cover
Contact Name
Sofyan Musyabiq Wijaya
Contact Email
obiqwijaya@gmail.com
Phone
+6281559678993
Journal Mail Official
jkunila@gmail.com
Editorial Address
Jl Prof.Dr.Soemantri Brojonegoro No 1 , Bandar Lampung, Lampung
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
JK Unila (Jurnal Kedokteran Universitas Lampung)
Published by Universitas Lampung
ISSN : 25273612     EISSN : 26146991     DOI : 10.23960/jku
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung (JK Unila) is a journal of scientific publications published every six months using a peer review system for article selection. Jurnal Kedokteran Universitas Lampung (JK Unila) can receive original research articles relevant to medicine and health, meta-analysis , case reports and medical science update.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 2 (2022): JK Unila" : 8 Documents clear
Angioedema Pada Penderita Systemic Lupus Erhytematosus (SLE) Iswandi Darwis
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 6, No 2 (2022): JK Unila
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jkunila6275-78

Abstract

Angioedema dapat terjadi pada pasien dengan penurunan kadar serum C1 inhibitor atau fungsi yang abnormal dari C1 inhibitor. Pada SLE didapatkan penurunan kadar dan/atau fungsi C1inhibitor. Hal ini akan menyebabkan peningkatan aktivitas C1 untuk aktivasi C4 dan C2 yang kemudian akan meningkatkan produksi bradikinin yang memacu permeabilitas pembuluhdarah sehingga terjadi edema pada jaringan ikat. Pasien seorang wanita 33 tahun penderita SLE sejak November 2015, satu minggu mengeluhkan wajah bengkak secara tiba-tiba, kedua kelopak mata sulit dibuka dan bengkak, perut juga membesar, tangan dan kaki juga membengkak, tidak didapatkan riwayat penggunaan obat Captopril. Pada pemerisaan kadar C1inhibitor esterase didapatkan hasil C3 11 (menurun) dan kadar C4 1,29 (menurun). Kadar C1 inhibitor 30 (normal). Pasien mendapatkan terapi injeksi mp 32,5 mg/24 jam, Cavit D3 3x1, cellcept 2x 500mg dan diberikan asam traneksamat 1gram/8jam. Pada perawatan hari ke 14 kondisi membaik pasien diperbolehkan pulang. Angioedema dapatan merupakan salah satu komplikasi dari penyakit SLE yang terjadi karena terbentuk autoantibodi yang akan mengkatabolisme C1-INH.akibatnya terjadi aktivasi sistem komplemen yang menyebabkan angioedema. Managemen terapi yang adapat diberikan adalah dengan imunosupresan yangakan menurunkan aktivitas SLE dan asam traneksamat yang akan menurunkan aktivasi plasminogen menjadi plasmin sehingga kadar C1-INH akan meningkat. SLE dapat menyebabkan penurunan kadar C1-INH dan penurunan fungsi C1-INH. Pada kasus ini didapatkan angioedemakarena penurunan fungsi C1-INH. Kata Kunci. Angioedema, C1 Inhibitor, Systemic Lupus Erythematosus
Aspek Klinis dan Tatalaksana Apendisitis Akut Haliza Henfa Dela Cruz; Diana Mayasari
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 6, No 2 (2022): JK Unila
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jkunila6279-83

