Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Total phenolic and flavonoid contents of n-hexane fraction in binjai leaves (Mangifera caesia Jack. ex. Wall) Cahaya Rahayu Yuliani; Hafiz Ramadhan; Putri Indah Sayakti; Cast Torizellia
Jurnal Ilmiah Farmasi 2022: Special Issue
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jif.specialissue2022.art2

Abstract

AbstractBackground: Binjai leaves (Mangifera caesia Jack. ex. Wall) or M. caesia contain phenolic and flavonoid compounds important in medicinal plants development. The solvent difference and fractionation will give various active substance concentrations.Objective: To evaluate the phenolic and flavonoid content qualitatively and quantitatively from the n-hexane fraction of binjai leaves methanol extract.Methods: The soxhletation method with methanol was used to extract binjai leaves followed by fractionation. Thin Layer Chromatography (TLC) followed by spraying reagents were used to test phenols and flavonoids compounds. Folin-Ciocalteu reagents were used to analyzed total phenolics, while AlCl3 reagents were used to quantify the total flavonoid content.Result: This study gave positive results on the qualitative test of phenolics and flavonoids. Meanwhile, the fraction assay results showed total phenolic levels of 45.19 µgGAE/mg and total flavonoid levels of 165.06 µgQE/mg.Conclusion: The n-hexane fraction of M. caesia leaves methanol extracts contains phenols and flavonoid content so that it has the potential as a medicinal plant.Keywords: Binjai leaves, methanol extracts, n-hexane fraction, phenol, flavonoid. IntisariLatar belakang: Daun binjai (Mangifera caesia Jack. ex. Wall) memiliki senyawa fenolik dan flavonoid yang penting dalam pengembangan tanaman obat. Perbedaan pelarut dan fraksinasi akan memberikan kadar senyawa aktif yang berbeda.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara kualitatif dan kuantitatif senyawa fenolik dan flavonoid dari fraksi n-heksan ekstrak metanol daun binjai.Metode: Metode soxhletasi dengan pelarut metanol digunakan untuk mengekstraksi daun binjai yang dilanjutikan dengan fraksinasi. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) yang dilanjutkan dengan reagen semprot digunakan untuk menguji senyawa fenolik dan flavonoid. Reagen Folin-Ciocalteu digunakan untuk menetapkan kadar total fenolik, sedangkan pereaksi AlCl3untuk menetapkan kadar total flavonoid.Hasil: Penelitian ini memberikan hasil positif pada uji kualitatif fenolik dan flavonoid, sedangkan hasil penetapan kadar fraksi memberikan hasil total fenolik sebesar 45,19 µgGAE/mg dan kadar total flavonoid 165,06 µgQE/mg.Kesimpulan: Fraksi n-heksana ekstrak metanol daun M. caesia memiliki kandungan fenolik dan flavonoid sehingga berpotensi untuk dikembangkan sebagai tanaman obat,Kata Kunci: Daun binjai, ekstrak metanol, fraksi n-heksan, fenolik, flavonoid.
Penetapan Kandungan Total Fenolik-Flavonoid pada Fraksi Etil Asetat Kulit Batang Kasturi (Mangifera casturi Kosterman) Hafiz Ramadhan; Dea Permata Rezky; Eka Fitri Susiani
JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol. 8 No. 1 (2021): JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfiki.v8i12021.58-67

