cover
Contact Name
Hedrikson Marnes Ander
Contact Email
pppm.polnustar@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
pppm.polnustar@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. kepulauan sangihe,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Sesebanua
ISSN : 25977105     EISSN : 26552868     DOI : 10.54484
Core Subject : Health,
Tulisan yang diangkat dari hasil penelitian dibidang Kesehatan.
Arjuna Subject : -
Articles 87 Documents
HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE, SUHU DAN PENCAHAYAAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT SKABIES DI PONDOK PESANTREN AL – FALAH SUKAENING KABUPATEN BANDUNG BARAT Nasir Ahmad; Husni Malik Mubarok
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 5 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jis.v5i2.472

Abstract

Skabies adalah penyakit kuit yang terjadi pada manusia dan sering terjadi di pondok pesantren dikarenakan Personal hygiene yang kurang baik pentilasi, pencahayaan yang kurang dan kepadatan hunian. Skabies bisa juga disebut penyakit budugan sering di jumpai di pondok pesantren asrama dan panti asuhan. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan personal hygiene, suhu dan pencahayaan dengan kejadian Penyakit skabies di pondok pesantren Al - Falah Sukawening Kabupaten Bandung Barat. Jenis penelitian ini adalah menggunakan desain cross sectional dengan subjek penelitian ini adalah 68 santri yang tinggal di Pondok Pesantren Al – Falah Sukawening. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling. Pengumpulan data menggunakan data primer dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian kepada 68 responden, menunjukkan bahwa suhu (p sama dengan 0,001), pencahayaan (p sama dengan 0.001), dan personal hygiene (p sama dengan 0,022) memiliki hubungan dengan kejadian skabies. Sebaiknya meningkatkan upaya penyuluhan di pondok pesantren mengenai sanitasi lingkungan yang baik dan mengenai tata cara melakukan dan menjaga personal hygiene yang baik. Scabies is a disease that occurs in humans and often occurs in Islamic boarding schools due to poor personal hygiene, ventilation, insufficient lighting, and density of occupancy. Scabies can also be called Budugan disease which is often encountered in boarding schools and orphanages. The research objective was to determine the relationship between personal hygiene, temperature, and lighting with the incidence of scabies in Al - Falah Islamic boarding school, Sukawening, West Bandung Regency. This type of research is using a cross-sectional design with the subjects of this study being 68 students who live in Al-Falah Sukawening Islamic Boarding School. Sampling was done by using the total sampling technique. Data collection using primary data using a questionnaire. The results of the study on 68 respondents showed that temperature (p same as 0.001), lighting (p same as 0.001), and personal hygiene (p same as 0.022) had a relationship with the incidence of scabies. It is better if you increase the extension efforts in Islamic boarding schools regarding good environmental sanitation and the procedures for doing and maintaining good personal hygiene.
GAMBARAN PENGETAHUAN MASYARAKAT KAMPUNG KULUR II MENGENAI PERTOLONGAN PERTAMA PADA KEJADIAN KECELAKAAN LAUT Meistvin Welembuntu; Sherina Jelien Manoppo; Iswanto Gobel
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 5 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jis.v5i2.474

