Articles
471 Documents
Penatalaksanaan gigi anterior yang mengalami perubahan warna dan kelainan posisi
Syamsiah Syam;
Aries Chandra Trilaksana
Makassar Dental Journal Vol. 1 No. 4 (2012): Vol 1 No 4, Agustus 2012
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (331.815 KB)
|
DOI: 10.35856/mdj.v1i4.67
Estetik memiliki peranan penting dalam kehidupan sosial seseorang, terutama estetik pada gigi anterior. Kelainan estetik pada gigi anterior seperti perubahan warna, kelainan posisi, kerusakan mahkota akibat karies atau fraktur mahkota, akan mempengaruhi penampilan terutama saat tersenyum. Etiologi perubahan warna pada gigi meliputi perubahan warna alami dan perubahan warna iatrogenik yang timbul akibat prosedur perawatan gigi. Kelainan posisi pada gigi dapat terjadi oleh berbagai faktor dan dapat menimbulkan berbagai dampak yang buruk termasuk masalah estetik. Saat ini, berbagai jenis perawatan telah tersedia untuk tujuan estetik seperti bleaching, veneer, mahkota, serta perawatan orthodontik. Namun untuk merawat gigi anterior yang mengalami perub ahan warna dan kelainan posisi, cukup dilakukan perawatan berupa bleaching dan pembuatan direct veneer composite yang diaplikasikan secara langsung ke permukaan gigi. Kedua perawatan tersebut dapat menghasilkan estetik yang memuaskan, waktu kunjungan lebih singkat dan tidak membutuhkan biaya yang besar.
Keakuratan pencitraan radiograf CT-Scan sebagai pengukur ketebalan tulang pada pemasangan implan gigi
Barunawaty Yunus;
Syamsiar Toppo;
Muliaty Yunus
Makassar Dental Journal Vol. 1 No. 4 (2012): Vol 1 No 4, Agustus 2012
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (51.612 KB)
|
DOI: 10.35856/mdj.v1i4.68
Salah satu faktor penting yang berperan dalam keberhasilan perawatan implan gigi adalah keakura tan evaluasi kualitas dan kuantitas tulang rahang. Parameter kualitas dan kuantitas tulang rahang yang akan menerima implan tersebut berupa informasi diagnostik gambaran tulang da lam tiga dimensi objek yaitu lebar, tinggi dan tebal tulang rahang. Untuk memperoleh informasi tersebut diperlukan teknologi digital seperti CT-Scan untuk mendapatkan parameter tulang rahang yang relatif lebih akurat. Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengukuran CT-Scan pada tulang rahang sebagai faktor koreksi terhadap radiografi gigi konvensional untuk pemasangan implan gigi. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik. Bahan yang digunakan adalah tulang rahang pada pasien yang memiliki kehilangan satu gigi bagian posterior rahang atas atau rahang bawah sebanyak 60 sampel, setiap sampel mendapatkan pemeriksaan CT-Scan dan radiografi gigi konvensional untuk mendapatkan ukuran tebal, lebar dan panjang tulang rahang untuk pemasangan implan gigi. Hasil penelitian dengan uji-t didapatkan tidak adanya perbedaan pengukuran yang bermakna (p>0 ,05), ukuran tebal tulang rahang pada CT-Scan dibandingkan dengan oklusal adalah 0,175 mm, lebar 0,717 mm dan panjang 0,697 mm. CT-Scan merupakan alat yang dapat menilai pengukuran tulang rahang yang lebih akurat dibandingkan dengan radiografi gigi konvensional untuk pemasangan implan gigi. Nilai yang akurat yang didapatkan dari pengukuran CT-Scan dapat dipakai sebagai nilai koreksi untuk radiografi gigi konvensional untuk pemasangan implan gigi.
Penutupan diastema untuk kepentingan estetik dengan veneer porselen
Wahdaniah Masdy;
Juni Jekti Nugroho
Makassar Dental Journal Vol. 1 No. 4 (2012): Vol 1 No 4, Agustus 2012
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (162.012 KB)
|
DOI: 10.35856/mdj.v1i4.69
Dari sudut pandang kosmetik, penampilan gigi seseorang memiliki nilai yang sangat penting pada masyarakat saat ini. Beberapa pilihan tersedia untuk perawatan gigi yang bermasalah pada daerah yang memiliki kepekaan estetika tinggi. Praktisi sering menggunakan restorasi komposit pada gigi distema dan mampu bertahan selama beberapa tahun. Namun, restorasi komposit mempunyai keterbatasan (seperti terjadi perubahan warna dan chipping). Saat ini popularitas veneer porselen terus meningkat di kalangan praktisi gigi untuk restorasi konservatif estetik gigi anterior. Penggunaan veneer porselen untuk memecahkan masalah estetika dan atau fungsional telah terbukti menjadi pilihan yang tepat terutama diastema pada daerah anterior dengan diskolorisasi dan chipping. Perawatan gigi diastema dengan menggunakan veneer porselen pada anterior rahang atas untuk penutupan diastema memberikan hasil restorasi estetik yang memuaskan. Tujuan penulisan ini adalah untuk memberikan alternatif perawatan untuk kasus gigi diastema dengan kualitas estetik yang baik dan mampu bertahan dalam jangka waktu yang lama.
