cover
Contact Name
Khurin In Wahyuni
Contact Email
lppm.stikesrsam@gmail.com
Phone
+628563002065
Journal Mail Official
jpham.stikesrsam@gmail.com
Editorial Address
Jl By Pass KM 33 Krian Sidoarjo
Location
Kab. sidoarjo,
Jawa timur
INDONESIA
Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika
ISSN : 26548364     EISSN : 26847361     DOI : 10.36932/jpcam
Core Subject : Health,
Journal of Pharmaceutical care Anwar Medika (J-PhAM) mainly focuses on a current topic in Pharmaceutical Sciences are also considered for publication by the Journal. Discussions on a topic in Pharmaceutical Sciences, detailed scopes of articles accepted for submission to J-PhAM are: 1. Pharmaceutics & Biopharmaceutics. 2. Pharmaceutical Chemistry. 3. Biological Pharmacy 4. Clinical Pharmacy 5. Community Pharmacy
Articles 59 Documents
Uji Stabilitas Fisik Formulasi Elixir Paracetamol Dengan Kombinasi Co-Solvent Propilen Glikol dan Etanol Ambari, Yani
Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika (J-PhAM) Vol 1 No 1 (2018): Volume 1, Nomor 1, Desember 2018
Publisher : STIKES Rumah Sakit Anwar Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (638.535 KB) | DOI: 10.36932/jpcam.v1i1.2

Abstract

Parasetamol (asetaminofen) merupakan obat analgetik non narkotik dengan cara kerja menghambat sintesis prostaglandin terutama di Sistem Syaraf Pusat (SSP). Parasetamol bekerja pada tempat yang tidak terdapat peroksid sedangkan pada tempat inflamasi terdapat lekosit yang melepaskan peroksid sehingga efek anti inflamasinya tidak bermakna. Parasetamol berguna untuk nyeri ringan sampai sedang, seperti nyeri kepala, malaria, nyeri paska melahirkan dan keadaan lain. Parasetamol (asetaminofen) mempunyai daya kerja analgetik, antipiretik, tidak mempunyai daya kerja anti radang dan tidak menyebabkan iritasi serta peradangan lambung. Aksi/kerja utama paracetamol adalah dengan cara menghambat sintesis prostaglandin di pusat otak (hipotalamus), tetapi tidak di perifer (jaringan), sehingga tidak mempunyai efek sebagai anti inflamasi. Paracetamol diabsorbsi baik dalam saluran pencernaan ketika digunakan secara per oral, untuk memudahkan pemberian obat dan mempercepat absorbsi maka obat dibuat dalam bentuk sediaan elixir. Sehingga dibutuhkan formulasi yang tepat untuk menjaga paracetamol agar tetap stabil dalam bentuk sediaan elixir. Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui rancang formulasi, cara pembuatan serta evaluasi dalam sediaan elixir paracetamol. Evaluasi dilakukan seminggu setelah pembuatan sediaan elixir. Evaluasi meliputi uji organoleptis, uji kadar bahan aktif, uji pH, uji BJ, uji viskositas, dan uji kandungan mikroba. Hasil dari evaluasi sediaan elixir paracetamol antara lain, pada uji organoleptis elixir paracetamol dari warna ungu tidak mengalami perubahan warna, bau elixir tidak berubah yaitu tetap berbau anggur, dan rasa elixir tetap manis tidak mengalami perubahan rasa. Pada uji pH, sediaan elixir paracetamol dengan pH awal 5,5 mengalami perubahan pH menjadi 5,4. Pada uji BJ, elixir paracetamol memiliki BJ 1,143 g/mL. Uji viskositas dilakukan dengan menggunakan alat viskometer oswald dan diperoleh viskositas dari elixir paracetamol yaitu 5,823 cP. Uji kandungan mikroba dilakukan dengan menggunakan indra penglihatan dan didapatkan data bahwa pada sediaan elixir paracetamol tidak terdapat pertumbuhan mikroba.
PREVALENSI TELUR CACING NEMATODA USUS SOIL TRANSMITED HELMINT (STH) DENGAN METODE KONSENTRASI PADA SISWA MI SUNAN AMPEL 1 SIDOROGO-TROSOBO KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR Charisma, Acivrida Mega; Farida, Elis Anita; Wahyuni, Khurin In; Kumala Dewi, Yesi Eka Nur
Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika (J-PhAM) Vol 2 No 2 (2020): Volume 2, Nomor 2, Juni 2020
Publisher : STIKES Rumah Sakit Anwar Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (720.435 KB) | DOI: 10.36932/jpcam.v2i2.30