Abstract

Apendisitis merupakan peradangan yang terjadi pada appendix viriformis. Apendisitis merupakan salah satu penyebab tersering nyeri akut abdomen dan kasus bedah darurat. Kasus ini semakin meningkat setiap tahunnya di Indonesia. Apendisitis pada umumnya disebabkan oleh obstruksi pada appendix Gambaran klinis apendisitis akut nyeri perut pada kuadran kanan bawah, nyeri tekan pada titik McBurney, Tanda Rovsign, Tanda Dunphy, Rebound Tenderness, Psoas sign, Obturator Sign, anoreksia, malaise, demam, mual/muntah. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan meliputi pemeriksaan laboratorium darah lengkap dan  pencitraan. Perlu dipertimbangkan menggunakan alvarado score ataupun Apendicitis Inflamatory Score untuk membantu penegakan diagnosis akut. Tatalaksana yang diberikan dapat diberi obat analgetik, antipiretik, dan antibiotik. Tindakan operatif berupa laparotomi terbuka maupun laparoskopi dipertimbangkan sesuai kondisi pasien. Seringnya kejadian apendisitis akut memicu penulis untuk memperdalam pengetahuan mengenai apendisitis akut, meliputi definisi, epidemiologi, etiologi, gejalaklinis dan pemeriksaan penunjang, sehingga dapat mendiagnosis dan merencanakan tatalaksana yang tepat.Kata kunci: Apendisitis, Appendix, Alvarado score, Apendektomi 
Korelasi Intensitas Nyeri dengan Paritas Kehamilan pada Ibu Hamil yang Mengalami Nyeri Punggung Bawah di Puskesmas Kedaton Kota Bandar Lampung Dewi Nur Fiana; Khairun Nisa; Fidha Rahmayani
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 6, No 2 (2022): JK Unila
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jkunila6284-88

Abstract

Sepertiga dari populasi penderita nyeri punggung bawah (NPB) yang mengalami nyeri hebat dan sering dikaitkan dengan keterbatasan kemampuan ibu hamil untuk bekerja secara efektif. Hal tersebut berkaitan pada kualitas hidup yang buruk, akibatnya produktivitas ibu hamil dalam kegiatan rutin hariannya berkurang 1. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi intensitas nyeri dengan paritas kehamilan pada ibu hamil yang mengalami nyeri punggung bawah. Sebanyak 63 ibu hamil yang memenuhi kriteria dilakukan pengambilan data berupa data paritas dan derajat nyeri pungggung bawah. . Pada uji kruskall-wallis didapatkan nilai p value = 0.947. Dimana nilai p-value tersebut >0.05 sehingga didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara paritas dan NPB pada ibu hamil . Hasil penelitian menunjukkan terdapat korelasi antara intensitas nyeri dengan paritas kehamilan pada ibu hamil yang mengalami nyeri punggung bawah (NPB) di Puskesmas Kedaton Bandar Lampung. Kata Kunci: ibu hamil, nyeri punggung bawah, paritas
Faktor Risiko Penyakit Ginjal Kronik Pada Pasien Diabetes Shaffa Aulia Shabrina; Fitria Saftarina; Bayu Anggileo Pramesona
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 6, No 2 (2022): JK Unila
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jkunila6258-62

Abstract

Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan suatu proses patofisiologis dengan etiologi beragam sehingga dapat menyebabkanpenurunan fungsi ginjal secara progresif yang ditandai dengan penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG) secara perlahan dalam jangka waktu yang lama. Pada PGK kegagalan fungsi ginjal menyebabkan terganggunya metabolisme dankeseimbangan cairan sehingga terjadi penumpukan hasil metabolisme. Penyebab dari penyakit ginjal kronis salah satunyaberupa nefropati diabetik, sebagai komplikasi dari diabetes. PGK yang disebakan oleh nefropati diabetik dipengaruhi olehfaktor yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi. Faktor yang dapat dimodifikasi yaitu berupa albuminuria dalam jumlah yang besar, peningkatan kadar glikemi, tekanan arteri tingkat tinggi, dislipidemia, obesitas, merokok, stres oksidatifdan inflamasi. Untuk faktor yang tidak dapat dimodifikasi seperti genetika, ras, hiperfiltasi glomerulus, usia, jenis kelamin, dan lama terkena diabetes. PGK masih menjadi masalah kesehatan masyarakat global karena prevalensi dan insidensi gagalginjal yang terus meningkat, serta memiliki prognosis yang buruk dan biaya pengobatan yang tinggi. Prevalensi PGKmeningkat seiring meningkatnya usia dan kejadian diabetes melitus. Di Indonesia, pembiayaan perawatan penyakit ginjalmenempati peringkat kedua terbesar dari BPJS kesehatan setelah penyakit jantung. Ada beberapa kemungkinan faktorrisiko PGK pada pasien diabetes berupa albuminuria tinggi, hiperglikemia, hipertensi, dislipidemia, obesitas, merokok, stresoksidatif dan inflamasi. Faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian PGK bagi penderita diabetes adalah hipertensi. Kata kunci: Diabetes, Faktor risiko, PGK
Gambaran Lama Rawat Inap Pada Pasien Skizofrenia dengan Terapi Kombinasi Antipsikotik dan Kombinasi Antipsikotik dengan Mood-stabilizer Di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung Dwi Aulia Ramdini; Lilik Koernia; Fitri Dwi Antari
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 6, No 2 (2022): JK Unila
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jkunila6289-93

