cover
Contact Name
Saharudin
Contact Email
din_linguistik@unram.ac.id
Phone
+6281917006020
Journal Mail Official
bastrindo-journal@unram.ac.id
Editorial Address
Gedung E Lantai I FKIP Universitas Mataram Jalan Majapahit Nomor 62 Mataram Nusa Tenggara Barat
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Jurnal Bastrindo: Kajian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Published by Universitas Mataram
ISSN : 27236277     EISSN : 27234835     DOI : https://doi.org/10.29303/jb
Jurnal Bastrindo adalah jurnal yang diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram. Jurnal Bastrindo hadir sebagai media untuk menyebarkan pikiran dan bertukar gagasan tentang wacana pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Focus and Scope: Bidang pendidikan bahasa dan sastra Indonesia yang mencakup pembelajaran dan ilmu bahasa dan sastra Indonesia; topik tentang pembelajaran bahasa dan Sastra Indonesia; linguistik Indonesia (termasuk linguistik daerah); sastra Indonesia (termasuk sastra daerah); dan penerjemahan (sastra asing ke bahasa Indonesia)
Articles 36 Documents
Bentuk Lingual dan Makna Konotasi pada Lirik Lagu Ebiet G. Ade dalam Album Masih Ada Waktu : Lingual Form and Connotation Meaning in The Song Lyrics Of Ebiet G. Ade in “Masih Ada Waktu” Album Maya Ariska Damayanti; Saharudin; I Nyoman Sudika
Jurnal Bastrindo Vol. 1 No. 1 (2020): Edisi Juni 2020
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jb.v1i1.10

Abstract

Abstrak: Ada dua hal yang menjadi permasalahn dalam penelitian ini. Pertama, bagaimana bentuk lingual yang terdapat pada lirik lagu Ebiet G. Ade dalam album “Masih Ada Waktu”. Kedua, bagaimana makna konotasi pada setiap bentuk lingual yang bermakna konotasi pada lirik lagu tersebut. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengidentifikasi bentuk lingual bermakna konotasi yang terdapat pada lirik lagu dalam album tersebut serta mendeskripsikan makna konotasi pada setiap bentuk lingual tersebut. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode dokumentasi dan metode simak. Sementara itu, metode analisis data yang digunakan adalah metode padan intralingual dan ekstralingual. Hasil analisis data disajikan secara informal atau penyajian dengan kata-kata biasa. Data-data yang ditemukan berupa bentuk lingual morfologi dan sintaksis. Setelah dilakukan analisis makna konotasi ditemukan bahwa lagu-lagu dalam album tersebut mengandung nilai-nilai kehidupan seperti nilai keagamaan dan sosial. Selain itu, lagu-lagu tersebut juga memberikan nasihat kepada pendengar agar tetap bersyukur atas segala nikmat Tuhan serta selalu patuh dan taat pada aturan dan perintah Tuhan. Selain itu, lagu-lagu tersebut juga memperingati kita untuk segera bertaubat pada Tuhan selagi masih ada kesempatan serta memasrahkan hidup dan mati kita pada-Nya karena hanya Tuhanlah Sang Pemberi Pertolongan dan Pemberi Cinta Yang Maha Luas. Abstract: There are two things that become the problem in this study. First, how the lingual form in the song lyrics of Ebiet G. Ade in the "Masih Ada Waktu" album. Second, how the connotation meaning of each lingual form which means connotation in the song lyrich of the album. The purpose of this study is to identify meanin connotations of lingual forms were  found in the song lyrics in the album and describe the connotation meaning in each of those lingual forms. The method used in data collection is the documentation method and refer to the method. Meanwhile, the data analysis method used is the intralingual and extralingual equivalent method. The results of data analysis are presented informally or presented in ordinary words. The data found wete lingual form of morphology and syntax. After analyzing the connotation meaning it was found that the songs in the album contained life values ??such as religious and social values. In addition, the songs also provide advice to listeners to remain grateful for all the blessings of God and always obey and obey God's rules and commands. In addition, these songs also warn us to immediately repent to God while there is still a chance and surrender our life and death to Him because only God is the Giver of Relief and the Giver of Love in the Most Widespread.
Klasifikasi Emosi Tokoh Nathan dalam Novel Dear Nathan Karya Erisca Febriani: Kajian Perspektif David Krech: Nathan’s Emotion Classification in The Novel Dear Nathan By Erisca Febriani: Study of David Krech’s Perspective Ayu Septiana; Murahim; Marii
Jurnal Bastrindo Vol. 1 No. 1 (2020): Edisi Juni 2020
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jb.v1i1.16