Abstract

Kecacingan masih menjadi masalah kesehatan di masyarakat diperkirakan 819 juta orang terinfeksi Ascaris lumbricoides, 464,6 juta orang terinfeksi Trichuris trichiura dan 438,9 juta orang terinfeksi Hookworm. Penelitian ini bertujuan sebagai berikut: Mengetahui prevalensi telur cacing Nematoda usus Soil Transmited Helmin (STH)dengan menggunakan metode konsentrasi pada siswa MI Sunan Ampel 1 di Sidorogo Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini merupakan penelitian dengn metode deskriptif dengan desain peneliatian cross selectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dimana yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 25 siswa MI Sunan Ampel 1 dari kelas 1-3 SD. Subjek penelitian yang menyetujui inform consent dilakukan pemeriksaan tinja. Penelitian menunjukkan bahwa dari 100 siswa yang dilakukan pemeriksaan tinja sebanyak 25 siswa, dan pada penelitian ini didapatkan prevalensi infeksi cacing STH Ascaris lumbricoides ialah 44%. Diperoleh hubungan antara kebiasaan mencuci tangan sebelum makan atau sesudah BAB dengan infeksi STH. Infeksi cacing Ascaris lumbricoides merupakan infeksi tertinggi pada responden di sekolah dasar MI Sunan Ampel 1 yang beralamat di Desa Sidorogo Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo.
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Herba Apu-Apu (Pistia Stratiotes) Terhadap Staphylococcus Aureus Dianasari, Dewi; Iftitah, Maulidya Barikatul
Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika (J-PhAM) Vol 2 No 1 (2019): Volume 2, Nomor 1, Desember 2019
Publisher : STIKES Rumah Sakit Anwar Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.197 KB) | DOI: 10.36932/jpcam.v2i1.13

Abstract

S. aureus merupakan salah satu bakteri gram positif yang dapat menyebabkan infeksi bernanah, infeksi kulit ataupun infeksi serius seperti mastitis, pneumonia dan infeksi saluran kencing. Penemuan senyawa aktif baru berasal dari tumbuhan merupakan potensi alternatif sebagai agen antibakteri. Salah satunya ialah tanaman dengan famili Araceae dari genus Pistia yaitu Pistia stratiotes atau yang biasa dikenal dengan sebutan apu-apu. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan secara ilmiah adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol herba apu-apu (Pistia stratiotes) terhadap Staphylococcus aureus. Uji antibakteri dengan metode difusi cakram dilakukan pada 6 kelompok, yaitu 4 kelompok perlakuan ekstrak etanol herba apu-apu dengan berbagai konsentrasi (10%; 20%; 30%; dan 40%), satu kelompok uji berisi kontrol negatif yaitu DMSO 10%, dan satu kelompok uji lainnya berisi kontrol positif yaitu gentamisin cakram 10µg. Aktivitas antibakteri ekstrak etanol herba apu-apu (Pistia stratiotes) terhadap S. aureus dari yang tinggi ke rendah secara berurutan adalah konsentrasi 40%, konsentrasi 30%, konsentrasi 20%, konsentrasi 10% dengan nilai diameter zona hambat berturut-turut sebesar 9,0 mm ± 0,30; 8,1 mm ±0,20; 7,4 mm ± 0,33; dan 6,5 mm ±0,17. Berdasarakan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol herba apu-apu pada konsentrasi 10%; 20%; 30%; dan 40% memiliki aktivitas antibakteri terhadap S. aureus.
Formulasi Sediaan Lotion Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Buah Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) Sartika, Widya Ayu Dewi; Taniasari, Nungky
Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika (J-PhAM) Vol 1 No 1 (2018): Volume 1, Nomor 1, Desember 2018
Publisher : STIKES Rumah Sakit Anwar Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36932/jpcam.v1i1.8

