cover
Contact Name
pendidikan seni pascasarjana UHO
Contact Email
pendidikansenis133@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
pendidikansenis133@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Jurnal Pengajaran Seni dan Budaya
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : -     EISSN : 25024191     DOI : -
Selamat datang di Jurnal Pembelajaran Seni dan Budaya (JPSB), jurnal elektronik yang diterbitkan Program studi Pendidikan Seni, Pascasarjana Universitas Halu Oleo Kendari. Jurnal Pembelajaran Seni dan Budaya (JPSB), adalah media untuk diskusi ilmiah, deskripsi, dan riset mengenai pendidikan seni dan budaya, studi pustaka dan informasi, studi pendidikan, seni, budaya dan interdisipliner. JPBS diterbitkan dua kali setahun, dengan nomor e-ISSN: 2501-4191.
Arjuna Subject : -
Articles 43 Documents
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN (SBK) MATERI SENI TARI DALAM MEMBENTUK KARAKTER KERJASAMA SISWA KELAS V SD NEGERI 06 ANGATA KONAWE SELATAN Seli; I Ketut Suardika; La Aso
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol 3, No 1 (2018): Juli 2018
Publisher : Universitas Halu oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.892 KB) | DOI: 10.33772/jpsb.v3i1.7804

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk Mendeskripsikan peleksanaan pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) materi seni tari pada siswa kelas V SD Negeri 06 Angata Konawe Selatan serta untuk Mendeskripsikan bentuk karakter kerjasama siswa kelas V dalam pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) materi seni tari SD Negeri 06 Angata Kabupaten Konawe Selatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2018/2019 di kelas V SD Negeri 06 Angata Kabupaten Konawe Selatan, dengan jumlah peserta didik 39 siswa yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Data dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang diperoleh melalui hasil observasi, wawancara, angket, dokumentasi, dan catatan lapangan. Sumber data diperoleh dari Kepala Sekolah, Guru dan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) materi seni tari siswa kelas V di SD Negeri 06 Angata Konawe Selatan berlangsung dalam kegiatan belajar mengajar di kelas yang meliputi kegiatan pra pembelajaran, awal, inti, dan akhir. Pembelajaran SBK materi seni tari didukung dengan komponen yang meliputi tujuan, materi, metode, dan media. 2) Bentuk karakter kerjasama siswa kelas V di SD Negeri 06 Angata Konawe Selatanyang tampak pada pelaksanaan pembelajaran SBK berupa menghargai hasil karya orang lain, menampilkan hasil karya sesuai giliran, berbagi tugas sesuai tanggung jawab, berpartisipasi dalam menyelesaikan tugas, berupaya mencapai keberhasilan bersama, dan berupaya menghindari konflik.Keyword: Pembelajaran; Seni Budaya; Seni Tari;
MAKNA RAGAM GERAK TARI TRADISIONAL MONDOTAMBE ETNIK TOLAKI Sukrin Suhardi; La Taena; Sulsalman Moita
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol 3, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Universitas Halu oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (161.3 KB) | DOI: 10.33772/jpsb.v3i2.7810

Abstract

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terbentuk dari berbagai suku, ras bahasa, budaya dan agama. Tari tradisional Mondotambe Etnik Tolaki berawal dari tari umoara yaitu tari perang yang bertujuan menyambut raja yang kembali dari peperangan setelah memenangkan peperangan kemudian berkembang menjadi satu rangkaian tari mondotambe, namun seiring perkembangan zaman tari ini mulai dikembangkan menjadi tarian kelompok tanpa merubah aslinya dan dijadikan sebagai tari persembahan untuk tamu dan seni pertunjukan. Ragam gerak tari Mondotambe mempunyai 4 ragam gerak : Mesemba (kaki disilang secara bergantian), Meputara (berputar) Mesomba (gerakan duduk) dan Mombehauako o bunga (melakukan gerakan hormat). Makna yang ada dalam gerakan tari tradisional Mondotambe etnik Tolaki setelah dilihat secara utuh dapat mengandung arti kesosialan bahwa bagaimna memperlakukan tamu dengan secara hormat bijaksana dan arif. Upaya pelestarian tari mondotambe adalah dengan memasukan tari tradisional dalam model kurikulum 2013 serta dalam program GSMS siswa terlebih dahulu diajarkan tari tradisional yang berada di Sulawesi Tenggara.Keyword: Mondotambe; Tari; TolakiKeyword:Mondotambe;Tari; Tolaki
MAKNA SIMBOLIS GERAKAN TARI MONDOTAMBE STUDI KASUS SANGGAR ANA SEPU KABUPATEN KONAWE Astin; La Aso; Irianto Ibrahim
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol 4, No 1 (2019): Juli 2019
Publisher : Universitas Halu oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.969 KB) | DOI: 10.33772/jpsb.v4i1.7815

