cover
Contact Name
sajuri
Contact Email
sajuripetani@gmail.com
Phone
+6281371655508
Journal Mail Official
journal.biofarm@gmail.com
Editorial Address
Jl. Sriwijaya No.03 Pekalongan
Location
Kota pekalongan,
Jawa tengah
INDONESIA
Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian
Published by Universitas Pekalongan
ISSN : 02165430     EISSN : 23016442     DOI : 10.31941
Core Subject : Agriculture,
BIOFARM Jurnal Ilmiah Pertanian merupakan jurnal ilmiah yang berisikan hasil penelitian dan kajian teoritis mengenai masalah-masalah pertanian secara luas (agrokompleks) di Indonesia diterbitkan oleh Fakultas Pertanian Universitas Pekalongan.
Articles 153 Documents
INTERAKSI GENETIK X LINGKUNGAN UNTUK KETAHANAN CABAI ( Capsicum annuum L.) TERHADAP ANTRAKNOSA YANG DISEBABKAN OLEH Colletotrichum acutatum Muhammad Syukur; Sriani Sujiprihati; Jajah Koswara; Widodo .
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 13, No 9 (2010): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v13i9.275

Abstract

Appearance of a plant is determined by genetic factors, environmental factors and interactions between them. The genetic x environment interactions become an important concern for breeders, in addition to genetic factors. Purpose of this study was to examine the genetic x environment interactions for resistance of pepper to anthracnose. Materials used were 16 hybrids that were planted at three locations. Complete randomized block design (RCBD) was used with three replications. Replicates nested within location. Twenty of hot pepper that has been worn but is still green from each replication was inoculated with C. acutatum, PYK 04 isolate. Disease incidence was observed five days after inoculation. The results showed that the genotype x location interaction was significant different to resistance resistance caused by Colletotrichum acutatum PYK 04 isolate. Pepper genotypes stable in anthracnose resistant character in three selection environments was IPB CH3, IPB CH6, and IPB CH25. The genotypes were suitable for selection environment Ciherang, Leuwikopo and Tajur. Genotype IPB CH50 and IPB CH51 were suitable for selection environment Tajur. Imperial genotypes was suitable for the environment selection Ciherang. IPB CH5 and IPB CH4 CH5 were suitable for Lewikopo environment.Keywords:genetic x environmental interaction, anthracnose, resistance, pepper, Colletotrichum acutatum
Analisis Perbedaan Hasil dan Pendapatan Usaha Jamur Tiram (Pleurotus Ostreatus) antara Penggunaan Bran dengan Tepung Jagung (Studi Kasus di Kecamatan Limpung Kabupaten Batang) Kristiyanto Kristiyanto
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 15, No 1 (2019): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v15i1.1102

Abstract

Budidaya jamur dapat dilakukan dengan mudah dan murah karena kandungan komponennya banyak menggunakan limbah, misalkan serbuk kayu dari bekas gergaji dan nutrisi. Penelitian Bertujuan untuk mengetahui Perbedaan pendapatanbudidaya jamur tiram antara penggunaan nutrisi dedak dengan tepung jagung. Metode penelitian ini adalah deskriptif analisis. dengan menggunakan analisis biaya dan pendapatan, analisis kelayakan menggunakan RCR, BEP dan ROI dan Analitik SPSS independent sample t-test. Berdasarkan hasil analisis data, biaya produksi pada media nutrisi tepung jagung adalah Rp 7.381.259,4 lebih besar dari media nutrisi dedak yaitu sebesar Rp 6.272.180,23. pendapatan dengan media nutrisi tepung jagung sebesar Rp. 10.239.000,0 media nutrisi  dedak sebesar Rp. 8.418.823,53. Nilai RCR nutrisi tepung jagung sebesar 1,39 dan nutrisi dedak sebesar 1,34, BEPq tepung jagung sebesar 922,66 sedangkan riilnya 1.279,9 kg. BEP (produksi) dedak sebesar 784,02 sedangkan riilnya 1.052,35 kg. BEP Rp (harga) tepung jagung Rp. 5.767,17/kg dan BEP Rp Dedak Rp 5.960,15 /kg sedangkan harga riilny adalah Rp 8.000,-. Nilai ROI sebesar media nutrisi tepung jagung sebesar 0,39% sedangkan media nutrisi dedak sebesar 0,34%. Kata kunci : Jamur Tiram,pendapatan, kelayakan usaha.
PENGARUH KONSENTRASI DAN INTERVAL APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR URIN KELINCI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN WORTEL (Daucus carota L) Ahmad Solichin; Ubad Badrudin
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 16, No 1 (2020): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v16i1.1165

