cover
Contact Name
Hamid Mukhlis
Contact Email
me@hamidmukhlis.id
Phone
+6281325790254
Journal Mail Official
me@hamidmukhlis.id
Editorial Address
Jalan A. Yani 1A Tambahrejo Gadingrejo Kab. Pringsewu Kode Pos: 35372, Phone: 0729 7081587
Location
Kab. pringsewu,
Lampung
INDONESIA
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan
ISSN : 25024825     EISSN : 25029495     DOI : 10.30604/jika
Core Subject : Health,
Jurnal Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan (JIKA), with registered number ISSN 2502-4825 (Print) and ISSN 2502-9495 (Online), is an international peer-reviewed journal published two times a year (June and December) by Universitas Aisyah Pringsewu (UAP) Lampung. JIKA is intended to be the journal for publishing articles reporting the results of research on Health Science field especially Nursing and Midwifery, as well as with their development through interdisciplinary and multidisciplinary approach. The submission process of the manuscript is open throughout the year. All submitted manuscripts will go through the blind peer review and editorial review before being granted with acceptance for publication.
Articles 47 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 2: June 2022" : 47 Documents clear
Family Characteristics of Stunting in Lebong Regency Wismalinda Rita; Bintang Agustina Pratiwi; Betri Anita; Nur Hidayah; Fiana Podesta; Sandy Ardiansyah; Aning Tri Subeqi; Sri Lilestina Nasution; Frensi Riastuti
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 7, No 2: June 2022
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (621.305 KB) | DOI: 10.30604/jika.v7i2.907

Abstract

Lebong is the district with the third-highest stunting rate in Bengkulu Province. Family characteristics, especially the mother, can affect the incidence of stunting in children. This study aims to determine the relationship between family characteristics and the incidence of stunting in the Lebong Regency, Bengkulu Province. The study used a case-control approach with a population of all children under five in the Lebong Regency. Sampling using purposive sampling technique obtained as many as 116 people (58 cases and 58 controls). Data were collected using a questionnaire that had passed the validity and reliability test stages. Furthermore, the collected data were analyzed by univariate, bivariate and multivariate (multiple linear regression analysis). Family characteristics, most of the mothers married at the age of 21 years (58.6%), pregnant at the age of 21-35 years (72.4%), Parity (82.8%), Types of Contraceptives IUDs and Injections (90.5% ) Mother's education graduated from high school (51.70%), education graduated from high school (51.70%). The employment of housewives (60.30%) and the number of family members is 2-4 people (81.90%). There is a relationship between maternal age at marriage, gestational age and maternal education with the incidence of stunting in the Lebong Regency. Mother's education is the most dominant factor associated with the incidence of stunting. Stunting prevention can be done by increasing maternal education or providing education to mothers with low education.  Abstrak: Lebong merupakan kabupaten dengan angka stunting tertinggi ketiga di Provinsi Bengkulu. Karakteristik keluarga terutama ibu dapat berpengaruh terhadap kejadian stunting pada anak. Untuk mengetahui hubungan karakteristik keluarga dengan kejadian stunting di Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu. Penelitian menggunakan pendekatan kasus control dengan populasi seluruh balita di Kabupaten Lebong. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, diperoleh sebanyak 116 orang (58 kasus dan 58 kontrol). Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang sudah melewati tahap uji validitas dan reliabilitas. Selanjutnya data yang terkumpul dianalisis univariat, bivariat dan multivariat (analisis regresi linier berganda). Karakteristik keluarga sebagian besar ibu menikah pada usia ? 21 tahun (58,6%), hamil pada usia 21-35 tahun (72,4%), Paritas (82,8%), Jenis Kontrasepsi IUD dan Suntik (90,5%) Pendidikan Ibu tamat SMA (51,70%),  Pekerjaan Ibu Rumah Tangga (60,30%) dan Jumlah anggota keluarga 2-4 orang (81,90%). Terdapat hubungan antara usia ibu menikah, usia hamil dan Pendidikan ibu dengan kejadian stunting di Kabupaten Lebong. Pendidikan ibu merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan kejadian stunting. Pencegahan stunting bisa dilakukan dengan meningkatkan Pendidikan ibu atau memberikan edukasi pada ibu yang berpendidikan rendah.
Factor Contributing Length of Stay of COVID-19 Patients in Hospitals: Scoping Review Nana Septiana Widayati; Titin Andri Wihastuti; Laily Yuliatun; K Kumboyono
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 7, No 2: June 2022
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (678.337 KB) | DOI: 10.30604/jika.v7i2.1160