Abstract

Pendahuluan: Kasturi (Mangifera casturi Kosterman) adalah salah satu dari tumbuhan khas Kalimantan yang memiliki berpotensi bioaktif karena memiliki kandungan fenol dan flavonoid yang tinggi. Tanaman ini digunakan dalam pengobatan oleh masyarakat secara turun temurun dan langka untuk ditemukan, sehingga perlu diketahui zat kimia berkhasiat pada bagian kulit batangnya. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar total fenolik dan flavonoid fraksi etil asetat dari ekstrak metanol kulit batang kasturi (M. casturi Kosterman). Metode: Analisis kualitatif melalui skrining fitokimia fenolik dengan reagen FeCl3, sedangkan untuk flavonoid menggunakan Mg-HCl, NaOH 10%, dan H­2SO4. Kromatografi lapis tipis (KLT) juga dilakukan dengan eluen metanol dan penampak bercak FeCl3 10% untuk senyawa fenolik, AlCl3 5% dan sitroborat untuk senyawa flavonoid. Penentuan kadar total fenolik dan flavonoid menggunakan metode kolorimetri dengan pereaksi kompleks Folin-Ciocelteu pada fenolik dan pereaksi kompleks AlCl3 pada flavonoid yang absorbansinya diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil: Hasil penelitian diperoleh rendemen ekstrak metanol kulit batang Kasturi sebesar 10,38% dan rendemen fraksi etil asetatnya sebesar 4,2%. Hasil skrining fitokimia dan KLT teridentifikasi kandungan fenolik dan flavonoid. Fraksi etil asetat dari ekstrak metanol kulit batang Kasturi mengandung kadar total fenol sebesar 3,92 mg GAE/g fraksi dan kadar total flavonoid sebesar 5,14 mg QE/g fraksi. Kesimpulan: Kesimpulan dari penelitian ini adalah fraksi etil asetat dari ekstrak metanol kulit batang Kasturi mengandung senyawa fenolik dan flavonoid yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai alternatif sumber obat bahan alam.
UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL 70% BIJI PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP BAKTERI Propionibacterium acnes PENYEBAB JERAWAT Fitriyanti Fitriyanti; M. Fahrul Ricky NorHavid; Hafiz Ramadhan
Pharmacoscript Vol. 3 No. 2 (2020): Pharmacoscript
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/pharmacoscript.v3i2.400

Abstract

Pepaya terkenal sebagai tanaman berkhasiat yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, salah satunya biji Pepaya yang dapat digunakan sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa apa saja yang terkandung dalam biji Pepaya, dan bagaimana pengaruh konsentrasi ekstrak etanol 70% biji Pepaya terhadap daya hambat bakteri P. acnes. Pada uji efektivitas ini metode penelitian yang digunakan adalah metode difusi sumuran. Metode ini digunakan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak etanol 70% biji papaya terhadap penghambatan bakteri p acnes. Berdasarkan hasil skrining fitokimia, ekstrak positif mengandung senyawa alkaloid, saponin, dan tanin. Hasil uji efektivitas ekstrak etanol 70% biji pepaya dengan konsentrasi 100%, 90%, 80%, 70%, 60%, 50%, 40%, 30%, dan 20% menggunakan metode difusi sumuran menunjukan bahwa ekstrak etanol 70% biji Pepaya dapat menghambat pertumbuhan bakteri P. acnes dengan kemampuan menghambat tertinggi pada konsentrasi 100% yaitu sebesar 8,083 mm (kategori sedang). Sedangkan konsentrasi terendah yaitu 20% dengan zona hambat sebesar 3,383 mm (kategori lemah).
Pemanfaatan Bahan Alam sebagai Sumber Daya Kosmetik untuk Perawatan di Kelurahan Sungai Tiung Kecamatan Cempaka Dyera Forestryana; Wahyudin Bin Jamaludin; Ratna Restapaty; Hafiz Ramadhan
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 6 No 5 (2021): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v6i5.2064

