cover
Contact Name
Theodorus Miraji
Contact Email
jojo.luvjesus@gmail.com
Phone
+6282134184629
Journal Mail Official
jurnalberea@gmail.com
Editorial Address
Jalan Cemara No.72 Salatiga
Location
Kota salatiga,
Jawa tengah
INDONESIA
LOGIA : Jurnal Teologi Pentakosta
ISSN : 27164322     EISSN : 27162834     DOI : https://doi.org/10.37731/log.v2i1.47
LOGIA : Jurnal Teologi Pentakosta adalah jurnal nasional yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Teologi Berea dan berfokus pada isu-isu kebaruan Teologi Pentakosta. Sebagai wadah publikasi, LOGIA menerima hasil penelitian ilmiah para akademisi dan praktisi. Semua artikel yang masuk akan di-review oleh reviewer yang ahli di bidangnya dengan menerapkan proses double blind review. Jurnal yang terbit 2 kali setahun ini (Juni dan Desember) memiliki scope: Teologi Biblika Teologi Sistematika Teologi Praktika Pendidikan Kristen yang semuanya memiliki ciri khas Pentakosta
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 1 (2020): Desember 2020" : 6 Documents clear
Urgensi dan Model Penginjilan di Masa Pandemi Covid-19 Daud Alfons Pandie; Liem Kok Han
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 2, No 1 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v2i1.46

Abstract

Penginjilan pada hakekatnya adalah pemberitaan kabar baik tentang keselamatan yang kekal di dalam Tuhan Yesus Kristus. Penginjilan menjadi bagian esensial dari eksistensi gereja dan semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat PribadiNya. Dengan perkataan lain, eksistensi gereja dan semua orang percaya ditentukan oleh pelaksanaan tugas penginjilan. Meskipun demikian, dari masa ke masa, tugas penginjilan seringkali hanya sampai pada tataran percakapan. Ada berbagai faktor yang menjadi penghambat tugas penginjilan. Apalagi saat ini di mana gereja-gereja dan semua orang percaya sedang bergumul dengan pandemi Covid-19, tentunya tugas penginjilan jemaat menjadi suatu pergumulan bagi gereja dan semua orang percaya. Artikel ini bertujuan mengemukakan urgensi dan model penginjilan Jemaat dalam masa pandemi covid 19 saat ini. Metode yang dipakai adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitis. Penelitian ini menyimpulkan bahwa urgensi penginjilan tidak pernah berubah dari masa ke masa, meskipun pergumulan dan tantangan dalam melaksanakan tugas penginjilan semakin dinamis dan kompleks. Sedangkan model penginjilan dapat berubah dan perlu direlevansikan dengan kontes, dan saat ini yang menjadi konteks adalah pandemi. Dan dalam masa pandemik Covid-19 ini, model penginjilan yang dapat dilakukan oleh gereja adalah dengan membangun networking di antara gereja dan semua orang percaya dengan memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk melaksanakan tugas penginjilan dan penginjilan melalui pelayanan sosial.
Baptisan Roh Kudus dalam Perspektif Pentakotal Kalis Stevanus; Firman Panjaitan
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 2, No 1 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v2i1.36

Abstract

Baptisan Roh Kudus merupakan salah satu doktrin penting dalam iman Kristen. Tulisan ini hendak mendeskripsikan sejarah lahirnya gerakan Pentakostalisme dan pendapat Pentakostal tentang ajaran baptisan Roh Kudus. Tujuannya agar para pembaca baik kelompok Pentakostal maupun non Pentakostal dapat mengetahui sejarah lahirnya gerakan Pentakostalisme dan secara khusus dapat memahami pandangan Pentakostal mengenai ajaran baptisan Roh Kudus. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur. Hasil penelusuran literatur dari sumber primer, yaitu para tokoh Pentakostal, maka diperoleh kesimpulan: pertama, baptisan Roh Kudus sebagai berkat kedua setelah lahir baru atau diselamatkan. Kedua, baptisan Roh Kudus diperuntukkan bagi semua orang percaya sebagai perlengkapan pelayanan, dan ketiga, baptisan Roh Kudus harus diminta dan diupayakan dengan iman dan sungguh merindukan melalui doa dan penyerahan diri pada Tuhan. Keempat, baptisan Roh Kudus selalu ditandai dengan berbahasa lidah. Terakhir, karunia bahasa roh tidak berhenti pada zaman para Rasul, melainkan terus berlanjut hingga sekarang.
Studi Teologis Prinsip Penginjilan Paulus dalam 1 Korintus 9:16 Yonatan Alex Arifianto; Kristien Oktavia; Matius I Totok Dwikoryanto
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 2, No 1 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v2i1.42