Abstract

The very high transmission of COVID-19 has had a massive impact on the current health system, one of which is in hospitals. Understanding the length of stay for COVID-19 patients is needed in a pandemic because the demand for patient care in hospitals is increasing. This paper aims to understand the factors that can affect the length of stay of COVID-19 patients in the hospital. Searches were done on online databases at ScienceDirect, EBSCO, and Google Scholar. A systematic review was carried out on journals published in the last three years, namely 2019-2022, and in English, and met the inclusion and exclusion criteria that had been set. The search results found 12 articles that met the criteria and discussed various factors influencing the severity and length of hospital stay. Several factors identified as having an effect were comorbid, gender, smoking, gender, type of virus, severity, age, and laboratory finding. Hospital preparedness is needed to deal with fluctuations in COVID-19 patients and the number of requests for treatment facilities during the pandemic. Abstrak: Penularan COVID-19 yang sangat cepat menimbulkan dampak yang besar pada sistem kesehatan saat ini salah satunya di rumah sakit. Pemahaman mengenai lama perawatan di rumah sakit (length of stay) pada pasien COVID-19 sangat diperlukan dalam kondisi pandemi dikarenakan permintaan perawatan pasien di rumah sakit meningkat. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memahami faktor-faktor yang dapat berpengaruh pada lama rawat inap pasien COVID-19 di rumah sakit. Pencarian dilakukan pada database online di ScienceDirect, EBSCO dan Google Schoolar. Tinjauan sistematis dilakukan pada jurnal yang terbit pada 3 tahun terakhir yaitu tahun 2019-2022 dan berbahasa inggris serta memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan. Hasil pencarian didapatkan 12 artikel yang memenuhi kriteria dan membahas berbagai faktor yang berpengaruh pada keparahan dan lama perawatan pasien di rumah sakit. Beberapa faktor yang diidentifikasi dapat berpengaruh adalah komorbid, jenis kelamin, merokok, jenis kelamin, jenis virus, tingkat keparahan, usia, dan hasil laboratorium. Diperlukan kesiapsiagaan rumah sakit dalam menghadapi fluktuasi pasien COVID-19 dan jumlah permintaan tempat perawatan selama pandemi berlangsung.
The Relationship of Self-Acceptance with Dieting Behavior in Women Nagoklan Simbolon; Pomarida Simbolon
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 7, No 2: June 2022
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (640.422 KB) | DOI: 10.30604/jika.v7i2.915

Abstract

Women who have self-acceptance will encourage individuals to accept their body size, reduce weight by dieting and care about physical health, where diet is a person's conscious effort to limit and control the food to be eaten to reduce and maintain weight. The purpose of this study was to determine the relationship between self-acceptance and dietary behavior in women at the Nadin gym in 2021. This research method used an analytical survey research design using a cross-sectional approach. The sample in this study was 40 respondents with the sampling technique being total sampling. The instrument used was a questionnaire and the data were analyzed by a chi-square test. The results of this study obtained self-acceptance in the low category 21 people (52.5%), dietary behavior in the poor category 25 people (62.5%) with the results of the Chi-square statistical test obtained a p-value of 0.001 (p less than 0.05) indicating that there is a relationship between self-acceptance and dietary behavior in women at Nadin Gym in 2021. It is hoped that Nadin Gym women will continue to pay attention to diet so that they can implement appropriate dietary behavior. good for maintaining health. Abstrak: Wanita yang memiliki penerimaan diri akan mendorong individu untuk menerima ukuran tubuhnya, mengurangi berat badan dengan melakukan perilaku diet serta peduli tentang kesehatan fisik, dimana diet merupakan usaha sadar seseorang dalam membatasi dan mengontrol makanan yang akan dimakan dengan tujuan untuk mengurangi dan mempertahankan berat badan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan penerimaan diri dengan perilaku diet pada wanita di nadin gym tahun 2021. Metode penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survey analitik dengan menggunakan pendekatan cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini 40 responden dengan teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dan data dianalisis dengan uji chi-square. Hasil dari penelitian ini diperoleh body dissatisfaction pada kategori rendah 21 orang (52.5%), perilaku diet pada kategori tidak baik 25 orang (62,5%) dengan hasil uji statistik chi-square diperoleh nilaip-value 0.001 (p kurang dari 0.05) menunjukkan bahwa adanya hubungan penerimaan diri dengan perilaku diet pada wanita di Nadin Gym tahun 2021. Diharapkan kepada wanita Nadin Gym tetap memperhatikan diet, sehingga dapat menerapkan perilaku diet yang baik untuk tetap menjaga kesehatan.
Telehealth to Improve Physical Activity in Adults with Diabetes Mellitus: A Narrative Review Triana Karnadipa; Ari Nurfikri; Safrin Arifin
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 7, No 2: June 2022
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (721.604 KB) | DOI: 10.30604/jika.v7i2.1030