Abstract

Abstrak: Masalah yang diangkat pada penelitian ini adalah bagaimanakah bentuk klasifikasi emosi tokoh Nathan dalam novel Dear Nathan karya Erisca Febriani: kajian perspektif David Krech. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan klasifikasi emosi tokoh Nathan dalam novel Dear Nathan karya Erisca Febriani: kajian perspektif David Krech. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan data-data tertulis  yang diperoleh dari hasil pengamatan tokoh Nathan dalam novel  Dear Nathan karya Erisca Febriani yang mencerminkan klasifikasi emosi perspektif David Krech. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Dear Nathan karya Erisca Febriani yang diterbitkan oleh Best Media tahun 2016 dengan 520 halaman. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan studi pustaka dan teknik baca catat. Data dalam penelitian ini dianalisis menggunakan teknik analisis data dengan mengidentifikasi, mengklasifikasi, menganalisis, dan menyimpulkan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tujuh klasifikasi emosi perspektif David Krech pada tokoh Nathan dalam novel Dear Nathan karya Erisca Febriani. Klasifikasi emosi tersebut yaitu konsep rasa bersalah, rasa bersalah yang dipendam, menghukum diri sendiri, rasa malu, kesedihan, kebencian dan cinta. Klasifikasi emosi yang paling dominan dalam tokoh Nathan adalah klasifikasi emosi kebencian, sedangkan klasifikasi emosi yang lemah dalam tokoh Nathan adalah klasifikasi emosi konsep rasa bersalah. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan dalam meneliti dan mengembangkan penelitiaan yang berkenaan dengan teori klasifikasi emosi perspektif David Krech. Abstract: The problem raised in this study is how the emotional classification of Nathan's character in the novel Dear Nathan by Erisca Febriani: Study of David Krech's Perspective.  This study aims to describe the emotional classification of Nathan in the novel Dear Nathan by Erisca Febriani: David Krech's Perspective Study. This type of research is a qualitative descriptive study. This study uses written data obtained from observations of Nathan's character in Erisca Febriani's Dear Nathan novel that reflects the emotional classification of David Krech's perspective. The data source in this study is Erisca Febriani's Dear Nathan novel published by Best Media in 2016 with 520 pages.  The data collection method used in this research is to use literature study and note-taking techniques. The data in this study were analyzed using data analysis techniques by identifying, classifying, analyzing, and concluding. The results of this study indicate that there are seven emotional classifications of David Krech's perspective on Nathan's character in Erisca Febriani's Dear Nathan novel. This emotional classification is the concept of guilt, buried guilt, self-punishment, shame, sadness, hatred and love. The most dominant emotional classification in Nathan's character is the classification of hate emotions, while the weak emotional classification in Nathan's character is the emotional classification of the concept of guilt. It is hoped that this research can become input in researching and developing research relating to David Krech's perspective of emotional classification theory.
Inkonsistensi Kaidah dalam Buku Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia dengan KBBI dan PUEBI: Inconsistency in Counseling Book Series by Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Rahmad Hidayat; Mochammad Asyhar
Jurnal Bastrindo Vol. 1 No. 1 (2020): Edisi Juni 2020
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jb.v1i1.20

