cover
Contact Name
pendidikan seni pascasarjana UHO
Contact Email
pendidikansenis133@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
pendidikansenis133@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Jurnal Pengajaran Seni dan Budaya
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : -     EISSN : 25024191     DOI : -
Selamat datang di Jurnal Pembelajaran Seni dan Budaya (JPSB), jurnal elektronik yang diterbitkan Program studi Pendidikan Seni, Pascasarjana Universitas Halu Oleo Kendari. Jurnal Pembelajaran Seni dan Budaya (JPSB), adalah media untuk diskusi ilmiah, deskripsi, dan riset mengenai pendidikan seni dan budaya, studi pustaka dan informasi, studi pendidikan, seni, budaya dan interdisipliner. JPBS diterbitkan dua kali setahun, dengan nomor e-ISSN: 2501-4191.
Arjuna Subject : -
Articles 43 Documents
SENI PERTUNJUKAN MANGARU PADA MASYARAKAT TALAGA RAYA Azriyana; Zalili Sailan; La Ode Sahidin ibrahim
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol 5, No 1 (2020): Juli 2020
Publisher : Universitas Halu oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jpsb.v5i1.12855

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk menjabarkan sejarah mangaru pada masyarakat talaga raya (2) untuk menjabarkan makna gerak yang terdapat pada mangaru (3) untuk menjabarkan makna fungsi mangaru. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, tahap-tahap pelaksanakan memilki istilah alur tetap, mulai dari awal, tengah, dan akhir, alur maju yakni perkenalan yang berisi (a) perkenalan, di rangkaikan dengan pemberian hormat kepada lawan/musuh tanding. Gerak perkenalan di mulai dengan menundukan kepala ke bawah, lalu merekatkan tangan kedepan dan membuka lebar kaki memasang kuda-kuda. Hal ini memberikan pesan agar musuh dapat menyerang duluan. Terkait dengan semangat bahwa masyarakat talaga raya tidak suka mengangu orang lain, namun tidak akan mundur saat di serang (b) bagian tengah yang berisi pertikain yakni formasi bertahan membentuk lingkaran, baik untuk menyerang. Pada gerak kaki 2 langkah ke kanan dan ke kiri membentuk lingkaran mundur serang/bertahan. (c) akhir berisi penyelesaian, yang kedua pemain mengakhiri permainan dengan salaman dan menghormati kembali lawan pemain dan penonton. Kedua memiliki fungsi hiburan dan menjadi sebagai sarana pendidikan.Keyword: Mangaru, Pertunjukan, Seni
NILAI-NILAI PENDIDIKAN DAN MAKNA RITUAL “MOMPOKOLONTO” MELALUI UPACARA LARUNG LAUT DI KECAMATAN WAWONII TIMUR LAUT Neni Apriana; Alberth ibrahim
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol 5, No 1 (2020): Juli 2020
Publisher : Universitas Halu oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jpsb.v5i1.12854

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pelaksanaan Ritual “Mompokolonto” melalui upacara Larung Laut serta nilai – nilai pendidikan dan makna simbolis dalam Ritual “Mompokolonto” di Kecamatan Wawonii Timur Laut,. Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pengumpulan datanya melalui wawancara, observasi dan studi pustaka, analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Pelaksanaan Ritual “Mompokolonto” di Kecamatan Wawonii Timur Laut yaitu dilaksanakan saat petani padi memperoleh hasil penen yang melimpah, dimana waktu pelaksanaannya yaitu satu kali dalam setahun serta dilaksanakan di pagi hari, 2) Nilai – nilai pendidikan yang terdapat pada Ritual “Mompokolonto” yaitu nilai pendidikan religious, moral, sosial dan kebudayaan, 3) Makna simbolik yang terkandung dalam Ritual “Mompokolonto” di Kecamatan Wawonii Timur Laut yaitu kesyukuran atas nikmat yang diberikan oleh sang Pencipta, tingkat kebutuhan lahir dalam kehidupan masyarakat Wawonii dan pikiran jernih dalam menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan.Keyword: Larung, Laut, Mompokolonto
NAZIF BASIR: PELOPOR TEATER REALISME DI SUMATERA BARAT ERA 1950 HINGGA 1970 SAADUDDIN SAADUDDIN; SHERLI NOVALINDA; PUPUT RAHMADANTI
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol 5, No 1 (2020): Juli 2020
Publisher : Universitas Halu oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jpsb.v5i1.12654

