cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Agrohorti Bulletin (e-Journal)
ISSN : 23373407     EISSN : 26143194     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Buletin Agrohorti merupakan jurnal on-line yang menyajikan artikel hasil penelitian, analisis kebijakan dan review yang berhubungan dengan budidaya tanaman dalam arti luas.
Arjuna Subject : -
Articles 16 Documents
Search results for , issue "Vol. 6 No. 3 (2018): Buletin Agrohorti" : 16 Documents clear
Evaluasi Keragaan Generasi Pertama Selfing Jagung Ketan Lokal Anita Rosliana; Surjono Hadi Sutjahjo; Siti Marwiyah
Buletin Agrohorti Vol. 6 No. 3 (2018): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (654.25 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v6i3.21091

Abstract

Jagung ketan lokal memiliki produktivitas yang rendah. Keutamaan jagung ketan lokal yaitu memiliki pati yang mengandung amilopektin lebih banyak. Kegiatan pemuliaan tanaman diperlukan untuk meningkatkan produktivitas dan memperbaiki karakter jagung ketan agar memiliki rasa lebih manis. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi beberapa karakter kuantitatif, kualitatif, dan potensi sifat prolifik pada generasi S1 jagung. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Leuwikopo, Dramaga, Bogor pada bulan Februari – Mei 2017. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) faktor tunggal yaitu genotipe dengan tiga ulangan. Faktor perlakuan yaitu genotipe jagung yang terdiri atas 16 genotipe uji dan 1 genotipe pembanding URI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe- genotipe uji jagung ketan memiliki beberapa karakter kuantitatif dan kualitatif yang berbeda dari genotipe- genotipe uji yang lain maupun varietas pembanding URI. Sebanyak tujuh karakter yang diamati memiliki nilai heritabilitas arti luas (h2bs) yang tinggi dan satu karakter memiliki nilai heritabilitas arti luas (h2bs) yang sedang. Karakter  ASI  memiliki  nilai  KK  dan heritabilitas  arti  luas  yang  tinggi  serta  berkorelasi  negatif  dengan komponen hasil berupa diameter tongkol, jumlah baris biji, dan bobot tongkol berkelobot sehingga dapat dipertimbangkan sebagai kriteria seleksi. Genotipe JLP1-2, JWP12-5, dan JWP12-8 memiliki potensi sifat prolifik dengan jumlah tongkol per tanaman masing-masing sebanyak 2,55 tongkol, 2,20 tongkol, dan 2,31 tongkol.  Genotipe  SD2,  JWP12-5,  JWP12-3,  JWP22-1,  dan  JLP1-6  memiliki  karakter  agronomi  dan komponen hasil yang baik.
Produksi Tomat Cherry dan Tomat Beef dengan Sistem Hidroponik di Perusahaan Amazing Farm, Bandung Eneng Fakhrunnisa; Juang Gema Kartika; . Sudarsono
Buletin Agrohorti Vol. 6 No. 3 (2018): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.383 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v6i3.21094

Abstract

Penelitian di Perusahaan Amazing Farm dilakukan bulan Februari hingga Juni 2017. Tujuan umum kegiatan penelitian yaitu mempelajari dan meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial dalam budidaya tomat cherry dan tomat beef. Tujuan khusus dari kegiatan penelitian adalah mengevaluasi kuantitas dan kualitas tomat cherry dan tomat beef dengan sistem hidroponik. Metode yang digunakan adalah metode langsung dan metode tidak langsung. Metode langsung dilaksanakan dengan mengikuti dan mengamati kegiatan teknis dalam budidaya tomat di lapangan serta wawancara. Metode tidak langsung dilakukan dengan mengumpulkan data pendukung dari perusahaan berupa  informasi keadaan umum perusahaan, arsip kebun dan studi pustaka. Hasil pengamatan menunjukkan bobot tomat cherry tertinggi yaitu saat panen ke-17 sebesar 166,53 gram/tanaman dan bobot tomat beef tertinggi yaitu saat panen ke-11 sebesar 303,93 gram/tanaman. Semakin bertambah umur panen, semakin menurun bobot tomat dan mutu tomat. Produksi tomat mencapai 50% pada panen ke-19 dari 39 kali panen tomat cherry dan panen ke-17 dari 44 kali panen tomat beef.
Keragaman Populasi F2 Padi (Oryza sativa L.) pada Kondisi Cekaman Suhu Tinggi Faradila Median Rini; Desta Wirnas; Anggi Nindita
Buletin Agrohorti Vol. 6 No. 3 (2018): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (570.823 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v6i3.21095

