cover
Contact Name
Misbah
Contact Email
misbah_pfis@ulm.ac.id
Phone
+628975586104
Journal Mail Official
btjpm@ulm.ac.id
Editorial Address
Jalan Brig Jend H. Hasan Basri Gedung FKIP Universitas Lambung Mangkurat, Kotak Pos No. 87 Banjarmasin Kal-Sel 70123
Location
Kota banjarmasin,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat
ISSN : 27222934     EISSN : 27223043     DOI : http://dx.doi.org/10.20527
Core Subject : Education, Social,
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat publishes articles from community service. This Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat is periodically published by Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Lambung Mangkurat. Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat published two times a year in May and November.
Articles 579 Documents
Upaya Meningkatkan Kepedulian Siswa MIN 5 Barito Kuala Terhadap Lingkungan Hidup Melalui Edukasi Lingkungan Yuli Apriati; Laila Azkia; Alfisyah Alfisyah
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v3i2.3381

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat tentang upaya meningkatkan kepedulian siswa MIN 5 Barito Kuala terhadap lingkungan hidup, khususnya di daerah bantaran sungai di Desa Sungai Kali. Hal ini merupakan salah satu bentuk kepedulian tim pengabdian dari Pendidikan Sosiologi ULM akan permasalahan lingkungan yang semakin tidak terkendali. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat membentuk jiwa-jiwa yang peduli terhadap lingkungan. Dimulai dari siswa-siswa kelas empat, lima dan enam sebagai agen perubahan.  Media yang dilakukan dalam pengabdian ini melalui kampanye lingkungan lewat lagu dan gerak, karena media ini mudah untuk dicerna dan disukai anak-anak. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan dalam membentuk pola pikir dan meningkatkan kepedulian siswa Sekolah Dasar untuk lebih mencintai lingkungan. Sasaran utama dalam pengabdian ini adalah siswa-siswi kelas empat, lima dan enam. Seluruh peserta terdiri dari 49 anak, yaitu 16 anak dari kelas empat, 17 anak dari kelas lima, dan 16 anak dari kelas enam. Pelaksanaan kegiatan dimulai dengan sosialisasi pentingnya kebersihan lingkungan, pengenalan dan penggolongan jenis sampah, serta cara memanfaatkannya. Selanjutnya pada sesi akhir acara ditutup dengan kampanye lingkungan melalui lagu tentang lingkungan dari Ghea dan Ghia dengan judul Jaga Bumi dan lagu anak dengan judul Mari Berkebun. Pada akhir acara ditutup dengan praktek kerja melalui penanaman pohon rambutan dan jeruk di sekitar sekolah, sebagai upaya pencegahan banjir. Semua peserta sangat antusias dan tertarik mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir acara.   Community Services on efforts to raise awareness of students min 5Barito Kuala on the environment, especially in riverbank areas in Sungai Kali Village.One form of the dedicated team from ULM Sociology Education about environmental problems that increasingly out of control. Through this activity, it is hoped that it can form souls who care about the environment —starting from the fourth, fifth and sixth-grade students as agents of change. The media carried out in this service is through environmental campaigns through songs and movements because these media are easy to digest and are liked by children. Community Service Event aims to form a mindset and raise awareness of elementary school students to love the environment. The main target of this service is the fourth, fifth and sixth-grade students. All participants consisted of 49 children, 16 children from the fourth grade, 17 children from the fifth grade, and 16 children from the sixth grade. The implementation of activities begins with the socialization of the importance of environmental cleanliness, introduction and classification of types of waste, and how to use them. Then at the end of the session, the event was closed with an environmental campaign through a song about the environment from Ghea and Ghia with the title Jaga Bumi and a children's song entitled Mari Berkebun. At the end of the event, it was closed with practical work by planting rambutan and orange trees around the school to prevent flooding. All participants were very enthusiastic and interested in participating in the activity from the beginning to the end. 
Sosialisasi Model Pembelajaran Double Critical Technology Society MGMP IPA SMP dan SMA Rayon III Kabupaten Kapuas Hulu Handi Darmawan; Ivan Eldes Dafrita; Eka Trisianawaty; Mustika Sari; Henny Sulistiany; Nawawi Nawawi
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2, No 2 (2020): NOVEMBER 2020
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v2i2.2134

