cover
Contact Name
Agung Premono
Contact Email
jurnalkem@gmail.com
Phone
+6221-4700918
Journal Mail Official
jkem@unj.ac.id
Editorial Address
Rumpun Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur
ISSN : 23392029     EISSN : 26225565     DOI : https://doi.org/10.21009/JKEM
This journal aims as a medium for lecturers, researchers and practitioners to discuss result of their research in the field of mechanical engineering.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol. 5 No. 2 (2018)" : 7 Documents clear
PEMILIHAN SUDUT SERANG TERBAIK SAYAP PESAWAT AIRFOIL NACA 0013 SAAT TAKE OFF MENGGUNAKAN ANSYS FLUENT M. Fajri Hidayat; Yos Nofendri
Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur Vol. 5 No. 2 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (594.023 KB) | DOI: 10.21009/JKEM.5.2.1

Abstract

Dunia Kedirgantaraan di Indonesia yang semakin lesu, butuh Peneliti-peneliti bertalenta di bidang Aerodinamika agar bisa mengangkat kembali nama baik dan harga diri Bangsa. Penelitian saya kali ini bertemakan studi bidang aerodinamika dari potongan melintang sayap pesawat terbang type Airfoil NACA 0013 dengan mencari sudut serang yang tepat untuk Take Off. Metode yang saya gunakan dengan penerapan Simulasi CFD menggunakan Software ANSYS-Fluent versi 14.5 dengan Workbench. Hasil yang di dapat dari penelitian ini akan ditabulasikan dalam tabel dan grafik hubungan antara Gaya Lift terhadap Sudut Serang. Dengan mengambil variabel sudut serang sebanyak 9 variabel yaitu 0o, 3o, 6o, 9o, 12o, 15o, 18o, 21o, dan 24o. Dari hasil Simulasi didapat Sudut Serang terbaik untuk tipe NACA 0013 adalah 21o dengan harga Gaya Lift sebesar 61,650 N.
PERANCANGAN AWAL PENGEMBANGAN DISAIN KAIN LORENG LORENG MILITER MOTIF HUTAN SEMAK Budiman Adi Setyawan; Lomo Mula Tua; Marsudi
Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur Vol. 5 No. 2 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.585 KB) | DOI: 10.21009/JKEM.5.2.2

Abstract

Kain loreng adalah pakaian seragam tempur militer yang telah lama digunakan untuk penyamaran. Sesuai dengan namanya , pakaian ini sangat penting di dalam pertempuran karena dapat menyamarkan pemakainya dengan lingkungan medan tempur . Pemilihan loreng yang tepat di dalam pertempuran akan menyebabkan musuh sukar melihat pasukan lawan karena tersamar dengan lingkungan medan tempur . Tentara Nasional Indonesia (TNI) juga memiliki banyak seragam loreng yang pada umumnya bercorak flora dan fauna. Hutan di Indonesia bermacam-macam , maka sebaiknya pakaian loreng dibuat dengan berbagai motif yang sesuai dengan medan tempur yang ada. Ada pun motif yang telah dibuat antara lain corak harimau,zebra,blood wine dsb. Pada umumnya kain loreng TNI terbuat dari bahan campuran poliester/kapas 35:65% dengan konstruksi anyaman plat. Perancangan awal pengembangan kain loreng bertumpu pada perubahan komposisi bahan dan anyaman yaitu poliester/kapas 65 : 35% dengan nomor benang lusi dan nomor benang pakan Ne1 20. Konstruksi anyaman keper 2/1. Sedangkan nomor benang lusi kain pembanding Ne1 40 dan pakan Ne1 20 . Dari hasil pengujuan menunjukkan bahwa berat kain/m2 (210,3 g) lebih ringan dari kain pembanding (233.1 g). Kekuatan tarik kain arah lusi/ 2.5 cm (90,29 kg) lebih tinggi dari pembanding (46.40 kg). Kekuatan tarik arah pakannya (41.18 kg) lebih tinggi dari pembanding (27.97 kg). Mulur arah Lusi (27.20 %) lebih tinggi dari pembanding (21.73 %) dan mulur arah pakannya (22.80%) lebih tinggi dari pembanding (10.93 %) . Dalam hal pengujian kekuatan sobek kain,kain sampel memiliki kekuatan sobek ke arah lusi 6761 g dan pakan 5261 g dari pada kain pembanding ke arah lusi 4547 g dan ke arah pakan 3274 g. Dalam hal ketahanan luntur warna terhadap pencucian baik sampel maupun pembanding memiliki nilai yang sama yaitu 4-5 pada skala abu-abu dan penodaan sedangkan daya tahan gosok kering dan basah kain sampel 4 dan 3-4 pada skala penodaan dari pada kain pembanding yaitu 3-4 pada gosokan kering dan 2-3 pada gosokan basah pada skala penodaan. Maka secara umum dapat disimpulkan bahwa kain sampel lebih baik dari pada pembanding dalam hal konstruksi, berat dan kekuatan serta dapat dilanjutkan dengan proses printing.
UJI PRESTASI REFRIGERAN R22 PADA MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP DENGAN METODE PENGUJIAN AKTUAL DAN SIMULASI Haris Ramadan; A. D. Cappenberg
Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur Vol. 5 No. 2 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (854.265 KB) | DOI: 10.21009/JKEM.5.2.3