Abstract

Abstrak: Penelitian ini hadir dalam rangka menguak inkonsistensi dalam Buku Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia yang dipublikasikan oleh Badan Bahasa di laman resminya. Buku yang menjadi objek penelitian ini adalah buku Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia: Ejaan dan buku Seri Penyuluhan Bahasa Indonesai: Bentuk dan Pilihan Kata. Data yang ditinjau kritis dalam objek penelitian ini adalah data yang menyimpang dari kaidah terbaru yang berlaku.  Prosedur penelitian ini mengikuti dua prosedur analisis kontrastif yang di dalam pembahasannya juga membicarakan kesalahan berbahasa. Prosedur penelitiannya adalah pengidentifikasian masalah dan pendeskripsian masalah. Pengidentifikasian masalah dilakukan dengan Metode Simak dan Teknik Catat. Setiap ditemukan inkonsistensi, peneliti mencatat dan sekaligus mengidentifikasi bentuk inkonsistensi itu pada kartu data, termasuk dalam tahap ini adalah pengklasifikasian data. Pada tahapan pendeskripsian masalah, digunakan pembandingan antara penjelasan dan contoh yang ada di objek penelitian dengan kaidah yang tercantum di dalam KBBI dan PUEBI. Perbedaan itu kemudian dideskripsikan sehingga didapatkanlah uraian yang representatif mengenai inkonsistensi kaidah dalam objek penelitian. Simpulan penelitian menyatakan bahwa terdapat penjelasan dan data yang ada di dalam objek penelitian bertentangan dengan kaidah terbaru yang berlaku. Pertentangan atau inkonsistensi itu ditemukan dalam setiap bagian objek penelitian. Abstract: This research is present in order to uncover inconsistencies in the Indonesian Counseling Book Series published by Badan Bahasa on its official page. The books that are the object of this research are the Spelling Counseling Series, the Forms and Choice of Counseling Series, the Grammar Counseling Series, and the Sentence Counseling Series. The data that is critically reviewed in this research object is data that deviates from the latest applicable rules. The procedure of this research follows two language error analysis procedures. The research procedures namely problem identification and problem description. Identifying the problem is done using Simak Method and Catat Technique. Every time an inconsistency is found, the researcher notes and simultaneously identifies the form of the inconsistency on the data card. At the stage of describing the problem, a comparison is used between the explanation and examples in the object of research with the rules that applied in KBBI and PUEBI. The difference found then described in order to obtain a representative description of the inconsistencies in the object of research. The conclusion of the study stated that there are explanations and data contained in the object of research contrary to the latest rules that applied. These contradictions or inconsistencies are found in every part of the research object.
TIPOLOGI KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL INTROVER KARYA M.F. HAZIM: KAJIAN PSIKOLOGI ANALITIK CARL GUSTAV JUNG: Personality Typology of The Main Character in The Introver Novel by M. F. Hazim : A Study of Analytic Psychology Carl Gustav Jung Miftahul Janah; Johan Mahyudi; Murahim
Jurnal Bastrindo Vol. 1 No. 2 (2020): Edisi Desember 2020
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jb.v1i2.35