Abstract

 Nazif Basir merupakan seorang pelopor realisme awal di dalam peta teater Sumatera Barat pasca kemerdekaan yang masih hidup saat ini. Sebagai satu-satunya putra Sumatera Barat yang menamatkan Akademi Seni Drama dan Film Yogyakarta (ASDRAFI) angkatan pertama tahun 1957. Semenjak beraktifitas di kota Padang pasca kemerdekaan, ia turut membidani lahirnya kelompok Teater Kota Padang dan mementaskan pertunjukan teater bergaya realisme semenjak tahun 1961 hingga tahun 1967.Semenjak hijrah ke kota Jakarta pada tahun 1971 hingga sekarang, kehidupan teater terus berlanjut oleh seniman teater di Sumatera Barat. Berdasarkan persoalan di atas, maka dilakukan penelitian sejarah terhadap terhadap sosok Nazif Basir sebagai salahsatu saksi sejarah teater Sumatera Barat untuk mengetahui bagaimanakah kehidupan teater Sumatera Barat pasca kemerdekaan hingga selama berdirinya kelompok Teater Kota Padang di Sumatera Barat pada kurun waktu 1950 s.d 1970. Dari hasil penelitian dinyatakan bahwa jejak realisme awal di Sumatera Barat dimulai oleh Nazif Basir dengan kontribusi selama berkiprah di kelompok Teater Kota Padang. Hal ini juga diperkuat dengan faktor pendidikan dan pengalaman empirik beliau selama studi.
KEKHASAN MOTIF TENUN KAMBE-KAMBERA DALAM TENUN TRADISIONAL MUNA Fitria Cahya Sari; zalili sailan; Sahlan Sahlan
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol 6, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Universitas Halu oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jpsb.v6i2.21910

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis Dan Mendeskripsikan Bentuk-bentuk Motif tenun Kambe-Kambera Dalam Tenun Tradisional Muna, (2) Menganalisis dan Mendeskripsikan makna simbolik motif tenun Kambe-Kambera dalam tenun tradisional Muna, (3) Menganalisis dan Mendeskripsikan Nilai-Nilai yang Terkandungdalam Motif tenun Kambe-Kambera dalam Tenun Tradisional Muna. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Informan penelitian berjumlah 5 orang. Teknik analisis data menggunakan semiotic Charles Sanders Pierce. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kain tenun kambe-kambera pada masyarakat Muna terinspirasi dari bentuk fauna dengan menggunakan motif dasaryaitu motif alami dan motif dekoratif. Bentuk-Bentuk Motif tenun Kambe-Kambera dalam tenun tradisional Muna sarung bhotu,Samasili, Mango-manggopa, Lejha, Bhia-bhia. Makna Simbolik Motif Tenun Kambe-kambera dalam tenun tradisional Muna Sarung bhotu : (symbol 8 berpasangan) Sarung samasili : (symbol 8 berpasangan ), sarung Manggo-manggopa (symbol 6 berpasangan,Sarung lejha : (symbolnya 4 berpasangan), Sarung bhia-bhia : ( simbolnya 6 berpasangan ). Nilai-nilai pada kain tenun kambe-kambera , Nilai religious, Nilai Pendidikan antara lain tanggung jawab, kepedulian social dan kerja keras. Nilai budaya, Nilai Ekonomi, Nilai Estetika.
KAJIAN SENI DALAM PROSES UPACARA TINGKEBAN ETNIK JAWA DI KELURAHAN SENDANG MULYA SARI KECAMATAN TONGAUNA KABUPATEN KONAWE Dwi Wahyuni; La Ode Sidu Marafat; La Ode Nggawu
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol 6, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Universitas Halu oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jpsb.v6i2.12521

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) untuk menganalisis seni tradisi verbal dan nonverbal dalam upacara Tingkeban Etnik Jawa di Kelurahan Sendang Mulya Sari Kecamatan Tongauna Kabupaten Konawe. (2) untuk menganalisis Prosesi Ritual Upacara Tingkeban yang ada di Kelurahan Sendang Mulya Sari Kecamatan Tongauna Kabupaten Konawe. (3) untuk menganalisis tentang fungsi upacara adat dalam tradisi Tingkeban di Kelurahan Sendang Mulya Sari Kecamatan Tongauna Kabupaten Konawe. Berdasarkan Tesis dapat diketahui bahwa penyelenggaraan upacara tingkeban ini ada beberapa rangkaian yang harus dilaksanakan yaitu : slametan kenduren, siraman, dan sangat. Dalam slametan kenduren banyak dijumpai adanya sesaji uborambe yang mempunyai makna simbolik. Prosesi Siraman banyak ajaran etika dan estetika sebagai pedoman dalam hidup. Dalam sangat harus mencari hari baik untuk pelaksanaan upacara tingkeban. Fungsi upacara tingkeban bagi etnik Jawa adalah sebagai sarana upacara ritual, sebagai sarana sosial, sebagai sarana estetika, dan media pendidikan Kata Kunci:Seni,Upacara,Tingkeban,dan EtnikJawa. 
Tari Lulo Ngganda Dalam Masyarakat Tolaki Di Desa Benua Kabupaten Konawe Selatan. Jumarli Jumarli
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol 6, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Universitas Halu oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jpsb.v6i2.22065

