cover
Contact Name
Indra Fibiona
Contact Email
indra.fibiona@kemdikbud.go.id
Phone
+6285647507523
Journal Mail Official
jantra@kemdikbud.go.id
Editorial Address
Jl. Brigjen Katamso No. 139, Yogyakarta, 55152
Location
Kota yogyakarta,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jantra
ISSN : 19079605     EISSN : 27150771     DOI : -
Sejarah: Meliputi kajian sejarah yang bertema nasionalisme dan pengembangan karakter bangsa melalui bidang sosial, ekonomi, politik, budaya dengan ruang lingkup utama wilayah Indonesia, dan wilayah lain apabila ada keterkaitan dengan Indonesia, yang bisa dijadikan media diseminasi dalam menanamkan sikap kebangsaan. Budaya: Meliputi pokok kajian dalam bidang antropologi, geografi, naskah kuna, yang membahas tentang perubahan budaya, kearifan lokal, tradisi lisan, simbol, sistem pengetahuan, kerajinan, religi, keragaman budaya
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 15 No 1 (2020): Juni" : 8 Documents clear
Topeng Panji Profil Satria, Raksasa, Dan Dewi Sebagai Sumber Rekonstruksi Pendidikan Karakter: Kajian Semiotika Rupa Slamet Subiyantoro; Pujiono Pujiono; Kristiani Kristiani; Dwi Maryono; Yasin Surya Wijaya
Jantra. Vol 15 No 1 (2020): Juni
Publisher : Balai Pelestarian Nilai budaya Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52829/jantra.v15i1.127

Abstract

Panji masks represent faces of figures in the Panji legend. This study is focused on exploring the values of character education in Panji mask structure of knights, giants, and ladies characters from Semiotics perspective as a source of character education reconstruction. The study was conducted descriptively and qualitatively. Data in the from of information were obtained from key informants, places or events, and documents or archives related to Panji Mask. The data were collected through indepth interview techniques, participatory observation, and analysis of documents or archives. The data validity was tested by source triangulation and review informant techniques.The data were analyzed by an interactive analysis model consisting of three stages: data reduction, data presentation, and data verification. The result of the study shows that in the Panji Mask structure of knights, giants, and ladies characters reflect excellent character education values to reconstruct the nation character. This study is important and beneficial as the results suggested by the research might be contributive for the nation character building completing the other researches’ result which mainly focus on Panji Mask in performing arts.
Panca Pratama Dan Panca Guna: Ajaran Kepemimpinan Di Dalam Sĕrat Witaradya Karya R. Ng. Ranggawarsita Tahun 1863 M Dhananjaya Sajjana Adhiwijna
Jantra. Vol 15 No 1 (2020): Juni
Publisher : Balai Pelestarian Nilai budaya Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52829/jantra.v15i1.128

Abstract

Sĕrat Witaradya is part of Sĕrat Pustakaraja, which was composed by R. Ng. Ranggawarsita in 1863 M. It contains the teachings of leadership for state leaders and statemen such as: Teachings Panca Pratama, Panca Guna, Anata-aniti-apariksa-amisesa. The teachings of Sri Bagawan Ajipamasa were given to his son, Prabu Citrasoma (Panca Pratama) and Patih Sukarta (Panca Guna) right before Sri Bagawan Ajipamasa moksa, disappeard. The teachings of Panca Pratama and Panca Guna may be used as one of the solutions for overcoming the crisis of State Leaders and statemen at this time. This research uses a library method, with a pragmatic approach. The source of the data comes from the transliteration of Sěrat Witaradya manuscript which was conducted by Sudibjo Z.H. The results of this study indicate that the teachings of leadership can be used as a guideline for State Leaders, Statemenand the whole community.
Antara Timur Dan Barat: Merefleksikan Pendidikan Karakter Indonesia Melalui Pemikiran Sutan Takdir Alisjahbana Fadly Rahman
Jantra. Vol 15 No 1 (2020): Juni
Publisher : Balai Pelestarian Nilai budaya Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52829/jantra.v15i1.130

