cover
Contact Name
Goesderi Lidar
Contact Email
lppm@stmikindragiri.ac.id
Phone
+6285835388272
Journal Mail Official
lppm@stmikindragiri.ac.id
Editorial Address
Jl. Trimas No 88 Tembilahan Kab Indragiri Hilir Riau
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
IndraTech
Published by STMIK Indragiri
ISSN : 27225607     EISSN : 27225348     DOI : Http://doi.org/10.56005/jit
Bidang keilmuan : Sistem Informasi, Jaringan Komputer, Sistem Terdistribusi, Telekomunikasi, Informatika, Sistem pakar dan Kecerdasan Buatan. Manajemen Pendidikan dan Sistem Ekonomi Islam
Articles 87 Documents
KONSEP TENTANG BELAJAR DALAM AL-QURAN Ulfajri Ulfajri; devi Deswimar
IndraTech Vol 2, No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : STMIK Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56005/jit.v2i1.71

Abstract

Dalam perspektif Islam, makna belajar bukan hanya sekedar upaya perubahan perilaku. Konsep belajar dalam Islam merupakan konsep belajar yang ideal, karena sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-qur’an dan Hadis. Belajar dalam perspektif al-Quran setidaknya dapat didekati dengan tiga term atau istilah: yaitu tarbiyah, al-ilm, dan  tafaqquh fiddin. Tarbiyah bermakna menyampaikan sesuatu sampai menuju titik kesempurnaan sedikit demi sedikit. Al-Ilm menunjukkan arti proses mental untuk mencapai pengetahuan yang identik dengan pengertian belajar dan pengajaran. Tafaqquh fiddin mempunyai arti memperdalam ilmu agama.Implementasi konsep belajar dalam Al-Qur’an pada pembelajaran sangat berkaitan dengan kebersihan jiwa dan akhlak peserta didik, niat yang benar, fokus pada visi akhirat, sederhana, belajar sampai tuntas, kebersamaan dengan tidak merendahkan orang lain serta mengenal                nilai-nilai pragmatis bagi suatu ilmu pengetahuan, yaitu ilmu yang bermanfaat, membahagiakan, mensejahterakan dan memberi keselamatan dunia dan akhiratKata Kunci: Konsep, Belajar, Al-Qur’an
KONSEP TENTANG MANUSIA DALAM AL-QUR’AN DAN IMPLEMENTASINYA PADA PENDIDIKAN ISLAM Sustikasari Sustikasari
IndraTech Vol 2, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : STMIK Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56005/jit.v2i2.77

Abstract

Hakekat manusia dalam konsep Islam adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT, memiliki berbagai potensi untuk tumbuh berkembang menuju kepada kesempurnaan. Konsep Islam dalam Al-Quran tentang  hakekat  manusia berdasarkan ungkapan  kata al-basyar,  al-insan,  an-nas, dan bani Adam  atau  dzuriyyat Adam, sebagaimana disebutkan di atas memberikan gambaran keseimbangan  antara  hak  dan  kewajiban   manusia sebagai     individu,     sosil,     budaya,  dan makhluk   Allah   SWT.   Kondisi   demikian menempatkan  manusia  secara  seimbang antara  teosentris dan antroposentris. Implikasi konsep Islam tentang hakekat manusia dan hubungannya dengan pendidikan Islam adalah: Pertama, Sistem pendidikan Islam harus dibangun di atas konsep kesatuan antara qalbiyah dan aqliyah. Kedua, pendidikan Islam harus berupaya mengembangkan potensi hard skill dan soft skill secara maksimal. Ketiga, pendidikan Islam harus dijadikan sarana yang kondusif bagi proses transformasi ilmu pengetahuan dan budaya Islami. Keempat, konsep hakekat manusia dan fungsi penciptaannya dalam alam semesta harus sepenuhnya diakomodasikan dalam perumusan teori-teori pendidikan Islam melalui pendekatan kewahyuan, empirik keilmuan dan rasional filosofis. Kelima, proses internalisasi nilai-nilai Islam ke dalam pribadi seseorang harus dapat dipadukan melalui peran setiap individu untuk saling bekerjasama, sehingga dapat meperkuat terwujudnya kesatuan pola dan kesatuan tujuan menuju terbentuknya mentalitas insan kamil.Kata Kunci: Manusia, Al-Qur’an, Pendidikan Islam 
Kegagalan Pasar (Market Failure): Information Asymmetric, Externalities, Public Goods Dan Inefficient Allocation Veni Reza
IndraTech Vol 2, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : STMIK Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56005/jit.v2i2.85