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan tari mondotambe dan meganalisis makna simbolis gerakan dan nilai-nilai yang terkandung pada tari mondotambe pada suku Tolaki. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data meliputi tiga alur kegiatan yaitu reduksi data, display data dan verifikasi data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) proses pelaksanaan tari mondotambe terdiri dari persiapan dan pelaksanaan. Persiapan sebelum menari adalah pemilihan materi tari, latihan menari, music, busana, aksesoris, dan tata rias. Sedangkan pelaksanaan tari mondotambe yaitu dimulailah dengan performance atau penampilan penari. (2) Makna simbolis gerakan tari mondotambe pada suku Tolaki terdiri dari: (a) makna kelengkapan peralatan tari mondotambe meliputi makna busana atau kostum, aksesoris, properti dan tata rias, dan (b) makna simbolis gerakan tari mondotambe yakni gerakan megili atau berputar empat arah, gerakan mesomba atau menyembah, gerakan melepa atau duduk di atas tumit ke dua kaki, gerakan mombehawuako o bunga atau menaburkan bunga  dan gerakan meda’a  atau jinjit ke depan. (3) Nilai-nilai yang terkandung pada tari mondotambe terdiri dari nilai religius, nilai sosial, nilai estetika, dan nilai budaya.Keyword: Gerakan; Mondotambe; Simbolis;
TARI KREASI MODINGGU PADA SANGGAR SENI ANAWAY DI KABUPATEN KONAWE Nurlelang; Sahlan; La Aso
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol 4, No 1 (2019): Juli 2019
Publisher : Universitas Halu oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.304 KB) | DOI: 10.33772/jpsb.v4i1.7820

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah : 1) untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan tari kreasi modinggu pada Sanggar Seni Anaway di Kabupaten Konawe; 2) untuk mendeskripsikan dan menganalisis makna simbolik tari kreasi modinggu pada Sanggar Seni Anaway di Kabupaten Konawe; dan 3) untuk mendeskripsikan dan menganalisis nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam tari kreasi modinggu pada Sanggar Seni Anaway di Kabupaten Konawe. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian ini dilakukan pada Sanggar Seni Anaway Kabupaten Konawe tempat terciptanya tari kreasi modinggu. Informan penelitian terdiri dari pencipta tari, penari, pemusik, seniman, dan pembina sanggar pada Sanggar Anawai Kabupaten Konawe. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam, dan studi kepustakaan. Analisis data meliputi tiga alur kegiatan yaitu reduksi data, display data dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Proses pelaksanaan tari modinggu di Sanggar Anaway terdapat beberapa babak yang menggambarkan aktivitas para petani saat panen dimana pada babak pertama biasanya diawali dengan babak yang menggambarkan para petani membawa padi lalu dilanjutkan dengan menaruh padi yang akan ditumbuk dan kemudian dilanjutkan dengan babak tumbuk padi. Babak yang terakhir diakhiri dengan gerakan Lulo. Makna simbolik yang ditemukan dalam tari modinggu terdapat pada gerakan, tata busana, dan properti yang digunakan. Nilai-nilai kearifan lokal yang terdapat dalam tari kreasi modinggu adalah nilai kerjasama, nilai sopan santun, dan nilai kerja keras.Keyword: Makna Simbolik; Modinggu; Tari Kreasi;
KARAKTERISTIK TATA RIAS DAN BUSANA PADA TARI LULO DI SANGGAR ANASEPU KOTA KENDARI Majid; I Ketut Suardika; Yazid
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol 4, No 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Universitas Halu oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (584.171 KB) | DOI: 10.33772/jpsb.v4i2.7825