Abstract

Kecelakaan dapat terjadi di mana saja menenimbulkan rasa kaget, dan dapat menyebabkan kepanikan. Adanya rasa panik dapat menyebabkan korban baru sehingga dibutuhkankan suatu ketenangan. Pemberian pertolongan pertama pada korban kecelakaan adalah satu hal yang paling penting, karena dengan penanganan secara cepat akibat yang fatal dapat dihindarkan. Tujuan penelitian ini yaitu diketahuinya tingkat pengetahuan masyarakat Kampung Kulur II mengenai pertolongan pertama pada kejadian kecelakaan laut. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif untuk mengetahui tingkat pengetahuan. Hasil nya menunjukkan tingkat pengetahuan responden terbanyak yaitu 55 persen memiliki pengetahuan cukup, 42,5 persen memiliki pengetahuan baik, dan kurang pengetahuan sebanyak 2,5 persen. Diharapkan pihak pemerintah daerah dan tenaga Kesehatan lebih aktif lagi dalam peningkatan pengetahuan masyarakat. Accidents can happen anywhere causing shock and panic. Panic can cause new victims so it needs calmness. First aid to accident victims is one of the most important things because with rapid treatment fatal consequences can be avoided. The purpose of this study wants to know the level of knowledge of the people at Kulur II village to perform first aid in marine accidents. The method used was a descriptive research design to determine the level of knowledge. The results showed that 55 percent of respondents have a sufficient level of knowledge, 42.5 percent of respondents have good knowledge, and 2.5 percent of respondents have less knowledge. The local government, as well as health workers, should be more active to improve the community's knowledge in terms of how to perform first aid.
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD KOTA KOTAMOBAGU Hairil Akbar; Serly ku’e; Henny Kaseger
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 6 No 1 (2022): Jurnal IlmiahSesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jis.v6i1.484

Abstract

Beban kerja perawat adalah seluruh kegiatan/aktifitas yang dilakukan oleh perawat selama bertugas disuatu unit pelayanan keperawatan. Setiap hari, dalam melaksanakan pengabdiannya seorang perawat tidak hanya berhubungan dengan pasien, tetapi juga dengan keluarga pasien, teman pasien, rekan kerja sesama perawat, berhubungan dengan dokter dan peraturan yang ada di tempat kerja serta beban kerja yang terkadang dinilai tidak sesuai dengan kondisi fisik, psikis dan emosional. Studi pendahuluan terhadap beberapa perawat di instalasi gawat darurat RSUD Kota Kotamobagu didapat gambaran bahwa petugas perawat RSUD Kota Kotamobagu merupakan lingkungan kerja yang memiliki kecenderungan stres tinggi. Tujuan penelitian menganalisis hubungan beban kerja dengan stres kerja pada perawat di Instalasi Gawat Darurat RSUD Kota Kotamobagu. Jenis penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan rancangan cross sectional. Teknik pengumpulan data menggunakan total sampling dimana semua populasi dijadikan sampel penelitian dengan jumlah sampel yaitu 30 perawat. Analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan beban kerja dengan stres pada perawat dengan nilai p-value sama dengan 0,000. Saran perawat harus bisa memanfaatkan waktu luang untuk beristirahat dengan benar sehingga tidak mengalami kelelahan yang berlebihan. Selain itu perawat perlu menciptakan kerjasama antar teman kerja untuk menciptakan kondisi kerja yang baik dan menyenangkan agar beban kerja berkurang dan tidak menyebabkan stres yang berlebih. Nurse workload is defined as all activities carried out by nurses while serving in a nursing service unit. In carrying out the service, a nurse does not only deal with patients, but also with the patient's family and friends, co-workers, dealing with doctors. The regulations in the workplace as well as the workloads are sometimes judged not to be in accordance with physical. psychological and emotional conditions of the nurses. A preliminary study conducted on several nurses in the emergency department of the Kotamobagu City Regional Hospital showed that the nurses were working in an environment with high tendency stress. The purpose of this study was to analyze the relationship between the workload and work stress on nurses in the Emergency Department of Kotamobagu City Regional Hospital. This study applied an analytic survey with a cross sectional approach. The data collection used total sampling with all of the population were included as research samples with a total sample of 30 nurses. The data analysis was carried out using chi-square test. The results showed that there was a relationship between workload and stress on nurses with p-value same as 0.000. It is advised that the nurses to take advantage of free time to rest properly so as not to experience excessive fatigue. In addition, the nurses need to create working cooperation among co-workers to create good and pleasant working conditions so that the workload is reduced and does not cause excessive stress.
FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ULKUS KAKI DIABETIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANGANITU SANGIHE Melanthon Junaedi Umboh; Gracia Christy Tooy; Chatrina Maria Agustina Bajak; Meityn Disye Kasaluhe
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 6 No 1 (2022): Jurnal IlmiahSesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jis.v6i1.492

