Hukum, Dalihan Na Tolu ABSTRACT In the Toba Batak, the position of men is higher than women, because the Toba Batak tradition adheres to a patrilineal system (father's lineage). From the father's lineage, there are known groups of relationships that are considered clans. Marga is a form of gang that is passed down from generation to generation according to 1 (one) grandfather who is bound by blood ties. In the Toba Batak people, for example, in the inner Batak lands, usually girls are not heirs, but during their lifetime (unmarried) they have the right to use and enjoy their parents' property within the limits of their livelihood needs. In fact, the widow is not an heir according to her husband but is a liaison or bridge of inheritance according to the father to his male children. And for an only daughter in a family, she will get the full property of her parents.Keywords : Patrilineal, Inheritance, Single, Law, Daliham Ni Tolu
TRADEMARK IMPERSONATION: REGULATION AND DISPUTE RESOLUTION Shelvi Rusdiana
MIZAN, Jurnal Ilmu Hukum Vol 11 No 1 (2022): Mizan: Jurnal Ilmu Hukum
Publisher : Universitas Islam Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32503/mizan.v11i1.2587

Abstract

Intellectual property rights are created or arise from an idea to create a product or process that can be useful for human life. Intellectual property rights are also legal protection given to the results of human thought that are useful and have economic value. Understanding intellectual property itself requires comprehensive knowledge of what can be the object of intellectual property protection. A brand is an intellectual property identifier of a product or service owned by a company or individual. Violation related to registered trademark rights in Indonesia is an act that is against the applicable positive law. This study analyzes the regulation, legal protection of registered trademarks and dispute resolution. The research method used is a normative juridical research method using secondary data in the form of regulations related to brands and the results of previous studies. The results of this study indicate that a violation in the form of imitation of a registered mark can be subject to imprisonment and a fine. There are 2 (two) ways of resolving disputes regarding the imitation of the registered mark: filing a claim for compensation and terminating all activities related to the use of the mark. The lawsuit is submitted to the commercial court and can take arbitration or other alternative dispute resolution.
PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN TERHADAP RESIKO DALAM PROSES PENGIRIMAN BARANG KONSUMEN DI PT. POS INDONESIA (PERSERO) MEDAN Aisyah Aisyah; Johanes Gunawan Manalu
MIZAN, Jurnal Ilmu Hukum Vol 11 No 1 (2022): Mizan: Jurnal Ilmu Hukum
Publisher : Universitas Islam Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32503/mizan.v11i1.2330

Abstract

Kiriman menggunakan PT. Pos Indonesia diadakan karena ada perjanjiannya PT. Pos Indonesia sama pihak yang melakukan pengiriman. Tanggung jawab hukum si pengirimnya dan PT. Pos Indonesia, mempunyai hak dan kewajiban. Penelitiannya ini bertujuan mengetahui proses perlindungan hukum konsumen terhadap resiko dalam proses pengiriman barang konsumen di PT. Pos Indonesia (persero) Medan. Kemudian mengetahui tanggung jawab hukum apabila salah satu pihak ada wanprestasi atau perbuatan melawan hukum. Pendekatan investigasi bersifat normatif dari segi hukum, karena asas hukum pertanggungjawaban antara PT. Pos Indonesia dengan pengirim. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian teknis. Penulis menggunakan jenis penelitian ini untuk menjelaskan kewajiban PT. Pos Indonesia secara jelas, rinci dan sistematis, sesuai ketentuan pasal 1320 KUHPerdata. Hubungan hukum timbul hak dan kewajiban antara kedua pihak diatur pasal 1338 KUHPerdata.
HARTA WARIS PADA PASANGAN YANG TIDAK MEMILIKI KETURUNAN MENURUT HUKUM ADAT BATAK TOBA Widodo Ramadhana; Sahala S.O.R Lumbantoruan
MIZAN, Jurnal Ilmu Hukum Vol 11 No 1 (2022): Mizan: Jurnal Ilmu Hukum
Publisher : Universitas Islam Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32503/mizan.v11i1.2530

