cover
Contact Name
Nazarwin Saputra
Contact Email
nazarwin.saputra@umj.ac.id
Phone
+6287865877618
Journal Mail Official
jurnal.annur@umj.ac.id
Editorial Address
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Jakarta Jl. KH. Ahmad Dahlan, Cireundeu, Ciputat Tangerang Selatan, 15419, Email: jurnal.as-syifa@umj.ac.id
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
AN-Nur: Jurnal Kajian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat
ISSN : -     EISSN : 27460096     DOI : https://doi.org/10.24853/an-nur
Core Subject : Health, Education,
AN-NUR :Jurnal kajian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat merupakan jurnal penelitian dalam rumpun ilmu kesehatan masyarakat yang berisikan hasil gagasan pemikirian ilmiah serta hasil penelitian kesehatan. Artikel yang diterbitkan di Jurnal ini juga merupakan hasil penelitian yang pernah dipersentasikan di forum ilmiah. E-ISSN : 746-0096 Jurnal ini terbit 2 kali dalam setahun yaitu di bulan Agustus dan Januari. Jurnal ini juga menerima hasil penelitian dalam berbagai bidang diantaranya epidemiologi, promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja, entomologi, kesehatan reproduksi, gizi masyarakat serta rumpun ilmu kesehatan lainnya yang relevan. Semua artikel yang masuk akan di review oleh peer review secara professional.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 1 (2020): Annur:Jurnal Kajian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat" : 10 Documents clear
ASUPAN MAKAN, STRESS, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN SINDROM METABOLIK PADA PEKERJA DI JAKARTA Rahma Listyandini; Fenti Dewi Pertiwi; Dian Puspa Riana
AN-NUR: Jurnal Kajian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Vol 1, No 1 (2020): Annur:Jurnal Kajian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/an-nur, 1, 1, 19-32

Abstract

Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi penyakit tidak menular terus meningkat, utamanya pada hipertensi, obesitas, dan diabetes mellitus. Sindrom metabolik ditandai dengan sekumpulan gejala seperti obesitas sentral, dislipidemia, hipertensi, dan resistensi insulin. Pekerja kantoran di wilayah urban diketahui lebih berisiko mengalami sindrom metabolik dibandingkan di wilaya rural. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan usia, jenis kelamin, stress, asupan makan, dan aktivitas fisik, dengan sindrom metabolik pada pekerja. Metode: Jenis penelitian adalah observasional dengan desain cross-sectional. Sampel terdiri dari 256 pekerja. Data penelitian didapat melalui rekam medis kesehatan pekerja dan kuesioner. Hasil penelitian ini ditemukan Sebanyak 38,7% pekerja mengalami sindrom metabolik. Ada hubungan antara umur (p=0,0005), lama kerja (p=0,0005), asupan karbohidrat (p=0,032), dan aktivitas fisik (p=0,003), dengan sindrom metabolik pada pekerja.  Perlu dilakukan perbaikan manajemen asupan makan, utamanya karbohidrat dan perlu membuat program peningkatan aktivitas fisik pada pekerja kantoran.Kata Kunci: Asupan Makan; Stress; Aktivitas Fisik; Sindrom Metabolik---Riskesdas 2018 have reported increasing prevalence of noncommunicable disease such as hypertension, obesity, and diabetes mellitus. Metabolic syndrome is cluster of abdominal obesity, dyslipidemia, hypertension, and insulin resistence. Risk of metabolic syndrome among workers in urban is higher than workers in rural area. Objective this research to identify relationship between age, sex, stress, food intake, physical activity, and metabolic syndrome.  It was observational study with cross sectional design. It consisted of 256 samples. Data was obtain from workers medical record and questionnaire. Prevalence of metabolic syndrome among workers was 38,7%. There were significant relationship between age (p=0,0005), work period (p=0,0005) carbohydrate intake (p=0,032), and physical activity (p=0,003), with metabolic syndrome among workers. Conclusion, We need to improve food intake management, especially for carbohydrate intake, and also creating program to increase physical activity among workers.Keywords: Food intake; stress; physical activity; metabolic syndrome
ANALISIS SPASIAL KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2016-2019 Ernyasih Ernyasih; Rafika Zulfa; Andriyani Andriyani; Munaya Fauziah
AN-NUR: Jurnal Kajian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Vol 1, No 1 (2020): Annur:Jurnal Kajian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/an-nur, 1, 1, 74-98