Abstract

Today, many cosmetic products are unhealthy and un-quality. Nowadays, the lifestyle trend of "back to nature" is increasing where people's trust in active compounds of natural materials is relatively safer than synthetic chemical compounds. Therefore, creating healthy and quality products at affordable prices is the focus of the government. Cosmetics are ingredients or preparations intended for use on the outside of the human body (epidermis, hair, nails, lips, and outer genital organs) or teeth and mucous membranes of the mouth, especially to cleanse, scent, change the appearance, and or improve body odor or protect or maintain the body in good condition. The activities that will be carried out are a demonstration of the manufacture of cosmetics of natural materials by a team of lecturers to the community in The Village of Sungai Tiung, Cempaka, Banjarbaru to improve the quality of public health knowledge and insights towards the training of cosmetic natural materials so that people can use the natural ingredients around as cosmetics and have a selling value, such as rose water, masks, and body butter. So that the cosmetic natural ingredients have the potential to be developed into natural mask ingredients for the face. It is expected that residents can use coffee, green tea, rose petals, oats, and rice as natural cosmetic ingredients for treatment and can increase their economic value as a business opportunity.
Pemberdayaan Masyarakat dalam Pemanfaatan Kalakai (Stenochlaena palustris (Burm. F) Bedd.) sebagai Antioksidan Alami pada Kelompok Ibu-Ibu PKK di Kelurahan Palam, Kecamatan Cempaka, Banjarbaru Ratna Restapaty; Dyera Forestryana; Hafiz Ramadhan; Revita Saputri; ‪Satrio Wibowo Rahmatullah‬; Rahmayanti Fitriah
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol 6 No 6 (2021): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v6i6.2835

Abstract

Prevention of the spread of Covid-19 is an essential effort when there are still highly favorable rates & deaths. The provision of education to prevent the spread of Covid-19 is always carried out with community awareness-based programs to maintain immunity. Community service by utilizing kalakai as a natural antioxidant becomes one of the alternatives to support the government. Kalakai (Stenochlaena palustris (Burm. F) Bedd.)) is a nail plant that is one of the plants with antioxidants typical of Kalimantan whose history is used as traditional medicine. This potential can be utilized and applied through the empowerment of the community of Palam Village, Cempaka Subdistrict, where many Kalakai plants grow wild. The problems found include lack of information and lack of skills of citizens in food processing based on Kalakai plants, especially in terms of food processing with high antioxidants in the form of counseling to the PKK mothers group Palam Cempaka-Banjarbaru Village. The activity method is the extension of educational provision, namely the theory of antioxidants and the potential of Kalakai, and the direct demonstration/practice of making syrups, teas, and kalakai candy. Residents expect to develop processed food products into UMKM, especially of Palam village, as a business opportunity to improve people's living standards.
FENOL-FLAVONOID DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI AIR DAN ETIL ASETAT DARI DAUN BINJAI (Mangifera caesia Jack. Ex. Wall) Hafiz Ramadhan; Putri Indah Sayakti; Rutbatul Ulya; Mahfuzah Hidayati; Zelita Perdani Putri; Abdul Rauf; Nafila Nafila
Jurnal Ilmiah Pharmacy Vol 9, No 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Kesehatan Al-Fatah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52161/jiphar.v9i1.378

Abstract

Binjai (Mangifera caesia Jack. Ex. Wall) adalah tanaman endemik Kalimantan yang berpotensi antioksidan. Penggunaan metanol sebagai pelarut dalam ekstraksi daun Binjai menghasilkan aktivitas antioksidan yang sangat kuat dibanding penggunaan etanol. Tujuan penelitian untuk mengetahui aktivitas antioksidan, kadar total fenol dan flavonoid pada fraksi etil asetat dan fraksi air dari ekstrak metanol daun Binjai. Daun binjai diekstraksi dengan metanol menggunakan soxhlet dan selanjutnya difraksinasi. Aktivitas antioksidan secara kualitatif dan kuantitatif diuji dengan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil). Kadar total fenol dan flavonoid ditentukan secara spektrofotometri menggunakan reagen Folin-Ciocalteu dan AlCl3. Hasil penelitian menunjukkan fraksi air (782 ± 0,983 mg GAE/g fraksi) memiliki kadar total fenol lebih tinggi dibandingkan fraksi etil asetat (430 ± 0,288 mg GAE/g fraksi). Sedangkan kadar total flavonoid fraksi etil asetat (274,32 ± 0,082 mg QE/g fraksi) lebih tinggi dari fraksi air (118,8 ± 0,013 mg QE/g fraksi). Aktivitas antioksidan dengan Kromatografi Lapis Tipis pada kedua fraksi menghasilkan noda kuning berlatarbelakang ungu setelah disemprot DPPH. Fraksi etil asetat menunjukkan aktivitas peredaman DPPH yang sangat kuat (IC50 = 5,356 ppm) dibandingkan fraksi air (IC50 = 23,175 ppm). Kesimpulannya yaitu fraksi etil asetat dan fraksi air dari ekstrak metanol daun Binjai menghasilkan aktivitas antioksidan yang sangat kuat dapat dikembangkan menjadi obat tradisional.
Formulasi Dispersi Padat Pentagamavunon-0 (PGV-0) dalam Bentuk Sediaan Hidrogel dengan Kombinasi Basis Polimer Kitosan-Agar-PVP Dyera Forestryana; Hafiz Ramadhan
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 7, No 1 (2020): J Sains Farm Klin 7(1), April 2020
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2657.866 KB) | DOI: 10.25077/jsfk.7.1.66-75.2020