Abstract

Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkannya. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019 menunjukkan bahwa jumlah penderita diabetes di wilayah Indonesia yaitu 3.9 juta orang dan untuk wilayah Sulawesi Utara penderita diabetes berjumlah 59.229 orang. Pasien diabetes mellitus di wilayah kerja puskesmas semakin meningkat pada tiga tahun terakhir yakni sejak 2018 hingga tahun 2020. Pada tahun 2020, jumlah pasien diabetes mellitus dua kali lebih banyak dibandingkan dengan tahun sebelumnya dengan jumlah 85 orang. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor –faktor yang berhubungan dengan kejadian ulkus kaki diabetik pada penderita diabetes melitus (DM) di Wilayah Kerja Puskesmas Manganitu. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara purposive sampling dengan besar sampe 41 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 48.8 persen responden mengalami ulkus kaki diabetik. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan chi square menunjukkan bahwa probabilitas ulkus kaki dengan umur p sama dengan 0,139 (p lebih dari 0,05), jenis kelamin p sama dengan 0,552 (p lebih dari 0,05), lama menderita DM p sama dengan 0.595 (p lebih dari 0,05), aktivitas fisik p sama dengan 0,585 (p lebih dari 0,05), obesitas p sama dengan 0.001 (p kurang dari 0,05), hipertensi p sama dengan 0.001 (p kurang dari 0,05), riwayat ulkus kaki p sama dengan 0.000 (p kurang dari 0,05). Kesimpulan penelitian ini bahwa tidak terdapat hubungan antara umur, jenis kelamin, lama menderita DM, aktivitas fisik dengan kejadian ulkus kaki diabetic serta terdapat hubungan antara obesitas, hipertensi dan riwayat ulkus kaki diabetic dengan kejadian ulkus kaki diabetik. Diabetes is a chronic disease that occurs when the pancreas does not produce enough insulin or when the body cannot effectively use the insulin it produces. Indonesian Health Profile in 2019 shows that the number of people with diabetes in are 3.9 million people and for the North Sulawesi region there are 59,229 people with diabetes. Diabetes mellitus patients in Manganitu health centers have increased from 2018 to 2020. In 2020, the number of diabetes mellitus patients was twice as high as the previous year with 85 people. The purpose of the study was to determine the factors associated with the incidence of diabetic foot ulcers in diabetes Mellitus (DM) patients in Manganitu Health Center. This research is an analytic survey research using a cross-sectional approach. Sampling method using purposive sampling with 41 respondents. The results showed that 48.8 percent of respondents had diabetic foot ulcers. Chi-square statistic result shows that the probability of foot ulcers with age age p same as 0.139 (p more than 0.05), gender p same as 0.552 (p more than 0.05), length of suffering from DM p same as 0.595 (p more than 0.05), physical activity p same as 0.585 (p more than 0.05), obesity p same as 0.001 (p less than 0.05), hypertension p same as 0.001 (p less than 0.05), history of foot ulcers p same as 0.000 (p less than 0.05). There is no correlation between age, gender, duration of diabetes mellitus, physical activity with the incidence of diabetic foot ulcers, and there is a correlation between obesity, hypertension, and a history of diabetic foot ulcers with the incidence of diabetic foot ulcers in the Managnitu health center.
PERBEDAAN PENGARUH AROMATERAPI LAVENDER DAN TERAPI MUSIK Christien Angreni Rambi; Maryati Tatangindatu
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 6 No 1 (2022): Jurnal IlmiahSesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jis.v6i1.494