Abstract

Persoalan seputar benturan peradaban Timur dan Barat sebagaimana dicetuskan oleh Edward Said dengan Orientalisme-nya dan Hassan Hanafi dengan Oksidentalisme-nya masih menjadi hal yang menarik untuk didiskusikan saat ini. Bukan hanya terjadi di negara-negara bekas jajahan Barat/Eropa, persoalan itu juga terjadi di negara-negara Barat sendiri. Bedanya, jika di negara-negara Barat, tradisitradisi Timur dilirik sebagai wujud dari pelepasan rasa penat masyarakatnya terhadap berbagai praktik modernitas, maka sebaliknya di negara-negara Timur masyarakatnya justru terus mencoba terbuka menyerap modernitas Barat dan pada saat bersamaan berupaya mempertahankan nilai-nilai tradisinya. Artikel ini mencoba membahas persoalan tersebut dalam ruang lingkup Indonesia. Dengan membahas dan merefleksikan pemikiran terkait “polemik kebudayaan” yang pernah dipantik oleh Sutan Takdir Alisjahbana pada 1935, tulisan ini mencoba untuk meretas masalah benturan antara Timur dan Barat di Indonesia sebagai suatu hal yang kini terlupakan dalam upaya membangun pendidikan karakter bangsa.
Wawasan Nusantara Sebagai Sarana Pembangunan Nasional Dan Pembentukan Karakter Bangsa Mulyati Mulyati
Jantra. Vol 15 No 1 (2020): Juni
Publisher : Balai Pelestarian Nilai budaya Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52829/jantra.v15i1.131

Abstract

Setiap bangsa mempunyai cita-cita tertulis maupun tidak tertulis. Cita-cita tersebut sangatpenting perannya bagi suatu bangsa karena dapat memberi gairah hidup serta memberi arah dalam penentuan tujuan nasional. Cita-cita Bangsa Indonesia sendiri tercermin dalam Pembukaan UUD 1945 alinea kedua. Bangsa Indonesia sadar bahwa kemerdekaan bukanlah tujuan dalam perjuangan bangsa, melainkan alat untuk mewujudkan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Berdasarkan cita-cita tersebut, ditentukanlah tujuan nasional bangsa Indonesia yang rumusannya tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat. Dalam upaya mewujudkan citacita dan tujuan nasional tersebut, ada tiga faktor penentu yang harus diperhatikan, yaitu faktor geografi,manusia, dan lingkungan. Penelitian ini sendiri menggunakan teknik analisis kualitatif, yaitu analisis yang didasarkan pada hubungan sebab-akibat dari fenomena historis pada cakupan waktu dan tempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terwujudnya cita-cita dan tujuan nasional bergantung dari bangsa Indonesia memanfaatkan lingkungan geografis, sejarah, dan kondisi sosial-budaya, serta cara pandang masyarakat dalam memandang diri dan lingkungannya. Wawasan nusantara-lah yang menjadi cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya, serta menjadi salah satu sarana dalam pembentukan karakter bangsa.
Menjaga Warisan: Pendidikan Karakter Muhammadiyah Tahun 1923¬1942 Faisal Anas
Jantra. Vol 15 No 1 (2020): Juni
Publisher : Balai Pelestarian Nilai budaya Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52829/jantra.v15i1.132

Abstract

Pendidikan merupakan bidang yang melatarbelakangi pendirian Muhammadiyah. Dimulai sejak masa K.H. Ahmad Dahlan, sekolah Muhammadiyah dirancang untuk mendidik anak-anak Indonesia agar menjadi pribadi yang menguasai ilmu agama dan ilmu umum. Para lulusan sekolah Muhammadiyah diharapkan mampu menjadi kader penerus yang tidak hanya berilmu, namun juga memiliki sikap nasionalis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka. Berdasarkan hasil penelitian, pendidikan karakter yang diterapkan oleh pimpinan Muhammadiyah sejak tahun 1923 masih berpijak pada prinsip pendidikan yang diterapkan pada masa K.H. Ahmad Dahlan yang kemudian disesuaikan dengan kondisi saat itu. Perubahan ini dapat dilihat dari tujuan pendidikan yang dirumuskanpada tahun-tahun berikutnya. Perubahan tujuan pendidikan diikuti oleh publikasi kurikulum agar dapat memaksimalkan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan. Muhammadiyah juga menyikapi kebijakan pemerintah kolonial Hindia Belanda yang merugikan dengan protes. Sikap ini tentu berbeda ketika Muhammadiyah masih bersikap pasif pada masa K.H. Ahmad Dahlan.
Kajian Nilai¬nilai Pendidikan Karakter Dalam Tradisi Kadeso Yang Dilakukan Oleh Masyarakat Kemiri Temanggung Naufal Raffi Arrazaq; Aman Aman
Jantra. Vol 15 No 1 (2020): Juni
Publisher : Balai Pelestarian Nilai budaya Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52829/jantra.v15i1.133