Abstract

Skizofrenia adalah gangguan kesehatan mental kronis dan parah yang terkait dengan masalah kesehatan jangka panjang dan beban ekonomi. Antipsikotik menjadi terapi utama dalam pengobatan skizofrenia, yang biasanya diberikan secara kombinasi. Golongan mood-stabilzer merupakan salah satu terapi tambahan pada pasien skizofrenia. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi lama rawat inap pasien skizofrenia yang menggunakan antipsikotik risperidon-klorpromazin dan kombinasirisperidon-klorpromazin-asam valproat pada pasien rawat inap di rumah sakit jiwa Provinsi Lampung pada tahun 2018-2019. Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan menggunakan data retrospektif dari rekam medis pasien skizofrenia, dengan teknik pengambilan purposive sampling. Data rata-rata hari lama rawat inap dianalisis dengan uji chi-square. Berdasarkan data sosiodemografi pada 71 sampel pasien skizofrenia, rentang usia terbanyak yaitu 20-29 tahun (45%), berpendidikan terakhir yaitu SMA (44%), status tidak bekerja (54%), dan status belum menikah (83%). Rata-rata lama hari rawat terapi kombinasi risperidon- klorpromazin pada fase akut psikotik adalah 4,12 hari dan pasca fase akut psikotik adalah 36,08 hari, sedangkan pada terapi kombinasi risperidon-klorpromazin-asam valproat pada fase akut adalah 3,05 hari dan pada pasca akut psikotik yaitu selama 27,62 hari. Hasil pemeriksaan enzim hati, pada terapi risperidon-klorpromazin terdapat peningkatan SGOT sebanyak 46% pasien, dan peningkatan SGPT sebesar 16% pasien. Pasien yang menerima risperidon-klorpromazin-asamvalproat juga mengalami peningkatan enzim SGPT sebanyak 62% dan SGOT 14% pasien. Hasil ini menggambarkan bahwa terdapat hubungan antara penggunaan kombinasi antipsikotik mood-stabilizer dengan lama hari rawat inap. Diperlukan monitoring fungsi hati serta kemungkinan efek samping lain dari penggunaan obat secara berkala.  Kata Kunci : Antipsikotik, Fungsi hati, Lama rawat, Mood-stabilizer, Skizofrenia
Pendekatan Klinis dan Tata Laksana Peritonitis Sekunder Helsa Apty Tamara; Rizki Hanriko
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 6, No 2 (2022): JK Unila
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jkunila6263-68

Abstract

Peritonitis adalah peradangan yang terjadi pada peritoneum. Peritonitis salah satu keadaan gawat darurat yang memerlukan diagnosis cepat dan harus segera ditangani. Mortalitas kasus ini secara keseluruhan adalah 6%, tetapi kematian meningkat menjadi 35% pada pasien yang mengalami sepsis berat. Peritonitis sekunder disebabkan hilangnya integritas saluran cerna atau organ visceral lainnya. Tanda-tanda klinis pada pasien dengan peritonitis mungkin ringan sampai berat dan seringkali tidak spesifik. Pemeriksaan penunjanng yang dapat dilakukan meliputi pemeriksaan laboratorium darah lengkap dan pencitraan. Tatalaksana berupa stabilisasi, pemberian antibiotik, dan nutrisi. Tindakan operatif berupa laparotomi eksplorasi dengan debridement dan lavage bedah. Drainase peritoneal terbuka atau drainase hisap tertutup harus dipertimbangkan untuk penatalaksanaan peritonitis.  Pentingnya diagnosisperitonitis sekunder secara tepat dan cepat memicu penulis untuk memperdalam pengetahuan mengenai peritonitis sekunder, meliputi definisi, epidemiologi, etiologi, gejala klinis dan pemeriksaan penunjang tentang peritonitis sekunder. Kata kunci: Peritonitis Sekunder, Laparotomi Eksplorasi, Drainase
Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Perilaku Prevensi saat Pandemi Covid 19 pada Masyarakat Seputih Raman Lampung Tengah Tahun 2022 Mirza Junando; Nurmasuri Nurmasuri; Rasmi Zakiah Oktarlina; Pius Ave Rafael Silalahi; Axcellia Theresa; Roviq Umam S
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 6, No 2 (2022): JK Unila
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jkunila6269-74