Abstract

Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman guru tentang implementasi model Double Critical Technology Society (DCTS) pada pembelajaran IPA. Sasaran kegiatan ini adalah guru-guru IPA SMP dan SMA yang berada pada wilayah Kabupaten Kapuas Hulu, yang berjumlah 60 orang.  Kegiatan ini dilakukan dengan metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab.  Materi sosialisasi terdiri dari pembelajaran IPA, pembelajaran berbasis konstruktivisme, serta pembelajarn IPA menggunakan model DCTS.  Berdasarkan hasil sosialisasi yang dilaksanakan menunjukkan peningkatan pengetahuan dan pemahaman peserta tentang implementasi pembelajarn IPA berbasis Konstruktivisme menggunakan model DCTS. Selain itu kegiatan berjalan lancar dan besarnya antusias peserta terhadap kegiatan ini. Melalui kegiatan sosialisasi ini peserta dapat menggunakan model DCTS sebagai sebuah strategi pembelajaran IPA di kelas.This community service activity aims to increase teachers' understanding of the implementation of the Double Critical Technology Society (DCTS) model in science learning. The target of this activity is the science teachers of SMP and SMA in the Kapuas Hulu district, totalling 60 people. This activity is carried out through lectures, discussions, and questions and answers. The socialization materials consisted of science learning, constructivism-based learning, and science learning using the DCTS model. Based on the results of the socialization carried out, it showed an increase in participants' knowledge and understanding of the implementation of constructivism-based science learning using the DCTS model. Also, the activity ran smoothly, and the participants were enthusiastic about this activity. Through this socialization activity, participants can use the DCTS model as a science learning strategy in the classroom.
Pemberdayaan Pendidikan Perempuan di Asrama Rakat Mufakat Putri Kerukunan Mahasiswa Hulu Sungai Selatan Lutfiyanti Fitriah
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v3i2.2840

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan pendidikan perempuan di Asrama Rakat Mufakat Putri KMHSS (Kerukunan Mahasiswa Hulu Sungai Selatan) melalui program-program pembinaan. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Peserta pengabdian adalah seluruh anggota asrama yang berjumlah 17 orang. Kegiatan pemberdayaan pendidikan perempuan berjalan lancar. Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan menunjukkan peserta puas dengan kegiatan ini yang ditandai dengan skor rata-rata kepuasan sebesar 4,02.  Kepuasan peserta pada aspek reliability (keandalan) sebesar 3,70 berkategori baik, aspek assurance (jaminan) sebesar 4,04 berkategori baik, aspek tangibles (tampilan) sebesar 4.20 berkategori baik, aspek emphaty (empati) sebesar 4,33 berkategori sangat baik, dan aspek responsiveness (daya tanggap) sebesar 4,22 berkategori sangat baik. Hasil dari kegiatan ini dapat mendorong peserta untuk mengembangkan kompetensinya.  Community service aims to improve and develop woman education at Asrama Rakat Mufakat Putri KMHSS with coaching programs. The methods used in this service were lectures, discussion, and question. The service participant were all 17 female dormitory members. Women’s education empowerment programs went successful and smoothly. Based on those activities participants were satisfied with this programs with average satisfaction of 4.02. The average satisfaction of participants in reliability aspect was 3.70 (good category); assurance aspect was 4.04 (good category); tangibles aspect was 4.20 (good category); emphaty aspect was 4.33 (very good category); and responsiveness was 4.22 (very good category). The result of this service can encourage participants to develop their competence. 
Sosialisasi Kesadaran Hukum Lingkungan pada Masyarakat Pinggiran Sungai di Kabupaten Barito Kuala Mariatul Kiptiah; Wahyu Wahyu; Harpani Harpani; Fatimah Fatimah; Dian Agus Ruchliyadi
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v3i1.1801