Abstract

Di Indonesia hukum waris masih merupakan hukum pluralisme (keberagam), hukum waris juga secara keseluruhan merupakan hukum perdata. Berdasarkan Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa Indonesia merupakan Negara Hukum. Hukum yang ada bersifat tertulis maupun tidak tertulis, Hukum yang tidak tertulis ini banyak sekali ditemui di Indonesia salah satunya ialah Hukum adat. Hukum adat Batak Toba ialah salah satu hukum yang hidup dalam masyarakat dengan sistem kekerabatannya mengikuti garis keturunan ayah (patrilineal) yang membedakan kedudukan anak laki-laki dan perempuan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pembagian harta warisan terhadap pasangan yang tidakmemiliki keturunan menurut adat Batak Toba. Metode penelitian ini menggunakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang digunakan sebagai keperluan penelitian. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Pembagian harta warisan pada pasangan yang tidak memiliki keturunan menurut hukum adat Batak Toba akan diberikan kepada bapak ataupun kakek dari pihak pewaris laki-laki, jika sudah tidak memiliki bapak atau kakek harta warisan berpindah kepada sanak kolateral yang disebut dengan panean (penanggung jawab)
KEWENANGAN HAK MENGUJI UNDANG-UNDANG TERHADAP KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH KONSTITUSI DALAM MENCIPTAKAN NEGARA HUKUM YANG DEMOKRATIS Himba Siswoko
MIZAN, Jurnal Ilmu Hukum Vol 11 No 1 (2022): Mizan: Jurnal Ilmu Hukum
Publisher : Universitas Islam Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32503/mizan.v11i1.2663

Abstract

Menciptakan negara hukum Indonesia yang demokratis harus terlebih dahulu dibangun tata hukum Indonesia yang baik, maka dibentuklah suatu lembaga negara yang dapat mengontrol tata hukum dan dapat menciptakan kesetaraan kewenangan antar lembaga negara agar tidak ada suatu lembaga negara yang mendominasi lembaga negara yang satunya, dengan harapan akan terbentuklah perlindungan hak-hak dasar manusi dan menciptakan negara hukum yang demokratis, maka dibentuklah lembaga yang dapat menguji undang-undang dari lembaga politik terhadap konstitusi yaitu Mahkamah Konstitusi. Pasal 24c ayat (1) Undang-undang Dasar 1945 hasil Amandemen ketiga yang menyebutkan: Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji Undang-undang terhadap konstitusi, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-undang Dasar, memutus pembubaran partai, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum. Mahkamah Konstitusi merupakan bagian dari lembaga judicial. Mahkamah Konstitusi dibentuk untuk menciptakan negara hukum Indonesia yang demokratis, pembentukan Mahkamah Konstitusi dengan kewenangannya yudicial review undang-undang terhadap konstitusi yang diharapkan dapat menciptakan negara hukum Indonesia yang demokratis dengan cara yudicial review undang-undang terhadap konstitusi yang dimohonkan oleh pemohon. Penulisan tentang Kewenangan hak menguji undang-undang Terhadap Konstitusi oleh Mahkamah Konstitusi dalam menciptakan negara hukum yang demokratis menggunakan penelitian hukum yuridis normatif, penelitian yuridis normatif adalah penelitian hukum yang menjabarkan permasalahan dengan merumuskan hukum normatif, yaitu meneliti dengan melakukan klasifikasi terhadap bahan-bahan hukum. Mahkamah Konstitusi adalah lembaga yang menguji undang-undang dengan konstitusi agar dapat menciptakan negara hukum yang demokratis, mahkamah Konstitusi harus dapat menjadikan konstitusi sebagai pelindung hak-hak dasar manusia dan menciptakan negara hukum yang demokratis di Indonesia dengan jalan yudicial review semua undang-undang yang tidak sesuai dengan konstitusi, demokrasi akan dapat tumbuh dengan baik, jika hak-hak dasar dari semua lapisan masyarakat terlindungi termaasuk masyarakat adat, masih ada masyarakat adat yang belum tersentuh oleh kewenangan Mahkamah Konstitusi dalam menguji undang-undang terhadap konstitusi akibat pembentukan undang-undang yang tidak mendukung demokrasi, Mahkamah Konstitusi harus dapat menampung dan menyalurkan pengaduan konstitusi sebagai upaya hukum yang luar biasa dalam mempertahankan hak-hak konstitusional bagi setiap individu warga negara.
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERTANGGUNGJAWABAN PEMBAYARAN DENDA TILANG DENGAN SISTEM ELECTRONIC TRAFFIC LAW ENFORCEMENT ( ETLE ) Ronald Hasudungan Sianturi; Togar Mangapul Manurung; Andreas Candra
MIZAN, Jurnal Ilmu Hukum Vol 11 No 1 (2022): Mizan: Jurnal Ilmu Hukum
Publisher : Universitas Islam Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32503/mizan.v11i1.2464