Abstract

Pemanasan global menyebabkan dampak negatif, antara lain menurunkan produktivitas padi.Pemuliaan tanaman diharapkan mampu menghasilkan varietas baru tanaman padi yang toleran terhadap cekaman suhu tinggi. Tujuan Penelitian untuk mendapatkan informasi tentang keragaan karakter pertumbuhan genotipe F2 padi dan seluruh tetuanya pada kondisi cekaman suhu tinggi. Penelitian dilaksanakan dari bulan Februari sampai Juni 2015. Materi genetik yang digunakan adalah 150 individu segregan F2 yang berasal dari persilangan IPB 4S dan IR64, 20 individu tetua IPB 4S, 20 individu tetua IR64. Semua materi genetik ditanam dalam kondisi tercekam suhu tinggi di rumah kaca Institut Pertanian Bogor. Hasil perhitungan nilai tengah menunjukan beberapa karakter memiliki nilai tengah lebih baik dibandingkan tetua dan terdapat segregan transgresif. Karakter agronomi yang diamati dikendalikan oleh gen aditif, dominan, epistasis duplikat, dan epistasis komplementer. Berdasarkan nilai heritabilitas yang tinggi dan koefisien keragaman genetik yang luas maka karakter panjang malai, persentase gabah bernas per malai, dan bobot gabah per malai contoh dapat dijadikan kriteria seleksi untuk seleksi generasi awal pemuliaan padi toleran cekaman suhu tinggi. Seleksi langsung berdasarkan jumlah gabah bernas per malai dengan intensitas 50% menghasilkan diferensial seleksi 24,7% pada karakter jumlah gabah bernas per malai.
Pengelolaan Tanaman Tebu (Saccharum officinarum L.) di Wilayah PG Madukismo dengan Aspek Korelasi Pemupukan terhadap Produktivitas Frans Paul Pakpahan; . Purwono
Buletin Agrohorti Vol. 6 No. 3 (2018): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.298 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v6i3.21097

Abstract

Rendahnya produksi gula di Indonesia disebabkan karena menurunnya produktivitas dan rendemen tanaman tebu. Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas adalah memperbaiki teknik budidaya tanaman tebu. Salah satu teknik budidaya yang perlu diperbaiki dan berhubungan dengan produktivitas tebu adalah pemupukan. Kegiatan penelitian dilaksanakan mulai 05 Februari 2017 hingga 05 juni 2017 di wilayah kerja PG Madukismo, Yogyakarta. Kegiatan penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mengkaji korelasi pemupukan dengan produktivitas tanaman tebu. Hasil pengamatan menunjukkan adanya korelasi nyata antara pemupukan dengan produktivitas tanaman tebu terutama pada pupuk ZA. Penambahan pupuk ZA akan meningkatkan produktivitas tebu dimana pupuk ZA mengandung kandungan N yang tinggi dibandingkan dengan pupuk yang lain sehingga dapat menghasilkan bobot yang tinggi. Peningkatan produktivitas dengan penambahan pupuk ZA tidak diikuti dengan rendemen tebu yang dihasilkan. Rendemen tebu yang dihasilkan tidak berkorelasi nyata terhadap pemupukan.
Manajemen Pemangkasan Tanaman Teh (Camellia sinensis (L.) O. Kuntze) di Unit Perkebunan Tambi, Jawa Tengah Ika Ari Safitri; Ahmad Junaedi
Buletin Agrohorti Vol. 6 No. 3 (2018): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1242.726 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v6i3.21098

Abstract

Penelitian dilaksanakan di Unit Perkebunan Tambi, PT Tambi, Wonosobo, Jawa Tengah pada bulan Februari hingga Juni 2017. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi tanaman teh pada waktu menjelang dan setelah pemangkasan, serta aspek teknis pelaksanaan dan pengelolaan pemangkasan. Kriteria-kriteria sebelum dilaksanakan pemangkasan yaitu tinggi tanaman > 110 cm, diameter bidang petik ± 120 cm, dan persentase pucuk burung > 70%. Pengamatan saat pemangkasan yaitu tinggi pangkasan, alat pangkas, tipe/jenis pangkasan, persentase kerusakan cabang, waktu pemangkasan, luas areal pangkasan, jumlah tenaga kerja dan kapasitas pemangkas, serta daur/gilir pangkasan. Pengamatan setelah pemangkasan yaitu pertumbuhan tunas baru. Hasil pengamatan tinggi tanaman sebelum pemangkasan adalah < 110 cm dengan diameter bidang petik < 120 cm, dan persentase pucuk burung > 70%. Produktivitas tertinggi dicapai pada tahun pangkas III dan menurun pada tahun pangkas IV. Tipe atau jenis pangkasan yang dilakukan di UP Tambi adalah pemangkasan bersih menggunakan sabit pangkas. Gilir pangkas di UP Tambi adalah 4-5 tahun. Kerusakan cabang akibat pemangkasan tidak dipengaruhi oleh lama bekerja dan usia tenaga kerja.
Tebang, Muat dan Angkut di Wilayah PG Madukismo, Yogyakarta Irvan Eka Kurniawan; . Purwono
Buletin Agrohorti Vol. 6 No. 3 (2018): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.667 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v6i3.21101

