cover
Contact Name
Dr. Juniawan, S.P., M.Si
Contact Email
juniawanwi@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
sugiartosumas@kemnaker.go.id
Editorial Address
Sekterariat DPP Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia: Gedung Atmodarminto, BPPK Kemenkeu Jl. Purnawarman No. 99, Kebayoran Baru, Jakarta
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Jurnal Widyaiswara Indonesia
ISSN : 27227464     EISSN : 27212440     DOI : -
Jurnal Widyaiswara Indonesia (JWI) menerima naskah Karya Tulis Ilmiah (KTI) dari para widyaiswara se-Indonesia, pejabat fungsional tertentu, serta dari penulis umum lainnya, termasuk mahasiswa sarjana dan pascasarjana. Naskah KTI yang dapat diterbitkan pada Jurnal Widyaiswara Indonesia adalah naskah KTI berjenis kajian (research) dan berjenis ulasan (review), serta untuk naskah orasi calon widyaiswara ahli utama. JWI terbit secara berkala pada bulan Maret, Juni, September, dan Desember.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 71 Documents
Efektivitas Coaching Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Secara Dalam Jaringan (Daring) di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Riau Embung Megasari Zam
Jurnal Widyaiswara Indonesia Vol. 3 No. 3 (2022): September 2022
Publisher : Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56259/jwi.v3i3.126

Abstract

Meningkatkan kompetensi kepemimpinan bagi pejabat manajerial dengan coaching menjadi salah satu metode atau cara yang mutlak dan dapat diandalkan untuk meningkatkan kompetensi manajerial peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) pasca pelatihan dalam menyusun inovasi perencanaan dan manajemen aksi perubahan di unit kerja. Coaching PKA di BPSDM Provinsi Riau angkatan III dan IV diketahui diselenggarakan secara daring/online memanfaatkan media Whatsapp dan Zoom karena bertepatan dengan kondisi pandemi yang tentunya dirasakan juga plus minusnya, untuk itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas coaching PKA yang telah diselenggarakan. Metode penelitian ini berjenis kualitatif dengan menggunakan rancangan kuasi eksperimen. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada seluruh peserta PKA dari berbagai unit kerja dan kemudian dianalisis secara logiko-induktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa coaching ini memiliki kelebihan yaitu kompetensi coach memumpuni dan berpengalaman karena komunikatif, gold explainer, menguasai materi, serta dapat menyeimbangkan kesesuaian antara teori dan praktik. Coaching tidak membosankan, dapat memotivasi peserta, dan fleksibel karena tidak terikat dengan waktu dan tempat. Kekurangan coaching adalah bimbingan yang dilakukan coach itu-itu saja, terkesan monoton dan tidak bervariasi. Padatnya jadwal sehingga waktu pendampingan terbatas, adanya coach yang terkesan tidak menerima umpan balik, dan peserta merasa lelah karena terlalu lama tatap muka dengan Zoom. Rekomendasi penelitian ini menurut peserta adalah perlu menggunakan cara-cara baru dalam coaching, antara teori dan praktik disamakan porsi pembelajaran nya, coach harus sabar membimbing dan mau menerima umpan balik, memperbanyak referensi, hingga jadwal bimbingan perlu disesuaikan dengan kesibukan peserta masing-masing.
Optimalisasi Pelayanan Aparatur Sipil Negara Dalam Upaya Pelestarian Nilai-Nilai Pancasila Bere Ali
Jurnal Widyaiswara Indonesia Vol. 3 No. 3 (2022): September 2022
Publisher : Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56259/jwi.v3i3.136

