cover
Contact Name
Lewi Nataniel Bora
Contact Email
lewibora52@gmail.com
Phone
+6282188404070
Journal Mail Official
jurnalphronesis@sttsetia.ac.id
Editorial Address
Grha Yesyurun, Jl. Daan Mogot KM 18, Kebon Besar, Batuceper, Tangerang, Banten
Location
Kota tangerang,
Banten
INDONESIA
Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi
ISSN : 26212684     EISSN : 27236617     DOI : https://doi.org/10.47457/phr.v3i1
Jurnal ini berisi tentang Teologi dan Misi dalam pelayanan dan pengajaran Dosen SETIA Jakarta. Penerbitan jurnal ini diharapkan dapat mengakomodir Penelitian,pengabdian dan pelayanan Masyarakat bagi dosen Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar Jakarta. Dengan demikian tuntutan Tridarma Perguruan Tinggi dapat terlaksana.
Articles 90 Documents
KEHANDALAN ALKITAB MENJADI FONDASI BAGI PENGAJARAN TENTANG YESUS KRISTUS Aprianus Ledrik Moimau
Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi Vol. 3 No. 1 (2020): Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (814.694 KB) | DOI: 10.47457/phr.v3i1.50

Abstract

The Bible which is the source of Christian teaching has been doubted by saying that the Bible has been falsified and cannot be used as a basis in building Christian teachings, especially regarding the person of Jesus Christ. The gospels which are the primary source of Jesus Christ have been falsified and as such cannot be the basis for finding the real Jesus. Bible truth and reliability, especially the Gospels are questioned. If the Bible is relied upon in building knowledge and faith in Jesus Christ, what are the criteria in determining the reliability of the Bible? The purpose of this study is to find out whether the Bible has reliability that can be used as a standard in building Christian doctrines, especially regarding the person of Jesus Christ. In this study, a study was conducted on aspects of biblical bibliography, internal evidence tests and tests. external. Based on research conducted on the Bible, historical search, Bible data and from external evidence carried out by taking a test of historical truth, the Bible has a deepness in building Christian doctrines, specifically the Gospels have a depth in finding and believing in Jesus Christ stated in the Bible. The reliability of the Bible is proven and thus the person of Jesus Christ exposed by the Bible is true.
MAKNA UNGKAPAN EGO EMI DALAM YOHANES 11:25 DAN 14:6 Yeremia Hia; Turutiamin Sarumaha
Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi Vol. 3 No. 1 (2020): Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (874.407 KB) | DOI: 10.47457/phr.v3i1.51

Abstract

Injil Yohanes menuliskan secara lengkap tentang ungkapan Yesus dan mujizat yang dilakukan Yesus selama berada dalam dunia. Ungkapan ini menunjukkan akan kemahakuasaan Yesus dari sisi keilahian-Nya yang diawali dengan pernyataan Ego Emi. Hal ini menjadi jaminan kepastian keselamatan orang percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat. Itulah sebabnya melalui tulisan ini akan membahas tentang makna ungkapan Yesus yakni Ego Emi (Akulah) dalam Yohanes 11:25 dan 14:6. Untuk sampai pada makna ungkapan Ego Emi tersebut, maka peneliti menggunakan metode penafsiran induktif dengan pendekatan eksposisi teks Yohanes 11:25 dan 14:6. Sebagai hasil dalam penelitian ini bahwa makna ungkapan ego emi dalam Yohanes 11:25 adalah suatu ungkapan akan jaminan kekekalan hidup bagi orang yang percaya kepada Yesus dan dalam Yohanes 14:6 adalah suatu jaminan keselamatan yang diberikan kepada orang yang percaya kepada Yesus. Sebagai kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa hanya Yesus yang dapat memberikan jaminan hidup kekal serta damai sejahtera yang abadi.
KEHIDUPAN UMAT TUHAN YANG KUDUS DAN MENARIK SEBAGAI ASPEK MISI Herlince Rumahorbo
Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi Vol. 2 No. 1 (2019): Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47457/phr.v3i1.52

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan akan pentingnya kehidupan yang kudus dan menarik guna pelaksanaan misi Allah. Kudus dan menarik hanya dapat diperoleh dengan penyerahan diri penuh kepada Tuhan Sang Pemberi hidup. Tujuan melayani adalah memperkenalkan Yesus kepada setiap orang yang belum mengenal Tuhan. Dan orang yang memperkenalkan Yesus kepada orang lain bukan tugas yang mudah dan bukan tugas hamba-hamba Tuhan saja melainkan tugas dan kewajiban orang percaya. Namun, ada syarat yang harus dipenuhi oleh umat Tuhan yakni memiliki kehidupan yang kudus dan menarik. Karena tanpa memiliki kedua sifat ini, pelayanan tidak akan berdampak bagi orang lain. Tujuan tulisan ini menekankan: 1) Hidup kudus dan menarik adalah kewajiban umat Tuhan. 2) Kudus dan menarik berarti tidak sama dengan cara dunia berpikir, bertindak, berkata dan mengambil sebuah keputusan. Umat Tuhan perlu merenungkan dengan baik bahwa ia adalah wakil Allah di dunia. Sebagaimana Allah adalah kudus, demikian juga pengikutnya adalah kudus. Sebagaimana kehidupan Yesus menarik, demikian juga pelayanan umat Tuhan. Dan untuk memiliki kehidupan yang kudus dan menarik diperlukan hikmat Tuhan dalam mengelola kehidupan dengan benar.
INTEGRASI KONTEKS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN KEDALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Lisna Novalia
Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi Vol. 3 No. 1 (2020): Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (899.522 KB) | DOI: 10.47457/phr.v3i1.53