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui karakteristik tata rias pada tari lulo, 2) Untuk mengetahui kesesuaian penggunaan busana tari lulo dengan tata rias. Karakteristik tata rias dan busana pada tari Lulo merupakan unsur pendukung berupa alat makeup mulai drai lipstick, bedak, dan lain-lain. Tata riasa berguna sebagai pendukung konsep atau peran yang dibawakan oleh penari agar tercipta suasana pertunjukan yang sempurna yang meliputi; 1) pemakaian alas bedak, 2) pemakaian bedak padat, 3) tahap mengukir alis, 4) Pemakaian ayeshadow, 5) Pemakaian ayeshadow dan concealer, 6) Pemasangan bulu mata, 7) Pemakaian lipstick dan pemasangan konde. Karateristik busana pada tari Lulo meliputi babu ngawi atau baju penari Wanita, sarung penari Molulo wanita, tabere (ikat pinggang) dan kapinda (sandal) yang digunakan para penari Lulo wanita. Sedangkan karakteristik busana pada penari pria yaitu babu kandiu (baju pria), Saluaro (celana panjang), Sawu Ndolaki (sarung Tolaki), Pabele (topi) dan Kapinda (sandal). Gerakan tari Lulo yaitu; 1) Moese artinya gerakan tangan atas dan ke bawah, 2) Molakoako artinya bergerak kearah kanan dan kekiri, 3) Nilulo-lulo artinya gerakan kaki menginjak-nginjak, hal tersebut merupakan karakteristik tari Lulo menggambarkan kesederhanaan, kebersamaan dan kegembiraan. Tari Lulo juga menggambarkan masyarakat Tolaki dalam menjalani kehidupan sehari-harinya selalu saling menghormati, saling menghargai satu sama lain, selalu bergotong royong, dan sampai menjadikan seni sebagai media gotong royong, bahkan sampai menjadikan seni sebagai media masyarakat untuk berkumpul dan melaksanakan aktivitas kesenian Lulo.Keyword: Karakteristik; Lulo; Tata Rias;
MENGEMBANGKAN KECERDASAN MUSIKAL ANAK DALAM KEGIATAN BERNYANYI LAGU DAERAH TOLAKI PADA KELOMPOK B TK KUNCUP PERTIWI KENDARI Sartin; I Ketut Suardika; Aris badara
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol 3, No 1 (2018): Juli 2018
Publisher : Universitas Halu oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.877 KB) | DOI: 10.33772/jpsb.v3i1.7799

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kecerdasan musikal anak didik sentra persiapan dapat ditingkatkan melalui kegiatan bernyanyi lagu daerah tolaki dan untuk memperoleh data mengenai kemampuan kecerdasan musikal anak pada Sentra Persiapan TK Kuncup Pertiwi Kota Kendari, peneliti menggunakan 1). Lembar observasi (pengamatan) KBM. 2). Lembar hasil belajar anak. 3). Lembar penilaian kinerja. Pelaksanaan penelitian ini terdiri atas 2 (dua) siklus. Sumber data dalam penelitian ini adalah terdiri dari guru dan anak. Jenis data yang diperoleh adalah data kualitatif melalui lembar observasi dan jurnal serta data kuantitatif melalui praktek belajar. Dalam kegiatan pembelajaran lagu daerah Tolaki guru mengajarkan syair terlebih dahulu untuk menghafal lirik lagu, baru kemudian dinyanyikan berulang-ulang. Hasil penelitian yang dilaksanakan pada anak didik Sentra Persiapan pada TK Kuncup Pertiwi Kota Kendari mengenai kecerdasan musikal anak didik melalui Kegiatan Bernyanyi diketahui : 1). Rata-rata kemampuan kelas pada pra tindakan yang mencapai 64,85 (kategori cukup baik)  menjadi 74 (kategori cukup baik) pada siklus I, dan meningkat menjadi 82,57 (kategori baik) pada siklus II. 2). Persentase ketuntasbelajaran klasikal pada pratindakan yang mencapai 51,43% menjadi 71,43 pada siklus I dan 88,57% pada siklus II. 3). Kinerja anak pada siklus I kualifikasi baik 68,57% menjadi 88,57% pada siklus II.Keyword: Bernyanyi; Kecerdasan; Musikal;
POLA PELATIHAN GERAK TARI LULO MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PADA SISWA KELAS VI SDN 37 KENDARI Sihartin; I Ketut Suardika; Yazid
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol 3, No 1 (2018): Juli 2018
Publisher : Universitas Halu oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.972 KB) | DOI: 10.33772/jpsb.v3i1.7805