Abstract

Physical activity has been evaluated to decrease mortality rates in people with diabetes mellitus. After the COVID-19 pandemic, healthcare delivery was leaned towards telemedicine or telehealth to conduct social distancing. The primary aim of this review is to evaluate formats and strategies used in telemedicine to improve physical activity in adults with diabetes mellitus. ProQuest, Medline, and CINAHL were searched for studies involving adults with diabetes mellitus (more than 18 years old); telemedicine; and physical activity outcomes. The quality of the studies was appraised using the JBI Critical Appraisal Checklists for risk of bias, study design, and quality of evidence. Data syntheses were conducted following a simplified approach by Popay et al. Themes were developed based on the findings. Five randomized controlled trials met the inclusion criteria. The risk of bias was determined low in most of the studies. Text messages were the most common method. Pedometer, accelerometer, and International Physical Activity Questionnaires were commonly used to quantify the level of physical activity. Frequent reminders using text messages to the participants were the common strategy to ensure their adherence. The telehealth intervention has not yet shown significant positive effects on physical activity in people with diabetes mellitus. Further studies conducting synchronous and hybrid telehealth to improve physical activity in adults with diabetes mellitus were needed. Abstrak: Aktivitas fisik telah dievaluasi untuk menurunkan angka kematian pada penderita diabetes mellitus. Setelah pandemi COVID-19, pemberian layanan kesehatan condong ke telemedicine atau telehealth untuk melakukan social distancing. Tujuan utama dari tinjauan ini adalah untuk mengevaluasi format dan strategi yang digunakan dalam telemedicine untuk meningkatkan aktivitas fisik pada orang dewasa dengan diabetes mellitus. ProQuest, Medline, dan CINAHL dicari untuk penelitian yang melibatkan orang dewasa dengan diabetes mellitus (lebih dari 18 tahun); telemedis; dan hasil aktivitas fisik. Kualitas studi dinilai menggunakan JBI Critical Appraisal Checklists untukrisiko bias, desain studi, dan kualitas bukti. Sintesis data dilakukan mengikuti pendekatan yang disederhanakan oleh Popay et al. Tema dikembangkan berdasarkan temuan. Lima uji coba terkontrol secara acak memenuhi criteria inklusi. Risiko bias ditentukan rendah di sebagian besar penelitian. Pesan teks adalah metode yang paling umum. Pedometer, akselerometer, dan Kuesioner Aktivitas Fisik Internasional biasanya digunakan untuk mengukur tingkat aktivitas fisik. Pengingat yang sering menggunakan pesan teks kepada para peserta adalah strategi umum untuk memastikan kepatuhan mereka. Intervensi telehealth belum menunjukkan efek positif yang signifikan terhadap aktivitas fisik pada penderita diabetes mellitus. Diperlukan penelitian lebih lanjut yang melakukan telehealth sinkron dan hibrida untuk meningkatkan aktivitas fisik pada orang dewasa dengan diabetes mellitus.
Organizational Climate and Work Environment with Prevention from Infection Teorida Laia; Bustami Syam; Dewi Elizadiani Suza; Diah Arruum
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 7, No 2: June 2022
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (594.129 KB) | DOI: 10.30604/jika.v7i2.1040