Abstract

Kesadaran hukum masyarakat merupakan salah satu bagian dari budaya hukum, yang ada di masyarakat sesuai indikator pengembangan yang akan dikembangkannya.  Kesadaran hukum lingkungan terdiri atas tiga bagian, yaitu, Insfrastruktur, informasi, dan alat yang digunakan untuk memproduksi dan mendistribusikan kesadaran hukum masyarakat. Oleh karena didorong keinginan untuk membantu para masyarakat dalam mengembangkan kesadaran hukum lingkungan supaya memanfaatkan sesuai dengan tempatnya, karena banyak masyarakat salah memaknai kesadaran hukum. Tujuan Pengabdian ini untuk penyampaian pemahaman masyarakat mengenai jenis-jenis kesadaran hukum lingkungan. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi ceramah, diskusi-informasi, dan disseminasi terbatas. Sasaran kegiatan ini adalah masyarakat desa Sungai Lumbah Kabupaten Barito Kuala yang berjumlah 30 orang.  Hasil kegiatan ini peserta sosialisasi sudah mengetahui hal-hal yang perlu disiapkan dalam kesadaran hukum lingkungan. Peserta sosialisasi sudah memahami langkah-langkah strategis atau teknis yang disiapkan dalam Kesadaran hukum Lingkungan yang sesuai dengan perkembangan teknologi informasi komunikasi.
Bimbingan Penggunaan Metode Z-Score dan Perbandingannya dengan Metode Simple Rank untuk Menentukan Ranking Peserta Didik Bagi Guru di Palangkaraya Fenno Farcis; Enny Wijayanti
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v3i1.2370

Abstract

Kegiatan bimbingan penggunaan metode Z-Score untuk menentukan ranking peserta didik ini merupakan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang ditujukan bagi guru-guru di Kota Palangkaraya.  Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan profesionalisme guru sekolah menengah terkait dalam kemampuan menyusun ranking peserta didik secara adil.  Metode pembimbingan dilaksanakan dengan metode pelatihan/workshop yaitu melalui kegiatan ceramah, diskusi, dan praktek.  Kegiatan pembimbingan dilakukan dalam dua tahapan yaitu: tahap pertama berupa pembimbingan peserta secara teoritis mengenai konsep metode Z-Score dan tahap kedua berupa praktek latihan menyusun ranking dengan metode Z-Score. Temuan yang diperoleh dari hasil wawancara dengan guru-guru SMP maupun SMA di kota Palangka Raya, ternyata 90% dari 20 orang guru yang hadir sebelumnya menggunakan metode simple rank dalam menentukan ranking peserta didik.  Mengingat penentuan ranking peserta didik dilakukan untuk berbagai materi berbeda dalam satu semester atau satu tahun pelajaran maka yang lebih tepat dan adil adalah dengan menggunakan metode Z-Score.  Kegiatan pembimbingan berlangsung dengan lancar dan sesuai dengan perencanaan kegiatan pembimbingan.  Guru yang hadir merasa antusias dalam memperoleh pembimbingan yang membuka pengetahuan dan wawasan baru dalam mengimplementasikan teknik penilaian di sekolah.  Hasil kegiatan praktik sangat memuaskan.  LKP (Lembar Kegiatan Peserta) yang dipraktekkan dapat diselesaikan dengan baik dan benar. This guidance activity for using the Z-Score method to determine student rankings is a community service activity aimed at teachers in Palangkaraya City. This activity aims to improve the professionalism of secondary school teachers in their ability to rank students fairly. The guidance method is carried out by the training/workshop method, namely through lectures, discussions, and practices. Guidance activities are carried out in two stages: the first stage in guiding participants theoretically regarding the Z-Score method and the second stage in the form of practising ranking exercises using the Z-Score method. The findings obtained from interviews with junior high and high school teachers in Palangka Raya city show that 90% of the 20 teachers who attended previously used the simple rank method in determining the ranking of students. Considering that students' ranking is carried out for different materials in one semester or one academic year, what is more, appropriate and fair is to use the Z-Score method. Guidance activities take place smoothly and following the planning of mentoring activities. Teachers who were present were enthusiastic about obtaining guidance that opened up new knowledge and insights in implementing school assessment techniques. The results of practical activities are very satisfying. The practised LKP (Participant Activity Sheet) can be completed correctly and adequately. 
Pelatihan Perumusan Tujuan Pembelajaran dan Indikator Pencapaian Kompetensi bagi Guru-Guru Bahasa Inggris di Kabupaten Banjar Abdul Muth'im; Jumariati Jumariati; Yusuf Al Arief; Nor Jannah
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v3i2.2473