Abstract

Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit berbasis lingkungan yang masih menjadi permasalahan di dunia. Tahun 2015, jumlah kasus Demam Berdarah Dengue di Kota Tangerang Selatan sebanyak 480 kasus. Kemudian  pada Januari 2019 dari 368 kasus Demam Berdarah Dengue di Provinsi Banten, 2 diantaranya meninggal dunia yang diketahui berasal dari wilayah Tangerang Selatan.  Desain penelitian ini  menggunakan studi ekologi. Penelitian dilakukan bulan Februari - Mei tahun 2020, di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan yang mencangkup 7 wilayah Kecamatan. Populasi dalam penelitian adalah seluruh kasus Demam Berdarah Dengue per Kecamatan selama tahun 2016 sampai dengan tahun 2019.  Hasil penelitian diketahui wilayah yang termasuk ke dalam zona merah pada tahun 2016 adalah Kecamatan Pamulang, Pondok Aren dan Serpong, sedangkan tahun 2018 yang termasuk ke dalam zona merah adalah wilayah Kecamatan Setu dan Serpong. Terjadi penurunan kasus di tahun 2017 dan 2019, terlihat pada peta tidak terdapat wilayah Kecamatan yang termasuk ke dalam zona merah. Hanya ada wilayah zona putih dan zona hijau. Pola persebaran penyakit cenderung bergerak ke arah yang positif pada variabel umur, status pekerjaan, status pendidikan dan kepadatan penduduk. Sedangkan pada variabel jenis kelamin terlihat pola persebaran ke arah yang negatif.Kata Kunci : Analisis Spasial, Demam Berdarah Dengue.---Dengue Hemorrhagic Fever is an environmental-based disease that is still a problem in the world. In 2015, the number of cases of Dengue Hemorrhagic Fever in South Tangerang City was 480 cases. Then in January 2019 of 368 cases of Dengue Haemorrhagic Fever in Banten Province, 2 of them died that were known to come from the South Tangerang area. This research design uses ecological studies. The study was conducted in February - May 2020, in the working area of the South Tangerang City Health Office which covered 7 District areas. The population in this study were all cases of Dengue Hemorrhagic Fever per District during 2016 to 2019. The results of the study are known to the regions included in the red zone in 2016 are Pamulang, Pondok Aren and Serpong Subdistricts, while in 2018 those included in the red zone are the Setu and Serpong Subdistricts. There has been a decrease in cases in 2017 and 2019, as seen on the map there are no District areas included in the red zone. There are only white zones and green zones. Disease distribution patterns tend to move in a positive direction on the variables of age, employment status, educational status and population density. Whereas in the gender variable visible patterns of distribution in a negative direction.Keywords: Spatial Analysis, Dengue Hemorrhagic Fever.
KORELASI ANTARA ROTTERDAM CT SCORE SEBAGAI PREDIKTOR MORTALITAS PADA PENDERITA CEDERA KEPALA DI RSUD DR ABDUL AZIZ KOTA SINGKAWANG TAHUN 2016-2018 Baskara Z Ramadhan; Sonny G R Saragih; Diana Natalia; Willy Handoko; An An
AN-NUR: Jurnal Kajian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Vol 1, No 1 (2020): Annur:Jurnal Kajian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/an-nur, 1, 1, 33-43