Abstract

Kegagalan pasar adalah suatu kondisi dimana pasar mengalami kegagalan dalam menyediakan kebutuhan pasar secara efisien atau ketimpangan antara produsen dan konsumen. Pada saat tidak terpenuhinya kondisi yang ideal, maka alokasi sumber daya dari pihak produsen dan konsumen tidak optimum. Kondisi ini merupakan kegagalan pasar.  Implikasi ekstrim dari fenomena ini adalah kolapsnya pasar tersebut sehingga tidak dihasilkannya lagi komoditas pasar terkait. Kegagalan pasar juga dapat diartikan sebagai kegagalan dari suatu institusi, yang berkaitan dengan pasar atau pengaturannya dalam menyokong aktivitas yang diperlukan juga menghentikan aktivitas yang tidak diperlukan dalam kegiatan pasar. Secara umum, kegagalan pasar ini bisa terjadi karena sifat pasar, sifat barang, dan informasi yang tersedia. Ketiga faktor ini menyebabkan reaksi produsen dan konsumen sehingga alokasi sumber daya tidak optimal. Artikel ini membahas faktor informasi yang tidak simetris yang merupakan bagian dari informasi yang tersedia, ekternalitas dan public goods yang merupakan bagian dari sifat barang, sebagai faktor penyebab kegagalan pasar. Paper ini juga membahas akibat adanya kegagalan pasar, yaitu terjadinya alokasi yang tidak efisien. Dengan melakukan kajian literatur, untuk mencegah kegagalan pasar maka perlu peran pemerintah, pihak swasta yang peduli, dan kesadaran pelaku pasar dalam menerapkan prinsip ekonomi syariah. Dengan terciptanya pasar yang efisien, maka alokasi sumber daya dari transaksi di pasar yang efisien akan menyebabkan alokasi konsumen biaya menjadi efisien.Keywords: pasar, gagal, barang, ekternality, informasi asimetris, barang dan layanan publik,
INOVASI MODEL EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Zamsiswaya Zamsiswaya
IndraTech Vol 1, No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : STMIK Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56005/jit.v1i2.72

Abstract

Proses Pendidikan Agama Islam (PAI) tidak hanya transfer pengetahuan dan  pemahaman, tetapi  lebih dari itu, ia juga menanamkan nilai-nilai dan mengawal pengamalan ajaran Islamoleh peserta didik. Seluruh proses evaluasi haruslah didesain secara terencana, sistemik, dan berkelanjutan. Dengan kata lain, PAI adalah upaya menumbuhkembangkan fitrah anak didik yang dibawa sejak lahir menjadi sebuah kemampuan dan kekuatan yang dapat melahirkan kompetensi siswa yang kamil sesuai dengan fitrahnya. Fitrah di satu sisi dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan (potensi) untuk mengetahui, memahami dan mengamalkan ajaran Islam baik sebagai hamba Allah maupun sebagai khalifah Allah di muka bumi. Untuk menumbuh-kembangkan fitrah ini, maka PAI harus dapat mengarahkan dan membimbing peserta didik dengan sebuah inovasi pembelajaran, termasuk pada proses evaluasi. Hal yang sangat urgen dalam inovasi evaluasi pada pembelajaran PAI adalah harus dapat menanamkan, mengukur, dan mengawal akhlakul Islam secara aplikatif (moral action) dalam kehidupan peserta didik, dan inilah dasar asumsi model yang penulis sajikan.Kata Kunci : Model Evaluasi, PAI, Akhlak.
MODEL PENDIDIKAN ANAK DALAM HADIS DAN URGENSINYA DALAM DAKWAH Paridah Hanum
IndraTech Vol 2, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : STMIK Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56005/jit.v2i2.80