Abstract

Any education will always pay attention to the context. Likewise the Christian Religious Education cannot be separated from its context. The context which is always related to the principles and practices of Christian Religious Education is the family, church and school context. These three contexts have their own characteristics but they all lead to how Christian Religious Education can be carried out well and provide positive and good influence and results. This research emphasizes that Christian Religious Education practitioners always pay attention to the context in which Christian Religious Education is carried out. The method used in this research is library research with the intention of collecting various information or data from various sources, the data is processed and analyzed and conclusions are given. The findings of this study that the Christian Religious Education implemented cannot be separated from the context of the family, church and school.
KETELADANAN TANGGUNG JAWAB YESUS SEBAGAI GEMBALA MENJADI DASAR PELAYANAN HAMBA TUHAN MASA KINI Herlince Rumahorbo
Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi Vol. 3 No. 2 (2020): Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1212.251 KB) | DOI: 10.47457/phr.v3i2.68

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan akan pentingnya sebuah keteladanan dalam melayani Tuhan. Keteladanan adalah dasar dari seseorang yang terlibat dalam pelayanan. Baik di keluarga, gereja, sekolah, masyarakat dan negara. Yesus telah meninggalkan sebuah keteladanan ketaataan, kesetiaan, ketulusan, rela berkorban, peduli dan kebajikan lainnya. Ia menuntut umat-Nya khusus hamba-Nya mengikuti teladan-Nya dalam mengembalakan umat-Nya. Pekerjaan yang tidak mengenal batas dan waktu adalah menggembalakan domba. Selain waktu yang dikorbankan, juga tenaga dan dana. Keseriusan dan kesungguhan serta tanggungjawab sebagai gembala, tidak banyak orang yang bersedia atau rela melakukannya. Namun, meskipun demikian Tuhanlah yang memilih, menetapkan dan mengutus seorang gembala untuk memberi makan, merawat, melindungi dari bahaya, dan memelihara dombanya. Tulisan ini bertujuan: 1) memberi pemahaman dan penekanan bahwa seorang gembala perlu menjadi teladan dalam menggembalakan domba Tuhan. 2) Menggembalakan dengan tulus dan kasih. Seorang gembala harus mempertanggungjawabkan semua penyelesaian tugasnya kepada Tuhan Pemberi hidup
IMPLEMENTASI KOMUNIKASI PAULUS DALAM MENYELESAIKAN MASALAH BERDASARKAN SURAT FILEMON Yosia Belo
Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi Vol. 3 No. 2 (2020): Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (909.09 KB) | DOI: 10.47457/phr.v3i2.70

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi komunikasi yang digunakan oleh Paulus ketika menyelesaikan masalah antara Filemon dan Onesimus. Hal ini dilakukan untuk dapat diimplementasikan dalam setiap pelayanan hamba Tuhan atau pun juga guru Pendidikan Agama Kristen. Untuk dapat memperoleh sebuah pemahaman yang baik dan alkitabiah maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam hal ini, secara spesifik adalah kajian pustaka dengan menganalisis data-data kualitatif dari beberapa buku tafsiran, pengantar Surat Filemon hingga artikel-artikel terbaru yang telah meneliti hal-hal seputar hubungan Filemon dan Onesimus. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka ditemukan ada tiga jenis komunikasi yang digunakan oleh Paulus, yakni: komunikasi kepada Tuhan, komunikasi kepada Filemon, dan komuniksi kepada Onesimus.
TANTANGAN MENGAJAR PADA MASA PANDEMI COVID-19 Ridolf S.Th Manggoa
Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi Vol. 3 No. 2 (2020): Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (580.494 KB) | DOI: 10.47457/phr.v3i2.76