Abstract

Memiliki pemahaman dan kemampuan yang baik dalam merumuskan tujuan pembelajaran (TP) dan indikator pencapaian kompetensi (IPK) adalah hal penting yang harus dimiliki oleh seorang guru. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman guru-guru bahasa Inggris di Kalimantan Selatan terhadap perumusan tujuan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi. Metode kegiatan ini terdiri dari pemberian konsep pengetahuan tentang kurikulum dan komponennya, penjelasan tentang cara yang benar dalam merumuskan tujuan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi disertai contoh-contoh, peninjauan terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran guru-guru peserta kegiatan, dan perbaikan rumusan TP dan IPK dalam RPP para peserta. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa para guru: (1) menyadari konsep keliru yang selama ini mereka pegang dalam merumuskan TP dan IPK, (2) memiliki konsep pengetahuan yang benar dalam menyusun TP dan IPK, serta (3) mampu merumuskan TP dan IPK dengan baik dan benar. Rumusan IPK yang dibuat oleh guru setelah mengikuti pelatihan telah mengalami perbaikan terkait: (a) penggunaan kata kerja operasional yang terukur, (b) penggunaan kata kerja yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran bahasa, dan (c) memunculkan metode pembelajaran yang akan digunakan untuk membantu siswa mencapai kompetensi dimaksud. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa kegiatan ini berjalan dengan baik dan mendapat perhatian dari seluruh peserta hingga kegiatan berakhir. Disarankan agar kegiatan bimbingan dilakukan secara berkelanjutan dengan melibatkan lebih banyak guru-guru bahasa Inggris pemula di wilayah propinsi Kalimantan Selatan agar dapat membantu mereka memahami konsep yang benar tentang kurikulum dan perumusan tujuan pembelajaran serta indikator pencapaian kompetensi. Having a good understanding and ability in formulating learning objectives  and competency achievement indicators are the important things that must be possessed by a teacher The purpose of this activity is to improve English teachers' understanding of the formulation of learning objectives and indicators of competency achievement. The method of this activity consists of providing the concept of knowledge about the curriculum and its components, explaining how to correctly formulate learning objectives and indicators of competency achievement accompanied by examples, reviewing the Lesson Plan of the participating teachers, and improving the learning objectives   and competency achievement indicators formulations in the participants’ Lesson Plans. The results of the activity showed that the teachers: (1) realized the wrong concept they had so far in formulating learning objectives and competency achievement indicators, (2) had the correct concept of knowledge in compiling learning objectives and competency achievement indicators, and (3) were able to formulate learning objectives and competency achievement indicators properly. The competency achievement indicators formulation made by the teachers after attending the training has improved in terms of: (a) the use of measurable operational verbs, (b) the use of verbs that are in accordance with the characteristics of language learning, and (c) the learning methods that will be used to help students achieve the competence referred to. The results of the evaluation show that this activity went well and got the attention of all participants until the activity ended. It is suggested that continuous training activities be carried out by involving more beginner English teachers in the province of South Kalimantan in order to help them understand the correct concept of the curriculum and the formulation of learning objectives and competency achievement indicators.
Pelatihan Pembuatan Busy Book Berbahan Flannel pada Guru TK Al-Ghaffar Desa Mulyoagung Kecamatan Dau Siti Mafulah; Maria Purnawati
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2, No 2 (2020): NOVEMBER 2020
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v2i2.2109