Abstract

Abstrak: Penelitian ini berjudul Tipologi Kepribadian Tokoh Utama dalam Novel Introver Karya M.F. Hazim: Kajian Psikologi Analitik Carl Gustav Jung. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Tipologi Kepribadian Tokoh Utama dalam Novel Introver karya M.F Hazim:Kajian psikologi analitik Carl Gustav Jung. Penelitian ini dibuat berdasarkan dua alasan, yaitu pertama, novel Introver memiliki psikologi yang menonjol terutama pada tokoh utama yang merupakan sosok pemuda yang mempertahankan prinsip dan keyakinannya sebagai seorang intover. Kedua, novel ini merupakan novel yang menarik dan banyak  mengandung pesan tentang kepribadian kaum introver yang belum banyak diketahui oleh orang lain.Bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana Tipologi Kepribadian Tokoh Utama dalam Novel Introver karya M.F Hazim:Kajian psikologi analitik Carl Gustav Jung. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah novel Introver karya M.F Hazim. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif dan adapun tahapan dalam menganalisis data, yaitu pengumpulan data, mengelompokkan data, menganalisis data, penarikan kesimpulan. Cara pengumpulan data dilakukan dengan teknik kepustakaan, baca catat, dan studi dokumenter. Adapun hasil penelitian menunjukkan terdapat 8 kelompok data dalam novel Introver yaitu ekstrover-pikiran, ekstrover-perasan, ekstrover-pengindraan, ekstrover-intuisi dan introver-pikiran, introver-perasaan, introver-pengindraan, introver-intuisi. Abstract: This research is entitled Main Character Personaliti Typology in IntroverNovel by: M.F. Hazim: Carl Gustav Jung’s Analytical Psychology Study. The formulation of the problem in this study is how the typology of the main character’s personality in the introvert novel by: M.F. Hazim: Carl Gustav Jung’s Analytical Psychology study. This research is based on two reasons, first, introvert novels have a prominent psychology, especially in the main character who is an introverted figure. Secondly, this novel and contains many messages about the personality of the people that are not widely known by others. It aims to describe the typology of the main character’s personality in M.F. hazim’s Introverts Novel. The data in this study were analyzed using descriptive methods and the stages in analyzing the data, namely data coection, grouping data, analyzing data, drawing conclusions. Data collection is done by using literature techniques, reading notes, and documentary studies. The results showed that there were 8 groups of data in the novel introverted, namely thougt extrovert, preoccupied extrovert, sensory extrovert, intuition extrovert and thougt introvert, feeling introvert, sensory introvert, intuition introvert.
Perspektif dan Frame Ekspresi Permintaan Maaf dalam Diskusi Indonesian Lawyers Club “50 Tahun G30S/PKI, Perlukah Negara Minta Maaf?”: Kajian Linguistik Kognitif: Perspective and Frame on the Expression of Apology in Indonesian Lawyers Club Discussion “50 Tahun G30S/PKI: Perlukah Negara Minta Maaf?” : A Cognitive Linguistic Studies Imam Musyayyab; Sailal Arimi
Jurnal Bastrindo Vol. 1 No. 2 (2020): Edisi Desember 2020
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jb.v1i2.48