Abstract

Sistem pengkondisian udara yang mengatur temperatur dan kelembaban udara dalam ruangan, dalam pengoperasiannya membutuhkan refrigeran yang mudah menyerap dan melepaskan kalor. Setiap refrigeran memiliki karakteristik yang berbeda-beda yang mempengaruhi efek refrigerasi dan koefeisien prestasi yang dihasilkan. R 22 adalah salah satu refrigeran yang memiliki karakteristik yang baik pada mesin pendingin. Software Genetron properties adalah sebuah software simulasi yang dapat menghitung aliran fluida atau refrigerant pada mesin pendingin. Genetron properties melakukan simulasi termodinamika untuk siklus kompresi uap dan memberikan hasil dalam bentuk tabulasi dan pada sifat mollier diagram (h-s diagram). Pengujian prestasi refrigeran R-22 dilakukan secara aktual dan simulasi dengan menggunakan software genetron properties. Hasil pengujian dan perhitungan menunjukkan bahwa : Kerja kompresor, COP dan performance factor pada mesin pendingin kompresi uap ketika high speed adalah 0,528 kW, 8,42 dan 0,1187; saat low speed adalah 0,528 kW; 8,52 dan 0,117. COP dari hasil pengujian dengan software genetron properties ketika high speed 2,193 saat low speed 1,415 hal ini dikarenakan mesin pendingin kompresi uap dalam keadaan tidak optimal
PENGARUH PWHT TERHADAP SIFAT MEKANIK BAJA HASIL PROSES MMAW DENGAN AWS A.51 E 7018/6013 Ferry Budhi Susetyo; Ahmad Kholil; Duti Marsulan; Fachru Z. N. I.
Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur Vol. 5 No. 2 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.386 KB) | DOI: 10.21009/JKEM.5.2.4

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh PWHT terhadap sifat mekanik baja karbon rendah yang menyangkut kekuatan tarik, serta nilai kekerasan. Prosedur penelitian ini di awali dengan mengelas spesimen dengan MMAW. Spesimen di buat dua variasi yaitu yang pertama dengan elektroda E 7018, kemudian spesimen kedua dengan E 6013. Kemudian dilakukan perlakuan panas PWHT 450°C dan ditahan selama 70 menit, serta didinginkan di udara. Sifat mekanik dapat diketahui setelah dilakukan pengujian tarik dan kekerasan. PWHT pada suhu 450 oC dengan waktu penahanan 70 menit dapat mengurangi kekuatan tarik serta kekerasan pada dua jenis elektroda. Penurunan kekerasan dan kekuatan tarik turun secara linear (E 7018 Non PWHT, E 7018 PWHT, E 6013 Non PWHT, sd E 6013 PWHT.
STUDI EKSPERIMEN VARIASI PANJANG DAN DIAMETER PIPA KAPILER TERHADAP KINERJA AC Nugroho Gama Yoga; Andriyani Monica Putri
Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur Vol. 5 No. 2 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.551 KB) | DOI: 10.21009/JKEM.5.2.5

Abstract

Pada penelitian ini menganalisis pengaruh variasi panjang dan diameter pipa kapiler terhadap performa sistem pendingin AC. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen yaitu dengan melakukan variasi panjang dan diameter pipa kapiler pada AC split. Variasi pipa kapiler yang digunakan adalah pipa kapiler dengan panjang 1,5 m, 3 m, dan 4,5 m berdiameter 0.054 inchi dan pipa kapiler dengan panjang 1,5 m, 3 m, dan 4,5 m berdiameter 0.070 inchi. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah semakin bertambah panjang pipa kapiler dan semakin kecil diameter pipa kapiler, kapasitas pendinginan evaporator, kerja kompresor, nilai COP, dan temperatur pada evaporator dari sistem akan semakin kecil sehingga akan mengakibatkan efek pendinginan yang akan semakin besar. Pada variasi pipa kapiler dengan panjang 1,5 m, Ø 0.070 inchi menghasilkan nilai kapasitas pendinginan evaporator sebesar 1,23 kW, kerja kompresor 0,182 kW, temperatur pada evaporator sebesar 60 oC, dan nilai COP sebesar 6,8. Pada variasi pipa kapiler dengan panjang 4,5 m, Ø 0,054 inchi menghasilkan nilai kapasitas pendinginan evaporator sebesar 1,01 kW, kerja kompresor 0,178 kW, temperatur pada evaporator sebesar 20 oC, dan nilai COP sebesar 5.6.
PENGARUH PENGGUNAAN AIR KONDESAT SEBAGAI MEDIA PRECOOLING KONDENSOR TERHADAP KINERJA SISTEM PENGKONDISIAN UDARA Ragil Sukarno
Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur Vol. 5 No. 2 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.628 KB) | DOI: 10.21009/JKEM.5.2.6