Abstract

TK Islam Al-Ghaffar adalah salah satu TK yang berada di Desa Mulyoagung Kecamatan Dau Kabupaten Malang Jawa Timur, terbatasnya APE yang ada disekolah menjadikan permasalahan tersendiri dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa kerap kali diajarkan dengan menggunakan buku paket yang telah di sediakan oleh sekolah. Hal ini menyebabkan siswa kurang antusias dalam mempelajari hal baru karena dianggap kurang menarik dan menyenangkan. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan wawasan dan pelatihan pembuatan Busy Book sebagai media pembelajaran yang sesuai dengan topik dan usia anak TK. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah: pertama, Pemberian pengetahuan dan wawasan tentang pentingnya media dan penerapannya dalam proses belajar mengajar. Kedua, pengenalan Busy Book sebagai media pembelajaran yang dapat diterapkan dalam kelas, dan yang terakhir workshop pembuatan Busy Book beserta penentuan langkah-langkah pembelajaran dalam kelas. Hasil dari kegiatan ini adalah guru memiliki wawasan tentang pentingnya media pembelajaran bagi siswa sesuai dengan usianya. Kedua, guru juga mampu membuat dan mengembangkan ide mereka menjadi sebuah kegiatan siswa berdasarkan tema dalam Busy Book. Dari hasil evaluasi pada akhir kegiatan, dapat disimpulkan bahwa kegiatan abdimas berjalan dengan lancar dan sukses, semua peserta mengikuti kegiatan dengan baik sampai kegiatan berakhir.TK Islam Al-Ghaffar is a school located in Mulyoagung, Dau, Malang, East Java, Indonesia. Limited media is the main problem in the teaching-learning process. Teachers ever use the package book in teaching their students so that the students think that the process of learning was not fun, and they cannot enjoy, were not enthusiastic in learning new things. This community service aimed was to train teachers in making Busy Book as media, and the contents were suited to the topic and the students’ age. The method applied in this community service were; first, introduce the teachers the importance of media in the teaching-learning process. Second, introduce Busy Book as a media in teaching young learners, and the last is a workshop in making Busy Book and the way in teaching. The result of this activity is that the teachers had insight into the importance of learning media based on their age. Besides, teachers were also able to make and develop their ideas into Busy Book or student activities based on a theme. From the results of the evaluation at the end of the activity, it can be concluded that the community service went smoothly and successfully. It can be indicated that all participants followed the whole activity.
Pelatihan Teknik Menulis Best practice Bagi Kepala Sekolah di PKG Banjarmasin Tengah Novitawati Novitawati; Ratna - Purwanti; Sulaiman Sulaiman; Herti Prastitasari
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v3i2.2739

Abstract

Tujuan kegiatan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan kepala sekolah dalam menulis Best Practice. Metode yang digunakan dalam pelatihan ini meliputi ceramah, tanya jawab dan diskusi. Peserta pengabdian adalah kepala sekolah TK di lingkungan PKG Banjarmasin Tengah yang berjumlah 37 peserta. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan pada bulan November tahun 2020 selama dua hari. Kegiatan pelatihan berjalan lancar, peserta mendapatkan pengetahuan tentang penulisan Best practice mengenai orisinalitas, inovatif, elaborative, inspiratif, empirik dan aplikatif. Hasil Best practice dapat direflikasi, dimanfaatkan dan atau dikembangkan baik di sekolah sendiri maupun di sekolah lain. Kegiatan pengabdian seperti ini dapat dilakukan secara rutin baik di gugus yang sama maupun di gugus yang berbeda dengan sasaran Kepala sekolah yang benar-benar membutuhkan pelatihan penulisan Best Practice. The purpose of the workshop activities is to increase the principal's knowledge in writing Best Practice. The methods used in this workshop include lectures, question and answer and discussion. The community service participants were the kindergarten headmaster in the PKG Banjarmasin Tengah, totalling 37 participants. This community service activity was carried out in November 2020 for two days. The workshop activities run smoothly, and participants get knowledge about writing best practices regarding originality, innovation, elaborative, inspirational, empirical and applicative. Best practice results can be replicated, utilized, or developed in their schools and other schools. Community service activities like this can be carried out routinely in the same cluster or different clusters with the target of the principal who needs a best-practice writing workshop. 
Implementasi 21st Century Community Counseling Program bagi Anak Kurang Beruntung di Yayasan Anak Bangsa Mandiri Banua Rudi Haryadi; Muhammad Eka Prasetia; Akhmad Rizkhi Ridhani; Yulizar Abidarda
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2, No 2 (2020): NOVEMBER 2020
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v2i2.2128