Abstract

 ---Cedera kepala adalah penyebab tertinggi kematian pada usia produktif yaitu rentang usia 15-44 tahun. Prevalensi trauma kepala di Indonesia sebesar 13,2%, sedangkan Kalimantan Barat mempunyai prevalensi yang cukup besar yaitu 11,6%. Rotterdam CT score adalah hasil dari pengembangan klasifikasi pencitraan berdasarkan fitur kualitatif CT kepala. Rotterdam CT score  mengidentifikasi empat temuan pencitraan penting pada trauma kepala dengan  nilai prognostik klinis yang signifikan pada kasus cedera kepala. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya korelasi antara Rotterdam CT score sebagai prediktor mortalitas pada penderita cedera kepala sedang dan berat di RSUD Dr Abdul Aziz Kota Singkawang. Penelitian ini bersifat analitik menggunakan pendekatan potong lintang. Subjek penelitian berjumlah 38 orang. Data Rotterdam CT Score dan mortalitas diambil dari rekam medis di RSUD dr Abdul Aziz dan RS Santo Vincentius Kota Singkawang. Analisis data menggunakan Spearman’s rho.. Analisis data dengan uji Spearman’s rho didapatkan nilai r=0,650 mengindikasikan adanya korelasi positif yang kuat antara Rotterdam CT score dan mortalitas (p=0,0000). Terdapat korelasi positif yang kuat antara Rotterdam CT Score dan mortalitas pada penderita cedera kepala sedang dan berat di RSUD DR Abdul Aziz Kota Singkawang.Kata Kunci: Cedera kepala, Rotterdam CT Score, Mortalitas.---Head injury is the highest cause of death in the productive age which is in the age range of 15-44 years. The prevalence of head trauma in Indonesia is 13.2%, while West Kalimantan has a high prevalence of 11.6%. The Rotterdam CT score is the result of developing imaging classifications based on the qualitative features of CT heads. The Rotterdam CT score identifies four important imaging findings in head trauma with clinically significant prognostic values in cases of head injury. This study aims to determine the correlation between the Rotterdam CT score and mortality as a predictor of mortality in patients with moderate and severe head injuries in Dr. Abdul Aziz Hospital, Singkawang City. This research was analytic with cross sectional approach. Subjects were 38 people. Rotterdam CT Score and mortality data taken from medical records at Dr. Abdul Aziz Hospital and Santo Vincentius Hospital in Singkawang City, were analysed by Spearman's rho correlation test. analysed data by Spearman's rho correlation test obtained r = 0.650 indicated a strong positive correlation between the Rotterdam CT score and mortality (p = 0.0000). There was strong positive correlation between Rotterdam CT Score and mortality in patients with moderate and severe head injuries in RSUD Abdul Aziz Singkawang City.Keywords: Head Injury, Rotterdam CT Score, Mortality.
ANALISIS FAKTOR PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI KOTA MEDAN Rani Elviyanti Siregar; Apriliani Apriliani; Nur Fadhilah Hasanah; Sarah Fadhila Siregar
AN-NUR: Jurnal Kajian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Vol 1, No 1 (2020): Annur:Jurnal Kajian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/an-nur, 1, 1, 99-108