Abstract

Pada sebuah sistem pengkondisi udara, terutama pada jenis AC split, air kondensat biasanya langsung dibuang dan belum dimanfaatkan. Sedangkan proses pelepasan panas pada kondensor membutuhkan fluida dingin untuk menurunkan panas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memanfaatkan air kondensat untuk media pendinginan awal atau pre-cooling pada kondensor dan melihat bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja pengkondisian udara dalam bentuk coefficient of performance (COP). Metode pemanfaatan air kondensat untuk precooling pada kondensor ini adalah dengan mengalirkan air kondensat di sisi masuk kondensor dengan menggunakan metode distribusi air kondensat secara gravitasi. Dari hasil pengujian, didapatkan bahwa suhu udara masuk ke kondensor dengan menggunakan precooling menjadi lebih rendah rata-rata sebesar 1,30 oC bila dibandingkan dengan tanpa menggunakan precooling. Penggunaan precooling memberikan pengaruh terhadap peningkatan jumlah kalor yang dilepaskan kondensor dan peningkatan COP. Tanpa menggunakan precooling, pada pengujian 1 (suhu target 18 oC) COP adalah sebesar 4.58, namun dengan menggunakan precooling, COP meningkat menjadi 4.71. Pada pengujian 2 ( suhue target 20 oC) COP adalah sebesar 4.65, namun dengan menggunakan precooling, COP meningkat menjadi 4.81. Sedangkan pada pengujian 3 (suhu target 22 oC) COP adalah 4,79, namun dengan menggunakan precooling, COP meningkat menjadi 4,86. Dari hasil analisis kinerja sistem pengkondisian udara dengan menggunakan precooling, didapatkan bahwa penggunaan air kondensat sebagai media precooling memberikan pengaruh positif terhadap peningkatan COP.
PENGARUH FRAKSI VOLUME SERAT TERHADAP KEKUATAN MEKANIK KOMPOSIT SERAT JERAMI PADI EPOXY DAN SERAT JERAMI PADI RESIN YUKALAC 157 Andi Saidah; Sri Endah Susilowati; Yos Nofendri
Jurnal Konversi Energi dan Manufaktur Vol. 5 No. 2 (2018)
Publisher : Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (833.038 KB) | DOI: 10.21009/JKEM.5.2.7

Abstract

Penggunaan material logam untuk kebutuhan industri yang terbuat dari bahan logam mengakibatkan ketersediaan bahan baku logam di alam semakin menipis. Para peneliti terus berupaya untuk mendapatkan solusi terbaik dalam menemukan bahan alternatif pengganti logam . Sebagai bahan pengganti logam, material tersebut harus memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh bahan logam, antara lain sifat mekanik yang baik, tahan korosi, bahan baku mudah didapat dari alam dan memiliki sifat ramah lingkungan. Salah satu bahan yang sesuai dengan kriteria di atas adalah bahan komposit [1]. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode proses Handlay up dengan cara menata serat secara teratur tanpa celah, setelah selesai diatur kemudian resin dituang ke dalam cetakan. Objek penelitian berupa serat jerami padi yang berkualitas dan dipilih yang berserat panjang, dan sebagai bahan matriks dipilih resin epoxy dan Resin Yukalac 157. Spesimen komposit dibuat dengan menggunakan standar ASTM D 3039/D , dan standar ASTM D 256 – 03 [6]. Dari hasil penelitian komposit berpenguat serat jerami padi – resin epoxy dan resin yukalac157 menunjukkan bahwa penambahan serat akan mengakibatkan peningkatan harga kekuatan impak, dan kekuatan tarik pada material komposit. Harga kekuatan tarik, dan kekuatan impak tertinggi terjadi pada spesimen dengan fraksi volume serat 30%, dan matrik resin epoxy 70% yaitu masing-masing 14,75 MPa untuk uji tarik , 23,52 MPa untuk uji impak, dan untuk resin yukalac157 yaitu 5,88 MPa untuk uji tarik, dan7,58 MPa uji impak. Dan untuk uji SEM terjadi void yang berdiameter rata-rata 5,228

Page 1 of 1 | Total Record : 7