Abstract

Prevention of infection is an action taken to reduce the incidence of infection in hospitals. Management of infection is assessed based on organizational climate and the nurse's work environment that shapes nurse behavior in preventing infection in the hospital. The study aimed to analyze the relationship between organizational climate and nurses' work environment in the prevention of infection in hospital Universitas Sumatera Utara. The study was a descriptive correlative. Data were collected using a questionnaire and analyzed using multiple linear regression. The sample was 135 nurses. The results show that the factor most associated with the prevention of infection is work environment (p=0,01; OR=2,76; 95%CI= 1,22-6,27) and organizational climate (p=0,02; OR=2,65; 95%CI=1,13-6,21). The work environment had the most dominant relationship with the prevention of infection in Hospital Universitas Sumatera Utara. It is expected that in the future hospital to improve the organizational climate by increasing the awarding and appreciation of nurses' work and creating a better and more conducive work environment, especially in the psychological environment of nurses, so that nurses remain motivated to work especially in preventing infections in hospitals. Abstrak: Pencegahan infeksi adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi kejadian infeksi di rumah sakit. Penata laksanaan infeksi dinilai berdasarkan iklim organisasi dan lingkungan kerja perawat yang membentuk perilaku perawat dalam pencegahan infeksi di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan iklim organisasi dan lingkungan kerja perawat dengan pencegahan infeksi di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan regresi linier berganda. Sampel penelitian adalah 135 perawat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang paling berhubungan dengan pencegahan infeksi adalah lingkungan kerja (p=0,01; OR=2,76; 95%CI= 1,22-6,27) daniklimorganisasi (p=0,02). ; OR=2,65; 95%CI=1,13-6,21). Lingkungan kerja memiliki hubungan paling dominan dengan pencegahan infeksi di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara. Diharapkan kedepannya rumah sakit dapat meningkatkan iklim organisasi dengan meningkatkan penghargaan dan apresias iterhadap kerja perawat serta menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik dan kondusif khususnya di lingkungan psikologi perawat, sehingga perawat tetap termotivasi untuk bekerja khususnya dalam pencegahan infeksi di RS. Rumah sakit.
Lepers Living Experiences Yanli Everson Tuwohingide; Kumboyono Kumboyono; Yulian Wiji Utami
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 7, No 2: June 2022
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (620.722 KB) | DOI: 10.30604/jika.v7i2.928

Abstract

Leprosy is an infectious disease that causes problems from a medical perspective to social, economic, cultural, security and health problems. Leprosy is generally found in developing countries as a result of the country's limited ability to provide adequate services in the health sector. This study aims to explore the life experiences of leprosy sufferers on the island of Mahangetang by using a phenomenological approach. The data was collected using the purposive sampling technique, through field observations and in-depth interviews with 7 participants. Data analysis was carried out using thematic analysis methods. The results of the study found eight themes, namely, activities carried out by people with leprosy, economic conditions that occurred while suffering from leprosy, psychological burden while suffering from leprosy, behavior seeking treatment, the meaning of leprosy, social support and illness experienced as destiny that must be accepted. The conclusion of this study based on the results of interview analysis found 8 themes, 20 sub-themes and 41 categories. Although suffering from leprosy, all activities are still carried out, both work and religious activities, even though the psychological burden is directly experienced by leprosy sufferers, but with social support, it can strengthen the psychology of leprosy patients so that they remain patient in undergoing treatment. Abstrak: Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit menular yang menimbulkan masalah dari segi medis sampai masalah sosial, ekonomi, budaya dan keamanan. Penyakit kusta pada umumnya terdapat di negara yang sedang berkembang sebagai akibat keterbatasan kemampuan negara tesebut dalam memberikan pelayanan yang memadai dalam bidang kesehatan. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasikan pengalaman hidup penderita kusta di pulau Mahangetang dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik Purposive Sampling, melalui observasi lapangan dan proses wawancara mendalam kepada 7 partisipan. Analisis data dilakukan menggunakan metode analisis tematik. Hasil penelitian menemukan delapan tema yaitu, kegiatan yang dilakukan penderita kusta, Kondisi ekonomi yang terjadi selama menderita kusta, Beban psikologi selama menderita kusta, perilaku mencari pengobatan, Makna penyakit kusta, Dukungan sosial dan Penyakit yang dialami sebagai takdir yang harus diterima. Kesimpulan dari penelitian ini berdasarkan hasil analisis wawancara menemukan 8 tema, 20 sub tema dan 41 ktaegori. Walaupun menderita kusta semua aktivitas tetap dijalani baik itu pekerjaan maupun kegiatan keagamaan, meskipun beban psikologi secara langsung dialami oleh penderita kusta, namun dengan adanya dukungan sosial dapat menguatkan psikologi penderita kusta sehingga tetap sabar dalam menjalani pengobatan.
Burnout Perawat Rumah Sakit di Masa Pendemi Covid 19 Ditinjau dari Beban Kerja dan Dukungan Keluarga Rika Damayanti; Rahmad Purnama; Nur Izam Zamzami; Hamid Mukhlis
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 7, No 2: June 2022
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2900.804 KB) | DOI: 10.30604/jika.v7i2.1169

