cover
Contact Name
Endah Setyaningsih
Contact Email
baktimas@untar.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
baktimas@untar.ac.id
Editorial Address
Sekretariat: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat - Universitas Tarumanagara (LPPM - UNTAR). Gedung M, Lt. 5, Kampus 1 Universitas Tarumanagara Jl. Letjen S Parman no 1 Jakarta 11440
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
ISSN : 26210398     EISSN : 26207710     DOI : 10.24912/jbmi
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia (P-ISSN 2620-7710 dan E-ISSN 2621-0398) merupakan jurnal yang menjadi wadah bagi penerbitan artikel-artikel ilmiah hasil penelitian dalam bidang Ilmu : 1. Psikologi 2. Komunikasi 3. Hukum 4. Budaya 5. Bahasa 6. Seni Rupa dan Design Jurnal ilmiah ini diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Tarumanagara. Dalam satu tahun, jurnal ini terbit dalam dua nomor, yaitu pada bulan Mei dan November. Jurnal ini terutama memuat artikel hasil-hasil penelitian ilmiah, termasuk penelitian normatif.
Articles 35 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 2 (2020): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia" : 35 Documents clear
EDUKASI DENGAN MEDIA LEAFLET DALAM UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBALUT KAIN Terry Y.R. Pristya; Rizki Amalia
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 3, No 2 (2020): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v3i2.9428

Abstract

The use of disposable pads has an impact on health and the environment. Health problems that result from using disposable pads include infertility, immune problems, thyroid malfunction, and various types of cancer. Disposable sanitary napkins take 200 to 800 years to decompose in the soil. Besides, if discharged into the river/sea it can endanger the ecosystem and marine animals. The use of cloth pads is still not widely used. The purpose of this community service is to provide education to increase the knowledge of mothers about cloth sanitary napkins using leaflet media. The method used was counseling using colored leaflets. The activity was carried out around the Cipayung TPA to be precise at TPQ Nurul Yaqin on 25 August 2020, with 27 female participants who live in RW 7, Cipayung Village, Depok. Measurement of participant knowledge using a pretest and posttest with a total of 10 questions. The level of knowledge is categorized into three categories, namely good, sufficient, and insufficient knowledge to know a general description of the level of knowledge. Data analysis using the dependent T-test. The results of the analysis showed that most of the mothers after the counseling had a good level of knowledge (73.1%). Besides, the average knowledge of mothers also increased from 6.81 to 8.46. Educational activities using leaflet media can significantly increase the knowledge of mothers about cloth sanitary napkins. So that counseling using leaflet media is the right choice ABSTRAK:Penggunaan pembalut sekali pakai menimbulkan dampak bagi kesehatan maupun lingkungan. Masalah kesehatan yang diakibatkan dari penggunaan pembalut sekali pakai antara lain: infertil, masalah imun, malfungsi thyroid, serta berbagai jenis kanker. Sampah pembalut sekali pakai memerlukan waktu 200 hingga 800 tahun untuk dapat terurai dalam tanah. Selain itu, jika dibuang ke sungai/laut dapat membahayakan ekosistem dan hewan laut. Penggunaan pembalut kain masih belum banyak digunakan. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah memberikan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan ibu-ibu tentang pembalut kain menggunakan media leaflet. Metode yang digunakan adalah penyuluhan dengan media leaflet berwarna. Kegiatan dilakukan sekitar TPA Cipayung tepatnya di TPQ Nurul Yaqin pada tanggal 25 Agustus 2020 dengan peserta 27 ibu-ibu yang bertempat tinggal di RW 7 Kelurahan Cipayung Depok. Pengukuran pengetahuan peserta menggunakan pretest dan posttest dengan jumlah pertanyaan sebanyak 10 soal. Tingkat pengetahuan dikategorikan menjadi tiga kategori, yaitu pengetahuan baik, cukup, dan kurang untuk mengetahui gambaran secara umum tingkatan pengetahuan. Analisis data menggunakan uji T Dependen. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar ibu-ibu setelah dilakukan penyuluhan memiliki tingkat pengetahuan baik (73,1%). Selain itu, rata-rata pengetahuan ibu juga mengalami peningkatan dari 6,81 menjadi 8,46. Kegiatan pemberian edukasi menggunakan media leaflet secara signifikan dapat meningkatkan pengetahuan ibu-ibu tentang pembalut kain. Sehingga penyuluhan menggunakan media leaflet menjadi salah satu pilihan yang tepat.
PELATIHAN PENINGKATAN KAPASITAS GURU SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH SAYAP IBU BINTARO Penny Handayani; Pradita Sibagariang; Gabriella Irena Carissa; Jessica Paramitha; Weny Pandia Sembiring
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 3, No 2 (2020): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v3i2.9429