Abstract

Pelaksanaan tebang, muat dan angkut pada budidaya tebu memiliki pengaruh terhadap rendahnya rendemen di pabrik gula. Potensi kehilangan gula pada proses tebang angkut dimulai dari saat penebangan, pemuatan, pengangkutan ke pabrik, hingga antrian tebu menjelang digiling. Kegiatan pengamatan dilaksanakan di Pabrik Gula Madukismo pada tanggal 5 Februari 2017 hingga 5 Juni 2017. Kualitas pelaksanaan tebang, muat dan angkut di Wilayah Bantul dan Sleman tidak berbeda nyata kecuali pada rendemen sementara. Kualitas pelaksanaan tebang dapat dinilai dari beberapa kriteria yaitu besar penurunan brix dari kebun ke pabrik, kehilangan hasil tebu, serta efisiensi tenaga tebang. Kualitas pelaksanaan tebang, muat dan angkut pada kedua wilayah tidak berbeda nyata karena karakterisitik dan kondisi umum kebun yang tidak berbeda jauh. Tebang, muat dan angkut yang tepat dan efisien dicerminkan oleh prinsip MBS (Manis, Bersih dan Segar). Penerapan prinsip MBS dapat mencegah penurunan rendemen pada saat kegiatan tebang, muat dan angkut tebu.
Induksi Akar dan Tunas Setek Batang Tanaman Pohpohan (Pilea trinervia Wight) dalam Media Air dengan Perlakuan IBA dan Aerasi Katerin Ninariyani; Darda Efendi; E. Gunawan
Buletin Agrohorti Vol. 6 No. 3 (2018): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.868 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v6i3.21103

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penggunaan aerasi dan hormon pertumbuhan tanaman Indol -3-butiryc acid (IBA) pada induksi tunas dan akar setek Pohpohan (Pilea trinervia Wight.) dalam media air. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Pasir Kuda, Pusat Kajian Holtikultura Tropika (PKHT) IPB pada bulan Juni-Oktober 2016. Penelitian menggunakan rancangan split-plot dua faktor dengan empat ulangan. Faktor pertama sebagai petak utama adalah aerasi terdiri dari dua taraf yaitu aerasi dan tanpa aerasi. Faktor kedua sebagai anak petak adalah IBA dengan empat taraf konsentrasi yaitu 0.0, 0.5, 1.0, dan 2.0 mg L-1. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan aerasi dan IBA berpengaruh terhadap persentase setek bertunas, jumlah akar, panjang akar, jumlah tunas, dan panjang tunas, namun tidak berpengaruh pada persentase setek hidup dan setek berakar. Kombinasi perlakuan tanpa aerasi dan IBA 0.5, 1.0, dan 2.0 mgL-1 menghasilkan jumlah akar paling banyak.
Proses Pemanenan Paprika (Capsicum annum var. Tribeli) di Greenhouse, De Lier, Belanda Selatan, Belanda Muhammad Arifianto; Juang Gema Kartika
Buletin Agrohorti Vol. 6 No. 3 (2018): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1112.092 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v6i3.21104

Abstract

Proses pemanenan yang dilakukan dalam perusahaan yang diteliti sudah baik. Hal ini terlihat dari produksi yang mencapai lebih dari 95 % dengan kehilangan hasil panen tidak lebih dari 4,06 %. Paprika kerucut mini dengan produksi tertinggi adalah varietas Tribeli mini merah (E20S4191). Paprika kerucut mini dengan produktivitas tertinggi adalah varietas Tribeli mini oranye (E20S4216). Berdasarkan perbandingan seluruh data ketiga varietas yang terkumpul, menunjukkan bahwa ketiga varietas tersebut memiliki kualitas yang baik dan dapat mencukupi kebutuhan masyarakat serta dapat saling menggantikan apabila terjadi kelangkaan pada salah satu varietas tersebut. Kegiatan penelitian di negara eksportir paprika kerucut mini terbesar kedua di dunia, dilaksanakan untuk meningkatkan pengalaman dan kemampuan teknis serta kemampuan manajerial dalam pengelolaan perusahaan pertanian dan mempelajari proses pemanenan serta mengamati kualitas produksi dari perbandingan tiga varietas paprika kerucut mini yang terdapat di perusahaan. Metode yang digunakan adalah metode langsung dan tidak langsung. Pengamatan yang dilakukan meliputi data hasil panen, kriteria panen, bobot panen, umur panen, jumlah buah per tanaman, kehilangan hasil, dan prestasi kerja.
Pertumbuhan dan Pembungaan Tanaman Koro Pedang (Canavalia ensiformis) pada Kondisi Ternaungi dan Kombinasi Pemupukan Berbeda Mutthiah Putri Saragih; Tatiek Kartika Suharsi; Abdul Qadir
Buletin Agrohorti Vol. 6 No. 3 (2018): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.038 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v6i3.21106