Abstract

Dismenore merupakan gangguan fisik yang sangat menonjol berupa rasa sakit/kram pada perut yang terjadi pada saat haid dan menjadi masalah ginekologi paling umum dialami perempuan di berbagai tingkat usia. Ada berbagai macam intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi dismenore tersebut, misalnya dengan teknik distraksi melalui pemberian terapi musik ataupun dengan teknik relaksasi melalui pemberian aromaterapi lavender. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui perbedaan pengaruh aromaterapi lavender dan terapi musik terhadap dismenore pada mahasiswi Keperawatan Politeknik Negeri Nusa Utara. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi eksperiment dengan rancangan one grup pre test post test design without control dengan mengambil mahasiswi keperawatan semester 1, 3, dan 6 sebagai populasi penelitian. Responden penelitian akan dipilih melaui teknik purposive sampling, dimana sampel dipilih berdasarkan pertimbangan beberapa kriteria. Responden diberi perlakuan tindakan aromaterapi lavender dan terapi musik. Skala nyeri haid (dismenore) responden diukur sebelum dan sesudah tindakan dengan menggunakan pengkajian nyeri NRS (Numeral Rating Scale). Hasil penelitian diolah menggunakan SPSS 20 dengan menggunakan uji wilcoxon sebagai uji statistik. Hasil penelitian diperoleh sebagian besar responden mengalami nyeri sedang (skala 4-6) berjumlah 91,4 persen. Rata-rata responden sebelum diberikan terapi musik merasakan nyeri ringan pada skala 5 dengan skala nyeri terendah 4 dan tertinggi 8, akan tetapi setelah diberikan terapi rata-rata skala nyeri responden berada pada skala 1 dengan skala nyeri terendah 0 dan tertinggi 6, sedangkan untuk responden yang diberikan aromaterapi lavender juga terjadi perubahan skala nyeri, dari skala 5 menjadi 3 dengan nilai tertinggi awalnya 6 menjadi 5 dan terendah awalnya 3 menjadi 0. Nilai negative ranks pada kedua tindakan yang diberikan masing-masing 34 dan 29, artinya bahwa terdapat 34 responden yang mengalami penurunan nyeri setelah diberikan tindakan terapi musik dan 29 responden yang mengalami penurunan nyeri setelah diberikan tindakan aromaterapi lavender. Hasil uji Wilcoxon diperoleh nilai p sama dengan 0,000 (p kurang dari 0,05) yang berarti bahwa ada pengaruh signifikan terapi musik dan arometerapi lavender terhadap penurunan dismenore. Kesimpulan penelitian ini ialah aromaterapi lavender dan terapi musik berpengaruh menurunkan dismenore, sehingga dapat disarankan penggunaan aromaterapi lavender dan terapi musik bagi perempuan yang mengalami dismenore. Dysmenorrhea is a very prominent physical disorder in the form of pain/cramping in the abdomen that occurs during menstruation and is the most common gynecological problem experienced by women at various ages. Various kinds of nursing interventions can be done to overcome dysmenorrhea, for example with distraction techniques through music therapy or relaxation techniques through lavender aromatherapy. The purpose of this study was to determine the difference in the effect of lavender aromatherapy and music therapy on dysmenorrhea in Nursing students at the State Polytechnic of North Nusa. This study uses a quasi-experimental research design with a one-group pre-test post-test design without control by taking nursing students in semesters 1, 3, and 6 as the research population. Research respondents will be selected through the purposive sampling technique, where the sample is selected based on several criteria. Respondents were treated with lavender aromatherapy and music therapy. The respondent's menstrual pain scale (dysmenorrhea) was measured before and after the procedure by using the NRS (Numeral Rating Scale) pain assessment. The research results will be processed using SPSS 20 using the Wilcoxon test as a statistical test. The results showed that most of the respondents experienced moderate pain (scale 4-6) amounting to 91.4 percent. The average respondent before being given music therapy felt mild pain on a scale of 5 (mean value of 5.31) with the lowest pain scale at 4 and the highest at 8, but after being given therapy the average respondent's pain scale was on a scale of 1 (mean value 1.43) with the lowest pain was 0 and the highest was 6. Meanwhile, for respondents who were given lavender aromatherapy, there was also a change in pain scale, from a scale of 5 to 3 with the highest initial value being 6 to 5 and the lowest initially being 3 being 0. Wilcoxon test results obtained a p-value same as 0.000 (p less than 0.05) which means that there is a significant effect of music therapy and lavender aromatherapy on the reduction of dysmenorrhea.
GAMBARAN KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI KAMPUNG BENGKETANG KALURAE DAN LENGANENG Gitalia Putri Medea; Nansy Delia Pangandaheng
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 6 No 1 (2022): Jurnal IlmiahSesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jis.v6i1.495

