Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

PENGARUH PEMBERIAN LUMPUR BUANGAN DARI PENGOLAHAN LIMBAH SINTESIS ANTIBIOTIKA DAN PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI STEVIA (Stevia rebaudiana BERTONI M.) Slamet Susanto; Muhammad Syukur
Indonesian Journal of Agronomy Vol. 27 No. 2 (1999): Buletin Agronomi
Publisher : Indonesia Society of Agronomy (PERAGI) and Department of Agronomy and Horticulture, Faculty of Agriculture, IPB University, Bogor, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (710.008 KB) | DOI: 10.24831/jai.v27i2.1574

Abstract

The objective of the research was to investigate the effect of sewage application on growth and production of stevia, a sweetening alternative producing plant, as compared with manure application. Sewage is a by product of antibiotics processing of PT SBFI Sewage and manure application each consisted of 4 level, i.e. 0.0, 0.5, 1.0 and 1.5 kg per polybag. Sewage application has resulted in significant increase in tree high, leaf number, shoot number and root and shoot dry weight as compared with control. Manure application has resulted in significant increase in growth and production as compared with control. There was no interaction between sewage and manure application on all parameter observed
Respon Morfo-fisiologi Empat Genotipe Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.) terhadap Cekaman Salinitas Baiq Arriyadul Badi'ah; Sobir; Muhammad Syukur; Yudiwanti Wahyu Endro Kusumo
Indonesian Journal of Agronomy Vol. 49 No. 2 (2021): Jurnal Agronomi Indonesia
Publisher : Indonesia Society of Agronomy (PERAGI) and Department of Agronomy and Horticulture, Faculty of Agriculture, IPB University, Bogor, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.365 KB) | DOI: 10.24831/jai.v49i2.37006

Abstract

The responses of cayenne pepper to salinity need to be elucidated for developing saline tolerant varieties. The study aimed to reveal the morphological and physiological responses of four cayenne pepper genotypes under salinity stress conditions. The research was conducted at the Tajur 2 experimental station of IPB University, Bogor, Indonesia, from October 2019 to March 2020. A two-factor randomized complete block design with five blocks as replications was used in this experiment. The first factor is the genotype of cayenne pepper (Sigantung, CR10, CSR1, and CRK1) and the second factor is salinity level (0-1, 2-4, 5-7, and 8-10 mS cm-1). The results indicated that the salinity significantly affected the morphological and physiological traits of cayenne pepper plants. Salinity 8-10 mS cm-1 on morphological traits caused the highest decrease in the number of flowers (74.65%), number of leaves (71.23%), fruit weight (58.48%), and root length (49.81%). In addition, a concentration of 8-10 mS cm-1 also caused the highest decrease in physiological traits. The highest effect of the treatment occurred in stomata conductance (29.37%), transpiration rate (26.47%), intercellular CO2 concentration (21.83%), and chlorophyll index (20.19%). Based on the average value of the stress sensitivity index (ISC), the Sigantung (1.2) and CSR1 (1.0) genotypes were categorized as salinity sensitive (ISC >1.0). On the other hand, CR10 and CRK1 had an average ISC value of 0.8, so they were categorized as the moderate tolerance to salinity (0.5<ISC<0.1). Keywords: stomatal conductance, intercellular CO2 concentration, stress sensitivity index, root length
Ketahanan Penyakit Antraknosa terhadap Cabai Lokal dan Cabai Introduksi Abdul Hakim; Muhammad Syukur; . Widodo
Buletin Agrohorti Vol. 2 No. 1 (2014): Januari 2014
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.112 KB) | DOI: 10.29244/agrob.2.1.31-36

Abstract

Penyakit yang menyebabkan rendahnya produktivitas cabai di Indonesia adalah antraknosa. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan genotipe tanaman cabai yang tahan terhadap penyakit antraknosa yang disebabkan oleh Colletotrichum acutatum. Penelitian ini dilakukan di lapangan dan laboratorium, menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak, satu faktor dan dua ulangan. Isolat Colletotrichum acutatum yang digunakan adalah BGR 027, PYK 04 dan BKT 05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe IPB C15 memiliki ketahanan paling baik terhadap tiga isolat Colletotrichum acutatum. Genotipe ini merupakan salah satu sumber untuk sifat ketahanan cabai terhadap penyakit antraknosa. Genotipe introduksi lebih mendominasi untuk sifat ketahanan dan keragaan daya hasil daripada genotipe lokal. Dengan demikian perlu dilakukan eksplorasi untuk mendapatkan genotipe lokal yang tahan antraknosa.
Evaluasi Karakter Hortikultura Galur Cabai Hias IPB di Kebun Percobaan Leuwikopo Alvianti Yaufa Desita; Dewi Sukma; Muhammad Syukur
Jurnal Hortikultura Indonesia Vol. 6 No. 2 (2015): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.343 KB) | DOI: 10.29244/jhi.6.2.116-123