Abstract

Penelitianinibertujuanuntukmendeskripsikan proses pelaksanaan tari lulo ngganda, menganalisis makna gerakan,nilai dan peranannya dalam pendidikan. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Benua Kabupaten Konawe Selatan denganmenggunakan metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data menggunakan metodeobservasi,wawancaradandokumentasi.Teknikanalisisdatamenggunakanreduksidata, Klasifikasi,danpenarikankesimpulan.Hasilpenelitianmenunjukkanbahwa proses pelaksanaan tari lulo ngganda terdiri dari tahap persiapan dan pelaksanaan. Tradisilulo ngganda dilaksanakan selama 3 hari 3 malam dimulai dari munculnya13bulandi langittombaraleanggia,malamke14molambu dan malam ke15 atau mataomehe (bulan purnama). Di Desa Benua terdapat 3 Jenis tari lulo ngganda yaitu lulo tiytisu, Kolia-liangako, dan Polerusi. Makna gerakan lulo tiytisu yaitu gerakantarianinimenyerupai gerakanburung tiytiysu hal ini sebagai perwujudan hubungan antara manusia dengan alam. Kolia-liangakogerakannya melangkah selangkah demi selangkah, bermakna bahwa untuk mencapai sesuatu tujuan haruslah memiliki kemauan untuk berusaha dengan bekerja keras. Lulo Polerusiyaitu gerakan kakiyang cepat,bermaknabahwa manusiaperluberusahasecaracepatdantepat. Nilai-nilai yangterkandungdalamtradisilulo nggandayakninilaikepedulian sosial, kerja keras dankebersamaan. Peran tari lulo ngganda dalam dunia pendidikan yaitu lulo ngganda mengajarkan kepada siswa nilai sosial dan nilai agama. Kata kunci: Proses pelaksanaan, makna, nilai, pendidikan, lulo ngganda
Pola Gerak Tari Linda Dalam Pelaksanaan Karia Pada Masyarakat Muna Kabupaten Muna Barat Provinsi Sulawesi Tenggara (Studi Kecamatan Wadaga) Muliani Muliani
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol 6, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Universitas Halu oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jpsb.v6i2.22498

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan Karia pada masyarakat Muna Di Kecamatan Wadaga Kabupaten Muna Barat Provinsi Sulawesi Tenggara Penelitian kualitatif ini menggunakan studi kasus deskriptif. Informan penelitian.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif.Hasil penelitianmenunjukkan bahwa. Pelaksanaan karia dilakukan dengan Kafoluku Pada tahapan ini, peserta dimasukkan dalam tempat yang telah dikemas khusus tempat karia yang disebut suo khusus bagi putri-putri raja dan songi untuk golongan masyarakat umum. Proses Kabhansule yaitu tahapan Kabhansule yang melambangkan proses perubahan posisi yang dipingit. Proses Kalempagi yaitu membuka pintu kaghombo(pingitan). Pada tahapan ini adalah proses perpindahan dari alam aj’san ke alam insani. Kafosampu (Pemindahan peserta karia dari rumah kepanggung), Proses Katandano Wite dilanjutkan dengan Kabasano Dhoa dan Linda serta Kahapui (Membersihkan) dan Kaghorono Bhansa. Pola Gerak Tari Linda Dalam Pelaksanaan Karia Gerakan awal, yang terdiri dari Gerakan (1) menghormat, gerakan (2) membuang sapu dan gerakan (3) mengambil salendang dari leher. 4) Gerakan selendang dibuka, 5) Gerakan selendang diikat dipinggang, 6) Gerakan tangan ditekuk dan menyentuh pipi, 8) Gerakan kedua tangan direntangkandengan memegang selengang.Kata Kunci. Pola gerak, Tari, Linda, Karia
Pembelajaran SBdP Materi Reklame Melalui Kearifan Lokal Telaga Jonge untuk Membentuk Karakter Peduli Lingkungan Sumiyati Sumiyati
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol 6, No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : Universitas Halu oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jpsb.v6i2.22393

Abstract

This study aims to describe the implementation of Lerning Arts, Culture and Craft in billboaard materials throug the local wisdom of Jonge Lake to form environmental care characters in 6th grade students of SD Negeri Srrepeng Semanu . This research use descriptive qualitative approach. This research was conducted in the odd semester of the 2021/2022 academic year in grade 6th SD Negeri Srepeng Semanu, with a total of 20 students consisting of 11 male students and 9 female students. The data in this study are qualitative data obtained through observations, documentation, and field notes. Sources of data obtained from student. The result showed that 1) The implementation of SBdP learning of billboard materials through the local wisdom of Jonge Lake was able to shape the students’ environmental care character. 2) The shape of the environmental care characters of the 6th grade students of SD Negeri Srepeng Semanu can be seen in the making of billboards containing an invitation to maintain cleanliness and preserve Jonge Lake
MAKNA SIMBOLIK PAKAIAN ADAT SUKU TOLAKI SULAWESI TENGGARA Dewi Suci Astuti
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol 7, No 1 (2022): Juli 2022
Publisher : Universitas Halu oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jpsb.v7i1.28863