Abstract

Teachers have an important role in the running of educational activities in schools, both regular and special schools. The competence of teachers who teach will greatly determine the achievement of the learning goals given in the ongoing curriculum. With the limited human resources available in the area of children with special needs, there are times when teachers who teach do not have the minimum competence needed to make teaching and learning activities run smoothly, so learning targets become a challenge in itself. Teachers who teach in special schools should also have special competencies to be better prepared to handle and educate Students with Special Needs (SBK). This study used a mixed-method with a group discussion forum, interviews, and questionnaires to get a deeper picture of the competence of teachers at the Sayap Ibu Bintaro Foundation (YSIB). The results showed that there are internal and external factors that affect the competence of teachers at YSIB. Teacher knowledge and skills in behavior management, recognizing SBK characteristics, and communication with SBK still need further development. This results in the teacher's teaching strategy not optimal in their daily lives. Therefore, a form of intervention is needed to improve teacher competence, especially in behavior management, recognizing SBK characteristics, and communication skills with SBK. The intervention was carried out by training "Special Need Teacher Capacity Building". The results of the intervention show that training can improve teacher competence, especially in the cognitive and affective aspects, while the behavioral aspect is not maximal because the opportunity to practice the results of the training is still limited.ABSTRAK:Guru memiliki peran penting dalam berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah, baik sekolah reguler maupun sekolah khusus. Kompetensi guru yang mengajar akan menentukan tercapainya tujuan pembelajaran yang diberikan dalam kurikulum yang berjalan. Dengan keterbatasan sumber daya manusia yang tersedia pada area anak berkebutuhan khusus, ada kalanya guru yang mengajar belum memiliki kompetensi minimal yang dibutuhkan guna menunjang kelancaran kegiatan belajar mengajar (KBM), sehingga target pembelajaran menjadi sebuah tantangan tersendiri. Guru yang mengajar di sekolah khusus pun sebaiknya memiliki kompetensi khusus agar siap untuk menangani dan mendidik Siswa Berkebutuhan Khusus (SBK). Penelitian ini menggunakan mixed method dengan forum group discussion, wawancara, dan kuesioner kepada 5 guru dan Kepala Sekolah untuk mendapatkan gambaran yang lebih mendalam terkait dengan kompetensi guru di Yayasan Sayap Ibu Bintaro (YSIB). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kompetensi guru di YSIB. Pengetahuan dan keterampilan guru dalam manajemen perilaku, mengenali karakteristik SBK, dan komunikasi dengan SBK masih perlu dikembangkan lebih lanjut. Hal ini berakibat pada strategi mengajar guru belum optimal dalam kesehariannya. Oleh karena itu, diperlukan suatu bentuk intervensi untuk meningkatkan kompetensi guru, terutama dalam manajemen perilaku, mengenal karakteristik SBK, dan keterampilan komunikasi dengan SBK. Intervensi dilakukan dengan pelatihan “Special Need Teacher Capacity Building”. Hasil intervensi menunjukkan bahwa pelatihan dapat meningkatkan kompetensi guru, terutama pada aspek kognitif dan afektif, sedangkan pada aspek perilaku belum terlihat maksimal karena kesempatan untuk mempraktekkan hasil pelatihan masih terbatas
KOMUNIKASI VISUAL DI ERA DIGITAL MELALUI PELATIHAN FOTOGRAFI Wulan Purnama Sari; Lydia Irena
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 3, No 2 (2020): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v3i2.9422