Abstract

Masa remaja menjadi moment pada individu mengalami pergeseran umur dan melewati masa pubertas hingga terjadi perubahan fisik, psikologi, dan karakter di sertai perilaku seksual. Perubahan yang terjadi pada remaja semakin sering memunculkan berbagai persoalan dalam hal aktivitas seksual hingga seks bebas dikalangan remaja. Pacaran menjadi sarana menarik yang digunakan remaja saat ini dalam menyalurkan gejala-gejala dari perubahan pada dirinya tersebut. Hingga saat ini angka kejadian kehamilan tidak diinginkan di Indonesia mencapai 51,7% dikalangan umur 16-20 tahun dan upaya melakukan aborsi mencapai 6,54%. Selain itu, kemudahan dalam mengakses konten pornografi dalam bentuk gambar, video, kemunculan iklan dan tayangan lainnya yang secara jelas menampilkan pergaulan remaja modern di berbagai unggahan media sosial tanpa sensor menjadi salah satu penyebab terjadinya perilaku seks yang menyimpang di kalangan remaja. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 108 remaja di kota medan, Sumatera Utara, Indonesia. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data primer. Analisis penelitian ini menggunakan analisis crosstabulation. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 81,5% remaja mengaku pernah berpacaran, 100% remaja mengaku pernah melakukan aktivitas seksual (berjalan-jalan bersama,berpegangan tangan, berciuman, berpelukan, dan berhubungan intim) dan 62,0% remaja tinggal di rumah kost, dengan uang saku diatas Rp500.000/bulan. Disimpulkan bahwa perilaku seksual remaja saat ini sudah tidak terkendali dari segi aktivitas seksual hingga mengakibatkan beberapa permasalahan muncul seperti seks bebas, upaya aborsi, pernikahan dini dan kehamilan yang tidak diinginkan. Hal tersebut di pengaruhi beberapa faktor yang ada salah satunya kurangnya pengawasan dan pengendalian orang tua terhadap remaja yang tinggal di rumah kost.Kata kunci: remaja, perilaku seksual, kost, pornografi.---Adolescence becomes a moment in individuals experiencing a shift in age and through puberty until physical, psychological, and character changes occur along with sexual behavior. Changes that occur in adolescents increasingly raise various problems in terms of sexual activity to free sex among adolescents. Dating is a new tool used by adolescents today in channeling the symptoms of changes in him. Until now, the incidence of unwanted pregnancy in Indonesia has reached 51.7% among people aged 16-20 years, and attempts to have an abortion reached 6.54%. Also, the ease of accessing pornographic content in the form of images, videos, the appearance of advertisements, and other shows that display the association of modern adolescents in many uncensored social media uploads is one of the causes of deviant sexual behavior among adolescents. This study uses a cross-sectional method. The number of samples in this study was 108 teenagers in Medan city, North Sumatra, Indonesia. This study uses a questionnaire as a primary data collection tool. The analysis of this study uses crosstabulation analysis. The results of this study showed that 81,5% adolescents had dated, 100% adolescents claimed to have had sexual activity (walking together, holding hands, kissing, hugging, and having sex) and 62,0% adolescents living in boarding houses, with pocket money above Rp500.000/month. It was concluded that the current sexual behavior of adolescents is out of control in terms of sexual activity to cause several problems to emerge, such as free sex, attempts at abortion, early marriage, and unwanted pregnancy. This is influenced by several factors, one of which is the lack of supervision and control of parents of adolescents who live in boarding houses.Keywords: Adolescence, sexual behavior, boarding house,  pornography.
FAKTOR RISIKO DIABETES MELLITUS TIPE 2: A SYSTEMATIC REVIEW Alya Azzahra Utomo; Andira Aulia R; Sayyidah Rahmah; Rizki Amalia
AN-NUR: Jurnal Kajian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Vol 1, No 1 (2020): Annur:Jurnal Kajian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/an-nur, 1, 1, %p

Abstract

International Diabetes Federation menginformasikan pada tahun 2015 jumlah penderita Diabetes Mellitus (DM) mencapai 415 juta orang. Masyarakat lebih banyak terkena penyakit DM tipe 2. Berbagai macam komplikasi dapat muncul akibat DM yang tidak ditangani dengan baik. Selain itu, DM juga merupakan salah satu faktor penyebab Gangguan Fungsi Kognitif (GFK). DM Tipe 2 juga menyebabkan turunnya kualitas SDM, karena kesehatan fisik dan pikiran yang terganggu serta meningkatnya pengeluaran biaya kesehatan untuk pengobatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami faktor risiko penyakit DM Tipe 2. Penelitian pada kajian ini menggunakan metode sistematik (systematic review). Strategi pencarian yang digunakan untuk memperoleh artikel-artikel penelitian dengan menggunakan fasilitas database online melalui laman Google Scholar, Portal GARUDA, dan PubMed. Artikel yang telah diperoleh dipilih berdasarkan publikasi yang diterbitkan antara tahun 2010 sampai 2020 (10 tahun). Hasil yang ditemukan yaitu terdapat faktor yang dapat meninggikan risiko terkena DM tipe 2 antara lain usia, genetik, hipertensi, dislipidemia, kurangnya aktivitas fisik, merokok dan manajemen stres. Ada dua tipe faktor risiko yang dapat meninggikan risiko mengalami DM tipe 2 yaitu faktor risiko yang tak bisa diubah dan faktor risiko yang bisa diubah. Diharapkan Pemerintah dapat menghimbau masyarakat untuk menerapkan gaya hidup sehat dan melakukan deteksi dini sebagai tahap pertama dalam pencegahan penyakit DM tipe 2Kata Kunci : Fakor Risiko, Diabetes Mellitus, DM Tipe 2.---IDF or the International Diabetes Federation revealed in 2015 the number of people with Diabetes Mellitus (DM) reached 415 million. More people affected by type 2 DM disease. Various kinds of complications can arise due to DM that is not handled properly. In addition, DM is also one of the factors causing cognitive impairment (GFK). Type 2 diabetes also causes a decrease in the quality of human resources, due to physical health and disturbed minds and increased spending on medical expenses for treatment. The purpose of this study was to determine risk factors for Type 2 diabetes. The research in this study uses a systematic method (systematic review). Search strategy used to obtain research articles using online database facilities through the Google Scholar, GARUDA Portal and PubMed pages. The articles that have been obtained are selected based on publications published between 2010 and 2020 (10 years). The results found are factors that can increase the risk of developing type 2 DM including age, genetics, hypertension, dyslipidemia, lack of physical activity, smoking and stress management. There are two types of risk factors that can increase the risk of developing type 2 diabetes, namely risk factors that cannot be changed and risk factors that can be changed. It is hoped that the Government can call on people to adopt a healthy lifestyle and make early detection as the first step in preventing type 2 DM.Keywords : Risk Factors, Diabetes Mellitus, Type 2 Diabetes.
MUTU TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS: ANALISIS DATA RISNAKES 2017 Iin Nurlinawati; Rosita Rosita; Mimi Sumiarsih
AN-NUR: Jurnal Kajian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Vol 1, No 1 (2020): Annur:Jurnal Kajian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/an-nur, 1, 1, 109-117