Abstract

Pada saat ini masih banyak pengguna jalan raya khususnya pengendara yang kerap melakukan pelanggaran peraturan lalu lintas. Akibat dari adanya kesalahan berlalulintas, maka dengan ini Kepolisian Negara Republik Indonesia khususnya dibidang satuan lalulintas menerapkan sistem ETLE sebagai sanksi dalam bentuk penilangan yang tertuang pada UU Nomor 22 Tahun 2009 mengenai Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian hukum normatif deskriptif. Metode pengumpulan data dalam penulisan makalah ini adalah metode penelitian kepustakaan. Pada penelitian ini menggunakan analisis data dengan metode kuantitatif yang menghasilkan data deskriptif analitis. Penerapan sistem ETLE sebagai sanksi berupa denda telah dilaksanakan dengan baik dalam Undang-Undang Nomor 22 (LLAJ) Tahun 2009 tentang Angkutan Jalan. Dalam pelaksaan sistem ini perlu diketahui bahwa adanya suatu asas hukum yaitu Asas “lex specialis derogat legi generali” yaitu hukum secara khusus didahulukan daripada hukum secara umum. Dimana kita ketahui asas hukum semacam ini menjadi penguat pertanggungjawaban hukum yang akan disanksikan kepada pelanggar lalu lintas.
PERTANGGUNG JAWABAN HUKUM TERHADAP PELAKU PEMAKAIAN ALAT RAPID TEST BEKAS Kevin Suhunan Purba; Michael Reynaldo C.S. Hasugian; Bastanta Kaban; Yolanda Irene Stefani; Herman Brahmana
MIZAN, Jurnal Ilmu Hukum Vol 11 No 1 (2022): Mizan: Jurnal Ilmu Hukum
Publisher : Universitas Islam Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32503/mizan.v11i1.2539

Abstract

Munculnya wabah virus corona pada pada akhir tahun 2019 di Wuhan, China menimbulkan rasa takut bagi setiap orang, mengingat karena infeksi virus ini menyebabkan ganguan ringan pada system pernafasan, infeksi paru-paru berat, hingga kematian. Penyebaran yang sangat cepat dan meluas sampai ke Negara kita Indonesia telah bayak menimbulkan korban di kalangan masyarakat bahkan angka kematiannya terus bertambah. Penyebaran yang masih melalui droplet dan menular melalui salaman, atau melalui benda yang tersentuh orang terkena wabah, oleh perintah yang di upayakan pencegahan dan menghambat lajunya penyebaran covid19 dengan memakai masker, mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitaizer dan jaga jarak, selain itu membuat berbagai peraturan untuk mencegah dan memutus mata rantai penyebaran virus covid 19. Akibat mobilitas manusia, di dalam perjalanan baik darat, laut maupun udara, dengan menerbitkan surat edaran No. 12 Tahun 2021 tentang ketentuan perjalanan dalam negeri, dalam masa pademi cororna virus 2019. Berbagai syarat yang harus dipatuhi berdasarkan ketentuan itu didalam melakukan perjalanan, terutama perjalanan udara denagan menggunakan pesawat udara, maka setiap penumpang diwajibkan membawa surat hasil negative rapid test RT- PCR yang sempelnya di ambil 3x24 jam, sebelum keberangkatan atau hasil negative rapid test antigen yang sampelnya di ambil kurun waktu 2x24 jam sebelum keberangkatan, hasil negatif pemeriksaan rapid test PCR maupun antigen di ambil dari klinik kesehatan maupun rumah sakit. Kebutuhan atas kewajiban hasil rapid test RT-PCR maupun rapid test Antigen untuk keberangkatan dengan menggunakan pesawat udara di bendara Kuala Namu disalah gunakan oleh oknum klinik Kimia Farma Diagnostik untuk mencari keuntungan pribadi, stik yang di pakai hasil daur ulang ini sangat membahayakan bagi pengguna berikutnya. Perbuatan pidana ini di bongkar Direktorat Reserse criminal khusus Polda Sumatra Utara, dan saat ini dilakukan penyidikan dan kepenyelidikan dengan persangkaan pelanggar Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan JO Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen.

Page 1 of 2 | Total Record : 15