Abstract

Rambutan adalah tanaman musiman yang kulit buahnya kaya dengan kandungan flavonoid berkhasiat sebagai antioksidan, sehingga dapat dipergunakan dan diformulasi sebagai anti aging.Penelitian ini dilakukan untuk memformulasi sediaan lotion dari ekstrak etanol kulit buah rambutan yang stabil secara fisik dan kimia. Ekstrak etanol kulit buah rambutan diperoleh dengan cara maserasi kulit buah rambutan menggunakan larutan penyari etanol 70% selama 4 hari. Formulasi dilakukan dengan menggunakan 3 konsentrasi ekstrak dalam lotion, yaitu F1 (0,5%), F2 (1%) dan F3 (1,5%) untuk mendapatkan lotion yang stabil. Pengamatan kestabilan fisika dilakukan dengan uji organoleptis, homogenitas dan viskositas sementara kestabilan kimia diamati dengan pengamatan pH sediaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga formula menghasilkan lotion berwarna coklat, kental, homogen dengan pH = 5 dan viskositas terendah sampai tertinggi pada formula F2 = 2147,34 cp; F3 = 2160,07 cp dan F1 = 2694,78 cp. Ketiga formula menghasilkan lotion dengan pH dan viskositas yang sesuai dengan persyaratan SNI.
AKTIVITAS DAYA HAMBAT Lactobacillus reuteri TERHADAP BAKTERI Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO Nurrosyidah, Iif Hanifa; izudin, ikhsan; Regar, Ria; Wahyuningsih, Arista
Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika (J-PhAM) Vol 2 No 2 (2020): Volume 2, Nomor 2, Juni 2020
Publisher : STIKES Rumah Sakit Anwar Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.392 KB) | DOI: 10.36932/jpcam.v2i2.26

Abstract

Bakteri Lactobacilus reuteri merupakan bakteri asam laktat yang dapat memfermentasi gula atau karbohidrat dan merupakan bakteri probiotik yang sering digunakan untuk menghambat pertumbuhan baktei patogen. Penelitian ini bertujuan mengetahui aktivitas daya hambat probiotik Lactobacilus reuteri terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Produk probiotik Laktobacilus reuteri di inokulasikan kedalam media MRS cair selama 24 jam kemudian di sentrifugasi dengan kecepatan 5.000 RPM selama 15 menit. Selanjutnya dilakukan uji aktivutas antibakteri dengan metode disk diffusion dengan variasi inkubasi 24 jam, 48 jam dan 72 jam. Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa bakteri probiotik Lactobacilus reuteri dapat menghambat pertumbuhan bakteri E.coli dan S.aureus. Zona hambat L. reuteri terhadap Escherichia coli kategori sedang yaitu 5.88 mm (inkubasi 24 jam), 5.31 mm (Inkubasi 48 jam) dan 4.75 mm (Inkubasi 72 jam). Zona hambat tergolong lemah pada Staphylococcus aureus yaitu 3.66 mm di (inkubasi 24 jam), 2.75 mm di (inkubasi 48 jam), dan 0.69 mm di (72 jam).
Studi Formulasi Sediaan Lotion Anti Nyamuk Oleum Citronella Ningrum, Melawati Olevia; Wahyuni, Khurin In
Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika (J-PhAM) Vol 1 No 1 (2018): Volume 1, Nomor 1, Desember 2018
Publisher : STIKES Rumah Sakit Anwar Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.42 KB) | DOI: 10.36932/jpcam.v1i1.3

Abstract

Nyamuk adalah penyebar berbagai macam penyakit. Nyamuk merupakan sumber penularan penyakit demam berdarah, malaria, chikungunya, dan kaki gajah (filariasis). Salah satu tanaman yang memiliki potensi sebagai anti nyamuk adalah minyak sereh wangi (Citronella Oil). Sereh wangi mengandung minyak atsiri dengan komponen geraniol (20-40%), citronellal (25-50%), dan citronellol (10-15) yang menimbulkan aroma, sehingga dapat digunakan sebagai repelen atau penangkal nyamuk. Minyak sereh wangi (Citronella Oil) merupakan insektisida alami yang murah dan efektif, selain itu juga dapat digunakan secara aman dan praktis, sehingga dapat dikembangkan menjadi lotion anti nyamuk. Untuk menjaga stabilitas minyak sereh wangi (Citronella Oil) dalam bentuk lotion, maka dibutuhkan formulasi lotion anti nyamuk yang tepat. Tujuan dari percobaan ini antara lain untuk mengetahui formulasi lotion dari bahan aktif oleum citronella dan mengetahui hasil evaluasi yang dilakukan pada lotion citronella. Metode yang digunakan dalam pembuatan lotion citronella adalah metode peleburan. Evaluasi dilakukan seminggu setelah pembuatan sediaan lotion, meliputi uji organoleptis, uji pH, uji berat jenis, uji homogenitas, uji daya sebar, dan uji ukuran partikel. Hasil dari evaluasi sediaan lotion dengan bahan aktif citronella antara lain, pada uji organoleptis lotion tidak mengalami perubahan yaitu lotion berwarna putih, memiliki bau khas citronella dan bertekstur lembut. Hasil dari uji pH, lotion tidak mengalami perubahan pH yaitu pH 7. Pada uji daya sebar, lotion citronella pada konsentrasi 18% tersebar secara merata atau homogen. Hasil dari uji homogenitas, lotion citronella pada konsentrasi 18% tidak memperlihatkan adanya butir-butir kasar pada kaca transparan. Pada uji berat jenis menggunakan alat piknometer diperoleh hasil berat jenis dari lotion citronella yaitu 23,8 g/mL. Terakhir pada uji ukuran partikel, lotion citronella memiliki ukuran partikel yang seragam.
Skrining Fitokimia Metabolit Sekunder Alga Cokelat (Padina australis) dari Kepulauan Poteran Madura Dyah Nurrahman, Nani Wijayanti; Sudjarwo, Giftania Wardani; Putra, Oki Nugraha
Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika (J-PhAM) Vol 2 No 2 (2020): Volume 2, Nomor 2, Juni 2020
Publisher : STIKES Rumah Sakit Anwar Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (554.62 KB) | DOI: 10.36932/jpcam.v2i2.25