Abstract

ABSTRACTThe objective of this research was  to evaluate some vegetative and generative characters of the new IPB ornamental pepper lines. The experiment  was conducted at IPB,  Leuwikopo, Dramaga, Bogor  in  January  to  July  2014. The ornamental  pepper  lines  Seroja,  Ungaran,  and  cultivarsExplosive,  Numex, and Bara  were evaluated.  The design  used  was  a completely randomized block design  with  four  replications.  There  were  significant  differences  for all quantitative  characters among  the  observed  new  lines  of  ornamental pepper.  Ungara  had  higher  plant  height,  stem diameter,  weight  per  fruit, fruit  diameter,  and  flesh  thickness  than  control.  Seroja  had earlierflowering  time  and  harvest  time  than  control.  The  qualitative characters  were  not  significantly different among Seroja, Ungara, and control. Shortened internode and color change during ripening could be used to identity the observed newlines.Keywords: ornamental pepper, generative, vegetative ABSTRAKPenelitian bertujuan untuk mengevaluasi beberapa sifat vegetatif dan generatif dari galur cabai hias baru IPB. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Leuwikopo, Dramaga, Bogor pada bulan Januari hingga Juli 2014. Bahan tanam yang digunakan adalah dua galur cabai hias IPB yaitu Seroja dan  Ungara  serta tiga  varietas  pembanding  yaitu  Explosive,  Numex,  dan  Bara. Penelitian menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan 4 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan galur-galur yang diuji memiliki perbedaan pada semua  karakter kuantitatif yang diuji. Galur Ungara memiliki keunggulan pada karakter tinggi tanaman, diameter batang, bobot per buah, diameter  buah,  dan  ketebalan  kulit  buah.  Galur  Seroja  memiliki keunggulan  pada  karakter  umur berbunga  dan  umur  panen  buah. Karakter-karakter  kualitatif  antara  galur-galur  yang  diuji  tidak menunjukkan banyak perbedaan dengan pembandingnya. Karakter kualitatif yang dapat mencirikan masing-masing galur dapat dilihat dari karakter pemendekan ruas dan perubahan warna buah.Kata kunci: cabai hias, generatif, vegetatif
Pengaruh Pemberian Pupuk Daun Gandasil-D Terhadap Pertumbuhan Anakan Tekam (Hopea sp) Pada Tanah Podsolik Merah Kuning Muhammad Syukur
Publikasi Informasi Pertanian Vol 13, No 25 (2017): Jurnal PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v13i25.93

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk daun Gandasil-D dan dosis yang terbaik dalam mempengaruhi pertumbuhan anakan Tekam pada tanah Podsolik Merah Kuning.Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu dan pengetahuan terutama mengenai pengaruh pemberian pupuk daun Gandasil-D terhadap pertumbuhan anakan Tekam pada tanah Podsolik Merah Kuning dan dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam upaya pembibitan anakan Tekam.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pola dasar Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan tunggal adalah dosis Pupuk Gandasil-D yang terdiri dari 8 perlakuan yaitu : Tanpa pupuk/Kontrol (G0), Pupuk Daun Gandasil-D 0,5 gram per liter air per 12 anakan (G1), Pupuk Daun Gandasil-D 1,0 gram per liter air per 12 anakan (G2), Pupuk Daun Gandasil-D 1,5 gram per liter air per 12 anakan (G3), Pupuk Daun Gandasil-D 2,0 gram per liter air per 12 anakan (G4), Pupuk Daun Gandasil-D 2,5 gram per liter air per 12 anakan (G5), Pupuk Daun Gandasil-D 3,0 gram per liter air per 12 anakan (G6) dan Pupuk Daun Gandasil-D 3,5 gram per liter air per 12 anakan (G7). Rancangan ini dipilih karena anakan Tekam dan alat penelitian yang digunakan relatif homogen.Hasil penelitian diketahui bahwa perlakuan pemberian pupuk daun Gandasil-D berpengaruh sangat signifikan terhadap pertumbuhan anakan Tekam pada tanah Podsolik Merah Kuning yaitu terhadap pertambahan jumlah daun dan tinggi anakan. Perlakuan pemberian pupuk Gandasil-D dengan dosis/konsentrasi 3,5 gram per liter air (G7) menunjukkan hasil yang terbaik untuk meningkatkan pertambahan jumlah daun dan tinggi anakan Tekam pada tanah Podsolik Merah Kuning, yaitu dengan rerata pertambahan jumlah daun sebanyak 2,67 helai dan rerata pertambahan tinggi anakan sebesar 2,33 cm.
RESPON PERTUMBUHAN LENGKENG HUTAN TERHADAP PEMBERIAN PUPUK NPK MUTIARA DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM Muhammad Syukur
Publikasi Informasi Pertanian Vol 14, No 27 (2018): Jurnal PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v14i27.194