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana optimalisasi pelayanan ASN dalam upaya pelestarian nilai-nilai Pancasila. Metodologi yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan kuesioner kepada 40 orang responden ASN muda serta wawancara dengan 10 orang tokoh di Kalimantan Timur sebagai narasumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan ASN di Kalimantan Timur belum memadai baik dari aspek instrumen pelayanan maupun aspek sikap dalam pelayanan. Baik buruknya pelayanan ASN menentukan baik buruknya citra pemerintah. Sekaligus menentukan kuat dan lemahnya pengamalan nilai-nilai Pancasila di tengah-tengah masyarakat. Secara umum pengamalan nilai-nilai Pancasila di kalangan ASN sudah memadai. Namun demikian pada kalangan ASN muda sudah mulai tergerus dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Hal ini dapat dilihat sebanyak 15% ASN menyatakan ragu-ragu dan tidak yakin Pancasila bisa bertahan di tengah gempuran ideologi asing. Dan 20% menyatakan ragu-ragu dan tidak yakin peristiwa 30 September 1965 didalangi oleh PKI. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan kapasitas ASN melalui kegiatan diklat. Peningkatan dalam bidang pelayanan adalah pemenuhan instrumen pelayanan pada masing-masing unit kerja. Kemudian dilanjutkan dengan diklat pembentukan sikap yang baik agar pelayanan berjalan efektif dan efisien. Sedangkan peningkatan pengamalan nilai-nilai Pancasila adalah dengan diklat-diklat ke-Pancasila-an yang sesuai dengan situasi kekinian. Diklat yang memuat nilai-nilai “ASN BerAKHLAK” diyakini mampu meningkatkan kapasitas ASN dalam pelayanan sekaligus sebagai pengamalan nilai-nilai Pancasila di tengah-tengah masyarakat. Disarankan agar diklat wajib PNS sebanyak 20 jamlat per tahun perlu dimasukkan materi ke-Pancasila-an sebanyak 10% atau 2 jamlat. Kepada BPIP diharapkan segera melaksanakan diklat tentang pengamalan nilai-nilai Pancasila di kalangan pejabat dan ASN.Pelayanan
Penerapan Live Fragmen dalam Metode Pembelajaran dengan Media Video Conference Salman Lumoindong
Jurnal Widyaiswara Indonesia Vol. 3 No. 2 (2022): Juni 2022
Publisher : Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56259/jwi.v3i2.139

Abstract

Selama masa pandemi Covid-19, kegiatan pelatihan menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ). Interaksi dalam PJJ dengan dengan media video conference menjadi tantangan bagi Widyaiswara untuk mengembangkan metode pembelajaran. Pengembangan metode pengajaran dengan teknik Live Fragmen dilakukan sebagai inovasi, dimana Widyaiswara berperan sebagai aktor utama dan menampilkan drama mini secara langsung di hadapan peserta saat pelatihan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran penerapan metode Live Fragmen dan melihat tingkat pemahaman serta pengalaman pembelajaran peserta setelah mengikuti pelatihan dengan menggunakan metode Live Fragmen, Penelitian ini dilaksanakan di BPSDM Kaltim, mulai dari bulan Agustus 2020 hingga Juni 2021. Metode penelitian ini ialah deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian adalah peserta pelatihan yang diadakan oleh BPSDM Kaltim berjumlah 461 orang. Sumber data menggunakan data primer yang didapat melalui kuisioner dan wawancara kepada subjek. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 99,6% peserta pelatihan dapat memahami materi pelatihan dan sebanyak 98,7% peserta pelatihan setuju bahwa materi pelatihan dapat meningkatkan kompetensi pengetahuan, keterampilan dan perilaku peserta. Secara keseluruhan, peserta pelatihan menyatakan pengalaman pembelajaran yang positif. Peserta pelatihan merasa pelatihan yang dilaksanakan inspiratif, menghibur dan menyenangkan, serta dilaksanakan dengan profesional dan totalitas. Peserta merasa bersemangat karena pelatihan yang dilaksanakan berlangsung secara komunikatif dan interaktif, membawa metode pengajaran yang baru, dan materi yang disampaikan dalam pelatihan update. During the Covid-19 pandemic, all training activities to turn into distance learning (PJJ). Interaction in PJJ is a challenge for Widyaiswara to develop learning methods using video conference. The development of the teaching method using the Live Fragment technique was an innovative learning method, where Widyaiswara acted as the main actor and performed a mini-drama directly in front of the participants during the training. This study aims to see the implementation of the Live Fragment method application in PJJ, and to see the level of understanding and learning experience of the participants after attending the training using the Live Fragment method. This research was carried out at the BPSDM Kaltim. The research period starts from August 2020 to June 2021. This study used a quantitative descriptive research method. The subjects of this study were participants of training held by the BPSDM Kaltim. The amount of research subjects was 461 people. The data analyzed in the research were primary data obtained by questionnaires and interviews with the subjects. The results showed that 99.6% of participants could understand the learning materials and 98.7% subjects agreed that the learning materials could improve participant’s knowledge, skills and behavior. Overall, the participants expressed a positive learning experience. The participants thought that the training was inspiring, entertaining and fun, and also carried out with professionalism and totality. Participants were excited because the training was communicative and interactive, bringing new teaching methods, and the material presented in the training was updated.
Latar Belakang Guru dan Program Keahlian: Implikasinya Terhadap Kompetensi Kejuruan Siswa SMK dan Mutasi Guru SMK di Provinsi Gorontalo Sumarwoto
Jurnal Widyaiswara Indonesia Vol. 3 No. 3 (2022): September 2022
Publisher : Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56259/jwi.v3i3.144