Abstract

Abstrak: Pidato kepresidenan pada HUT RI ke-70 menuai kontroversi. Sebagian masyarakat berasumsi bahwa negara akan meminta maaf kepada para “korban” pelanggaran HAM yang merujuk kepada pihak Partai Komunis Indonesia (PKI). Pada 29 September 2015, Indonesian Lawyers Club (ILC) menggelar diskusi dengan tema “50 Tahun G30S/PKI: Perlukah Negara Minta Maaf?” untuk menanggapi isu tersebut. Saat diskusi berlangsung, para tamu undangan saling tunjuk pihak yang seharusnya meminta maaf. Akibatnya, banyak sudut pandang yang membiaskan subjek yang seharusnya meminta maaf. Peneliti menelusuri fenomena ini lewat kajian Linguistik Kognitif untuk membongkar perspektif dan latar belakang pengetahuan (frame) permintaan maaf. Peneliti mentranskripsikan data dengan menggunakan metode simak teknik sadap dan catat. Setelah itu, peneliti mengklasifikasi dan menganalisisnya dengan metode padan. Hasilnya, perspektif mengenai wacana permintaan maaf terwujud dengan adanya pengutamaan (subjek) dari setiap ekspresi kebahasaan, yaitu perspektif dengan subjek pihak keluarga dan terduga PKI, perspektif dengan subjek pihak TNI AD, dan perspektif dengan subjek pihak NU dan Muhammadiyah. Peneliti mengklasifikasikan frame, pengetahuan yang melatari terbentuknya sebuah konsep, menjadi tiga frame yang berbeda berdasarkan waktunya, yaitu waktu sebelum peristiwa G30S (pihak NU dan Muhammadiyah), saat terjadi peristiwa G30S (pihak TNI AD), dan setelah peristiwa G30S (pihak keluarga dan terduga PKI). Abstract: The Presidential Speech at the 70th Indonesian Independence Day caused a controversy. Some people assumed that the state would apologize to the victims of the human rights violations mentioning the Indonesian Communist Party (PKI). On 29 September 2015, the Indonesian Lawyers Club (ILC) held a discussion bringing up the theme “50 Tahun G30S/PKI: Perlukah Negara Minta Maaf?” to respond to the issue. During the discussion, the invited guests pointed to each others who should apologize. The researchers investigate this phenomenon with Cognitive Linguistic studies to reveal perspectives and beckground knowledge (frames) of apologies. The researchers transcribed the data using the observation method of tapping and note-taking techniques. After that, the researchers classified and analysed using the matching method. Based on the analysis carried out, perspective on apologies are manifested by the prioritisation (subject) of each linguistic expression, i.e., perspectives with the subject of the family and suspected PKI, perspective with the subject of the Army (TNI), and perspective with the subjects of the NU and Muhammadiyah. In this study, the researchers classified three different frames, the knowledge behind the formation of a concept, based on the time, namely the time before the G30S incident (the NU and Muhammadiyah parties), the time of G30S event (TNI), and after the G30S (PKI family and suspected PKI).
Analisis Bentuk Pemendekan Kata dalam Permainan DoTA 2: Analysis of Words Abbreviation Form in DoTA 2 Game Rengki Afria; Gesang Tri Wahyudi
Jurnal Bastrindo Vol. 1 No. 2 (2020): Edisi Desember 2020
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jb.v1i2.52

Abstract

Abstrak: Pemendekan komunikasi dalam pemainan DoTA 2 menarik untuk diteliti. Hal tersebut disebabkan kecepatan dan fokus pemain menjadi kunci utama dalam memenangkan permainan. Oleh karena itu, tentunya bentuk pemendekan dalam mempercepat proses komunikasi yang dilakukan oleh pemainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk pemendekan kata dalam komunikasi pada permainan DoTA 2. Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Sumber data diperoleh dari pemain DoTA 2. Objek kajian berupa tuturan dalam permainan yang menggunakan pemendekan. Pengumpulan data menggunakan metode simak dan cakap. Analisis data menggunakan metode agih dan teknik bagi unsur langsung. Hasil penelitian berupa singkatan yang terbagi menjadi (i) singkatan dua huruf sebanyak 30 data, yakni AA, AM, CK, BS, CM, DS, DK, DR, ES, LC, LS, OD, PA, PL, SK, SF, TA, TB, WR, BB, HP,  NM, TI, MT, PT, BM, SB, TP, DC, GG. (ii) singkatan tiga huruf sebanyak 6 data, yakni BKB, MKB, MMR, DPS, BRB, AFK (iii) singkatan empat huruf sebanyak 1 kata, yakni GGWP; akronim sebanyak 4 data, yakni QOP, MOM, DoTA, OL; kontraksi sebanyak 4 data, yakni Dipier, Upbrack, Lowbrack, Mismid; penggalan sebanyak 5 data penggalan tiga huruf pertama kata, yakni Bat, Sky, Sup, Agi, Pro; 8 penggalan empat huruf pertama kata, yakni Brew, Gyro, Morp, Omni, Tide, Agha, Deff,  Ulti, dan 10 pelepasan sebagian kata atau suku kata, yakni Alche, Centa, Invis, Jugger, Pango, Necro, Silen, Timber, Venge, Tarras; serta lambang huruf sebanyak 3 data, yakni P, B, G. Abstract:  The abbreviation of communication in the DoTA 2 game is interesting to study. This is because the speed and focus of the players are the main keys in the game. Therefore, of course abbreviation in accelerating the communication process carried out by the players. This study aims to describe the abbreviation of words communication in the DoTA 2 game. This research method is qualitative with a descriptive approach. Sources of data were obtained from DoTA 2 players. The object of the study of speech in games that use abbreviation. Data collection used the listening and proficient method. Data analysis used separate methods and techniques for direct elements. The results of the study are abbreviations divided into (i) two-letter abbreviations of 30 data, i.e. AA, AM, CK, BS, CM, DS, DK, DR, ES, LC, LS, OD, PA, PL, SK, SF, TA, TB, WR, BB, HP,  NM, TI, MT, PT, BM, SB, TP, DC, GG; (ii) three-letter abbreviations of 6 data, i.e. BKB, MKB, MMR, DPS, BRB, AFK; (iii) four-letter abbreviations of 1 data, i.e. GGWP; acronyms for 4 data, i.e. QOP, MOM, DoTA, OL; contraction of 4 data, i.e. Dipier, Upbrack, Lowbrack, Mismid; fragments of 5 pieces of the first three letters of the word, i.e. Bat, Sky, Sup, Agi, Pro; 8 fragments of the first four letters of the words, i.e. Brew, Gyro, Morp, Omni, Tide, Agha, Deff,  Ulti; and 10 partial releases of words or syllables, i.e. Alche, Centa, Invis, Jugger, Pango, Necro, Silen, Timber, Venge, Tarras; and symbol letters as much as 3 data, i.e. P, B, G.
Penggunaan Peranti Penghubung Antarkalimat dalam Teks Genre Naratif Buku Pelajaran Bahasa Indonesia SMA Kelas XI: The Use of Cohesive Devices Between Sentence in Narrative Genre Text of Indonesian Language Learning Book for XI Class Senior High School Ahmad Sirulhaq; Mahsun; Muhammad Sukri; Kaharuddin
Jurnal Bastrindo Vol. 2 No. 1 (2021): Edisi Juni 2021
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jb.v2i1.121