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan anakan Anakan Lengkeng Hutan (Dimocarpus Longan) terhadap pemberian NPK Mutiara dan komposisi media tanam. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Faktorial dengan pola dasar Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang terdiri dari dua faktor yaitu pupuk NPK Mutiara dan komposisi media tanam. Faktor pertama adalah dosis pupuk NPK Mutiara terdiri dari 4 perlakuan, yaitu Tanpa pupuk NPK Mutiara (N0), NPK Mutiara 40 gram per anakan (N1), NPK Mutiara 50 gram per anakan (N2) dan NPK Mutiara 60 gram per anakan (N3). Faktor kedua adalah komposisi media tanam terdiri dari 4 perlakuan yaitu meliputi tanah PMK, Tandan Kosong Kelapa Sawit dan Pasir dengan perbandingan 1:1:1 (K0), tanah PMK, Tandan Kosong Kelapa Sawit dan Pasir dengan perbandingan 2:1:1 (K1), tanah PMK, Tandan Kosong Kelapa Sawit dan Pasir dengan perbandingan 1:2:1 (K2) dan tanah PMK, Tandan Kosong Kelapa Sawit dan Pasir dengan perbandingan 1:1:2 (K3), dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Masing-masing faktor terdapat 4 perlakuan, dengan demikian terdapat 16 kombinasi perlakuan. Hasil penelitian diketahui bahwa pemberian pupuk NPK Mutiara dan komposisi media tanam tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertambahan jumlah daun dan tinggi anakan Lengkeng Hutan. Walaupun secara statistik tidak ada pengaruh yang signifikan, tetapi terdapat kombinasi perlakuan terbaik dalam mempengaruhi pertumbuhan anakan Lengkeng Hutan, yaitu N3K2 (NPK Mutiara 50 gram per anakan dan Tanah PMK, Tandan Kosong Kelapa Sawit dan Pasir dengan perbandingan 1:2:1) dengan rerata pertambahan jumlah daun sebanyak 4,67 helai dan rerata tinggi anakan 6,00 cm.
Keanekaragaman Jenis Tegakan Hutan Adat Sona Kabupaten Sintang Muhammad Syukur
Publikasi Informasi Pertanian Vol 15, No 29 (2019): JURNAL PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v15i29.345

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis tegakan yang terdapat pada kawasan Hutan Adat Sona Kabupaten Sintang. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode jalur/transek. Jalur dibuat dengan arah memotong kontur sebanyak 2 buah dengan panjang jalur masing-masing 500 meter. Pada setiap jalur dibuatkan petak pengamatan secara kontinyu dengan ukuran sesuai tingkat pertumbuhan, yaitu 2 m x 2 m untuk tingkat Semai, 5 m x 5 m untuk tingkat Pancang, 10 m x 10 m untuk tingkat Tiang dan 20 m x 20 m untuk tingkat Pohon, dengan demikian luas total petak pengamatan adalah 2 Ha. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 22 jenis tegakan hutan, untuk tingkat semai secara berurutan jenis-jenis yang dominan adalah Medang Piawas (Litsea firma), Garu Engkaras (Aquilaria malaccensis), Terentang (Camnosperma auriculatum), Entangor (Callophylum soulattri) dan Engkerabang (Cratoxylon sp). Untuk tingkat pancang secara berurutan jenis-jenis yang dominan adalah Medang Piawas, Majau (Shorea spp), Garu Engkaras, Entangor dan Terentang. Untuk tingkat tiang secara berurutan jenis-jenis yang dominan adalah Medang Piawas, Entangor, Majau, Terentang dan Garu Engkaras, Untuk tingkat pohon secara berurutan jenis-jenis yang dominan adalah Medang Piawas, Entangor, Majau, Terentang dan Rengas (Melanorrea walichii). Keanekaragaman jenis tegakan hutan untuk tingkat semai, pancang, tiang dan pohon menurut kriteria Shannon-Wielner tergolong sedang dengan nilai indeks keanekaragaman jenis tingkat semai sebesar H= 1,3043, tingkat pancang sebesar H= 1,2447, tingkat tiang sebesar H= 1,2467 dan tingkat pohon indeks keanekaragaman jenis sebesar H= 1,1801.
Jenis Jenis Pohon Penyangga Sungai Bonti Kecamatan Bonti Kabupaten Sanggau Muhammad Syukur
Publikasi Informasi Pertanian Vol 16, No 30 (2020): JURNAL PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v16i30.386