Abstract

Guna menjamin mutu tenaga kesehatan di Indonesia pemerintah membuat suatu sistem berupa penerbitan STR (Surat Tanda Registrasi) dan SIP (Surat Ijin Praktek). STR dapat diterbitkan setelah tenaga kesehatan tersebut mengikuti dan dinyatakan lulus dalam uji kompetensi dan berdasarkan STR tersebut Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota menerbitkan SIP. STR dan SIP merupakan kewajiban bagi tenaga kesehatan yang menjalankan praktek. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis mutu tenaga kesehatan di puskesmas berdasarkan kepemilikan STR dan SIP serta pengawasannya di puskesmas. Penelitian ini merupakan analisis data Riset Ketenagaan Kesehatan tahun 2017. Analisis dilakukan terhadap tenaga kesehatan yang menjalankan praktek yakni dokter, dokter gigi, bidan, perawat dan farmasi yang bekerja di puskesmas sebanyak 195.168 responden. Hasil utama menunjukkan bahwa sebanyak 78,8% nakes memiliki STR yang masih berlaku sementara 12,5% STR sudah tidak berlaku. Dokter (95,6%) dan dokter gigi (96,6%) merupakan profesi terbanyak yang memiliki STR yang masih berlaku. Hal yang sama terjadi pada kepemilikan SIP. Dokter (93,0%) dan dokter gigi (92,4%) merupakan profesi terbanyak memiliki SIP. Sebanyak 63,9% nakes tidak memiliki SIP. Pengawasan mutu nakes dilakukan oleh puskesmas tempat nakes bekerja. Pengawasan mutu nakes meliputi inspeksi berkala kepemilikan STR/SIP, peringatan dan tindak lanjut bagi nakes tanpa STR/SIP, serta pemberian sanksi rekomendasi pencabutan SIP bagi yang terbukti melakukan pelanggaran disiplin. Simpulan utamapenelitian ini ditemukan pengawasan mutu nakes merupakan hal yang penting bagi nakes dalam upaya bersaing di era pasar bebas. Namun belum semua tenaga kesehatan yang menjalankan praktek, memiliki STR dan SIP. Perlu dilakukan sosialisasi dan penerapan peraturan perundang-undangan di bidang pengembangan nakes agar mutu nakes Indonesia lebih baik lagi.Kata kunci: STR, SIP, mutu, tenaga kesehatan, puskesmas---In order to guarantee the quality of health workers in Indonesia the government established a system in the form of issuance of STR (Registration Certificate) and SIP (Practice License). Research objectives, analysis of the quality of health workers in puskesmas based on STR and SIP ownership and supervision in puskesmas. Method of this research  is an analysis of Health-Workers-Research data in 2017. The analysis was conducted on health workers who carry out the practice of doctors, dentists, midwives, nurses and pharmacy who worked at primary health care as many as 195,168 respondents. Main results shows that 78.8% of health workers have a valid STR while 12.5% STR is no longer valid. Doctors (95.6%) and dentists (96.6%) are the most professions that have a valid STR. The same thing happened to SIP ownership. Doctors (93.0%) and dentists (92.4%) were the most professions having SIP and 63.9% of health workers do not have SIP. Quality control of health workers is carried out by the health center where health workers work. Quality control of health workers includes periodic inspection of ownership of STR / SIP, warnings and follow-up for health workers without STR / SIP, as well as sanctioning the recommendation for revocation of SIP for those proven to have committed disciplinary violations Main conclusion, monitoring the quality of health workers is important thing to compete in the free market era. But not all health workers who practice, have STR and SIP. Socialization and application of laws and regulations in the field of health worker development need to be carried out for better quality.Keywords: STR, SIP, quality, health workers, primary health care
MODEL INTERVENSI PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN MATA PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI ARCAMANIK BANDUNG Tuti Surtimanah; Irfan Nafis Sjamsuddin; Marya Hana; Gina Mardiatul
AN-NUR: Jurnal Kajian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Vol 1, No 1 (2020): Annur:Jurnal Kajian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/an-nur, 1, 1, 1-14