Uji daya hambat obat kumur terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans
Nurlindah Hamrun;
Mukhtar Nur Anam
Makassar Dental Journal Vol. 1 No. 5 (2012): Vol 1 No 5, Oktober 2012
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (241.948 KB)
|
DOI: 10.35856/mdj.v1i5.70
Obat kumur telah dipakai secara luas pada masyarakat. Fungsi utama dari obat kumur adalah membersihkan rongga mulut, mengurangi napas tidak sedap, mempunyai berbagai macam rasa dan membuat mulut terasa segar. Penelitian ini bertujuan mengetahui daya hambat anti bakteri beberapa jenis obat kumur terhadap Streptococcus mutans. Jenis penelitian ini adalah eksperimen laboratoris rancangan quasi experimental. Sampel adalah obat kumur dengan kandungan iodine povidin, hexatidine, alcohol, benzydamin HCl dan aquadest sebagai kontrol. Isolat S.mutans segar adalah bakteri S.mutans yang telah diremajakan. Kemampuan daya hambat sampel obat kumur dapat terlihat dengan adanya zona inhibisi berupa daerah jernih (zona bening) yang terbentuk setelah masa inkubasi selama 24 jam di dalam inkubator dengan suhu 37 o C. Zona bening diukur dengan menggunakan kaliper secara vertikal, horisontal dan diagonal kemudian dirata-ratakan. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan daya hambat terhadap pertumbuhan S.mutans yang terbesar adalah obat kumur yang mengandung hexatidine dan benzydamin HCL.
Class IV direct composite restoration: a case report
Michael Andreas Leman
Makassar Dental Journal Vol. 1 No. 5 (2012): Vol 1 No 5, Oktober 2012
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (376.925 KB)
|
DOI: 10.35856/mdj.v1i5.71
Selama beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi bahan resin komposit telah menjadikan prosedur penambalan gigi secara langsung dengan menggunakan bahan resin komposit menjadi salah satu perawatan alternatif yang lebih menjanjikan. Salah satu tantangan terbesar dalam kedokteran gigi estetik adalah membuat keserasian warna antara bahan tambalan dan struktur gigi alami. Pada gigi alami, struktur gigi yang berbeda dapat memantulkan, merefraksi dan menyerap pancaran sinar melalui strukrur yang berbeda (misalnya enamel rods, tubulus dentinalis, dentinoenamel junction). Resin komposit memperlihatkan hasil yang memuaskan dalam sisi estetik berdasarkan kemampuan bahan untuk memantulkan, merefraksi dan menyerap cahaya sehingga terlihat menyerupai gigi alami. Penambalan langsung dengan resin komposit yang dikombinasikan dengan ketrampilan dokter gigi dalam menghentikan perkembangan karies gigi dan mempertahankan vitalitas gigi, maka hasil perawatan estetik yang didapatkan akan jauh lebih memuaskan.
Penanganan definitif fraktur komplek zigoma bilateral disertai fraktur basis kranii fossa anterior (Laporan Kasus)
Abul Fauzi;
Abel Tasman;
Arifin MZ
Makassar Dental Journal Vol. 1 No. 5 (2012): Vol 1 No 5, Oktober 2012
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (426.707 KB)
|
DOI: 10.35856/mdj.v1i5.72
Fraktur fasial merupakan cedera yang sering diikuti dengan fraktur basis kranii. Fraktur fasial sangat bervariasi keparahannya, ada yang melibatkan satu tulang atau beberapa tulang yang kompleks, tergantung derajat kekuatan impak yang mengenai daerah wajah. Laporan kasus ini menjelaskan tentang penanganan fraktur fasial yang disertai fraktur basis kranii. Seorang laki-laki berusia 40 tahun dirujuk ke Bagian Bedah Saraf dan Bagian Bedah Mulut dan Maksilofasial RS Hasan Sadikin Bandung dengan keluhan perdarahan dari hidung disertai fraktur rahang atas. Selama perawatan di rumah sakit dilakukan observasi ketat terhadap cedera kepala dan dilakukan perawatan definitif secara elektif dengan open reduction intermaxillary fixation (ORIF).