Abstract

Abstract: church that has the wrong mindset towards the principles and concepts of evangelism will experience things that cannot add new soul members to it, because the principles and concepts of mission are very important in church growth. So that the church enters into unhealthy competitive competition by stealing sheep or souls from other churches. The author by using a descriptive qualitative approach to this research can begin with text analysis so as to produce findings, among others: first, the responsibility and obligation of people who believe in God to evangelize. Second, Paul was willing to give up the rights for the sake of the gospel and third There is no reason to boast all for Christ. Because the gospel must be preached like Paul did, there is a solid basis for being in God's mission through the papa Paul built Abstrak: Gereja yang memiliki pola pikir yang salah terhadap prinsip dan konsep penginjilan maka akan mengalami hal yang tidak dapat menambahkan anggota jiwa baru kedalamnya, karena prinsip dan konsep misi sangat penting dalam pertumbuhan gereja. Sehingga gereja masuk dalam kompetisi persaingan yang tidak sehat dengan mencuri domba atau jiwa dari gereja lain. penulis mendeskripsikan dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif penelitian ini dapat dimulai dengan analisa teks sehingga menghasilkan hasil temuan antara lain: pertama, Tanggung jawab dan keharusan orang yang percaya kepada Tuhan untuk Menginjil. Kedua Paulus rela melepaskan hak demi Injil dan ketiga Tidak ada alasan memegahkan diri semua bagi kristus. Sebab injil harus diberitakan seperti yang dilakukan oleh Paulus ada dasar yang kuat untuk berada dalam misinya Tuhan melalui setiap apa yang dibangun Paulus dalam memotivasinya.
Bersukacitalah Senantiasa Menurut 1 Tesalonika 5:16 Dan Implikasinya Bagi Orang Percaya Dalam Menghadapi Krisis Akibat Pandemi Covid-19 Theresia Endang Sulistyawati
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 2, No 1 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v2i1.48

Abstract

Kemunculan wabah covid-19 di seluruh dunia telah menimbulkan banyak permasalahan bagi umat manusia tanpa kecuali. Berbagai persoalan yang muncul akibat dari pandemi covid-19, membuat aktivitas kehidupan manusia menjadi kacau dan berubah drastis. Pemberlakuan pembatasan sosial di segala bidang dirasa sangat mempengaruhi kondisi manusiawi, baik secara jasmani dan rohani. Cepat atau lambat dampak dari pandemi ini mengakibatkan terjadinya krisis di berbagai hal dan tidak diketahui kapan pandemi akan berakhir. Dalam artikel ini, penulis menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan teologi Biblika mencakup pendekatan hermeneutik dengan tujuan memahami permasalahan yang sedang terjadi. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengingatkan orang-orang percaya agar tetap memelihara dan menjaga iman sehingga tetap memiliki sukacita dalam menghadapai krisis. Kesimpulannya bahwa essensi bersukacita di dalam Tuhan mengandung janji yang kekal, berdampak positif bagi kesehatan jasmani dan rohani orang percaya, tetap percaya pada kekuasaan Tuhan tidak akan merusakkan sukacita dalam menghadapi krisis, sebagaimana ajaran dan teladan Paulus bagi orang percaya. Kata kunci: bersukacita, krisis, percaya
Pengaruh Keadaan Politik Terhadap Konsep Kerajaan Mesianik Pada Masa Intertestamental Theodorus Miraji
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 2, No 1 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v2i1.47

Abstract

Keadaan politik pada masa Intertestamental tidak dapat dipisahkan dari keadaan politik di Perjanjian lama, dan sangat berpengaruh pada keadaan politik di Perjanjia Baru. Keadaan politik juga membentuk konsep Bangsa Israel tentang Mesias dan kerajaan Mesianik yang sudah dijanjikan oleh para Nabi sebelum akhirnya Tuhan seolah diam pada masa intertestamental. Kondisi politik yang berubah ubah sangat mempengaruhi pemikiran bangsa Israel. Perubahan kekuasaan dari Persia ke Romawi membuat bangsa Israel mengharapkan sosok Mesias seperti Alexander Agung atau raja raja lain. Helenisme yang ada membuat bangsa Israel meyakini bahwa Mesias akan menyatukan Israel yang sudah terpecah. Gerakan Makabe yang sempat meledak, membuat bangsa Israel mengharapkan ada pemulihan harga diri sebagai sebuah bangsa pilihan. Namun konsep kerajaan Mesianik seperti itu ternyata tidak terjadi dan kenyataannya Yesus sang Mesias datang untuk menaklukkan dosa, menyatukan manusia dalam kebenaran, memulihkan hubungan dengan Allah dan membangun kerajaan Allah bagi manusia. Kata Kunci : Keadaan Politik, Kerajaan Mesianik, Intertestamental
PANDANGAN ALKITAB DAN SIKAP ORANG KRISTEN TERHADAP HOAX Sinta Kumala Sari
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 2, No 1 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v2i1.49

Abstract

Orang Kirsten diperhadapkan dengan sebuah realitas hoax dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui pandangan Alkitab tentang hoax dan bagaimana seharusnya sikap orang Kristen terhadap hoax. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini menemukan bahwa Alkitab memaparkan secara gamplang berita hoax yang pernah terjadi baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Akibat dari hoax tersebut masih dirasakan sampai saat ini. Alkitab tidak membenarkan hoax bahkan Alkitab memperingatkan hukuman terhadap orang yang melakukan hoax. Oleh sebab itu, orang Kristen masa kini harus memiliki sikap yang benar dan dapat dipertanggunjawabkan dalam menanggapi hoax yang beredar.

Page 1 of 1 | Total Record : 6