Abstract

ABSTRAK Tanaman wortel merupakan sayuran yang dikenal dan digemari oleh seluruh lapisan masyarakat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan interval aplikasi pupuk organik cair urin kelinci dan interaksinya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman wortel. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri atas 2 faktor dengan ulangan 3 kali. Faktor pertama konsentrasi POC (K0=0 ml/l, K1=15 ml/l, K2=30 ml/l, K3=45 ml/l), faktor kedua interval (I1=4 hari sekali, I2=6 hari sekali, I3=8 hari sekali). Variabel yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah pelepah, jumlah daun per tanaman, panjang akar serabut, panjang umbi, diameter umbi, bobot umbi per tanaman, bobot umbi per petak, saat keluarnya umbi per tanaman, bobot brangkasan per tanaman. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji F, jika antara faktor yang dicoba terdapat perbedaan nyata, maka analisis dilanjutkan uji BNT taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi POC urin kelinci berbeda sangat nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah pelepah, jumlah daun per tanaman, panjang akar serabut, diameter umbi, bobot umbi per tanaman, bobot umbi per petak, saat keluarnya umbi per tanaman, bobot brangkasan per tanaman, konsentrasi POC urin kelinci terbaik adalah konsentrasi 30 ml/l. Interval POC urin kelinci berbeda sangat nyata terhadap tinggi tanaman, diameter umbi, bobot umbi per tanaman. Interval POC urin kelinci terbaik adalah interval 4 hari sekali. Interaksi antara konsentrasi dan interval aplikasi POC urin kelinci berbeda sangat nyata terhadap tinggi tanaman, panjang akar serabut, diameter umbi, bobot umbi per tanaman. Interaksi terbaik konsentrasi 30 ml/l dan interval 4 hari sekali. Kata kunci: Wortel, konsentrasi, interval POC
APLIKASI PUPUK KALIUM DAN N- BALANSER PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI LAHAN PASIR PANTAI Nur Faizah R; Sumarwoto .
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 13, No 8 (2010): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v13i8.266

Abstract

The experiment of giving potassium fertilizer into several dosesses and concentration of N-Balanser aims to collect doses of potassium KNO3 fertilizer and concentration of N-Balanser liquid organic fertilizer in approppiate amount. It is done to give best plant growth and result of bulb Shallot Plantation (Allium ascalonicum L.). This experiment was conducted on July until September 2009 at Sandy Coastal with inceptisol soil type which located at Tegalrejo, Srigading, Sanden, Bantul, Yogyakarta on 5 m above sea level.  The experiment uses Complettely Randomized Block Design Factorial with two treatments factor and three replications. The first treatment factor is potassium fertilizer doses (consists of three levels: K1 =350 kg ha-1, K2 = 400 kg ha-1,and K3 = 450 kg ha-1)  and second treatment factor that is concentration of  N-Balanser (consists of four levels: N-b1 = 0 ‰, N-b2= 2 ‰, N-b3 = 4 ‰, and N-b4 = 6 ‰).The result of experiment shows that there is unsignificant interaction on all observed parameters between doses of potassium and concentration of N-Balanser fertilizer. The potasium KNO3 fertilizer with doses of 450 kg ha-1 gives vegetatif growth (plant height and leaf amount) and the best result of bulb yield among others. Moreover, the N-Balanser organic fertilizer with concentration of 2‰  already give better result in improving bulb yield and quality. Keywords: Shallot (Allium ascalonicum L.), potassium, N-balanser, sandy coastal
Pengaruh Macam Pupuk Organik Cair (POC) dan Saat Pemberian terhadap Pertumbuhan dan Produksi Cabai Merah (Capsicum annuum L) Wawan Ardiyanto; Syakiroh Jazilah
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 14, No 2 (2018): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v14i2.792