Abstract

The existence of educational institutions plays a very large role in educating human resources in Indonesia. Because in essence education has two main objectives, namely to help educate humans and make intelligent humans become good. Not only intellectually intelligent but also have a strong character, especially to face the times and globalization. Therefore the role of educational institutions must also pay attention to the development of students in the scope of soft skills by equipping them with practical skills. Photography is an important part of visual communication which is now an integral part of people's lives. Coupled with the trend of social media, human life is centered in it. So that this PKM activity aims to be a form of education for students regarding the function of photography in today's digital era. The method used in PKM activities is to conduct training for partners with student and female participants. PKM activities are carried out online using the Zoom application. The results of PKM activities indicate an increase in participants' understanding of photography, which can be seen through the pre and post PKM activity questionnaires. In addition, participants also have an interest in photography in the scope of social media, including photography techniques and recommendations for editing applications using smartphones. Suggestions from the team regarding this activity are to carry out further activities that focus on photography using smartphones for upload needs on social media.ABSTRAK:Keberadaan lembaga pendidikan sangat besar peranannya dalam mencerdaskan sumber daya manusia di Indonesia. Sebab pada hakikatnya pendidikan memiliki dua tujuan utama yaitu membantu mencerdaskan manusia dan menjadikan manusia cerdas tersebut menjadi baik. Tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga memiliki karakter yang kuat, terutama untuk menghadapi perkembangan zaman dan globalisasi. Oleh karenanya peran lembaga pendidikan juga harus memperhatikan pengembangan peserta didik dalam ruang lingkup soft skill dengan membekali mereka keterampilan yang bersifat praktis. Fotografi menjadi bagian penting dalam komunikasi visual yang sekarang ini menjadi salah satu bagian integral dalam kehidupan masyarakat. Ditambah juga dengan adanya tren media sosial yang menjadikan kehidupan manusia berpusat di dalamnya. Sehingga kegiatan PKM ini bertujuan untuk menjadi bentuk edukasi bagi para siswa terkait fungsi fotografi di era digital saat ini. Metode yang digunakan dalam kegiatan PKM adalah dengan melakukan pelatihan kepada pihak mitra dengan peserta siswa dan siswi. Kegiatan PKM dilaksanakan secara daring dengan menggunakan aplikasi Zoom. Hasil kegiatan PKM menunjukkan adanya peningkatan pemahaman peserta mengenai fotografi, yang dapat dilihat melalui kuesioner pra dan paska kegiatan PKM. Selain itu, peserta juga memiliki ketertarikan terhadap fotografi dalam lingkup media sosial, termasuk didalamnya teknik fotografi dan juga rekomendasi aplikasi editing dengan menggunakan smartphones. Saran dari tim terkait kegiatan ini adalah dilaksanakannya kegiatan lanjutan yang berfokus pada fotografi dengan menggunakan smartphones untuk kebutuhan unggah di media sosial. 
EDUKASI PENGENALAN JURNALISTIK KEPADA GENERASI DIGITAL Ahmad Junaidi; Riris Loisa; Sinta Paramita
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 3, No 2 (2020): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v3i2.9602