Abstract

Penelitian ini membahas tentang pengaruh latar belakang guru dan program keahlian terhadap kompetensi kejuruan siswa SMK. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain faktorial 2 x 2 dalam tiga kali perancangan. Sampel penelitian sebanyak 80 orang ditentukan dengan menggunakan multistage random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pengambil kebijakan dalam melakukan mutasi/rotasi guru harus mempertimbangkan kesesuaian antara latar belakang dan kompetensi keahlian guru dengan kebutuhan kompetensi sekolah, (2) Kepala sekolah harus membangun kompetensi gurunya. melalui program pelatihan dan pemagangan agar guru sebagai profesi memiliki standar yang umumnya berlaku bagi semua guru, (3) kepala sekolah perlu mengembangkan program kerjasama dengan perusahaan industri dalam menghadirkan guru berlatar belakang guru industri sebagai guru tamu, (4) Guru SMK dengan latar belakang kejuruan dituntut untuk terus meningkatkan keterampilan belajarnya secara praktik daripada secara teoritis. Di sisi lain, guru SMK yang berlatar belakang industri dituntut untuk meningkatkan keterampilannya dalam pembelajaran secara teori daripada praktik, (5) Kepala sekolah perlu menjaga keseimbangan sistem penyajian materi pelajaran, yaitu 30% teori dan 70% praktik. dimana mata pelajaran teori diajarkan oleh guru dengan latar belakang guru SMK, sebaliknya mata pelajaran praktek diajarkan oleh guru yang berlatar belakang guru industri.
Pembelajaran Terintegrasi di Tempat Kerja – Kesiapan Penerapan Action Learning di BMKG Nurhayati
Jurnal Widyaiswara Indonesia Vol. 3 No. 3 (2022): September 2022
Publisher : Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56259/jwi.v3i3.148