Abstract

Perilaku prevensi sudah banyak diajarkan bahkan sedari kecil seperti ajakan mencuci tangan  sebelum makan. Perilaku prevensi ini sangat berpengaruh kepada kesehatan baik dalam jangka panjang misal gaya hidup sehat bagi penyakit kronis maupun pada penyakit menular. Denganadanya pandemi Covid-19, perilaku preventif kembali digalakkan dan CDC pun memberikan anjuran dengan menerapkan beberapa sikap yang kemudian dapat dilihat pada skala clean and condition. Selain dengan perilaku prevensi, vaksinasi menjadi salah satu cara pemerintah untukmeningkatkan kekebalan kelompok dan mengurangi angka morbiditas dan mortalitas. Masyarakat juga dikenal luas sering melakukan swamedikasi atau tindakan mengobati diri sendiri tanpa resep dokter. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan  imunitas tubuh maupun untukmengatasi gejala sakit ringan. Tindakan swamedikasi baiknya tetap dilakukan dengan rasional. Berbagai ajakan sosialisasi maupun pengadaan posko Covid-19 dan penyemprotan desinfektan sudah dilakukan di berbagai daerah di Lampung Tengah. Pada penelitian ini ingin dilihat apakah upaya pemerintah dan Gugus Covid-19 telah cukup untuk menciptakan perilaku sehat yang baik di masyarakat dengan mengukurnya menggunakan kuesioner. Hasil dari penelitian ini diharapkandapat dilihat gambaran perilaku prevensi, penerimaan vaksinasi, serta swamedikasi yang dilakukan oleh masyarakat Lampung Tengah selama masa pandemi Covid-19.    Kata kunci: perilaku prevensi, Covid-19.
Preferensi Penggunaan Obat Tradisional dan Obat Modern pada Masyarakat Desa Umbul Natar Lampung Selatan Muhammad Iqbal; Dwi Aulia Ramdini; Ramadhan Triyandi; Suharmanto Suharmanto
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Vol 6, No 2 (2022): JK Unila
Publisher : Fakultas Kedokteran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jkunila6294-105

Abstract

Penggunaan obat tradisional semakin berkembang di dunia, baik digunakan sebagai terapi komplementer maupun sebagai terapi utama kesehatan. Daya minat penggunaan obat tradisional dan modern cukup bervariasi antar populasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lebih jauh tentang perilaku masyarakat dalam preferensi penggunaan obat tradisional dan obat modern berdasarkan aspek sumber informasi, ekonomi, dan sosial budaya. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Target populasi studi adalah masyarakat di Desa Umbul Natar Kelurahan Jati Mulyo Kecamatan Jati Agung Lampung Selatan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Analisis hubungan antara sumber informasi : keluarga inti (p<0,001), informasi orang terdekat (p<0,001), dan media sosial (p=0,040) berhubungan terhadap preferensi pemilihan obat. Faktor sosial budaya dalam indikator persepsi dan kepercayaan berhubungan dengan preferensi pemilihan obat.  Faktor ekonomi dalam persepsi murahnya pilihan obat (p=0,001) dan lama waktu pengobatan (p=0,049) berhubungan terhadap preferensi pemilihan obat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor sumber informasi, sosial budaya, dan ekonomi merupakan prediktor yang mempengaruhi preferensi pemilihan obat masyarakat.

Page 1 of 1 | Total Record : 8