Abstract

The digital generation is a generation whose lives depend almost entirely on internet access. The ease of accessing information has both negative and positive sides. The negative side is that the digital era is a generation that is prone to cybercrime and is easily exposed to hoaxes through internet networks. There has been a lot of research in Communication Science that discusses the negative side of technological development. But on the other hand, the digital generation can create exciting content through social media. Kanaan Christian Senior High School initiated this potential to develop extracurricular activities that could improve students' abilities in journalism. The problem arises when there are no teaching resources that can educate students in the world of journalism. Therefore, the Faculty of Communication Sciences at Tarumanagara University seeks to inform people's lives through community service activities (PKM), to assist the Kanaan Christian High School in carrying out journalistic extracurricular activities by providing ongoing training. The movement was carried out on August 13, 2020, starting with an introduction to journalism, and the action was continued again on August 27, 2020, with the subject of getting to know the news. This activity increased students' understanding of the definition, the function of the press, the form of mass media, the purpose of the report, types of information, and the value of the news shown in statistical data. This activity is also a pilot project for the Faculty of Communication Sciences at Tarumanagara University in managing the target area.ABSTRAKGenerasi digital adalah generasi yang hampir keseluruhan kehidupannya bergantung kepada akses internet. Kemudahan mengakses informasi memiliki sisi negatif dan positif. Sisi negatif adalah generasi digital adalah generasi yang rawan akan kriminalitas siber dan mudah terpapar hoaks melalui jaringan internet, sudah banyak riset dalam Ilmu Komunikasi yang membahas sisi negatif dari berkembangnya teknologi. Namun disisi lain generasi digital mampu menciptakan konten-konten melalui media sosial yang menarik. Potensi Inilah yang digagas oleh SMA Kristen Kanaan untuk menciptakan ekstrakurikuler yang mampu meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam dunia jurnalistik. Permasalahan muncul ketika tidak tersedia sumber daya pengajar yang dapat memberikan edukasi dunia jurnalistik kepada siswa-siswi. Oleh sebab itu Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara berupaya untuk mencerdaskan kehidupan masyarakat melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM), untuk membantu Sekolah SMA Kristen Kanaan dalam menjalankan ekstrakurikuler jurnalistik dengan memberikan pelatihan secara berkelanjutan. Kegiatan dilakukan pada tanggal 13 Agustus 2020 diawali dengan pengenalan tentang Jurnalistik dan kegiatan dilanjutkan lagi pada tanggal 27 Agustus 2020 dengan pokok bahasan mengenal berita. Hasil dari kegiatan ini adalah terdapat peningkatan pemahaman siswa-siswa terkait definisi, fungsi pres, bentuk media massa, definisi berita, jenis berita, dan nilai berita yang ditunjukkan dalam data statistik. Selain itu kegiatan ini menjadi pilot project bagi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara dalam mengelola wilayah binaan.
PENERAPAN MESIN SORTASI DALAM UPAYA EFESIENSI PROSES PRODUKSI KOPI GAYO SEBAGAI PRODUK UNGGULAN DAERAH ACEH TENGAH Indra Mawardi; Hanif hanif; Jannifar Jennifar; Safaruddin Safaruddin
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 3, No 2 (2020): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v3i2.9400

Abstract

Gayo coffee is a superior regional product in the Central Aceh district. The production process of Gayo coffee is still done traditionally. In developing the quality and quantity of Gayo coffee, it is necessary to apply the production process technology. PKM activity partner, CV. Aceh nutrition has problems in the production process, especially in the sorting process, which is still manual. This process requires labor and long processing time so that the production process becomes inefficient. This problem is essential to be resolved in an effort to increase partner productivity. This service activity aims to improve the efficiency of the coffee bean production process through the application of a green bean sorting machine. The sorting machine will produce green beans based on size or dimensions following SNI. Solving partner problems is carried out using functional and structural approaches. Activities started from problem identification, design, and fabrication of green bean sorting machines, implementation and training, assistance, and evaluation. The results of these activities, green bean coffee sorting machines have been successfully fabricated with a capacity of 200-300 kg/hour. This machine has been implemented to partners CV. Nutrisi Aceh. The green bean sorting machine implemented to partners can operate well. The resulting large green beans amount to 30-40% of the total sorted green beans. The use of a sorting machine can increase the efficiency of time and labor in the green bean sorting process so that partner productivity can increaseABSTRAK:Kopi Gayo merupakan produk unggulan daerah kabupaten Aceh Tengah. Proses produksi kopi Gayo masih banyak dilakukan secara tradisional. Dalam pengembangan kualitas dan kuantitas kopi Gayo diperlukan penerapan teknologi proses produksi. Mitra kegiatan PKM, CV. Nutrisi Aceh memiliki permasalahan dalam proses produksi, khususnya pada proses penyortiran yang masih manual. Proses ini membutuhkan tenaga kerja dan waktu proses yang lama, sehingga proses produksi menjadi tidak efesien. Permasalahan ini menjadi penting untuk diselesaikan dalam upaya peningkatan produktivitas mitra. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah meningkatkan efesiensi proses produksi biji kopi melalui penerapan mesin sortasi green bean. Mesin sortasi akan menghasilkan green bean berdasarkan besar atau dimensi sesuai dengan SNI. Penyelesaian permasalahan mitra dilakukan dengan metode pendekatan fungsional dan struktural. Kegiatan dimulai dari identifikasi permasalahan, perancangan dan fabrikasi mesin sortasi green bean, implementasi dan pelatihan, pedampingan, dan evaluasi. Dari hasil kegiatan telah berhasil difabrikasi dan diimplemetasikan teknologi mesin sortir green bean kepada mitra. Penggunaan mesin sortir dapat meningkatkan efesiensi waktu dan tenaga kerja dalam proses penyortiran green bean sehingga produktivitas mitra dapat meningkat.
PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANG MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY Fanny Andriani Setiawan; Margarita Ekadjaja; Yustina Peniyanti
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 3, No 2 (2020): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v3i2.10066