Rekonstruksi electrical burn injury pada labialis inferior dengan flap karapadzic: Laporan kasus
Mohammad Gazali
Makassar Dental Journal Vol. 1 No. 5 (2012): Vol 1 No 5, Oktober 2012
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (287.912 KB)
|
DOI: 10.35856/mdj.v1i5.73
Defek pada bibir dapat diklasifikasikan dalam kategori kecil, sedang dan besar. Defek kecil dapat di tutup secara langsung tanpa membutuhkan flap, sedang defek yang besar membutuhkan penutupan/rekonstruksi dengan menggunakan flap lokal. Kasus luka bakar relatif jarang mengenai rongga mulut termasuk bibir, namun pada kasus ini dilaporkan seorang pria berusia 55 tahun yang dirujuk dengan keluhan luka bakar karena sengatan listrik pada bagian otot bibir bawah. Dilakukan repair dan rekonstruksi defek dengan menggunakan Flap Karapadzic dan memberikan hasil yang cukup memuaskan paska kontrol 6 bulan.
Diagnosis gangguan temporomandibular pada anak
Lusy Damayanti;
Jakobus Runkat
Makassar Dental Journal Vol. 1 No. 5 (2012): Vol 1 No 5, Oktober 2012
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (229.408 KB)
|
DOI: 10.35856/mdj.v1i5.74
Tindakan paling penting yang dapat dilakukan terhadap pasien adalah menegakkan diagnosis yang tepat. Hal tersebut merupakan dasar untuk keberhasilan. Untuk menangani gangguan temporomandibular pada anak secara efektif, klinisi harus memahami berbagai jenis manifestasi klinis dan penyebabnya. Para klinisi harus ingat bahwa untuk setiap diagnosis, terdapat perawatan yang sesuai. Tidak ada suatu perawatan tunggal yang sesuai untuk seluruh kelainan temporomandibula. Oleh karena itu, menegakkan diagnosis yang tepat merupakan bagian yang paling penting dalam penanganan masalah ini. Dalam banyak kasus, keberhasilan perawatan tidak bergantung pada seberapa baik perawatan dilakukan tetapi pada seberapa sesuai perawatan yang dilakukan terhadap kelainan tersebut. Dengan kata lain, diagnosis yang sesuai merupakan kunci keberhasilan perawatan. Pada tulisan ini dibahas mengenai pedoman cara mendiagnosis gangguan dan nyeri temporomandibular serta penatalaksanaannya. Beberapa hal yang harus dipenuhi, antara lain anamnesis, pemeriksaan intra oral dan ekstra oral, serta pemeriksaan foto ronsen untuk membantu menegakkan diagnosis. Diharapkan para klinisi dapat memahami dan mengaplikasikannya dalam praktek sehari-hari.
Desain preparasi gigi penyangga untuk pembuatan restorasi indirect fiber reinforced composite
Peter Rovani;
Elizabeth Mailoa
Makassar Dental Journal Vol. 1 No. 5 (2012): Vol 1 No 5, Oktober 2012
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (300.949 KB)
|
DOI: 10.35856/mdj.v1i5.75
Dalam dunia kedokteran gigi, gigitiruan dengan bahan fiber reinforced composite (FRC) dianggap sebagai alternatif yang bermanfaat, selain sebagai restorasi metal keramik. Metode ini memungkinkan pendekatan konservatif untuk menggantikan gigi yang hilang untuk mengatasi beberapa kelemahan gigitiruan yang konvensional. Estetik yang potensional, keausan yang rendah dari gigi antagonis dan kemampuan mengikat abutment, dengan demikian kompensasi terhadap bentuk retensi dan resisten dari preparasi gigi penyangga merupakan keuntungan FRC. Restorasi ini terdiri dari dua jenis bahn komposit, yaitu fiber composites untuk membangun substruktur dan partikel komposit hibrida atau mikrofil untuk menghasil permukaan lapisan eksternal. Salah satu kegagalan restorasi indirect composite adalah patah atau pecahnya restorasi. Kegagalan ini dapat disebabkan oleh desain preparasi gigi penyangga yang tidak adekuat, sehingga terjadi konsentrasi tekanan pada restorasi FRC. Pada artikel ini akan dibahas tentang desain preparasi yang baik dalam pembuatan restorasi indirect composite.
Pemilihan bahan restorasi estetis berdasarkan translusensi dan opasitas dari resin komposit
Emy Ardana;
Aries Chandra Trilaksana
Makassar Dental Journal Vol. 1 No. 5 (2012): Vol 1 No 5, Oktober 2012
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (249.211 KB)
|
DOI: 10.35856/mdj.v1i5.76
Pemilihan bahan restorasi komposit resin yang disesuaikan dengan warna dari bahan restorasi dapat dipilih berdasarkan sifat pencahayaan yang dapat menyerupai sifat struktur gigi alami. Kegagalan seringkali terjadi dari analisis yang kurang tepat pada sifat pencahayaan menyebabkan pemilihan warna pada restorasi komposit tidak sesuai dengan struktur gigi alami sehingga tidak selalu memberikan hasil estetika yang memuaskan. Artikel ini memberikan gambaran bagaimana menerapkan teknik yang tepat sehingga memungkinkan bahan restorasi dapat digunakan secara maksimal sehingga dapat menyerupai struktur gigi alami.