Abstract

Depresi menjadi salah satu penyebab paling signifikan dari penderitaan emosional di usia lanjut dan mungkin juga menjadi faktor penyebab morbiditas dari banyak gangguan medis (Casey, 2017). Sekarang ini semua orang di dunia sedang berjuang menghadapi pandemi COVID-19. Penularan cepat wabah pandemi COVID-19, angka kematian yang lebih tinggi, isolasi diri, jarak sosial, dan karantina dapat memperburuk risiko masalah kesehatan mental (Mukhtar, 2020). Kabupaten Kepulauan Sangihe yang merupakan salah satu kabupaten dari provinsi Sulawesi Utara pun terpapar dengan penularan virus corona. Beberapa kampung yang termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Enemawira yaitu Bengketang, Kalurae dan Lenganeng. Berdasarkan hal tersebut maka merupakan hal yang penting untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran Kejadian Depresi Pada Lansia di Kampung Bengketang, Kalurae dan Lenganeng”. Metode dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif untuk mengetahui gambaran kejadian depresi pada lansia di kampung Bengketang, Kalurae dan Lenganeng menggunakan Kuesioner karakteristik Responden yang meliputi data sosio demografi, dan Kuesioner Geriatric Depression Scale. Ditemukan lansia paling banyak berusia 60-74 tahun dengan frekuensi 42 responden (84 persen), jenis kelamin perempuan sebanyak 30 responden (60 persen), pendidikan rendah 27 responden (54 persen) dan pekerjaan Ibu Rumah Tangga 13 responden (26 persen). Sebagian besar lansia yaitu 70 persen tidak depresi, 28 persen berada di kategori kemungkinan depresi dan 2 persen depresi. Bagi tenaga kesehatan dapat memberikan penyuluhan kesehatan pada lansia untuk mencegah terjadinya depresi lebih lanjut. Depression is one of the most significant causes of emotional distress in old age and may also be a contributing factor to the morbidity of many medical disorders (Casey, 2017). Right now everyone in the world is struggling with the COVID-19 pandemic. The rapid transmission of the COVID-19 pandemic outbreak, higher mortality rates, self-isolation, social distancing, and quarantine can exacerbate the risk of mental health problems (Mukhtar, 2020). The Sangihe Islands Regency, which is one of the regencies in the province of North Sulawesi, was also exposed to the transmission of the corona virus. Some of the villages included in the work area of ​​the Enemawira Health Center are Bengketang, Kalurae and Lenganeng. Based on this, it is important to conduct research on “Description of Depression in the Elderly in Bengketang, Kalurae and Lenganeng Villages”. The method in this study is a descriptive method to describe the incidence of depression in the elderly in the villages of Bengketang, Kalurae, and Lenganeng by using the Respondents Characteristics Questionnaire which includes socio-demographic data, and the Geriatric Depression Scale Questionnaire. It was found that the most elderly were aged 60-74 years with a frequency of 42 respondents (84 percent), female sex as many as 30 respondents (60 percent), low education 27 respondents (54 percent) and housewife occupation 13 respondents (26 percent). Most of the elderly, namely 70 percent are not depressed, 28 percent are in the category of possible depression and 2 percent are depressed. Health workers can provide health education to the elderly to prevent futher depression.
PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN Yeanneke Liesbeth Tinungki; Santi Dainga; Gracia Christy Tooy
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 6 No 1 (2022): Jurnal IlmiahSesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jis.v6i1.428