Abstract

Kebutuhan masyarakat yang tinggi terhadap kedelai, sedangkan produktivitas kedelai di Indonesia yang rendah, mengharuskan Indonesia mengimpor kedelai dalam jumlah besar. Beberapa komoditi yang berpotensi  menjadi pendamping  kedelai,  diantaranya  koro  pedang.  Kandungan  protein  yang tinggi  dan kemampuan tumbuh pada kondisi ternaungi menjadi segi positif dari koro pedang. Penelitian tentang tingkat naungan  yang  dapat  ditolerir  tanaman  koro  pedang  didukung  kombinasi  pempukan yang  baik,  perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik pertumbuhan dan pembungaan tanaman koro pedang pada kondisi ternaungai dan mendapatkan informasi mengenai pemupukan terbaik. Penelitian dilaksanakan di Desa Purwasari, Dramaga, Bogor pada bulan Mei hingga November 2016. Penelitian ini menggunakan rancangan petak terbagi dengan tiga ulangan. Naungan sebagai petak utama yang terdiri dari tanpa naungan, naungan 10% dan naungan 20%. Kombinasi pemupukan sebagai anak petak terdiri dari urea 50 kg ha-1+SP-36 100 kg ha-1+KCl 75 kg ha-1, pupuk organik dan urea 25 kg ha-1+SP-36 50 kg ha-1 +KCl 37,5 kg ha-1+ pupuk organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa naungan 10% menghasilkan tanaman dengan tinggi tanaman 18,35 cm dan 94,80 cm, jumlah daun trifoliate 11,75 helai, jumlah cabang 2,47 cabang, jumlah infloresen per tanaman 21,54 infloresen dan jumlah kuncup bunga per infloresen 1 kuncup bunga.  Pemupukan terbaik untuk tanaman koro pedang adalah 25 kg ha-1 urea + 50 kg ha-1 SP-36 + 37,5 kg ha-1 KCl + pupuk organik.
Analisis Keragaan Cabai Rawit Merah (Capsicum frutescens ) Lokal Asal Kediri dan Jember Nanda Chesaria; . Sobir; Muhamad Syukur
Buletin Agrohorti Vol. 6 No. 3 (2018): Buletin Agrohorti
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.177 KB) | DOI: 10.29244/agrob.v6i3.21107

Abstract

Keberagaman hasil produksi cabai selain disebabkan oleh pengaruh lingkungan, juga karena pengaruh genotipe yang beragam. Penggunaan benih hibrida (sifat seragam) oleh petani masih rendah dan mengharuskan pemulia tanaman untuk memanfaatkan genotipe lokal yang relatif sergam dan tahan pada lingkungan tertentu. Eksplorasi perlu dilakukan untuk memperluas pemanfaatan plasma nutfah lokal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkarakterisasi lima belas aksesi lokal asal Kediri dan Jember dan memperoleh setidaknya satu karakter unggul yang sama atau lebih baik dari galur dan varietas cabai rawit pembandingnya. Penelitian dilaksanakan dari November 2016 hingga Mei 2017 di Kebun Percobaan IPB Pasir Kuda dan Laboratorium Pemuliaan Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB, Bogor. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Kelompok Teracak Lengkap (RKLT) dan diuji lanjut dengan Tukey Beda Nyata Jujur (TABEL). Bahan genertik yang diuji terdiri atas 15 aksesi (CR1, CR2, CR3, CR4, CR5, CR6, CR7, CR8, CR9, CR10, CR11, CR12, CR13, CR14, dan CR15), 3 galur cabai koleksi Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB (Bonita, F4321295285, F3321290), dan 1 varietas hibrida komersial sebagai pembanding (Varietas Taruna). Hasil penelitian menunjukkan bahwa genotipe berpengaruh nyata pada hampir seluruh parameter yang diamati, kecuali bobot 100 butir. Hasil analisis korelasi menunjukkan umur berbunga dan umur panen bernilai positif, umur panen dengan jumlah buah dan bobot buah per tanaman bernilai positif, dan bobot per buah dengan bobot buah per tanaman bernilai positif. Berdasarkan nilai analisis ragam, Bonita, Taruna, CR14, CR3, dan CR8 memiliki keunggulan potensi hasil yang cukup baik dibanding genotipe lain.

Page 1 of 2 | Total Record : 16