Abstract

Generasi muda Indonesia saat ini mengalami krisis moralitas. Krisis moral dapat diatasi dengan mengoptimalkan pendidikan karakter. Pendidikan karakter merupakan upaya membentuk kepribadian suatu bangsa. Sumber pembelajaran pendidikan karakter adalah budaya dan tradisi. Satu dari sekian sumber pendidikan karakter berbasis budaya adalah Kadeso. Kadeso merupakan tradisi masyarakat Kemiri Temanggung. Tujuan penelitian ini melakukan kajian nilai-nilai pendidikan karakter yang ada pada tradisi Kadeso. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi, dokumentasi, dan studi pustaka. Hasil penelitian ini adalah nilai-nilai pendidikan karakter dalam tradisi Kadeso yaitu religius, toleransi,disiplin, kerja keras, bersahabat, peduli sosial, dan peduli lingkungan. Nilai-nilai pendidikan karakter tersebut dapat digunakan sebagai sumber pembelajaran pendidikan karakter bagi generasi muda.
Pembelajaran Sejarah di Sma melalui Program Sangiran Masuk Sekolah Wiwit Hermanto
Jantra. Vol 15 No 1 (2020): Juni
Publisher : Balai Pelestarian Nilai budaya Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52829/jantra.v15i1.134

Abstract

Program Sangiran Masuk Sekolah (SMS) merupakan bagian dari upaya untuk menyebarkaninformasi, mengedukasi mengenai cagar budaya khususnya Situs Sangiran, mengedukasi generasi muda, dan sebagai bentuk kemitraan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran dengan pihak sekolah. Metode yang digunakan Program SMS dengan menampilkan pemaparan di kelas, diskusi, pameran mini, film, dan kuis. Materi yang disampaikan disesuaikan dengan Kurikulum K13 dan kemudian disusun kisi-kisi materi SMS. Pada tahun 2019, menyasar empat sekolah tingkat menengah (SMA) di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Pemilihan ini berdasarkan data pengunjung di Museum Manusia Purba Sangiran, permintaan layanan edukasi sekolah, dan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi dan pihak sekolah. Pemilihan SMA sebagai sasaran karena materi praaksara/ prasejarah banyak diajarkan tetapi materi dan jam pelajarannya relatif sedikit.
Penguatan Pendidikan Karakter: Implementasi Karakter Religius di Poso, Sulawesi Tengah Mikka Wildha Nurrochsyam
Jantra. Vol 15 No 1 (2020): Juni
Publisher : Balai Pelestarian Nilai budaya Daerah Istimewa Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52829/jantra.v15i1.135

Abstract

Masyarakat Poso yang beragam keyakinan memerlukan karakter religius seperti solidaritas,toleransi, dan kepedulian sosial dan nilai sosial lain yang harmoni. Salah satu upaya untuk membentuk masyarakat yang toleran adalah melalui pendidikan. Penguatan Pendidikan Karakter bagi peserta didik diperlukan untuk mentransformasikan nilai religius yang membuat harmoni dalam kehidupan sosial. Penelitian ini mempunyai tujuan: 1) Mengidentifikasi implementasi karakter utama religius dalam Penguatan Pendidikan Karakter di tingkat satuan pendidikan. 2) Melakukan analisis implementasi karakter utama religius dalam Penguatan Pendidikan Karakter di satuan pendidikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penguatan Pendidikan Karakter religius di satuan pendidikan diimplementasikan melalui tiga bentuk: Pertama, melalui praktik keagamaan yang cenderung dominan seperti pelaksanaan ritual-ritual. Kedua, melalui kegiatan sosial keagamaan untuk menanamkan sikap toleransi, kepedulian sosial dan solidaritas. Ketiga, melalui literasi yang cenderung menekankan bacaan-bacaan hukum agama dari pada bacaan yang menimbulkan spirit agama dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Page 1 of 1 | Total Record : 8