Abstract

Pada tahun 2018, di Sulawesi Utara angka kematian ibu sebanyak 49 kasus, data di Kabupaten Kepulauan Sangihe pada angka kematian ibu tahun 2017 sebanyak 2 orang. Kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga dalam mengenali tanda-tanda bahaya kehamilan akan menyebabkan keterlambatan dalam mencapai akses pelayanan kesehatan, sehingga menyebabkan kematian pada ibu. Tujuan penelitian diketahuinya pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan di Puskesmas Tahuna timur. Penelitian menggunakan rancangan studi kasus dengan pendekatan asuhan keperawatan dengan jenis penelitian kualitatif. Subjek penelitian adalah seorang ibu hamil usia kehamilan 31 – 36 minggu, di wilayah kerja Puskesmas Tahuna timur. Instrumen penelitian menggunakan format pengkajian maternitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien Ny. J. B berusia 35 tahun dengan masa gestasi 31 minggu. Mengalami deficit pengetahuan karena hanya mengetahui satu tanda bahaya kehamilan yaitu perdarahan dari 3 tanda bahaya kehamilan yakni perdarahan pervaginam, mual dan muntah yang parah, kontraksi rahim. Diagnosis keperawatan sesuai adalah defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi. Intervensi keperawatan yang muncul adalah 2 buah tindakan observasi, 3 buah tindakan terapeutik, 3 buah tindakan edukasi. Implementasi keperawatan dilaksanakan selama 2 hari dan sesuai dengan rencana tindakan yang ditegakkan. Evaluasi keperawatan bahwa semua masalah telah teratasi. Kesimpulan penelitian adalah Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya Kehamilan yang kurang dapat diatasi dengan adanya pemberian informasi kesehatan. Saran sebaiknya ibu hamil dapat menambah informasi lewat petugas kesehatan atau media lainnya agar pengetahuan yang kurang tentang bahaya kehamilan dapat diatasi. More than half a million women aged 15-49 years die from causes related to pregnancy and childbirth, and it is the leading cause of death for women in that age group. In North Sulawesi in 2018, the maternal mortality rate was 49 cases, and data in Sangihe Island Regency on the 2017 maternal mortality rate were 2 people. Lack of knowledge of the mother and their families in recognizing dangerous signs of pregnancy will causes delays in reaching access to health services, leading to maternal death. The research objective was to find out a deficit of knowledge among pregnant women about the danger signs in the health center in Tahuna Timur. The Method of research uses a case study design with nursing care. The type of research is descriptive research, the research only describes the phenomena found. The research subject was 1 pregnant woman gestational aged 31-36 weeks, in the work area of the east Tahuna Health Center. The research instrument used a maternity assessment format. The research location was in the work area of East Tahuna in April 2021. The result showed that the patient in NY. J. B is 35 years old and a freelance worker at TK Pertiwi Tahuna, currently, the patient is pregnant with a gestation period of 31 weeks. Experience a knowledge deficit because they only know one danger sign of pregnancy, namely bleeding. The intervention of nursing according to the Indonesian Nursing Diagnosis Standards (SDKI) is the deficit of knowledge related to a lack of exposure to information. Nursing interventions that appear in accordance with the Indonesian Nursing Intervention Standards (SIKI) are 2 observation actions, 3 therapeutic actions, and 3 educational actions. Nursing implementation was carried out for 2 days and is in accordance with the action plan that was enforced. The nursing evaluation was carried out on Thursday, April 29, 2021, and all problems had been resolved. The conclusion of this study is the knowledge of pregnant women about the dangerous signs of pregnancy that cannot be overcome by providing health information. Suggestions that pregnant women should be able to add information through health workers or other media so that the lack of knowledge about the dangers of pregnancy can be overcome.
TINGKAT KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN ADL (ACTIVITY DAILY OF LIVING) DENGAN METODE BARTHEL INDEKS DI POSYANDU LANSIA KECAMATAN TAMAKO KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Yeanneke Liesbeth Tinungki; Detty Jeane Kalengkongan; Mareike Doherty Patras
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 6 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jis.v6i2.477