Abstract

Inventory control can be done by reducing the cost of inventory and the number of ordering frequencies economically. PT Tanjung Globalindo Utama or Toko TODA is an oil and accessory retail store that provides various oil needs. Some of the problems are late delivery of goods from suppliers, so that for several days the company cannot operate optimally. On the other hand, the company has also experienced an excess inventory of merchandise, so the company wastes due to excess inventory of merchandise which in turn increases inventory costs. The Community Service Team (PKM) provides a solution for TODA Stores in overcoming their problems by providing training in inventory management in the Economic Order Quantity (EOQ) method. PKM activities were carried out on May 22, 2020. Participation of partners in the PKM program is to participate in discussions, provide historical data, and convey targets. The output is that the TODA Shop can determine the amount and schedule for the procurement of merchandise economically. The result is that Toko Toda begins to understand the importance of controlling inventory so that inventory costs are not too high. Proposed procedures for purchasing merchandise inventory were received and started to be carried out with monitoring from the relevant PKM Team. Based on the calculation simulation results and discussion shows that the use of the EOQ method in controlling merchandise inventory at Toda Stores is very efficient, seen from the amount of cost savings obtained if the total inventory cost calculation uses the EOQ methodABSTRAK:Pengendalian persediaan dapat dilakukan dengan menekan biaya persediaan dan jumlah frekwensi pemesanan secara ekonomis. PT Tanjung Globalindo Utama atau Toko TODA adalah Toko retail oli dan aksesori yang menyediakan berbagai kebutuhan oli. Beberapa permasalahan yang sering dialami adalah keterlambatan pengiriman barang dari supplier, sehingga selama beberapa hari perusahaan tidak dapat beroperasi maksimal. Disisi lain perusahaan juga pernah mengalami kelebihan persediaan barang dagang, sehingga perusahaan melakukan pemborosan akibat kelebihan persediaan barang dagang yang pada akhirnya meningkatkan biaya persediaan. Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) memberikan solusi untuk Toko TODA dalam mengatasi permasalahannya dengan memberikan pelatihan tata kelola persediaan metode Economic Order Quantity (EOQ). Kegiatan PKM telah dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2020. Partisipasi mitra dalam program PKM adalah ikut serta dalam berdiskusi, memberikan data-data historikal, dan menyampaikan target yang hendak dicapai. Target luaran dari kegiatan PKM ini adalah Toko TODA dapat menentukan jumlah dan jadwal pengadaan barang dagang secara ekonomis. Hasil kegiatan PKM adalah Toko Toda mulai memahami pentingnya pengendalian persediaan barang dagang agar biaya persediaan tidak terlalu besar. Usulan prosedur pembelian persediaan barang dagang diterima dan mulai dijalankan dengan pemantauan dari Tim PKM terkait. Berdasarkan hasil simulasi perhitungan dan diskusi menunjukkan bahwa penggunaan metode EOQ dalam mengendalikan persediaan barang dagang pada Toko Toda sangatlah efisien terlihat dari besarnya penghematan biaya yang diperoleh jika perhitungan total biaya persediaan menggunakan metode EOQ.
PENINGKATAN PERILAKU HEMAT ENERGI BAGI SISWA SMA DAN PENERAPAN SNI PADA RUANG BELAJAR Setyaningsih, Endah; Roesmaladewi, Fransisca Iriani; Calvinus, Yohanes; Fat, Joni
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 3, No 2 (2020): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v3i2.10146