Abstract

Tahun 2018 di Indonesia 54% anak 5-9 tahun dan 41,4% anak 10-14 tahun menderita gigi rusak, berlubang atau sakit. Prevalensi miopia anak Asia 29%, kelainan refraksi 43% menyebabkan kebutaan apabila tidak terkoreksi. Tahun 2020 anak 6-14 tahun di Dusun I Desa Mekarmanik, 38,1% berisiko kelainan gigi mulut dan 18,7% berisiko kelainan mata. Salah satu penyebab kelainan pengetahuan rendah dan belum berperilaku pencegahan tepat. Tujuan penelitian mengetahui model intervensi penyuluhan kesehatan gigi dan mata yang efektif meningkatkan pengetahuan anak SD. Metode penelitian, disain kuasi eksperimental pre-pos tes dua kelompok intervensi. Penyuluhan kesehatan gigi pada 166 anak kelas 1,2,3 (media video dan lembar balik), penyuluhan kesehatan mata pada 141 anak kelas 4,5,6 (media video dan puzzle) di SDN 01 dan 03 Arcamanik. Dilakukan ujibeda pre-pos tes pengetahuan setiap kelompok intervensi serta ujibeda perubahan pengetahuan antar kelompok intervensi. Terdapat perbedaan signifikan (p 0,000) pengetahuan kesehatan gigi sebelum dan sesudah intervensi pada anak yang mendapat penyuluhan media video maupun lembar balik. Rata-rata perubahan pengetahuan kesehatan gigi lebih tinggi pada anak yang mendapat penyuluhan media video dibandingkan lembar balik (p 0,000). Terdapat perbedaan signifikan (p 0,000) perubahan pengetahuan kesehatan mata sebelum dan sesudah intervensi pada anak yang mendapat penyuluhan media video maupun puzzle. Tidak terdapat perbedaan signifikan (p>0,05) rata-rata perubahan pengetahuan kesehatan mata pada anak yang mendapat penyuluhan media video dan puzzle. Penyuluhan kesehatan gigi pada anak SD lebih efektif menggunakan media video dibanding lembar balik. Penyuluhan kesehatan mata bisa menggunakan media video maupun puzzle.---In Indonesia at 2018, 54% of 5-9 years old and 41.4% of 10-14 year old suffered tooth decay, cavities or illness. The myopia prevalence in Asian children is 29%, refractive error 43% causes blindness if uncorrected. In 2020, 6-14 years old in Dusun I Mekarmanik Village, 38.1% were at risk of oral defects and 18.7% were at risk of eye disorders. One of the factors causing this disorder is low knowledge and not yet behave prevention behaviour. The study purpose was to find out which dental and eye health education intervention model was effective in increasing the knowledge children. Research methodology, quasi-experimental design pre-post test of two intervention groups. Dental health education to 166 children of 1,2,3 grade (video and flipchart media), eye health education to 141 children of 4,5,6 grade (video and puzzle media) in SDN 01 and 03 Arcamanik. Different pre-post tests of knowledge for each intervention group and different tests of knowledge change between intervention groups were conducted. The results showed a significant difference (p 0,000) of dental health knowledge before and after intervention in children who received video media and flipchart. The average change in dental health knowledge was higher in children who received video media than the flipchart (p. 0,000). There’s a significant difference (p 0,000) in changes in eye health knowledge before and after intervention in children who received education with video and puzzle media. There’s no significant difference (p> 0.05) on average changes in eye health knowledge in children who received education with video and puzzle media. It was concluded that dental health education in elementary school children was more effective using video media than flipchart. Eye health education can use video or puzzle media.
MENINGKATKAN DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI NEGARA BERPENDAPATAN MENENGAH KE BAWAH: Systematic Review Ade Tzarina Prisella Purnamasari; Wahyu Sulistiadi
AN-NUR: Jurnal Kajian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Vol 1, No 1 (2020): Annur:Jurnal Kajian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/an-nur, 1, 1, 54-63