Abstract

Alga cokelat (Padina australis) merupakan tanaman laut yang sangat melimpah di perairan Indonesia terutama Pulau Madura. Alga cokelat dikenal sebagai penghasil senyawa bioaktif seperti alginate, karagenan, dan agar yang dapat dimanfaatkan dalam dunia kefarmasian. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan skrining fitokimia metabolit sekunder yang terdapat dalam Padina australis. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak etanol 96% Padina asutralis, HCl 2 N, NaCl, Pereaksi Mayer dan Wagner, NH4OH 28%, methanol, air, etil asetat, Pereaksi Dragendorf, asam asetat anhidrat, H2SO4, n-heksan, anisaldehid asam sulfat, HCl (p), potongan magnesium, butanol, asam asetat glacial, NaCl 10%, gelatine, kloroform, dan FeCl3. Metode penetapan metabolit sekunder dilakukan dengan reaksi warna/pengendapan dan kromatografi lapis tipis. di Fakultas Perikanan Universitas Airlangga Surabaya dan diperoleh hasil yang menyatakan bahwa alga coklat yang digunakan yaitu Padina australis. Skrinin fitokimia yang dilakukan pada sampel ekstrak etanol 96% Padina australis menunjukkan bahwa Padina australis mengandung metabolit sekunder alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid, tannin, saponin.
Optimasi Formulasi Tablet Ibuprofen Dengan Kombinasi CMC–NA & Sorbitol Sebagai Pengikat dan Amilum Solani Sebagai Disintegran Terhadap Waktu Hancur Tablet Ambari, Yani; Nurrosyidah, Iif Hanifa; Kusumo, Sukarno Tejo
Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika (J-PhAM) Vol 2 No 1 (2019): Volume 2, Nomor 1, Desember 2019
Publisher : STIKES Rumah Sakit Anwar Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.324 KB) | DOI: 10.36932/jpcam.v2i1.14

Abstract

Tablet merupakan sediaan yang biasanya umum digunakan dalam pengobatan karena harganya relatif murah. Ibuprofen merupakan bahan obat yang memiliki sifat alir yang buruk, bulk density rendah, dan mengalami deformasi elastis saat proses pengempaan. Penelitian kali ini bertujuan untuk membuktikan perbedaan konsentrasi pengikat sorbitol dan pengancur amilum solani apakah mempengaruhi waktu hancur dari suatu tablet ibuprofen. Kombinasi pengikat bertujuan untuk meningkatkan viskositas dari sorbitol. Metode granulasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu granulasi basah karena metode ini merupakan metode yang cocok untuk bahan ibuprofen yang memiliki bulk density yang rendah. Selain itu, Metode granulasi basah dapat meningkatkan karakteristik dan sifat-sifat fisik granulasi yang baik karena sifat kohesif pengikat cair dapat menghasilkan ikatan dengan bahan tambahan yang minimal. Uji waktu hancur tablet bertujuan untuk mengetahui berapa waktu yang dibutuhkan untuk mula kerja obat. Hasil dari penelitian ini telah membuktikan bahwa semakin rendah konsentrasi bahan pengikat dan semakin tinggi konsentrasi bahan penghancur akan mempercepat waktu hancur obat. Waktu yang telah dihasilkan dari masing-masing formulasi untuk tablet yaitu pada formula 1 sebesar 15 menit, formula 2 sebesar 23 menit, dan formula 3 sebesar 25 menit. Formulasi 1 telah membuktikan bahwa sorbitol dan amilum solani berpengaruh terhadap waktu hancur tablet, sedangkan formulasi 2 dan 3 tidak lolos uji waktu hancur karena konsentrasi pengikat semakin tinggi dan penghancur semakin rendah.
Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan Gel Ekstrak Etanol Pegagan (Centela Asiatica L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Secara in vitro Nurrosyidah, Iif Hanifa; Hermawati, Retna; Asri, Milu
Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika (J-PhAM) Vol 1 No 2 (2019): Volume 1, Nomor 2, Juni 2019
Publisher : STIKES Rumah Sakit Anwar Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.438 KB) | DOI: 10.36932/jpcam.v1i2.9