Abstract

Cabai Merah (Capsicum annum L.) merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanceae). Keluarga ini diduga memiliki sekitar 90 genus dan sekitar 2.000 spesies yang terdiri dari tumbuhan herba, semak, dan tumbuhan kerdil lainnya. Dari banyaknya spesies tersebut, hampir dapat dikatakan sebagian besar merupakan tumbuhan negeri tropis. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh macam POC dan saat pemberian serta interaksinya terhadap pertumbuhan dan produksi cabai merah. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Amongrogo, Limpung, Batang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok. Faktor pertama atau Petak utama ialah Pengaruh Macam POC (POC urin kelinci, urin sapi dan urin kambing), faktor kedua ialah Saat Pemberian (1 mst, 3 mst dan 6 mst). Variabel pengamatan meliputi tinggi tanaman, jumlah cabang per tanaman, umur saat berbunga, jumlah bunga per tanaman, jumlah buah per tanaman, bobot per buah, panjang buah, bobot buah per tanaman, bobot basah tanaman, dan bobot kering tanaman. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan Macam POC berbeda sangat nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang per tanaman, umur saat berbunga, jumlah bunga per tanaman, jumlah buah per tanaman, bobot per buah, panjang buah, bobot buah per tanaman, bobot basah tanaman, dan bobot kering tanaman. Perlakuan Macam POC terbaik ialah Macam POC urin kelinci. Perlakua Saat Pemberian berbeda sangat nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang per tanaman, umur saat berbunga, jumlah bunga per tanaman, jumlah buah per tanaman, bobot per buah, panjang buah, bobot buah per tanaman, bobot basah tanaman, dan bobot kering tanaman. Perlakuan saat pemberian terbaik ialah 1 minggu setelah tanam. Terdapat interaksi berbeda sangat nyata antara macam POC dan saat pemberian terhadap variabel tinggi tanaman, jumlah cabang per tanaman, umur saat berbunga, jumlah bunga per tanaman, jumlah buah per tanaman, bobot per buah, panjang buah, bobot buah per tanaman, bobot basah tanaman, dan bobot kering tanaman. Kombinasi terbaik diperoleh Macam POC urin kelinci dengan Saat Pemberian satu minggu setelah tanam. Kata kunci: cabai merah, macam POC, saat pemberian
PEMANFAATAN LIMBAH TAHU MENJADI PRODUK NATA DE SOYA, SOLUSI PENANGANAN PENCEMARAN LINGKUNGAN Imam Purnomo
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 13, No 9 (2010): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v13i9.280

Abstract

Limbah yang dihasilkan dari olahan tahu, menimbulkan dampak baru karena keberadaannya yang dibuang begitu saja tanpa adanya olahan limbah terlebih dahulu, limbah ini dirasakan mengganggu baik dari sisi estetika (meninmbulkan bau) maupun dari sisi kesehatan, karena keberadaannya yang masih mengandung banyak bahan protein sehingga mempercepat pembusukan dan menyebabkan kenaikan densitas vector seperti lalat, yang dapat menimbulkan banyak gangguan kesehatan, dan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Sebagai upaya mereduksi jumlah limbah buangan dari pabrik tahu, dan  sekaligus dapat menningkatkan  pendapatan dalam perekonomian keluarga, maka ditawarkan solusi pengolahan limbah tahu menjadi produk nata de soya. Hal ini apabila dilakukan serentak secara nasional akan sangat mengurangi volume limbah tahu yang terbuang tanpa pengolahan terlebih dahulu. Kata kunci : Limbah tahu, nata de soya
Pengaruh Jenis Pupuk Organik Padat terhadap Pertumbuhan, Hasil dan Serapan N Tanaman Cabai, Tomat dan Caisin pada Inceptisols Sumbang Ratri Noorhidayah; Joko Maryanto; Slamet Rohadi
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 17, No 1 (2021): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v17i1.1424

Abstract

Beragam bahan pembuat pupuk organik memiliki karakteristik fisik, kimia dan biologi yang berbeda-beda, demikan juga dengan kandungan unsur haranya. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan belum adanya spesifikasi jenis pupuk organik terhadap macam tanaman sayuran. Penelitian dilakukan di lahan Inceptisols Sumbang selama bulan  Juni hingga Oktober 2019 dan bertujuan untuk  mengetahui 1) tingkat efisiensi dan serapan N  berbagai jenis pupuk organik padat pada tanaman cabai, tomat dan caisin dan  2) pengaruh jenis pupuk organik padat terhadap pertumbuhan dan hasil  tanaman cabai, tomat dan caisin.  Penelitian disusun dalam rancangan petak terbagi dengan 5 jenis pupuk organik padat dan 3 jenis tanaman sayur. Hasil penelitian menunjukan bahwa pupuk organik kompos lengkap paling baik bagi produksi tanaman caisin dan pupuk kotoran ayam paling baik untuk produksi tanaman tomat dan cabai.
Pengaruh Konsentrasi dan Interval Pemberian POC Morinsa Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kale (Brassica oleracea var. Acephala) Nonny Nailah Hanum; Syakiroh Jazilah
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 17, No 1 (2021): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v17i1.1436