Abstract

Pentagamavunon-0 (PGV-0) merupakan analog kurkumin dengan stabilitas yang lebih baik. PGV-0 memiliki kapasitas sebagai antioksidan, namun mengalami metabolisme lintas pertama pada pemberian secara oral. Untuk meningkatkan efektivitasnya, PGV-0 dibuat dalam bentuk sediaan transdermal. PGV-0 memiliki kelarutan terbatas di dalam air sehingga dibuat ke dalam sistem dispersi padat dengan polyvinylpyrrolidone (PVP) untuk meningkatkan kelarutannya. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formula dispersi padat PGV-0/PVP ke dalam matriks hidrogel. Sediaan matriks dibuat 3 formula dengan menggunakan basis polimer kitosan-agar-PVP dengan memvariasikan jumlah penggunaan PVP. Evaluasi sediaan meliputi organoleptis, bobot, ketebalan, pH, moisture content, moisture uptake, daya lipat dan drug content. Uji penetrasi in vitro dilakukan dengan menggunakan sel difusi Franz. Formula optimum yang diperoleh yaitu hidrogel dispersi padat PGV-0/PVP dengan perbandingan 1:1 (F2B) yang memiliki moisture content sebesar 1,2% ± 0,28% dan nilai fluks sebesar 121,6227μg cm-² jam-¹
SKRINING FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 70% BIJI KALANGKALA (Litsea angulata Bl.) TERHADAP BAKTERI PENYEBAB JERAWATPropionibacterium acnes Hafiz Ramadhan; Muhammad Arsyad; Putri Indah Sayakti
BORNEO JOURNAL OF PHARMASCIENTECH Vol 4 No 1 (2020): Borneo Journal of Pharmascientech
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Lestari Banjarbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51817/bjp.v4i1.283

Abstract

Acne vulgaris or acne is a chronic inflammatory disease in the polysebaseus unit thatoften occurs especially in teenagers and adults, one of which is caused by thebacterium Propionibacterium acnes. Natural material that has the potential as anantibacterial is Kalangkala (Litsea angulata Bl.), where some people in SouthKalimantan use the seeds to treat boils. This research purposes to determine thecontent of secondary metabolites of 70% ethanol extract of Kalangkala seedsandtheir activities as antibacterial againts P.acnes. The phytochemical screening testincludes flavonoids, alkaloids, saponins, steroids-terpenoids and tannins. The methodof testing the antibacterial activity with the well diffusion method using extractconcentration 100%; 50%; 25%; 12.5%; 6.25%; and 3.125%. The results showed70% ethanol extract of Kalangkala seeds containing flavonoids, alkaloids, saponinsand tannins. The antibacterial activity of 70% ethanol extract of Kalangkala seedsagaints Propionibacterium acnes bacteria with well diffusion method was obtainedby MIC that is 25% with an average inhibition zone diameter of 8,667 mm whichincluded the moderate category as an antibacterial agent.
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol 96% Daun, Buah dan Kulit Terap (Artocarpus odorratissimus) Menggunakan Metode Cuprac Hafiz Ramadhan; Duratul Baidah; Novi Puji Lestari; Kristina Anes Yuliana
Farmasains : Jurnal Ilmiah Ilmu Kefarmasian Vol. 7 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506.773 KB) | DOI: 10.22236/farmasains.v7i1.4331