Abstract

Kanker payudara masih menjadi beban yang besar bagi negara berpendapatan menengah ke bawah dengan kasus baru dan tingkat kematian yang meningkat setiap tahun. Salah satu yang menjadi faktor penyebab adalah diagnosis kanker pada stadium lanjut. Hal ini diketahui dapat dikurangi dengan deteksi dini. Penelitian ini bertujuan untuk melihat metode-metode yang digunakan oleh beberapa negara berpendapatan menengah ke bawah yang memiliki dampak positif terhadap peningkatan deteksi dini kanker payudara dengan systematic review. Systematic review dilakukan dengan mengidentifikasi artikel dari beberapa database yaitu ScienceDirect, ProQuest, PubMed, dan Scopus. Kata kunci yang digunakan dalam proses pencarian merupakan kombinasi dari improve, early detection, early diagnosis, screening, breast cancer, dan low middle-income country. Kriteria inklusi adalah artikel full text berbahasa Inggris yang dipublikasi pada Januari 2015 hingga Januari 2020 dengan latar penelitian negara berpendapatan menengah ke bawah. Lima artikel didapatkan dari proses seleksi menggunakan diagram alir PRISMA. Metode intervensi yang digunakan dalam artikel yang didapatkan dalam upaya meningkatkan deteksi dini kanker payudara adalah meningkatkan kesadaran dengan mengirimkan brosur mengenai kesadaran tentang kanker payudara setiap tahun, melatih masyarakat awam dan sukarelawan untuk melakukan skrining, melatih tenaga profesional dan melakukan program quality assurance, serta menggunakan model deteksi dini yang diimplementasi di program kontrol kanker nasional. Metode-metode ini diketahui berhasil meningkatkan deteksi dini kanker payudara di negara berpendapatan menengah ke bawah. Oleh karena itu, negara berpendapatan menengah ke bawah perlu memprioritaskan deteksi dini agar dapat mengatasi beban akibat kanker payudara dan mulai untuk Menyusun strategi yang jelas agar program atau metode yang dijalankan dapat terjamin pembentukan dan keberlanjutannya.Kata Kunci: kanker payudara, deteksi dini, negara berpendapatan menengah ke bawa---Cancer, especially breast cancer, is still becoming an unsolved problem in LMICs. Breast cancer incidence and mortality keep increasing by year, mainly caused by late-stage diagnosis of the breast cancer that still presented mostly in LMICs. One of the already known way to decrease it is by doing early detection. This study systematically reviewed the early detection programs or methods in LMICs that had positive result in improving breast cancer’s early detection. The systematic review was carried out by identifying literatures on some online databases, such as ScienceDirect, ProQuest, PubMed, dan Scopus. The literatures were searched using keywords that were combination of improve, early detection, early diagnosis, screening, breast cancer, dan low middle-income country. Criteria of inclusion for this systematic review were English literatures, full text, published in January 2015 – January 2020, and the researches were conducted in LMICs. Five literatures were obtained using PRISMA flow diagram. Intervention programs or methods that mentioned in the literatures were annually sending breast cancer awareness brochures by mail, task shifting to trained laywomen and volunteers for screening, training programs for health professionals and doing quality assurance periodically, and implementing national program for cancer control along with the early detection model. These programs and methods were proofed to have positive impact in improving early detection for breast cancer in LMICs. Prioritizing early detection programs need to be done in LMICs to resolve breast cancer burden. Solid strategies should be established to make sure the implementation and sustainability of the programs.Keywords: early detection, screening, breast cancer, low middle-income country 
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP ODHA DI YAYASAN PELITA ILMU TAHUN 2020 Khairunniza Khairunniza; Nazarwin Saputra
AN-NUR: Jurnal Kajian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Vol 1, No 1 (2020): Annur:Jurnal Kajian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/an-nur, 1, 1, 15-18