Abstract

Pola gerakan pada seni tari senantiasa melibatkan anggota badan manusia. Unsur anggota badan manusia membuat pola gerak tari berdiri sendiri, berhimpun maupun bersambungan. Pola pelatihan pada seni tari lulo tradisional didasarkan pada pola gerakan anggota tubuh yaitu gerakan tangan, pergelangan tangan, siku, wajah dan kepala, pinggul, kaki dan pergelangan kaki, kesemuanya itu harus mengikuti pola dan irama yang sama sesuai dengan jenis lulo-nya. Pada setiap pola dan gerakan seni tari lulo tersebut memiliki pola gerakan yang berbeda sesuai dengan tujuan dan makna seni tari lulo tersebut. Pola pelatihan tari lulo yang dilaksanakan pada penelitian kali ini adalah menerapkan beberapa jenis tari lulo tradisional untuk diajarkan dan dipraktekkan pada anak sekolah dasar khususnya siswa kelas VI. Adapun jenis-jenis tari lulo tersebut adalah Lulo Mbinetabe, Lulo Pata-Pata, Lulo Leba dan Lulo Hada. Ada beberapa alasan kami mengambil keempat jenis tari lulo ini, yaitu karena keempat jenis seni tari Lulo tersebut merupakan seni tari tradisional yang pertama kali diciptakan dan diperkenalkan oleh masyarakat suku Tolaki pada masanya dan dari keempat tari Lulo itu kemudian berkembang menjadi beberapa jenis-jenis tari Lulo modern saat ini. Adapun pola pelatihan gerak seni tari Lulo tersebut dapat dijelaskan sesuai dengan jenis seni tari tradisionalnya. Keempat jenis Lulo ini memiliki pola gerak yang berbeda yaitu berupa lingkaran, tangan yang bergandengan, serta kaki yang dipertukarkan antara kaki kanan dan kiri maupun sebaliknya. Jenis-jenis alat musik yang digunakan pada seni tari Lulo tradisional yaitu alat musik gong atau Tawa-tawa dan alat musik gendang, kedua alat musik ini dimainkan sesuai dengan irama dan ritme jenis tari Lulo, seperti Lulo Mbinetabe, Lulo Pata-Pata, Lulo Leba, dan Lulo Hada, tata rias yang digunakan tidak terikat, tergantung waktu dan tempat dibawakannya tari lulo ini, tetapi tetap mengedepankan etika dan estetika berpakaian, seperti menutup aurat.Keyword: Lulo; Musik Tata Rias; Pola Gerak
SENI PERTUNJUKAN KUDA LUMPING LESTARI BUDOYO DI DESA WONUA SARI KECAMATAN MOWILA KABUPATEN KONAWE SELATAN Tavip Sunarto; Irianto Ibrahim; La Ode Sahidin
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol 3, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Universitas Halu oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.548 KB) | DOI: 10.33772/jpsb.v3i2.7811

Abstract

Penelitian ini bertujuan; 1) Untuk menemukan proses penyajian kesenian Kuda lumping Lestari Budoyo di Desa Wonua Sari Kecamatan Mowila Kabupaten Konawe Selatan. 2) Untuk menemukan makna simbolik sesajen yang terkandung dalam kesenian Kuda lumping Lestari Budoyo di Desa Wonua Sari Kecamatan Mowila Kabupaten Konawe Selatan. 3) Untuk menemukan fungsi kesenian Kuda lumping Lestari Budoyo di Desa Wonua Sari Kecamatan Mowila Kabupaten Konawe Selatan. Jenis penelitian ini adalah kualitatif–deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2018/2019 di Desa Wonua Sari Kecamatan Mowila Kabupaten Konawe Selatan. Data dalam penelitian ini berupa informasi dari para informan yang diperoleh dari hasil wawancara. Video, foto, dan rekaman Kesenian Kuda lumping Lestari Budoyo merupakan data sekunder dalam penelitian di Desa Wonua Sari Kecamatan Mowila Kabupaten Konawe Selatan. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan, yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar foto. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Proses pelaksanaan tari Kuda lumping Lestari Budoyo di Desa Wonua Sari, Kecamatan Mowila, Kabupaten Konawe Selatan meliputi perencanaan acara, membersihkan lapangan untuk pertunjukan, pembuatan sesaji, nyekar ke pepundhen, obong menyan, pertunjukan Kuda lumping Lestari Budoyo diantaranya tari kreasi baru, tari jaipong, tari gobyok, tari mataraman, tari jaranan versi Bali, kesurupan atau ndadi; 2) Makna simbolik yang terkandung dalam sesaji pertunjukan Kuda lumping Lestari Budoyo, meliputi:Degan ijo bermakna berdiri atau berhasil dalam mencari rejeki sehingga bisa gemah ripah loh jinawi), Bonang-baning bermakna memohon keselamatan selama mengadakan pertunjukan dan meminta keselamatan pada leluhur yang merasuki para penari agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan selama penari mengalami kesurupan; Kopi pahit, kopi manis, teh pahit, teh manis berarti melambangkan alam ghaib  tapi disaat penari menarikan tarian kuda lumping tidak akan merasakan rasa capek dan terhindar dari kejadian-kejadian yang tidak diinginkan; Kembang setaman berarti berarti manusia harus menjaga keharuman namanya agar tidak terpengaruh oleh hal-hal yang negative; Air diberi daun dhadhap serep berarti wujud bakti kepada yang lahir lebih sehari, yang pernah tua, dan yang pernah muda, yang berada di kiblatnya masyarakat Desa Wonua Sari. 3) Tarian Kuda lumping Lestari Budoyo memiliki fungsi antara lain: Sebagai sarana upacara; Sebagai sarana hiburan; Sebagai Media Pendidikan; Sebagai seni pertunjukan.Keyword: Kuda Lumping; Pertunjukan; Seni;
ANALISIS KEMAMPUAN APRESIASI SENI TARI BERBASIS KEARIFAN LOKAL MELALUI PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 WOIHA Asriani Yunita; Barlian; La Ili
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol 4, No 1 (2019): Juli 2019
Publisher : Universitas Halu oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.623 KB) | DOI: 10.33772/jpsb.v4i1.7816