Abstract

Kale (Brassica oleracea var. Acephala) merupakan jenis sayur kelas dunia yang mempunyai nilai nutrisi, ekonomis dan prospek tinggi di Indonesia. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan interval pemberian POC Morinsa terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kale ini telah dilaksanakan di Desa Gombang Kempligi Kecamatan Wonotunggal, Batang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK). Faktor pertama konsentrasi POC Morinsa (0 ml/l, 25 ml/l, 50 ml/l, 75 ml/l), faktor kedua interval pemberian POC Morinsa ( 1 minggu sekali, 2 minggu sekali, 3 minggu sekali). Hasil penelitian menunjukan bahwa konsentrasi POC Morinsa berbeda sangat nyata pada semua variabel yang diamati.  Konsentrasi POC Morinsa optimum adalah  50 ml/l. Hasil penelitian menunjukan bahwa Interval pemberian POC Morinsa berbeda sangat nyata pada variabel tinggi tanaman dan jumlah daun kemudian berbeda nyata pada variabel berat segar tanaman tanpa akar, berat segar brangkasan, berat segar daun , panjang akar terpanjang. Interval pemberian POC Morinsa terbaik adalah 2 minggu sekali. Terdapat interaksi yang sangat nyata antara konsentrasi dan interval pemberian POC Morinsa terhadap variabel berat segar daun, berat segar tanaman tanpa akar, berat brangkasan dan berbeda nyata pada variabel jumlah daun. Interaksi terbaik dicapai pada kombinasi konsentrasi 50 ml/l dengan interval pemberian POC Morinsa 1 minggu sekaliKata kunci : interval pemberian POC Morinsa, kale, konsentrasi.
Pengaruh Konsentrasi Giberelin (GA₃) Terhadap Perkecambahan Dan Pertumbuhan Beberapa Jenis Klon Karet (Havea brasiliensis L) Suradi Suradi
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 17, No 1 (2021): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v17i1.1432

Abstract

Karet merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting peranannya di Indonesia. Selain sebagai sumber lapangan kerja bagi sekitar 1,4 juta kepala keluarga, komoditas ini juga memberikan kontribusi yang signifikan sebagai salah satu sumber devisa non-migas. Percobaan ini dilaksanakan di Desa Pedawang Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) disusun secara faktorial. Faktor pertama taraf konsentrasi giberelin (konsentrasi giberrelin 0 ppm = G0, konsentrasi giberelin 100 ppm = G1, konsentrasi giberrelin 200 ppm= G2, konsentrasi giberrelin300 ppm= G3). Faktor kedua adalah jenis klon karet (klon karet IRR 100 = K1, klon karet PB 260 = K2, klon karet BPM 24 = K3). Variabel yang diamati terdiri atas persentase berkecambah, kecepatan berkecambah, tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, diameter batang, berat basah tanaman, berat basah akar, berat kering tanaman, dan panjang akar terpanjang, Data dianalisis menggunakan uji F dan apabila berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji BNT, kemudian dilanjut dengan uji kontras ortogonal.Kata kunci :, devisa, karet, non migas, klon karet, konsentrasi giberelin (GA₃),
Pengaruh Lama Perendaman Dan Konsentrasi Larutan Rootone F Terhadap Pertumbuhan Stek Murbei (Morus Sp.) Nur Efendi; Eka Adi Supriyanto
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 17, No 1 (2021): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v17i1.1433

Abstract

Tanaman  murbei merupakan tanaman yang berpengaruh dalam kegiatan budidaya ulat sutera. Penelitian bertujuan untuk mengetahui lama perendaman dan konsentrasi larutan Rootone F terhadap pertumbuhan stek murbei dan interaksinya. Penelitian dilaksanakan di Desa Tegalsari Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL). Faktor pertama lama perendaman (1 jam, 2 jam, dan 3 jam), faktor kedua konsentrasi larutan Rootone F Terhadap (0 mg/l, 150 mg/ l , 300 mg/ l, dan 450 mg/ l). Data dianalisa dengan uji F dan jika berbeda nyata dilakukan uji lanjut dengan BNT 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama perendaman berbeda sangat nyata terhadap saat munculnya akar dan bobot basah tanaman, berpengaruh nyata pada variabel saat munculnya tunas, tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah akar, panjang akar terpanjang, bobot basah akar, bobot kering akar, bobot basah tanaman, berbeda tidak nyata terhadap presentase keberhasilan stek, lama perendaman stek murbei terbaik 2 jam. Konsentrasi larutan Rootone F berbeda sangat nyata terhadap semua variabel yang di amati kecuali presentase keberhasilan stek, Konsentrasi Larutan Rootone F 300 mg/l. Interaksi Lama Perendaman dan Konsentrasi Larutan Rootone F berbeda sangat nyata terhadap saat munculnya tunas, saat munculnya akar, jumlah akar, panjang akar terpanjang, bobot basah tanaman, berbeda nyata pada tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah akar dan berat kering akar, berbeda tidak nyata pada presentase keberhasilan stek. Interaksi terbaik dicapai lama perendaman 2 jam dengan Konsentrasi Rootone F 300 mg/ l.Kata kunci: konsentrasi, lama perendaman, murbei Rootone F

Page 6 of 16 | Total Record : 153