Abstract

Burnout is a condition in which individuals experience physical, mental and emotional exhaustion caused by long-term stress and situations that require the individual to experience a high level of emotional attachment. This study aims to determine the relationship between family support and workload with a burnout in Abdul Moeloek General Hospital nurses. The hypothesis proposed is that there is a positive relationship between family support and workload with a burnout in Abdul Moeloek General Hospital nurses. The subject of this research is Abdul Moeloek General Hospital nurses. The sample in this study was 66 people. The sampling technique used was purposive random sampling. The research data were collected using the Burnout Scale. Family Support Scale. Workload Scale. The Burnout scale consists of 16 valid items with a reliability coefficient of 0.757. The Family Support Scale consists of 21 valid items with a reliability coefficient of 0.885. The Workload Scale consists of 25 valid items with a reliability coefficient of 0.880. Data analysis using multiple regression analysis techniques. The results of the first study were Rx1.2y = 0.669, F = 5.539 and p = 0.000 (p less than 0.01). This means that there is a positive relationship between family support and workload with a burnout in Abdul Moeloek General Hospital nurses. Family support and workload provide an effective contribution of 44.8%. The second result with rx1-y=-0,531 and R2=0,282 and p=0,000 (p less than 0,01). Which shows a significant negative relationship between family support and burnout of nurses in Abdul Moeloek General Hospital. The third result is rx2-y=0,574 and R2=0,323 and p=0,000 (p less than 0,01). Which shows a significant positive relationship between workload and burnout of nurses in Abdul Moeloek General Hospital. Abstrak: Burnout merupakan suatu kondisi dimana individu mengalami kelelahan fisik, mental dan emosional yang disebabkan oleh stres dalam jangka waktu yang lama serta situasi yang menuntut individu tersebut put mengalami adanya keterikatan emosional yang cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dan beban kerja dengan burnout pada perawat Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan yang positif antara dukungan keluarga dan beban kerja dengan burnout pada perawat Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek Subjek Penelitian ini adalah perawat Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek. Sampel dalam penelitian ini adalah 66 orang. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive random sampling. Data penelitian dikumpulkan dengan Skala Burnout. Skala Dukungan Keluarga. Skala Beban Kerja. Skala Burnout terdiri dari 16 aitem valid dengan koefisien reliabilitas 0,757. Skala Dukungan Keluarga terdiri dari 21 aitem valid dengan koefisien reliabilitas 0,885. Skala Beban Kerja terdiri dari 25 aitem valid dengan koefisien reliabilitas 0,880. Analisis Data menggunakan teknik analisis regresi berganda. diperoleh hasil penelitian pertama Rx1.2y = 0,669 nilai F=5,539 dan p=0,000 (p kurang dari 0,01). Hal ini berarti ada hubungan yang positif antara dukungan keluarga dan beban kerja dengan burnout pada perawat Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek. Dukungan keluarga dan beban kerja memberikan sumbangan efektif sebesar 44,8%. Hasil kedua dengan rx1-y=-0,531 dan R2=0,282 dan p=0,000 (p kurang dari 0,01). Yang menunjukkan hubungan negatif signifikan antara dukungan keluarga dengan burnout pada perawat Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek. Hasil ketiga dengan rx2-y=0,574 dan R2=0,323 dan p=0,000 (p kurang dari 0,01). Yang menunjukkan hubungan positif signifikan antara beban kerja dengan burnout pada perawat Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek. 
Quality of Life Determinant Factors in Tuberculosis Patients in Indonesia: Literature Review Liena Sofiana; Sri Achadi Nugraheni
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 7, No 2: June 2022
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (704.426 KB) | DOI: 10.30604/jika.v7i2.899