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) untuk mengetahui kemampuan apresiasi pembelajaran seni tari yang berbasis kearifan lokal melalui pemanfaatan media audio visual pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Woiha; dan 2) untuk mengetahui dan menganalisis kemampuan apresiasi gerak, simbol, dan makna tari lulo pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Woiha. Penelitian ini  menggunakan  metode  deskriptif  kualitatif dengan teknik pengumpulan  data  melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Woiha sebanyak 31 orang. Teknik analisis data melalui reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan apresiasi siswa kelas IV SD Negeri 1 Woiha pada materi seni tari lulo dengan memanfaatkan media audio visual baik yang yang diiringi alat musik tradisonal maupun musik modern terlihat bahwa antusias siswa semakin baik dimana pembelajaran seni tari lulo yang berbasis kearifan lokal melalui pemanfaatan media audio visual dengan diiringi musik tradisonal maupun musik moderen umumnya siswa merasa sangat senang hal ini dapat menimbulkan kegairahan dalam belajar, memungkinkan interaksi yang lebih langsung, dan memungkinkan siswa belajar mandiri menurut kemampuan dan minatnya. Selain itu, media audio visual mengurangi kelemahan siswa  memberikan perangsang perangsang yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama. Pembelajaran dengan memanfaatkan media audio visual  dalam pembelajaran siswa kelas IV SD Negeri 1 Woiha dapat mengapresiasi gerak, simbol, dan makna tari lulo dengan baik yang meliputi pakaian adat pada tari lulo, gerak  “samaturu meduluronga mepokoaso” yang disimbolkan dalam  tari lulo, nilai  kebersamaan  pada tari lulo, nilai-nilai kesopanan pada tari lulo, gerak (moese, molakoako, dan nilulo-lulo) yang tampak pada tari lulo, dan dapat melakukan gerak tari lulo.Keyword: Apresiasi; Lulo; Media;
MENGEMBANGKAN KARAKTER ANAK USIA DINI MELALUI PEMBELAJARAN SENI TARI DI TK KARTIKA XX-46 KENDARI Wa Ode Nur Asih Adar; Hilaluddin Hanafi; La Ili;
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol 4, No 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Universitas Halu oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.384 KB) | DOI: 10.33772/jpsb.v4i2.7821

Abstract

melalui pembelajaran seni tari serta karakter apa saja yang dapat dikembangkan pada anak usia dini melalui pembelajaran seni tari di Taman Kanak-Kanak Kartika XX-46 Kendari. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengembangan karakter anak usia dini melalui pembelajaran seni  tari dan mengkaji karakter yang dapat dikembangkan pada anak usia dini melalui  pembelajaran seni tari di TK Kartika XX-46 Kendari. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertempat di TK Kartika XX-46 Kendari dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2019. Subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik. Informan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan siswa TK Kartika XX-46 Kendari. Data dikumpulkan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang telah terkumpul diperiksa keabsahannya dengan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.  Dianalisis  dengan  teknik  analisis  interaktif  yaitu  pengumpulan  data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi atau kesimpulan. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: Melalui kajian pembelajaran dengan memberikan tarian dan lagu bisa mengembangkan karakter anak, hal tersebut terlihat melalui tiga instrumen penilaian yang dilakukan yaitu wiraga, wirama dan wirasa. Dari gambaran di atas dibentuk pola dalam latihan sehingga anak disiplin untuk mengikuti pola yang diberikan guru. Adapun jenis kegiatan dalam pengembangan karakter yaitu upacara bendera, penyambutan kehadiran anak, penataan alat permainan di dalam kelas, cuci tangan, makan bersama, penjemputan dan pembelajaran seni tari dalam hal ini tari kreasi baru dengan tiga jenis lagu yakni (1) Assalamu’alaikum, (2) Melompat-lompat kelinciku dan (3) Yamko rambe yamko.Keyword: Anak usia dini; Karakter; Seni tari