Abstract

Kemandirian lansia dalam ADL (Activity Daily Living) didefinisikan sebagai kemandirian seseorang dalam melakukan aktivitas dan fungsi –fungsi kehidupan sehari-hariyang dilakukan oleh manusia secara rutin dan universal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemandirian lansia dalam pemenuhan ADL (Activity Daily Living) dengan metode Barthel Indeks di Posyandu Lansia Kecamatan Tamako Kabupaten Kepulauan Sangihe. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskritif kuantitatif dengan metode survey. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan April – September 2021 di Kampung Nagha 1, Kampung Pokole, Kampung Balane, Kampung Binala Kecamatan Tamako Kabupaten Kepulauan Sangihe. Teknik analisa data merupakan cara mengelolah data dengan Editting, Coding, dan Data Entri. Penelitian tentang tingkat kemandirian lansia dalam pemenuhan ADL dengan Metode Barthel Indeks di Posyandu Lansia Kecamatan Tamako Kabupaten Kepulauan Sangihe menunjukkan bahwa sebagian besar lansia berada pada kategori mandiri (tidak ketergantungan). Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi tentang status tingkat kemandirian lansia dalam pemenuhan ADL di Wilayah Kerja Puskesmas Tamako dan diharapkan lebih giat meningkatkan kualitas pelayanan pada lansia agar tingkat kemandirian ini tetap dijaga. Hasil penelitian ini juga menambah literatur dan wawasan bagi pembaca khususnya keperawatan gerontik sehingga memudahkan pembaca untuk dijadikan referensi tambahan yang dapat digunakan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan. Elderly independence in ADL (Activity Daily Living) is defined as a person's independence in carrying out activities and functions of daily life carried out by humans routinely and universally. This study aims to determine the level of independence of the elderly in fulfilling ADL (Activity Daily Living) with the Barthel Index method at the Elderly Posyandu, Tamako District, Sangihe Islands Regency. The research design used is descriptive quantitative research with a survey method. This research was carried out from April to September 2021 in Nagha 1 Village, Pokole Village, Balane Village, Binala Village, Tamako District, Sangihe Islands Regency. The data analysis technique is a way of managing data with Editing, Coding, and Data Entry. Research on the level of independence of the elderly in fulfilling ADL with the Barthel Index Method at the Elderly Posyandu, Tamako District, Sangihe Islands Regency shows that most of the elderly are in the independent category (not dependent). The results of this study can be used as information about the status of the level of independence of the elderly in fulfilling ADL in the Tamako Health Center Work Area, and it is hoped that they will be more active in improving the quality of services for the elderly so that this level of independence is maintained. The results of this study also add to the literature and insight for readers, especially in gerontic nursing, making it easier for readers to be used as additional references that can be used to improve knowledge.
PEMBERDAYAAN PERILAKU MEMBUANG SAMPAH DAN PENGGUNAAN SAMPAH PLASTIK DI KAMPUNG BARANGKA KECAMATAN MANGANITU Mareike Doherty Patras; Ferdinand Gansalangi
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 6 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jis.v6i2.483