Abstract

Tuberculosis patients undergo treatment and care for a long time which will have an impact on their well-being. Good patient welfare will have an impact on the patient's quality of life in their daily lives. The quality of life possessed by tuberculosis patients is important because it can affect the success of treatment. The purpose of this study was to analyze the factors that influence the quality of life of tuberculosis patients in Indonesia. The research design used is a literature review using keywords based on PICo using a database of research articles, namely ScienceDirect, ProQuest, PubMed, Google Scholar and Garuda from 2016-2021. There were 13,782 articles with 18 relevant articles for review and analysis. The low quality of life of tuberculosis patients is influenced by factors of age, education, stress, depression, stigma, medication adherence and social support.  Abstrak: Pasien tuberkulosis menjalani pengobatan dan perawatan yang cukup lama yang akan berdampak pada kesejahteraan yang dialaminya. Kesejahteraan pasien yang baik akan berdampak pada kualitas hidup pasien dalam kesehariannya. Kualitas hidup yang dimiliki oleh pasien tuberkulosis merupakan hal yang penting, karena dapat mempengaruhi kesuksesan pengobatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien tuberkulosis di indonesia. Desain penelitian yang digunakan merupakan literature review dengan menggunakan kata kunci berdasarkan PICo dengan menggunakan data base artikel penelitian yaitu ScienceDirect, ProQuest, PubMed, Google Scholar dan Garuda dari tahun 2016-2021. Didapatkan 13.782 artikel dengan 18 artikel yang relevan untuk dikaji dan dianalisis. Rendahnya kualitas hidup yang dimiliki oleh pasien tuberkulosis dipengaruhi oleh faktor usia, pendidikan, stres, depresi, stigma, kepatuhan pengobatan dan dukungan sosial.
The Relationship of Vitamin C Intake and Nutritional Status with Stress Levels in T2DM Patients during the COVID Pandemic Qothrunnadaa Fajr Rooiqoh; Didik Gunawan Tamtomo; Risya Cilmiaty
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 7, No 2: June 2022
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (625.192 KB) | DOI: 10.30604/jika.v7i2.976

Abstract

Diabetes mellitus develops when the insulin hormone's secretion or work activity is reduced, resulting in an increase in blood glucose levels. Diabetes mellitus is one of the comorbid disease associated with COVID-19. Coronavirus Disease-19 is causing concern among DM patients since it has the potential to harm their psychological health. People with diabetes may suffer stress, which might affect their glucose management. Increased glucose levels alter food intake, resulting in weight loss. During the COVID-19 pandemic, the study to know the relationship between vitamin C intake and nutritional status with stress levels in T2DM patients. With a total of 105 respondents, the study was done cross-sectional in three health centres: Bantul 1 Health Center, Bambanglipuro Health Center, and Pajangan Health Center. Respondents involved were T2DM patients who were members of the Chronic Disease Management Program. BMI was used to measure nutritional status, while the Semi-Quantitative-Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ) and the Perceived Stress Scale (PSS-10) were used to determine vitamin C intake and stress levels. The Chi-Square test was used to analyze data in SPSS. This study's nutritional status (p: 0.183) and vitamin C intake (p: 0.055) have a Chi-Square value, indicating that p more 0,05. The conclusion there was no relationship between nutritional status and vitamin C intake and stress levels in T2DM patients.  Abstrak: Diabetes melitus terjadi apabila ada kenaikan kadar glukosa darah yang diakibatkan dari penurunan sekresi atau aktivitas kerja hormon insulin. Salah satu penyakit yang komorbid terhadap COVID-19 yaitu diabetes melitus. Penderita DM memiliki kekhawatiran terhadap COVID-19 karena akan dapat berakibat pada kesehatan psikososial. Stres yang dialami oleh penyandang DM dapat berdampak pada gangguan pengontrolan glukosa. Adanya peningkatan kadar glukosa akan mengubah asupan makanan dan terjadi penurunan berat badan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dan asupan vitamin C terhadap tingkat stres pada penderita DMT2 selama pandemi COVID-19. Penelitian crossectional dilakukan di tiga Puskesmas yaitu Puskesmas Bantul 1, Puskesmas Bambanglipuro, dan Puskesmas Pajangan dengan total responden 105 orang. Responden yang terlibat adalah penderit DMT2 anggota Program Manajemen Penyakit Kronis. Status gizi dihitung dengan IMT, asupan vitamin C dapat diketahui dengan Semi Quantitative-Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ) dan tingkat stress dengan kuesioner Perceived Stress Scale (PSS-10). Analisis data menggunakan SPSS dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian ini mempunyai nilai Chi-Square (p:0.183) pada status gizi dan asupan vitamin C (p:0.055), sehingga p lebih dari 0,05 . Kesimpulan menunjukkan tidak adanya hubungan status gizi dan asupan vitamin C dengan tingkat stress pada penderita DMT2.
Prevalence and Determinants of Stunting Incidence in Toddlers Tiorismasni Zai; Ermi Girsang; Sri Lestari Ramadhani Nasution; Chrismis Novalinda Ginting
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 7, No 2: June 2022
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (715.004 KB) | DOI: 10.30604/jika.v7i2.917