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Untuk mendeskripsikan jenis, motif, dan warna pakaian adat suku Tolaki; (2) Untuk mendeskripsikan makna simbolik yang terkandung dalam pakaian adat suku Tolaki. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Unaha Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara.  Berdasarkan hasil penelitian Pakaian adat suku memiliki jenis, motif dan warna sesuai tujuan penggunaannya. Jenis pakaian suku Tolaki terdiri atas pakaian Adat Kebesaran (Babu Kamokole), Pakaian Adat Perkawinan (Babu Mberapu), Pakaian Adat Tenunan Motif Tolaki (Babu Hinoru), Pakaian Adat Perlombaan (Babu Mbetandi), Pakaian Tamalaki (Babu Ndamalaki), Pakaian Menari (Babu Mborese’i), Pakaian Motif Tolaki Non Tenun (Babu Bari Ndolaki). Motif pakaian terdiri dari motif tradisional dan modern. Warna pakaian terdiri dari : Mokuni/Mouso (kuning) atau wulaa (emas), Meeto (hitam), Mowila (putih), Momea (merah), Maido/Motai (hijau), Mouro uro/ Mololo (biru), Orodu (ungu), Lango-lango/Langandaha (merah delima/pink ruby).Kata Kunci: Jenis motif dan warna pakaian adat suku tolaki.
PELESTARIAN TRADISISENI TARI MOTASU DI SD NEGERI 06 LAINEA KECAMATAN LAINEA KABUPATEN KONAWE SELATAN Watiyani Watiyani; La Ode Sidu Marafad; Sulsalman Moita
Jurnal Pembelajaran Seni & Budaya Vol 7, No 1 (2022): Juli 2022
Publisher : Universitas Halu oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jpsb.v7i1.28858

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Untuk mengetahui bentuk penyajian Tari Motasu di SD Negeri 06 Lainea Kecamatan Lainea Kabupaten Konawe Selatan, dan 2) Untuk mengetahui pelestarian Tari Motasu di SD Negeri 06 Lainea Kecamatan Lainea Kabupaten Konawe Selatan.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dimana peneliti untuk melihat bagaimana Metode Pembelajaran Seni Tari Motasu pada SD Negeri 06 Lainea Kecamatan Lainea Kabupaten Konawe Selatan. Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini akan menggunakan tiga cara yakni: observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan metode“content analysis” Hasil penelitian menunjukan bahwa SD Ngeri 6 Lainea berperan dalam usaha melestarikan Tari Motasu sebagai pembelajaran dan pengenalan budaya kepada generasi muda yaitu siswa. Bentuk penyajian Tari Motasu di SD Negeri 6 Lainea meliputi gerak, pelaku, iringan, rias dan busana, serta tempat pentas. Gerak dalam Tari Motasu yang dibawakan di sekolah lebih disederhanakan dan divariasikan. Pelaku yaitu siswa SD Negeri 6 Lainea.Musik yang digunakan yaitu bentuk music eksternal berupa sebuah lagu berjudul Motasu. Rias dan busana Tari Motasu di Sekolah yaitu tidak menggunakan riasan wajah dan busana yang dikenakan berupa seragam sekolah. Tempat pentas Tari Motasu yaitu lapangan sekolah.  Pelestarian Tari Motasu di Sekolah SD Negeri 06 Lainea dilakukan melalui tiga aspek yaitu perlindungan dan pemanfaatan. Perlindungan Tari Motasu dilakukan melalui kegiatan menari Tari Motasu di sekolah yang di sematkan pada mata pelajaran seni budaya dan melakukan latihan untuk siswa yang menjadi peraga dan pemanfaatan dilakukan sebagai saran pendidikan serta sebagai tontonan.Saran dari peneliti adalah kegiatan menari Tari Motasu tetap diadakan pada mata pelajaran seni budaya dan perlu dipertahankan untuk kelanjutannya serta selalu mendukung para siswa dalam berkegiatan menari Tari Motasu baik di sekolah maupun pementasan di luar sekolah sebagai ajang apresiasi serta memotivasi para siswa untuk terus melestarikan kesenian yang ada di daerah. Kata Kunci: Pelestarian Tradisi,  Seni Tari Motasu, dan SD Negeri 06 Lainea