Abstract

Tulisan ini mengkaji tentang model pendidikan anak dalam konsep hadis serta urgensinya dalamdakwah Islam. Rasulullah SAW. telah sangat memberikan perhatian terhadap pengembangan ilmu pengetahuan. Sehingga ditemukan hadis-hadis yang membicarakan tentang mencari ilmu pengetahuan. Perhatian yang demikian tinggi, karena Rasulullah SAW. juga menyatakan dirinya sebagai pendakwah dan pendidik. Rasulullah SAW. lebih mengutamakan majlis orang yang belajar dari pada majlis ahli ibadah. Model pendidikan anak pada dakwah Islam dalam tuntunan hadis diawali dengan pembelajaran yang dilakukan di dalam keluarga. Bahkan lebih awal dari sebelum kelahiran, atau masih dalam kandungan. Urutan pengajaran kepada anak adalah penanaman tauhid, pengajaran ibadah shalat, adab atau akhlak, dan selanjutnya orang tua harus menempatkannya pada lembaga pendidikan yang jelas amanah dalam mengajarkan syariat Islam. Urgensi model pendidikan anak yang tepat sesuai tuntunan Rasulullah SAW. dalam hadis akan mewujudkan manfaat bagi anak yakni: (a) Terhindar  dari  kutukan  Allah; (b) Menempati posisi terbaik; (c) Melatih jiwa yang ikhlas; (d) Memiliki sikap hormat pada guru; (d) Memiliki potensi untuk hebat;                (e) Memiliki kesamaan derajat; (f) Memiliki kecerdasan intelektual yang unggul; dan (g) Memiliki kecerdasan emosional yang baik.Kata Kunci: Model, Pendidikan Anak, Hadis 
KUALITAS PELAYANAN DALAM ISLAM (PERSPEKTIF AL-QURAN DAN HADITS) Murah Syahrial
IndraTech Vol 2, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : STMIK Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56005/jit.v2i2.86

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mengeksplorasi pemahaman kualitas pelayanan dari perspektif Islam. Metode penelitian yang digunakan adalah maudhu'i atau tematik. Penulis mengumpulkan berbagai ayat Al-Qur'an tentang kualitas pelayanan dan menyertakan beberapa pendapat ahli tafsir tentang penafsiran ayat tersebut. Dari penelitian ini, penulis menemukan bahwa ada banyak ayat Al-Quran dan Hadits yang menyinggung prinsip-prinsip kualitas layanan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pelayanan merupakan salah satu dimensi muamalah. Pelayanan dengan kualitas terbaik adalah suatu keharusan, ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits juga banyak berbicara tentang pelayanan antara lain: bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan dan empati.Kata Kunci: Kualitas pelayanan, ekonomi islam, pelayana prima, Al-Qur’an and hadith.
KONSEP FITRAH DALAM AL-QURAN Ulfajri Ulfajri; devi Deswimar
IndraTech Vol 1, No 1 (2020): Mei 2020
Publisher : STMIK Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56005/jit.v1i1.73

Abstract

Pandangan Islam secara global menyatakan bahwa fitrah merupakan kecenderungan alamiah bawaan sejak lahir. Penciptaan terhadap sesuatu ada untuk pertama kalinya dan struktur alamiah manusia sejak awal kelahirannya telah memiliki agama bawaan secara alamiah yakni agama tauhid. Islam sebagai agama fitrah tidak hanya sesuai dengan naluri keberagamaan manusia, bahkan menunjang pertumbuhan dan perkembangan fitrahnya. Hal ini menjadikan eksistensinya utuh dengan kepribadiannya yang sempurna.Fitrah adalah potensi yang baik, tetapi potensi tersebut tidak berguna jika tidak digunakan dalam bentuk kemahiran-kemahiran tertentu. Menurut ahli pendidikan, mengolah potensi-potenai (fitrah) yang tersembunyi tersebut merupakan tugas utama pendidikan, yaitu merubah (transform) potensi-potensi itu menjadi kemahiran-kemahiran yang dapat dinikmati oleh manusia. Untuk itu perlu dikaji secara mendalam konsep fitrah dari term fitrah, hanif, dan khalaqa.Akhirnya pengembangan potensi fitrah oleh pendidikan Islam hendaknya dapat mewujudkan manusia yang mampu menguasai konsepsi beragama secara baik dengan penguasaan pengetahuan dan teknologi. Intregrasi penguasaan ajaran Islam dan sains yang disiapkan oleh pendidikan Islam diharapkan dapat mengejar ketertinggalan Islam dari dunia Barat secara benar.Kata Kunci: Konsep, Fitrah, Al-Qur’an 
STRATEGI DAKWAH DALAM HADIS DAN APLIKASINYA Junaidi Junaidi
IndraTech Vol 2, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : STMIK Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56005/jit.v2i2.81