Abstract

Staphylococcus aureus adalah bakteri patogen pada manusia yang menyebabkan berbagai manifestasi klinis. Infeksi sering terjadi baik di lingkungan yang didapat masyarakat maupun yang didapat di rumah sakit dan pengobatan tetap sulit untuk dikelola karena munculnya strain yang resistan terhadap beberapa obat seperti MRSA. Salah satu manifestasi klinis akibat infeksi bakteri tyersebut adalah bisul, kulit melepuh, dan jerawat. Jerawat merupkan salah satu masalah kesehatan kulit yang menggangu. Tingkat keparahan jerawat dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya dipengaruhi oleh jumlah produksi kelenjar minyak. Minyak, kotoran atau debu, dan keringat dapat menyumbat pori serta adanya bakteri penyebab jerawat (P. acne) dapat menimbulkan jerawat. Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) merupakan tanaman liar yang berpotensi sebagai tanaman obat. Centella asiatica L. mengandung senyawa glikosida saponin yang diketahui memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Penelitian ini diawali dengan proses ekstraksi kandungan centolloid dari pegagan dengan diekstraksi dengan etanol 96% menggunakan alat soxhlet pada suhu 60-80oC. Kemudian ekstrak yang diperoleh dipekatkan menggunakan rotary evaporator pada suhu 60oC sampai diperoleh ekstrak kental. Ekstrak yang diperoleh diformulasikan ke dalam sediaan gel kemudian diuji aktivitas antibakterinya secara in vitro mengunakan metode difusi agar. Sediaan gel ekstrak etanol pegagan stabil hingga penyimpanan dalam jangka waktu 30 hari terlihat dari organoleptis, pH, homogenitas, dan daya sebar yang tidak berubah dari awal pembuatan. Daya hambat sediaan gel ekstrak etanol pegagan adalah 25 mm termasuk dalam katagori daya hambat kuat yaitu >20 mm, sama dengan daya hambat kontrol positif dalam penelitian ini yaitu clindamicyn sebesar 30 mm.
Formulasi Suspensi Analgesik-Antipiretik Ibuprofen Dengan Suspending Agent Gom Arab dan CMC-NA Fatmawati, Umi
Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika (J-PhAM) Vol 1 No 1 (2018): Volume 1, Nomor 1, Desember 2018
Publisher : STIKES Rumah Sakit Anwar Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.131 KB) | DOI: 10.36932/jpcam.v1i1.4

Abstract

Telah dilakukan penelitian mengenai formulasi dan evaluasi stabilitas fisik suspensi ibuprofen sebagai analgesik dan antipiretik yang ditujukan untuk anak berusia 2-12 menggunakan gom Arab dan natrium karboksimetilselulosa sebagai zat pensuspensi untuk menunjang stabilitas utama suspensi. Konsentrasi gom Arab dan natrium karboksi metilselulosa adalah 2.5 % dan 0.75 % berturut-turut. Evaluasi stabilitas fisik dilakukan selama 1 minggu setelah sediaan dibuat yang meliputi organoleptis, bobot jenis, viskositas, volume sedimentasi, redispersi, pH, dan mikroba serta distribusi ukuran partikel. Dari hasil penelitian diketahui konsentrasi gom Arab dan natrium karboksimetilselulosa mempengaruhi stabilitas fisik suspensi ibuprofen melalui hasil evaluasi telah sesuai dengan spesifikasi.