Abstract

There was a blackout in early August 2019, forcing everyone to think about electricity. Some expressed the need for management reform, use of new renewable energy, and promoting energy-saving behavior. However, energy saving behavior without good knowledge will make it difficult to carry out the behavior. For this reason, the community service team collected data through a questionnaire to determine the energy saving knowledge of lighting for students. Furthermore, there is provision on energy saving lighting and practice in the field to determine the extent to which energy saving is implemented in the study room. This practice is in the form of measuring the light intensity of the study room, to find out its value so that if it is not enough, it is necessary to take action to comply with SNI standards. The presentation of the lighting field briefing contained, among other things, the explanation that saving energy does not mean reducing the use of electric power alone, but rather that saving energy must maintain the quality of lighting. Based on the results of the pre test, students have a high desire to behave energy-saving by 91.3% and have confidence in the results of a behavior and an evaluation of the results of a high behavior is 99.5%. The study room illumination shows a value that is not in accordance with the SNI, which is between 125 Lux to 150 Lux. This value is far from the SNI standard, which is 350 Lux for classrooms. Based on the results of the application of this SNI, then the lighting design is carried out through simulation using the Dialux software and the installation of energy-saving lamps in the study room, so that it reaches the SNI standard.ABSTRAK:Terjadinya pemadaman listrik pada awal Agustus 2019, memaksa semua orang untuk berpikir tentang kelistrikan. Sebagian menyatakan perlunya pembenahan manajemen, perlunya pengelolaan/penggantian sistem, dan usulan penggunaan energi baru terbarukan. Selain itu masih terdapat hal lain, yaitu peningkatan perilaku hemat energi (HE), antara lain berupa peningkatan pengetahuan HE. Namun HE kadang-kadang diartikan lain, yaitu hanya sekedar mematikan lampu, tanpa memperhatikan kualitas visual. Untuk itu tim pengabdian kepada masyarakat ini melakukan pengambilan data melalui kuisioner untuk mengetahui pengetahuan HE kepada siswa SMA N 23 Jakarta. Selanjutnya dilakukan pembekalan mengenai HE dan praktik di lapangan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan HE yang ada sekolah tersebut. Praktik ini antara lain berupa pengukuran intensitas cahaya ruang belajar, untuk mengetahui nilainya sehingga jika kurang perlu dilakukan tindakan untuk disesuaikan dengan standar SNI. Penyampaian pembekalan bidang pencahayaan, antara lain berisi tentang penjelasan bahwa HE bukan berarti mengurangi penggunaan daya listrik saja, tapi lebih diutamakan bahwa HE harus tetap menjaga kualitas pencahayaan. Berdasarkan hasil pre test, siswa memiliki keinginan tinggi untuk berperilaku hemat energi sebesar 91,3% dan memiliki keyakinan akan hasil dari suatu perilaku dan evaluasi terhadap hasil perilaku yang tinggi sebesar 99,5% Tingkat pencahayaan/Iluminansi ruang belajar menunjukkan nilai yang kurang sesuai dengan SNI, yaitu antara 125 Lux sampai dengan 150 Lux. Nilai ini jauh dari standar SNI, yaitu 350 Lux untuk ruang kelas. Berdasarkan hasil penerapan SNI ini, selanjutnya dilakukan perancangan pencahayaan melalui simulasi dengan menggunakan perangkat lunak Dialux dan pemasangan lampu HE pada ruang belajar tersebut, sedemikian sampai mencapai standar SNI.
PERAN GURU DALAM MEMBANGUN REPUTASI SEKOLAH MELALUI KOMUNIKASI ORGANISASI Sinta Paramita; Riris Loisa; Yugih Setyanto
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 3, No 2 (2020): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v3i2.9339