Abstract

menjadi corporate university (CORPU) dengan model pembelajaran terintegrasi yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja organisasi. Lembaga Diklat yang semula hanya dianggap menghabiskan anggaran dan memberikan dampak yang sangat minim terhadap kinerja organisasi, dituntut untuk menyediakan pengembangan kompetensi yang sesuai dengan visi misi dan tujuan organisasi. Action learning merupakan salah satu bentuk pembelajaran di tempat kerja (Workplace learning) yang merupakan porsi terbesar dari model pembelajaran 10 20 70. Dengan mengandalkan kompetensi individu dan kekuatan kerja tim (team work), action learning diharapkan dapat memberikan solusi terhadap permasalahan organisasi yang aktual dan dibutuhkan oleh organisasi. Tulisan ini membahas tentang kesiapan BMKG untuk mengimplementasikan Action Learning sebagai salah satu bentuk pembelajaran di tempat kerja dengan menggunakan tiga variabel, yaitu kesiapan mindset, dukungan pemimpin dan kesiapan pemimpin untuk melakukan coaching dan mentoring. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kualitatif dengan penggalian informasi melalui interviu terstruktur terhadap beberapa informan kunci. Sebagai pelengkap dari hasil interviu digunakan data tambahan dari hasil kuesioner tentang kesiapan BMKG dalam menerapkan Action Learning di BMKG.Hasil penelitian menunjukkan nilai indeks rerata 4.38 dari skala 5 atau 87 %. Dengan demikian dapatdirekomendasikan kepada pimpinan organisasi untuk dapat mendorong inisiatif pembentukan tim-tim Action Learning di kantor pusat maupun Unit-unit Pelaksana Teknis di daerah. Salah satu perangkat yang diperlukan adalah dengan membuat peraturan atau tata cara yang dapat dijadikan panduan bagi pimpinan dan staff dalam mengimplementasikan praktik pembelajaran di tempat kerja.
Edukasi melalui Medsos guna Optimalisasi Kemampuan Sosial Emosional dan Kesehatan Reproduksi Remaja di Sulawesi Barat Tita Ayunimirta Yusuf; Anindita Dyah Sekarpuri
Jurnal Widyaiswara Indonesia Vol. 3 No. 4 (2022): Desember 2022
Publisher : Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56259/jwi.v3i4.121

Abstract

Berdasarkan persentase dari setiap provinsi, Sulawesi Barat menempati posisi terendah dalam penanaman nilai dan fungsi reproduksi pada tiga dari total empat poin indikator, diantaranya adalah menerapkan pendidikan tentang kese hatan reproduksi, menerapkan ajaran menghindari pergaulan bebas dan mengajarkan tentang pendewasaan usia perkawinan. Data dari BPS tahun 2018 tentang Pencegahan Perkawinan Anak menunjukkan, Sulawesi Barat merupakan provinsi dengan prevalensi pernikahan usia anak tertinggi di Indonesia, dengan persentase 19,34%. Guna memberikan persepsi yang utuh tentang kesehatan reproduksi dengan tidak hanya fokus membahas aspek fisik dari fungsi reproduksi saja namun juga dari segi sosial dan emosional maka pengembangan media informasi SI MONALISA (Optimalisasi Kemampuan Emosional dan Kesehatan Reproduksi Usia Remaja) ini dilakukan. Dengan mempertimbangkan remaja sebagai calon pengantin dan generasi penerus yang perlu dipersiapkan untuk menghadapi kehidupan keluarga, sebagai target sasaran. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan produk, yang terdiri dari analisis kebutuhan secara kualitatif melalui observasi, wawancara, dan studi literatur, proses pembuatan akun dan konten melalui Instagram, dan evaluasi secara kuantitatif. Hasil dari penelitian ini ditunjukkan melalui proses penerapan media pembelajaran SI MONALISA yang dilakukan melalui empat tahapan diantaranya: 1) Koordinasi dengan berbagai pemangku kebijakan; 2) Penyusunan materi aspek sosial dan emosional; 3) Publikasi materi dan diskusi dengan tokoh dan pakar; 4) Evaluasi Program. Capaian dari ide pengembangan yang dilakukan adalah terfasilitasinya media informasi untuk menjadi ruang belajar bagi remaja yang dapat mendukung penanaman nilai dan fungsi reproduk si, pengenalan terhadap konsep sosial dan emosional, persiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja maupun pengetahuan lain yang terkait.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Efektivitas Implementasi Kebijakan Penyelesaian Penguasaan Tanah dalam Kawasan Hutan Henri Manik
Jurnal Widyaiswara Indonesia Vol. 3 No. 4 (2022): Desember 2022
Publisher : Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56259/jwi.v3i4.137