Abstract

Abstrak: Dalam pembelajaran kekinian, penekanan dilakukan pada upaya kreatif pemanfaatan bahasa itu sendiri untuk tujuan-tujuan yang lebih praktis. Pandangan ini sering disebut sebagai pembelajaran bahasa berbasis teks. Seiring dengan berubahnya paradigma ini, salah satu kompetensi yang perlu diketahui oleh siswa Sekolah Menengah Atas dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah kemampuan memproduksi teks naratif, sebagaimana tertuang dalam silabus atau kurikulum 2013 (revisi 2017). Kemampuan memproduksi teks naratif itu sendiri tidak lepas dari kemampuan untuk menempatkan konjungsi, baik konjungsi antarkalimat maupun konjungsi antarparagraf. Ketepatan konjungsi antarkalimat maupun antarparagraf ini akan menjamin kekohesian dan kekoherensian paragraf itu sendiri, yang pada akhirnya akan melahirkan sebuah teks naratif yang baik. Akan tetapi, perlu kiranya untuk diperhatikan, apakah penggunaan konjungsi dalam buku pelajaran bahasa Indonesia dalam teks genre naratif sudah lengkap dan tepat atau tidak. Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk mengelaborasi bentuk-bentuk konjungsi antarkalimat yang digunakan dalam teks genre naratif buku pelajaran bahasa Indonesia SMA Kurikulum 2013 (revisi 2017).  Abstract: In contemporary learning, emphasis is placed on creative efforts to use language itself for more practical purposes.  This view is often referred to as text-based language learning.  As this paradigm changes, one of the competencies that high school students need to know in learning Indonesian is the ability to produce narrative text, as stated in the 2013 syllabus or curriculum (2017 revision).  The ability to produce narrative text itself is inseparable from the ability to place conjunctions, both conjunctions between sentences and conjunctions between paragraphs.  The accuracy of the conjunctions between sentences and between paragraphs will ensure the cohesion and coherence of the paragraph itself, which in turn will create a good narrative text.  However, it is necessary to pay attention to whether the use of conjunctions in Indonesian language textbooks in narrative genre texts is complete and correct or not.  Therefore, this paper aims to elaborate the forms of conjunctions between sentences used in the narrative genre text of Senior High School  Indonesian language textbooks in 2013 Curriculum (2017 revision).
Model Dekonstruksi Metafora Naskah Merarik Kodeq Menyoal Penikahan Dini: Model of Metaphor Deconstruction of The Merarik Kodek Manuscript Concerning Early Marriage Rapi Renda
Jurnal Bastrindo Vol. 2 No. 1 (2021): Edisi Juni 2021
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jb.v2i1.134