Abstract

Antioksidan adalah zat penghambat reaksi oksidasi akibat radikal bebas penyebab timbulnya penyakit. Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yang sangat reaktif dan dapat menyerang sel-sel sehat di dalam tubuh, sehingga menyebabkan sel-sel tersebut kehilangan fungsi dan strukturnya. Efek negatif radikal bebas terhadap tubuh tersebut dapat dicegah dengan senyawa antioksidan. Salah satu tanaman yang memiliki potensi sebagai antioksidan yaitu Terap (Artocarpus odorratissimus). Tujuan penelitian untuk mengetahui aktivitas antioksidan daun, buah dan kulit buah terap yang diekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol 96% menggunakan metode CUPRAC (Cupric Ion Reducing Antioxidant Capacity). Pengujian aktivitas antioksidan meliputi pembuatan reagen CUPRAC, penentuan panjang gelombang maksimum dan pengukuran absorbansi ekstrak yang direaksikan dengan reagen CUPRAC menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Kontrol positif yang digunakan sebagai pembanding yaitu kuersetin. Hasil penelitian menunjukan ekstrak etanol 96% daun, buah dan kulit buah terap memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 102,250 ppm untuk daun (kategori sedang), IC50 84,957 ppm untuk bagian buah (kategori kuat), dan kulit buah memiliki nilai IC50 160,894 ppm (kategori lemah).
PERBANDINGAN RENDEMEN DAN SKRINING FITOKIMIA DARI EKSTRAK ETANOL 96% DAUN, BUAH DAN KULIT BUAH TERAP (Artocarpus odoratissimus Blanco) Hafiz Ramadhan; Lisa Andina; Vebruati Vebruati; Nafila Nafila; Kristina Anes Yuliana; Duratul Baidah; Novi Puji Lestari
Jurnal Ilmiah Farmako Bahari Vol 11, No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Farmako Bahari
Publisher : Fakultas MIPA Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jfb.v11i2.876

Abstract

Pulau Kalimantan sangat kaya akan bahan alam yang dapat dimanfaatkan sebagai obat, salah satunya adalah Terap (Artocarpus odorratissimus Blanco) karena mengandung metabolit sekunder yang berperan dalam menghasilkan aktivitas biologis. Penelitian lain membuktikan bahwa skrining fitokimia pada bagian daun dan kulit batang Terap yang dimaserasi dengan pelarut etanol 96% dapat menarik lebih banyak metabolit sekunder dibanding pelarut metanol. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan rendemen dari perbandingan rasio jumlah pelarut ekstraksi yang berbeda dan perbedaan hasil skrining fitokimia pada bagian daun, buah, dan kulit buah Terap yang diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Metode esktraksi simplisia menggunakan maserasi dengan etanol 96% yang pada bagian daun Terap menggunakan rasio pelarut 1:25, sedangkan bagian buah dan kulit buah dengan rasio perbandingan 1:10. Skrining fitokimia meliputi uji fenolik, flavonoid, alkaloid, saponin, dan steroid-triterpenoid. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak etanol 96% daun Terap memiliki % rendemen paling tinggi karena diekstraksi menggunakan jumlah pelarut dengan rasio lebih tinggi, diikuti oleh bagian kulit buah dan buah Terap berturut-turut yaitu 85,64%; 37,23%; dan 25,006%. Hasil skrining fitokimia pada kulit buah memiliki jumlah golongan metabolit sekunder yang sama dengan bagian daun, serta lebih banyak dibandingkan pada bagian buah. Skrining fitokimia dari daun, buah, dan kulit buah Terap yang dimaserasi dengan etanol 96% teridentifikasi lebih banyak mengandung golongan metabolit sekunder meliputi fenol, flavonoid, saponin dan alkaloid, dibanding maserasi menggunakan metanol. Kata kunci: Skrining fitokimia, ekstrak etanol, Terap.