Abstract

Problems related to organizational communication climate are still a severe problem in Indonesia. Cases related to conflict problems in various organizations occur at multiple levels, ranging from small organizations or institutions to rice, including educational institutions. By creating an atmosphere of an excellent organizational communication climate, educational services such as learning, and others can make the school's image and reputation. Therefore, the Fikom Untar PKM Team strives to help schools build a good reputation in organizational communication. The theme raised by the Fikom Untar PKM Team was "The Role of Teachers in Building School Reputation through Organizational Communication," which will be implemented at Lia Stephanie School, West Jakarta, which is considered to be able to help solve problems faced by schools. The method used in solving this problem is to map the problem and provide the right solution. The results obtained from these activities, the participants know and understand the understanding of internal communication principles, how to build a corporate image, and the elements of organizational culture, by increasing knowledge of organizational communication, it is hoped that a good organizational communication climate can be created.ABSTRAK:Masalah terkait iklim komunikasi organisasi masih menjadi persoalan yang serius di Indonesia. Kasus-kasus terkait masalah konflik dalam organisasi jamak terjadi di berbagai level baik organisasi atau institusi dalam cakupan kecil hingga beras termasuk institusi pendidikan seperti sekolah. Dengan menciptakan suasana iklim komunikasi organisasi yang baik, pelayanan pendidikan seperti pembelajaran dan lain-lain dapat menciptakan citra dan reputasi bagi sekolah tersebut. Oleh sebab itu Tim PKM Fikom Untar berupaya membantu sekolah dalam membangun reputasi yang baik dalam komunikasi organisasi. Tema yang diangkat oleh Tim PKM Fikom Untar adalah “Peran Guru Dalam Membangun Reputasi Sekolah Melalui Komunikasi Organisasi” yang akan dilakukan di Sekolah Lia Stephanie Jakarta Barat, dirasa dapat membantu dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi sekolah. Metode yang digunakan dalam menyelesaikan masalah ini adalah dengan melakukan pemetaan permasalahan dan memberikan solusi yang tepat. Hasil yang diperoleh dari kegiatan tersebut peserta mengetahui dan memahami terkait pemahaman asas komunikasi internal, cara membangun citra organisasi, dan elemen budaya organisasi, dengan meningkatnya pemahaman terkait komunikasi organisasi diharapkan dapat menciptakan iklim komunikasi organisasi yang baik.  
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNTUK MENCEGAH KEMATIAN BAYI : PEMINJAMAN GRATIS INKUBATOR UNTUK SELURUH NUSANTARA Ibnu Roihan; Juan Karnadi; Arbi Riantono; Raldi Artono Koestoer
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 3, No 2 (2020): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v3i2.9414

Abstract

One of the 17 frameworks for the Sustainable Development Goals (SDGs) program is about healthy life and encouraging prosperity for all ages. The Indonesian government, within the framework of SDGs targeting NMR, can decrease to 12 deaths per 1000 births. The existence of an incubator as a premature baby warmer device is essential. But such health facilities in the area are still lacking. The Grashof Portable Home Inkubator, one of the innovations from Universitas Indonesia, was lent free of charge as one of the product-based community engagement activities from 2012 to the present. It was lent freely to the mother's baby's home from the lower-class community. The network of volunteer agents is at the forefront of implementing this activity in many locations in Indonesia. The volunteer agents replace the primary cost production of the incubator so the problem of funds can be overcome. Socialization and collaboration with all levels of society, both individuals and institutions, is carried out so that more premature babies can be helped. From 2012 until now, this activity has helped more than 3000 babies carried out by volunteer agents who already exist in 22 provinces spread over 103 locations. This activity has increased to community empowerment, which directs or indirectly helps government programs in reducing infant mortality. Public awareness to help others, especially poor people, can make life's welfare betterABSTRAK:Salah satu dari 17 kerangka kerja program Sustainable Development Goals (SDGs) adalah tentang kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. Pemerintah Indonesia dalam kerangka SDGs menargetkan angka kematian bayi / neonatal (AKB/AKN) turun menjadi 12 kematian per 1000 kelahiran. Keberadaan inkubator sebagai alat penghangat bayi prematur sangatlah penting. Namun fasilitas kesehatan seperti itu di daerah tersebut masih kurang. Inkubator Grashof Portabel yang merupakan salah satu produk inovasi dari Universitas Indonesia ini dipinjamkan secara cuma-cuma sebagai salah satu kegiatan pengabdian masyarakat berbasis produk dari tahun 2012 hingga saat ini. Inkubator dipinjamkan secara gratis ke rumah orangtua bayi dari golongan pra-sejahtera. Jejaring relawan menjadi garda terdepan dalam pelaksanaan kegiatan ini di banyak lokasi di Indonesia. Agen relawan mengganti biaya pokok produksi inkubator sehingga masalah dana bisa teratasi. Sosialisasi dan kerjasama dengan seluruh lapisan masyarakat baik individu maupun institusi dilakukan agar lebih banyak bayi prematur yang dapat tertolong. Sejak tahun 2012 hingga saat ini kegiatan ini telah membantu lebih dari 3000 bayi yang dilaksanakan oleh agen relawan yang sudah ada di 22 provinsi yang tersebar di 103 lokasi. Kegiatan ini meningkat menjadi pemberdayaan masyarakat, yang secara langsung maupun tidak langsung membantu program pemerintah dalam menurunkan angka kematian bayi. Kesadaran masyarakat untuk membantu sesama, terutama masyarakat pra-sejahtera dapat meningkatkan kesejahteraan hidup lebih baik.
PENINGKATAN STATUS HAK GUNA BANGUNAN MENJADI HAK MILIK Atik Winanti; Taupiq qurrahman; Rosalia Dika Agustanti
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 3, No 2 (2020): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v3i2.9464