Abstract

Abstrak: Naskah merarik kodek merepresentasikan kritik terhadap fenomena pernikahan dini di masyarakat Lombok. Penelitian ini bertujuan mengkaji konflik pernikahan dini dalam naskah merarik kodek. Metode penelitian ini kualitatif jenis metode pustaka. Analisis data menggunakan dekonstruksi Derrida dalam memaknai konflik pernikahan dini yang disampaikan penulis melalui bahasa metafora. Sumber data adalah naskah merarik kodek karya Galih Mulyadi. Naskah merarik kodek terindikasi menggunakan bahasa metafora dalam menyampaikan konflik pernikahan dini. Dalam penelitian ditemukan: 1. metafora bentuk ekspresi transposisi yang tidak memiliki makna lain, seperti, a) Seratus delapan puluh derajat, b) Bantal tidur, c) Menyamankan lelap, d) Ia terbang jauh, e) Indahnya mimpi malam hari bantal tidur tak dirasa lagi, f) Diriku ya diriku, dirinya ya dirinya, g) Kebius manisnya cinta, di atas hamparan pasir yang sunyi, h) Diiringi canda manis ombak pasang yang berkejaran dan bisikan pasir yang terdengar sedikit menggoda, i) Berani melawan, j) Bapakmu dengan gagahnya, k) Melarikan, tulang punggung,  l) Benar-benar letih, m) Seorang perusak, dan n) Pembelaan diri yang menyakitkan hati; 2. metafora bentuk ekspresi transposisi yang memiliki makna lain (ekspresi transferensi), mempertemukan barterdisasi antara konflik peristiwa yang dialami tokoh pra dan pasca pernikahan yang menjelaskan sebab akibat dari ketidaksiapan remaja dalam menjalankan kehidupan rumah tangga. Abstract: The script of “Merariq Kodek” represents a criticism of the phenomenon of early marriage in Lombok. The aim of this study is to examine the conflict that happened in early marriage in “Merariq Kodek” script. The method of this study is used qualitative method. The data analysis is used Derrida's deconstruction in interpreting early marriage conflicts which the writer conveyed through metaphor language. The source of the data is based on Galih Mulyadi's “Merarik Kodek” script. The manuscript is indicated to use metaphor language which in early marriage conflicts. The results of this research were found; 1. Metaphors are form of transpositional expressions that has no other meaning, such as, a) One hundred and eighty degrees, b). Sleeping pillow, c) Soothing sleep, d). He flew far, e) The beauty of night dreams of sleeping pillows is no longer felt, f) Myself is myself, he is himself, g) The beauty of the sweetness of love, on the lonely stretch of sand, h) Accompanied by the sweet jokes of the waves and the whisper of sand that sounds a little seductive, i) Dare to fight, j) Your father bravely, k) Escape, backbone, l) Really tired, m) A destroyer, and n) Self-defense that hurts the heart. 2). The metaphor of  transpositional expressions has another meaning (transference expression). It  brings the exchange between the conflict events by pre-wedding and post-marriage figures which explain the causes of youth facing the marriage life.
Analisis Kesalahan Berbahasa pada Status dan Komentar di Media Sosial Twitter: Analisys of Language Errors on Status and Comments on Twitter Qoshirotu Thorfi Iftinan; Atiqa Sabardila
Jurnal Bastrindo Vol. 2 No. 1 (2021): Edisi Juni 2021
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jb.v2i1.141