Abstract

Rasulullan SAW. adalah suri teladan kita dalam seluruh aktivitas hidup dan kehidupan. Dalam dakwah Islam tentunya sangat diharuskan untuk mempedomani startegi dakwah Rasulullad SAW. dalam membina umat manusia yang telah terbukti keberhasilannya. Tulisan ini mengkaji tentang strategi dakwah dalam konsep hadis. Tugas kerasulan tentunya sangta berkaitan dengan dakwah yang dijalankan Rasulullah SAW. Sehingga ditemukan hadis-hadis yang membicarakan tentang cara mengajarkan dakwah yang berisi pengajaran ilmu pengetahuan. Perhatian yang demikian tinggi pada strategi dakwah merupakan keinginan kita untuk mendidik umat secara suksesmempedomani apayang dilakukan Rasulullah SAW. yang juga menyatakan dirinya sebagai pendakwah dan pendidik. Bahkan Rasulullah SAW. lebih mengutamakan majlis orang yang belajar dari pada majlis ahli ibadah. Stategi dakwah  dalam tuntunan hadis adalah (a) strategi halaqah, (b) stategi membangun keakraban, (c)  strategi tegas dan mudah,  (d) strategi variatif, (e) strategi praktek, dan (f) strategi dialog.Kata Kunci: Strategi, Pembelajaran, Hadis
DESAIN SISTEM INFORMASI DEPODIK MADRASAH TSANAWIYAH SE-KOTA TEMBILAHAN Genta Yusondra; Raya Desmawanto Nainggolan
IndraTech Vol 2, No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : STMIK Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56005/jit.v2i1.87

Abstract

Pendidikan pada zaman modern ini juga harus mampu memanfaatkan perkembangan teknologi mulai dari sistem pembelajaran maupun sistem pendataan. Sistem informasi akan sangat membantu dibidang archieve (penyimpanan), pengolahan, keamanan data, pengiriman dan penerimaan data. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah dengan adanya penerapan sistem informasi pada Madrasah Tsanawiyah (MTs) yang ada di Tembilahan Kota dapat lebih efektif atau tidak. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode PIECES Framework dalam menganalisis data, penggunaan metode penggunaan metode PIECES framework sangat cocok dalam menganalisis setiap variabel sistem yangditeliti karena bisa memberikan hasil nyata terhadapefektivitas sistem yang diterapkan pada dunia Pendidikan.Kata Kunci : Sistem Informasi, Dapodik, Madrasah Tsanawiyah.
UPAYA PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) ANAK JALANAN KOTA PEKANBARU TINJAUAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS) Yuniarti Yuniarti
IndraTech Vol 1, No 2 (2020): Oktober 2020
Publisher : STMIK Indragiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56005/jit.v1i2.74

Abstract

Penanganan anak jalanan selalu menjadi buah bibir yang tiada habisnya, hal ini tidak lain disebabkan program penenganan itu sendiri yang dikerjakan tidak sesuai dengan manajemen yang berkelanjutan. Konsepsi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (sustainable development goals) layak diterapkan dalam program pembinaan sumber daya manusia (SDM) anak jalanan.Manajemen pengembangan SDM anak jalanan harus berjalan efektif serta efisien dengan kerjasama seluruh personil pengelola, dan kemitraan dari pemerintah, komite penanganan anak, organisasi masyarakat, tokoh masyarakat, dan pelaku usaha. Pengembangan haruslah bersifat berkelanjutan, tidak sementara. Anak jalanan yang dibina harus berhasil melepaskan identitas jalanannya, sehingga memperoleh pendidikan yang layak dengan pengetahuan yang sesuai dengan perkembangan zaman era global. Anak jalanan harus diberi pengetahuan tentang tata kehidupan yang layak, serta peningkatan keterampilan dalam pengelolaan sumber daya yang ramah lingkungan.Kata Kunci: Pembinaan; SDM; Anak Jalanan; SDGs