Abstract

Berdasarkan data yang disampaikan oleh Meteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) menyebutkan bahwa timbunan sampah di Indonesia tahun 2020 mencapai 67,8 ton. Pertumbuhan jumlah penduduk juga diperkirakan akan membuat jumlah ini terus meningkat. Sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun 3,2 ton yang dibuang ke laut dan yang dibuang dilingkungan sebanyak 10 miliar lembar sampah pertahun atau sebanyak 85.000 per tahun. Permasalahan sampah yang begitu kompleks disebabkan karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kebersihan dan kesehatan lingkungan, disebabkan karena kurangnya informasi yang diterima, ditunjang dengan bagaimana masyarakat bersikap dan bertindak. Berdasarkan survey masyarakat pesisir pantai Kampung Barangka mempunyai kebiasaan membuang sampah di pantai. Tujuan penelitian ingin mengetahui Perilaku Masyarakat dalam Membuang Sampah di Pesisir Pantai Kampung Barangka Kecamatan Manganitu Kabupaten Kepulauan Sangihe. Jenis penelitian deskriptif metode survey. Hasil penelitian masyarakat pesisir pantai Kampung barangka berpengetahuan baik, bersikap baik namun bertindak kurang baik dalam melakukan perilaku hidup bersih sehat. Based on data submitted by the Ministry of Environment and Forestry (LHK) it is stated that the landfill in Indonesia in 2020 reached 67.8 tons. Population growth is also expected to make this number continue to increase. Plastic waste in Indonesia reaches 64 million tons per year, 3.2 tons are dumped into the sea and 10 billion pieces of waste are thrown into the environment per year, or as much as 85,000 per year. The problem of waste is so complex due to a lack of public knowledge about the importance of environmental hygiene and health, due to the lack of information received, supported by how people behave and act. Based on a survey, the coastal community of Barangka Village has a habit of throwing garbage on the beach. The purpose of the study was to find out about Community Behavior in Disposing of Garbage on the Coastal Coast of Barangka Village, Manganitu District, Sangihe Islands Regency. This type of research is the descriptive survey method. The results of the research of the coastal community of Barangka Village have good knowledge, and behave well but act poorly in carrying out clean and healthy living behavior.
ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP TINDAKAN TIDAK SELAMAT PEKERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI PADA KETINGGIAN DI TANGERANG Chandrayani Simanjorang; Alfani Ghutsa Daud
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 6 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/jis.v6i2.521

Abstract

Kontruksi merupakan sektor yang identik dengan risiko kecelakaan kerja yang tinggi. Kegiatan yang terdapat dalam proyek konstruksi dapat menjadi sumber berbagai bahaya. Pada bulan Maret 2022 terdapat 4 dari 10 pekerja di proyek konstruksi X yang melakukan tindakan tidak selamat dan satu diantaranya mengalami kecelakaan dari ketinggian. Adapun faktor-faktor risiko yang mempengaruhi tindakan tidak selamat diantaranya usia, masa kerja, pengetahuan, pendidikan, keluhan fisiologis, dan keluhan kebiasaan sehari – hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor psikososial dengan tindakan tidak selamat pada pekerja proyek konstruksi pada ketinggian di Tangerang. Desain penelitian yang digunakan adalah desain studi cross-sectional. Analisis statistik menggunakan uji chi square dimana sampelnya sebanyak 102 pekerja yang dipilih menggunakan metode simple random sampling. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 42 dari 102 pekerja (41,2 persen) melakukan tindakan tidak selamat. Variabel pengetahuan, keluhan fisiologis, keluhan kebiasaan sehari-hari berhubungan dengan tindakan tidak selamat. Dengan demikian perusahaan dapat melakukan sosialisasi/edukasi kepada pekerja terkait materi tindakan tidak selamat serta penerapan tindakan selamat sehingga para pekerja lebih safety dalam bekerja. Construction work is an identical sector with a high risk of work accidents. Activities involved in construction projects can be a source of various hazards. In March 2022, 4 out of 10 workers committed unsafe acts and one of them had an accident from a height. Age, years of service, knowledge, education, physiological complaints, and complaints of daily habits have been known to be risk factors and causes of a tendency towards unsafe actions. This study aims to analyze the relationship between psychosocial factors and unsafe acts on constructio n project height workers in Tangerang. This research uses quantitative analytics with a crosssectional design study. Data were analyzed using chi-square with a sample of 102 workers selected by a simple random sampling method. This study showed that 42 of 102 workers (41,2 percent) performed unsafe actions. Results from this study indicate that there is a significant relationship between knowledge, physiological disorders, and disorders of daily habits. Socializing and educating workers about dangerous acts and applying safety measures to make workers safer at work.