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis jenis pohon penyangga pada sungai Bonti Kecamatan Bonti Kabupaten Sanggau. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode jalur/transek. Pada jalur/transek dibuatkan petak pengamatan secara kontinyu yang diletakan di kiri dan kanan jalur dengan ukuran 20 x 20 m. Jalur dibuat mengikuti bentuk sungai dengan panjang jalur pengamatan diperkirakan ± adalah 1.500 m (1,5 km), dengan demikian luas total areal pengamatan adalah 60.000 m2 atau sama dengan 6 Ha. Hasil penelitian diketahui bahwa terdapat 13 jenis pohon penyangga yang terdapat di kiri-kanan sungai Bonti dusun Sum Raya desa Bantai Kecamatan Bonti Kabupaten Sanggau, yaitu pohon Biau, Dayin, Diat, Hogah, Jito, Kawai, Kayu Aro, Kuang, Nunua, Puda, Sibau, Terindak dan Towo. Hanya dua jenis pohon penyangga yang dimanfaatkan kayunya oleh masyarakat yaitu jenis Terindak dan Diat (Durian), untuk dijadikan sebagai bahan baku membuat bangunan, sedangkan yang lain buahnya dimanfaatkan sebagai pakan satwa dan dikonsumsi langsung oleh masyarakat
INVENTARISASI JENIS POHON SEMPADAN PINTAS LAMPIK KECAMATAN SELIMBAU KABUPATEN KAPUAS HULU Muhammad Syukur
Publikasi Informasi Pertanian Vol 17, No 1 (2021): JURNAL PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v17i1.514

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis jenis pohon yang terdapat pada sempadanPintas Lampik Kecamatan Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu. Penelitian dilaksanakan denganmenggunakan metode jalur/transek. Jalur dibuat dikiri dan kanan sempadan Pintas Lampik. PadaJalur pengamatan dilakukan eksplorasi dengan radius 50 meter dari tepi Pintas Lampik. Jalurdibuat mengikuti bentuk sungai dengan panjang jalur pengamatan ± 3.500 m (3,5 km). Hasilpenelitian diketahui bahwa Pada Sempadan Pintas Lampik Kecamatan Selimbau Kabupaten KapuasHulu terdapat 8 jenis pohon, yaitu Belantik, Bungur, Jabai, Kayu Ara, Leban, Rengas, Ringin danTebedak Aik.Hanya ada 2 (dua) jenis pohon yang kayunya mempunyai nilai ekonomis tinggi yaituRengas dan Bungur, sedangkan yang lain dapat dijadikan kayu bakar dan sebagai pohon penghasilbuah yang dimanfaatkan sebagai pakan satwa dan dikonsumsi langsung oleh masyarakat.
Jenis Dan Pemanfaatan Paku Pakuan Oleh Masyarakat Desa Ulak Jaya Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang Muhammad Syukur
Publikasi Informasi Pertanian Vol 15, No 28 (2019): JURNAL PIPER
Publisher : Universitas Kapuas Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51826/piper.v15i28.296

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan pemanfaatan paku pakuan oleh masyarakat desa Ulak Jaya Kecamatan Sintang Kabupaten Sintang. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jalur/transek dan wawancara. Pembuatan jalur dilakukan untuk mengamati jenis paku-pakuan sedangkan wawancara dilakukan untuk mengetahui pemanfaatan paku-pakuan oleh masyarakat setempat. Penetapan jalur dilakukan dengan metode “Purposive Sampling” yaitu menetapkan jalur pengamatan secara sengaja. Metode ini dipilih dengan pertimbangan lokasi penelitian dan keterwakilan seluruh kawasan. Jalur pengamatan di buat sebanyak 2 (dua) buah, pada setiap jalur dilakukan eksplorasi, inventarisasi dan identifikasi jenis paku-pakuan. Hasil penelitian pada lokasi penelitian ditemukan 7 (tujuh) jenis Paku-Pakuan yaitu Marsilea crenata, Dicranopteris linearis, Nephrolepis sp, Nephrolepis exaltera, Circinate vernation, Nephrodopsis sp dan Nephrodopsis hirsula. Diantara 7 jenis paku-pakuan yang ditemukan, terdapat 3 jenis yang dapat dikonsumsi sebagai sayur, 1 jenis untuk bahan baku kerajinan tangan, 1 jenis untuk tumbuhan hias dan 2 jenis berfungsi sebagai obat (obat alergi dan infeksi luka) serta sebagai penambah ASI.