Abstract

Maraknya konflik penguasaan tanah yang berkepanjangan di dalam wilayah kawasan hutan membutuhkan suatu tindakan yang legal, tepat dan menguntungkan para pihak. Peraturan Presiden Nomor 88 Tahun 2017 tentang Penyelesaian Penguasaan Tanah dalam Kawasan Hutan (PPTKH) merupakan kebijakan yang diterbitkan untuk memberikan jalan keluar penyelesaiannya. Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor komunikasi, sumber daya, disposisi dan birokrasi terhadap efektivitas implementasi kebijakan Perpres. Lokasi penelitian ini adalah di Desa Sihaporas Kecamatan Pematang Sidamanik Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara. Data dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner lalu dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan aplikasi SPSS, dan informasi lain dijaring dengan menerapkan metode wawancara dan diskusi kelompok terarah (FGD). Hasil Uji t (uji koefisien regresi secara parsial) menunjukkan bahwa faktor komunikasi dan struktur birokrasi berpengaruh signifikan terhadap efektivitas implementasi kebijakan. Sebaliknya, faktor sumber daya dan disposisi berpengaruh tidak signifikan. Selanjutnya hasil uji (F) menunjukkan bahwa secara simultan faktor komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap efektivitas implementasi kebijakan tersebut. Implementasi Perpres ini berjalan kurang efektif sebab ditemukan hambatan dalam dimensi faktor komunikasi dan dimensi faktor struktur birokrasi berupa transmisi/penyaluran terkait strategi (media dan cara) penyebaran informasi yang kurang baik dan fragmentasi terkait pembagian tugas dan tanggung jawab Pemerintah Pusat dan Daerah. Hasil diskusi kelompok terfokus (FGD) mengindikasikan bahwa masyarakat Desa Sihaporas membutuhkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan dapat meningkatkan tingkat literasi masyarakat sejalan dengan peningkatan posisi tawar mereka dengan para pihak lainnya
Penggunaan Nilai Penerapan Standar Audit sebagai IKU Tunggal untuk Pejabat Fungsional Auditor Imran Malik
Jurnal Widyaiswara Indonesia Vol. 3 No. 4 (2022): Desember 2022
Publisher : Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56259/jwi.v3i4.124

Abstract

Alat ukur kinerja PFA di hampir semua Kementerian/Lembaga menggunakan Balanced Scorecard (BSC). Setiap persepektif dalam BSC harus diwakili oleh satu IKU sehingga dibutuhkan minimal 4 IKU untuk mengukur kinerja PFA. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat akibat negatif dari penggunaan IKU yang terlalu banyak dalam pengukuran kinerja PFA. Peneltian dilakukan terhadap Kontrak Kinerja milik PFA pada tingkat anggoota tim, ketua tim dan pengendali teknis di Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan. Hasil pembahasan menyimpulkan bahwa akibat negatif dari penggunaan banyak IKU adalah kegiatan PFA diukur kinerjanya dua kali dalam IKU yang berbeda, bobot IKU menjadi tidak jelas, dan penilaian kinerja auditor lebih berfokus pada aspek kuantitatif bukan kualitatif. Penulis menyarankan mekanisme penilaian kinerja PFA yang lebih sederhana dengan hanya menggunakan satu IKU, yaitu Penerapan Standar Audit Intern Pengawasan Indonesia (SAIPI) untuk mengukur kinerja auditor.
Pengaruh Pengalaman Kerja dan Pengembangan Kompetensi terhadap Kualitas Widyaiswara dalam Latsar CPNS BPSDM Sumatera Utara Drs. Jumsadi Damanik, SH, M.Hum
Jurnal Widyaiswara Indonesia Vol. 3 No. 4 (2022): Desember 2022
Publisher : Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56259/jwi.v3i4.129