Abstract

Abstrak: Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk kesalahan berbahasa pada komentar di media sosial Twitter yang diunggah pada tahun 2021. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data penelitian berupa kata, frasa, klausa, dan kalimat yang terdapat dalam ruang percakapan milik @omarabdr_. Sumber data yang digunakan yaitu status dan komentar pada media sosial Twitter. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik baca dan catat. Analisis data menggunakan metode padan dengan teknik hubung-banding menyamakan (HBS) dan hubung-banding membedakan (HBB). Hasil penelitian ini menemukan bahwa kesalahan berbahasa pada komentar di media sosial Twitter berupa (1) bidang kesalahan fonologi yang meliputi kesalahan huruf kapital berjumlah 10, kesalahan penggunaan fonem berjumlah 7, dan kesalahan penggunaan ejaan berjumlah 10; (2) bidang kesalahan morfologi yang meliputi kesalahan kata ulang berjumlah 8 dan penggunaan afiks berjumlah 3; (3) bidang kesalahan sosiolinguistik yang berupa campur kode dan alih kode berjumlah 10. Abstract: This article aims to identification the form of language errors in comments on Twitter as social media uploaded in 2021. This research method uses a qualitative descriptive method. The research data is in the form of word, phrases, clauses, and sentences contained in @omarabdr_’s conversation space. Sources of data used are status and comments on Twitter. Data collection techniques used reading and note-taking techniques. Analysis of the data using the matching method with the comparison-matching technique and the comparison-differentiating technique.  The results of this research found that language errors in comments on Twitter, namely (1) phonological error fields which include 10 capital letter errors, 7 phoneme usage errors, and 10 spelling errors; (2) morphological errors which includes rephrasing errors totaling 8 and the use of affixes totaling 3; (3) sosiolinguistic errors in the form of code mixing and code switching are 10.
Informal Bound Morphs in Indonesian: Morf Terikat Informal dalam Bahasa Indonesia I Dewa Putu Wijana
Jurnal Bastrindo Vol. 2 No. 2 (2021): Edisi Desember 2021
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jb.v2i2.213

Abstract

Abstrak: Makalah ini membahas penggunaan morf terikat informal dalam bahasa Indonesia. Ada beberapa masalah yang ingin dijawab, yaitu apa morf terikat bahasa Indonesia yang biasa ditemukan dalam situasi tutur informal, berbagai makna gramatikal dapat diungkapkan oleh morf terikat tersebut, dan bagaimana kata-kata yang mengandung morf tersebut dapat diparafrasekan untuk mengidentifikasi padanan formalnya. Dengan menggunakan data yang dikumpulkan dari beberapa sumber dan menciptakan penggunaan kontekstualnya secara introspektif, ditemukan bahwa setidaknya ada lima morf terikat informal dalam penggunaan bahasa Indonesia. Beberapa dari morf terikat tersebut bersifat informal dalam semua penggunaan kontekstual, dan beberapa lainnya hanya demikian dalam mengungkapkan makna tertentu. Semua morf informal tersebut memiliki korespondensi formal meskipun dalam kasus yang sangat jarang parafrasenya tampak sangat aneh dan sulit dimengerti. Abstract: This paper deals with the use of informal bound morphs in Indonesian. There are several issues intend to be answered, i.e what are Indonesian bound morphs commonly found in informal speech situations, various grammatical meanings can be expressed by those bound morphs, and how the words containing such morphs could be paraphrased to identify their formal equivalents. By using data collected from several sources and creating their contextual usage introspectively, it is found that there are  at least five informal bound morphs in the use of Indonesian. Several of those bound morphs are informal in all contextual usages, and several others are  only so in expressing certain meanings. All of those informal morphs have formal correspondences eventhough in very rare cases the paraphrases seem very strange and hard to understand. 

Page 1 of 4 | Total Record : 36