Abstract

The incidence of stunting in children under five is still the main cause of death in children under five in the world because the impact of stunting is not only on health problems but is closely related to the level of intelligence of children. This study aims to determine the prevalence and investigate the determinants of stunting in children under five. This study is quantitative research with a cross-sectional design. The population of this study was all mothers of children under five who visited the Mandrehe Barat Non-Inpatient Puskesmas in 2021, and the research sample was 200 mothers of children under five. Data was collected directly by distributing questionnaires to mothers of children under five. Then, continued with the process of data analysis with the chi-square test and binary logistic regression. The results showed that exclusive breastfeeding (p= less than 0.001; PR= 9.5; 95% CI 6.788-22.948), feeding patterns (p= less than 0.001; PR = 7.6; 95%CI 4.833-12.266), and consumption of vitamin A and zinc during pregnancy (p= less than 0.001; PR = 4.4; 95%CI 3.172-6.043) had a significant effect on the incidence of stunting, but a history of low birth weight (p= 0.785; PR= 1.08; 95% CI 0.372-3.306) and history of infectious disease (p=0.111; PR=1.5; 95%CI 0.978-2.441) were not significant for the incidence of stunting. Furthermore, the dominant factor in the incidence of stunting shows that toddlers who are stunted are 5.7 times more likely not to be given exclusive breastfeeding compared to toddlers who are not stunted. Thus, mothers of children under five are expected to take the time to visit health services by bringing their children under five to monitor their growth and development of children such as height and weight according to the child's age. Abstrak: Kejadian stunting pada anak balita hingga saat ini masih merupakan penyebab utama kematian pada anak balita di dunia, karena dampak stunting bukan hanya pada masalah kesehatan, namun, sangat erat kaitannya pada tingkat kecerdasan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan menyelidiki determinan kejadian stunting pada balita. Studi ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain crossectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu balita yang berkunjung di Wilayah Puskesmas Non Rawat Inap Mandrehe Barat Tahun 2021, dan sampel penelitian sebanyak 200 orang ibu balita. Pengumpulan data dilakukan secara langsung dengan menyebarkan kuesioner kepada ibu balita. Kemudian, dilanjutkan dengan proses analisis data dengan uji Chi Square dan regresi logistik biner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ASI Eksklusif (p=kurang dari 0,001;PR=9,5;95%CI 6,788-22,948), pola pemberian makan (p= kurang dari 0,001; PR=7,6; 95%CI 4,833-12,266), dan konsumsi vitamin A dan Zinc pada masa kehamilan (p= kurang dari 0,001;PR=4,4; 95%CI 3,172-6,043) berpengaruh signifikan terhadap kejadian stunting, namun riwayat BBLR (p=0,785; PR=1,08;95% CI 0,372-3,306) dan riwayat penyakit infeksi (p=0,111; PR=1,5; 95%CI 0,978-2,441) tidak signifikan terhadap kejadian stunting. Selanjutnya, faktor dominan terhadap kejadian stunting menunjukkan bahwa balita yang mengalami stunting 5,7 kali kecenderungannya tidak diberi ASI Eksklusif dibanding dengan balita yang tidak mengalami stunting. Dengan demikian, kepada ibu balita diharapkan agar melungkan waktu untuk berkunjung ke tempat pelayanan kesehatan dengan membawa anak balita untuk memantau tumbuh kembang anak seperti tinggi dan berat badan sesuai usia anak.