Abstract

Article 33 paragraph (3) of the 1945 Constitution which reads Earth, water and natural resources in it are controlled by the State and used for the greatest prosperity of the people. This article is one of the foundations for the birth of a law on basic agrarian principles. In the UUPA, land rights include property rights, rights to build, right to cultivate, use rights and other rights.So far, people in Indonesia control land with the status of ownership rights and building use rights. The strongest and most fulfilled status of land a person has is only property rights. Meanwhile, the right to build only has a certain period. We chose a place of service in the village of Satria Jaya because in this village there is a housing complex, namely Perum Graha Prima which is intended for Civil Servants and Members of the Indonesian National Army who are certified Building Use Rights. Most of the residents in this housing do not know how to qualify and how to change their rights position. From building use rights to ownership rights.  So that giving understanding to the community about the importance of property rights and how to improve the position of land rights is a solution given to local communities. The implementation of community service activities is carried out virtually by using the Zoom application. Where the resource person delivered material about Property Rights, Building Use Rights and the process of increasing the status of land rights.ABSTRAK:Pasal 33 ayat (3) Undang-undang Dasar 1945 yang berbunyi Bumi, air dan kekayaan alam di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pasal tersebut sebagai salah satu landasan lahirnya undang-undang tentang peraturan dasar pokok-pokok agraria (UUPA). Dalam UUPA hak-hak atas tanah meliputi hak milik, hak guna bangunan, hak guna usaha, hak pakai dan hak lainnya. Sejauh ini, masyarakat di Indonesia menguasai tanah dengan status hak milik dan hak guna bangunan. Status tanah yang terkuat dan terpenuh yang dimiliki seseorang hanyalah hak milik.  Sedangkan hak guna bangunan hanya mempunyai jangka waktu tertentu. Kami memilih tempat pengabdian di desa Satria Jaya karena di Desa ini terdapat Perumahan yaitu Perum Graha Prima yang diperuntukkan bagi PNS dan Anggota TNI yang bersertifikat Hak Guna Bangunan (HGB). Hampir sebagian besar penduduk di perumahan tersebut tidak mengetahui bagaimana persyaratan dan caranya untuk merubah status hak dari Hak Guna Bangunan menjadi Hak Milik. Sehingga pemberian pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya hak milik serta bagaimana peningkatan status hak katas tanah menjadi solusi yang diberikan kepada masyarakat setempat. Kegiatan pelaksanaan pengabdian dilakukan secara virtual dengan mempergunakan aplikasi Zoom. Dimana narasumber menyampaikan materi tentang Hak Milik, Hak Guna Bangunan dan proses peningkatan status hak atas tanah

Page 1 of 4 | Total Record : 35