Abstract

Abstract: This research was conducted to see and discover the teaching challenges associated with each teacher or lecturer when teaching in an atmosphere of the Covid-19 pandemic. This is important to research because there have been significant changes in teaching and learning activities when the massive spread of Covid-19 occurred. By using qualitative research based on literature review, some of the most striking challenges were obtained, namely: challenges from technology and instructional media, challenges of teacher unpreparedness, challenges of unsupportive facilities and infrastructure, methodological challenges, and human resource challenges. This research provides several solutions to minimize the impact caused by the above challenges, such as: teachers and lecturers must improve their competence in operating learning media and technology, teachers and lecturers must use the right method, and campuses or schools are required to support the teaching process. by providing facilities and infrastructure.
PENGUSIRAN SETAN:: SINKRONISASI IMAN, KEKUDUSAN HIDUP, DOA DAN PENGETAHUAN ALKITAB Jonidius Illu
Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi Vol. 3 No. 2 (2020): Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (841.892 KB) | DOI: 10.47457/phr.v3i2.82

Abstract

There is an assumption among Christians that the only ones who can do the exorcism of Satan are given special gifts from God. In addition, it has been found that some are carrying out exorcisms in ways that are contrary to the Bible. This article is written for the purpose of making Christians know that in the Bible it is explained that the status of Christians who have been saved in Jesus Christ is given the right or authority to do an exorcism of Satan. This type of research method used is qualitative research, by finding sources of reading literature also obtained data sources through observations in the field. There is also a result of them, namely the dependence of Christians on servants of God or Christians in terms of carrying out the exorcism of Satan and besides, it is found in practice that the exorcism of Satan is carried out in a way that is contrary to the Bible. The conclusion is that all Christians are given the same power or authority in carrying out the exorcism of Satan, but it cannot be done because they lack faith, do not maintain a holy life, do not pray and do not have the correct knowledge of the Bible.
MISI HOLISTIK:: KU UTUS ENGKAU KE DUNIA UNTUK MEMBERITAKAN KERAJAAN ALLAH BERDASARKAN URAIAN TEKS LUKAS 9:1-6 Adi Putra; Tony Salurante
Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi Vol. 3 No. 2 (2020): Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (873.489 KB) | DOI: 10.47457/phr.v3i2.115

Abstract

Abstract: This research was conducted to provide a new understanding to the church about holistic mission, especially based on the description in the text of Luke 9: 1-6. By using qualitative methods, the researcher then found several principles about the holistic mission as the conclusion of this study. First, a holistic mission is a mission that is carried out through a mission and is a continuation of God's mission to Jesus. Second, a holistic mission is a mission carried out by the apostles and furthermore by the Church as a mandate from Jesus to provide significant social change or impact in the midst of society. Third, a holistic mission is a mission that focuses on a clear mission object and requires transformation or change. Fourth, a holistic mission is a mission that preaches the Kingdom of God. Fifth, "I send you into the world to preach the kingdom of God" is an expression of the great mission of the Son of God. Abstrak: Penelitian ini dilakukan untuk memberikan pemahaman yang baru kepada gereja tentang misi yang holistik, khususnya berdasarkan uraian dalam teks Lukas 9:1-6. Dengan menggunakan metode kualitatif, peneliti kemudian menemukan beberapa prinsip tentang misi holistik sebagai kesimpulan dari penelitian ini. Pertama, misi yang holistik adalah misi yang dilakukan melalui sebuah pengutusan dan merupakan kelanjutan dari misi Allah kepada Yesus. Kedua, misi yang holistik adalah misi yang dilaksanakan oleh para rasul dan selanjutnya oleh Gereja sebagai amanat dari Yesus untuk memberikan perubahan atau dampak sosial yang signifikan di tengah-tengah masyarakat. Ketiga, misi yang holistik adalah misi yang fokus kepada sebuah objek misi yang jelas dan membutuhkan transformasi atau perubahan. Keempat, misi yang holistik adalah misi yang memberitakan tentang Kerajaan Allah. Kelima, “Ku utus Engkau ke dunia untuk memberitakan Kerajaan Allah” merupakan sebuah ungkapan misi yang begitu Agung dari Sang Anak Allah.
PARADIGMA BARU MEMAHAMI TEOLOGI DAN PENDIDIKAN KRISTEN KORELASI TEKS KOLOSE 3:2 DENGAN ERA DISRUPSI Stenly R. Paparang
Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi Vol. 3 No. 2 (2020): Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (995.781 KB) | DOI: 10.47457/phr.v3i2.117

Abstract

The fact that the era of disruption creates many changes and shifts in various fields, urges certain parties in the educational environment to quickly adapt and even create breakthroughs in maintaining the substance of Christian theology and education through online application-based media. Changes in the learning process from face-to-face to online result in a variety of benefits as well as prudence. On the one hand online learning is not limited to space and time, and on the other hand forces certain parties to meet the demands of such learning. In the church environment also experienced the same thing. The process of personalization became online. Thus, the paradigm shift in Christian theology and education is an inescapable fact. Efforts to think of spiritual matters become a continuing responsibility, no matter what the situation. Disruption era shows the rise of online-based social media. Nevertheless, believers are encouraged to use it as a place to preach the gospel of Jesus Christ as a confirmation of the attitude of believers who think about the above. This article uses a library study method with an exegetic-correlational approach that explains the meaning of text in the frame of correlation with disruption era.