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui pengaruh Pengalaman Kerja terhadap Kualitas Fasilitasi Widyaiswara di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Utara dalam Pelatihan Dasar CPNS Blended Learning; (2) Untuk mengetahui pengaruh Pengembangan Kompetensi terhadap Kualitas Fasilitasi Widyaiswara di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Utara dalam Pelatihan Dasar CPNS Blended Learning; (3) Untuk mengetahui pengaruh Pengalaman Kerja dan Pengembangan Kompetensi secara bersama – sama terhadap Kualitas Fasilitasi Widyaiswara di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Utara dalam Pelatihan Dasar CPNS Blended Learning; (4) Untuk mengetahui faktor lain yang dapat meningkatkan Kualitas Fasilitasi Widyaiswara di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Utara dalam Pelatihan Dasar CPNS Blended Learning. Populasi dari penelitian adalah peserta pelatihan dasar CPNS Golongan III pada tahun 2021, dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan sampel yang berjumlah 87 (delapan puluh tujuh) orang. Analisis data menggunakan Program SPSS dengan perhitungan regresi berganda. Temuan penelitian ini menunjukkan : (1) Pengalaman Kerja berpengaruh 0,390 atau sebesar 39% terhadap Kualitas Fasilitasi Widyaiswara.; (2) Pengembangan Kompetensi berpengaruh 0,340 atau sebesar 34% terhadap Kualitas Fasilitasi Widyaiswara; (3) Pengalaman Kerja dan Pengembangan Kompetensi secara bersama-sama berpengaruh 0,770 atau sebesar 77% terhadap Kualitas Fasilitasi Widyaiswara; (4) Untuk peningkatan Kualitas Fasilitasi Widyaiswara, maka dibutuhkan konsep terjadwal yaitu dengan : (a) Membuat Forum Diskusi Widyaiswara (dalam bentuk Rembuk Widyaiswara) ; (b) Membuat pelatihan terjadwal; (c) Study Banding.
Praktek Pendekatan Self Regulation Learning pada Peserta Latsar CPNS BPSDM Provinsi Bali Tahun 2021 Ni Made Suciani
Jurnal Widyaiswara Indonesia Vol. 3 No. 4 (2022): Desember 2022
Publisher : Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56259/jwi.v3i4.142

Abstract

The purpose of this study is to describe the practice of the Self Regulation Learning (SRL) approach in forming latsar participants to become independent learners and to describe an increase in learning outcomes and motivation after SLR was practiced in the basic training for civil servant candidates (Latsar CPNS) at BPSDM Bali Province in 2021. This study involved 40 participants class XVI In 2021 at BPSDM Bali Province with 30 participants of teacher and 10 non-teacher at the Bali Provincial Government. The approach used in this study is a mixed method with an embedded experimental design. Data analysis techniques with qualitative analysis and quantitative descriptive analysis. The qualitative analysis will describe the process of implementing the SLR practice. While the quantitative analysis will analyze the increase in learning outcomes and achievement of learning motivation after the practice of SRL. The results showed that the practice was implemented in the four SLR approaches, namely: linking goal-oriented learning; facilitate learning and thinking strategies; diversification of learning opportunities that enable hope of success; and socialize learning in the caring community that is created. These four practices have been described through 15 core practices of evidence-based learning. The second result is that there is an increase in learning outcomes after the implementation of the self-regulation learning approach, namely from the initial score of 70.25, it increases to the final score of 80.69. As for the overall learning motivation, it reached an average of 4,295 with a high category after implementing self-regulation learning in the Latsar CPNS Class XVI latsar at BPSDM Bali Province in 2021. The results of this study are expected to be practiced in learning because it has been proven to have a direct impact on increasing the motivation and learning outcomes of training participants