Abstract

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk untuk memberikan pelatihan 21st century skill melalui pelayanan bimbingan dan konseling secara terprogram bagi anak-anak kurang beruntung agar mampu mencegah masuknya pengaruh negatif lingkungan urban bagi mereka. Kegiatan dilaksanakan di Rumah Singgah milik Yayasan Anak Bangsa Mandiri Banua. Kegiatan ini mempunyai 11 metode terprogram yang dilaksanakan berkesinambungan selama 6 bulan. Tujuh dari sebelas program konseling komunitas telah dilaksanakan secara tatap muka, yaitu: (1) koordinasi program dengan pengelola komunitas; (2) asesmen dan orientasi program; (3) bimbingan klasikal teknik kuis dan teka-teki; (4) pelatihan keterampilan bahasa asing dasar; (5) bimbingan klasikal tema ‘leadership’ dengan Teknik storytelling dan symbolic modeling; (6) bimbingan kelompok tema ‘problem solving’ dengan metode permainan eduaktif; dan (7) konseling kelompok art therapy. Sedangkan 4 sisanya dilaksanakan secara daring karena adanya pemberlakuan aturan social-distancing akibat Pandemi Covid-19, yaitu: (1) bimbingan karier tema cita-cita dan masa depan; (2) konseling individual; (3) gerakan sadar literasi; dan (4) asesmen akhir. Hasil asesmen pada sebelum dan sesudah program menunjukkan adanya peningkatan kecil 21st century skills anak (+7,8 poin). Direkomendasikan agar kegiatan ini dapat terus diterapkan guna memperoleh efek yang lebih baik dalam peningkatan 21st century skills pada anak. Community service activities aim to provide 21st-century skills training through programmatic guidance and counselling services for disadvantaged children to be able to prevent the entry of negative influences on the urban environment for them. The activity held at the Rumah Singgah owned by the Yayasan Anak Bangsa Mandiri Banua. This activity has 11 programmed methods that are carried out continuously for six months. Seven of the eleven community counselling programs have been carried out face-to-face: (1) program coordination with community managers; (2) assessment and orientation of the program; (3) classical guidance on quiz and puzzle techniques; (4) basic foreign language skills training; (5) classical guidance on the theme 'leadership' with storytelling and symbolic modelling techniques; (6) theme group guidance ‘problem solving’ with educational methods; and (7) art therapy group counselling. While the remaining four are carried out online because of the enactment of social-distancing rules due to the Covid-19 Pandemic: (1) career guidance on the themes of ideals and future; (2) individual counselling; (3) literacy conscious movements; and (4) final assessment. The results of the assessment before and after the program showed a small increase in 21st-century children's skills (+7,8 points score). It is recommended that this activity can continue to be applied to obtain a better effect in improving 21st-century skills in children.
Fasilitasi FGD Tokoh dan Seniman Musik Kalimantan Selatan dalam Perumusan Konsep Musik Lagu Banjar Sumasno Hadi; Novyandi Saputra
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v3i1.2302

Abstract

Artikel ini mendeskripsikan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) para tokoh dan seniman musik Kalimantan Selatan dalam mengklarifikasi dan merumuskan konsep musik lagu Banjar. Kegiatan ini adalah salah satu program kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat Program Studi Pendidikan Sendratasik FKIP Universitas Lambung Mangkurat 2020. Latar belakang kegiatan FGD ini berbasis realitas atau kenyataan musik yang ada di Kalimantan Selatan. Bahwa ada perbedaan dan ragam pandangan di kalangan tokoh dan seniman musik Kalimantan Selatan tentang definisi maupun konsep lagu Banjar. Hal ternyebut menyebabkan kerancuan pengetahuan bagi apresiasi musik masyarakat Kalimantan Selatan. Oleh karenanya, usaha mendiskusikan lagu Banjar secara fokus dan mendalam menjadi relevan untuk dilakukan. Kegiatan yang dianggap representatif dan relevan adalah FGD. FGD diikuti para tokoh, ahli, dan seniman musik di Kalimantan Selatan. Target FGD adalah diperoleh suatu klarifikasi dan rumusan tentang konsep musik lagu Banjar. This article describes the activities of a Focus Group Discussion (FGD) of South Kalimantan musical figures and artists in clarifying and formulating the concept of Banjar song music. This activity is one of the Community Service activities program of Sendratasik Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Lambung Mangkurat 2020. The background of this FGD activity is based on reality or music reality in South Kalimantan. Whereas there are differences and various views among figures and music artists of South Kalimantan regarding the definition and concept of the Banjar song. This confuses knowledge for the appreciation of the music of the people of South Kalimantan. Therefore, efforts to discuss the Banjar song in a focused and deep manner are relevant to be undertaken. The activity that is considered representative and relevant is FGD. The FGD was attended by figures, experts, and musical artists in South Kalimantan. The target of the FGD is to obtain clarification and formulation of the musical concept of the Banjar song.

Page 5 of 58 | Total Record : 579