Abstract

Masalah yang hadir karena kasus HIV/AIDS cukup kompleks, seperti pada fisik, psikososial, sosial, juga spritual. Masalah ini dapat mempengaruhi kualitas hidup ODHA sehingga ODHA membutuhkan dukungan peran dari keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap kualitas hidup ODHA di Yayasan Pelita Ilmu tahun 2020. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional study. Penelitian dilakukan di Yayasan Pelita Ilmu pada maret – juni 2020. Besar sampel 70 ODHA yang diambil dengan cara total sampling. Analisis yang digunakan dalam penelitian adalah analisis bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup ODHA di Yayasan Pelita Ilmu tahun 2020 dengan nilai p value  0,009 dan prevalensi rasio 4,26 (95% CI : 1,537-11,476). Kesimpulan, dukungan keluarga yang postif kepada ODHA membantu ODHA untuk menghadapi masalah kesehatan dan psikologi yang dimiliki. Oleh sebab itu, keluarga memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas hidup ODHA.---The problem that arises because the case of HIV / AIDS is quite complex, such as the physical, psychosocial, social, and spiritual. This problem can affect the quality of life of PLWHA so PLHIV need support from the family. This study aims to determine the relationship of family support to the quality of life of PLHIV in Pelita Ilmu Foundation in 2020. This research is a descriptive analytic study with a cross-sectional study approach. The study was conducted at the Pelita Ilmu Foundation in March - June 2020. A large sample of 70 PLHIV were taken by total sampling. The analysis used in the study is bivariate analysis. The results showed that there was a relationship between family support and the quality of life of PLHIV in Pelita Ilmu Foundation in 2020 with a p value of 0.009 and a prevalence ratio of 4.26 (95% CI : 1,537-11,476). In conclusion, positive family support for PLHIV helps PLHIV to deal with their psychological and health problems. Therefore, the family has an important role in improving the quality of life of PLWHA.
Analisis Risiko Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Operator Pengelasan (Welding) Bagian Manufakturing di PT X Tahun 2019 Aditya Jaka Laksana; Triana Srisantyorini
AN-NUR: Jurnal Kajian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Vol 1, No 1 (2020): Annur:Jurnal Kajian dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/an-nur, 1, 1, 64-73

Abstract

MSDs merupakan kontribusi disabilitas terbesar kedua di dunia sebagai penyebab utama yang membatasi mobilitas dan ketangkasan pekerja. Data diperoleh dari ILO menunjukkan bahwa faktor risiko MSDs di tempat kerja yang mempengaruhi postur pekerja dapat menyebabkan penyakit serius (ILO, 2019). Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis risiko musculoskeletal disorders (MSDs) pada operator pengelasan (welding) bagian manufakturing di PT X pada tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain studi cross sectional. Pengambilan data sampel dengan teknik simple random sampling, dengan kuesioner, lembar kerja REBA dan Nordic Body Map sebagai alat ukur dengan jumlah responden sebanyak 55 pekerja pengelasan. Analisis uji statistik dengan uji Chi-Square (CI= 95% dan a = 5%).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara IMT (p=0,023), masa kerja (p=0,013), kebiasaan olahraga (p=0,000), durasi kerja (p=0,005), postur tubuh (p=0,013) dan repetisi (p=007) terhadap keluhan MSDs dengan  p value <0,05. Operator pengelasan memiliki risiko MSDs dengan tingkat sedang bahkan tinggi berdasarkan sikap dari setiap individu operator dengan postur bekerja yang tidak ergonomis. Hendaknya diadakan pelatihan berkala untuk meningkatkan kemampuan manajemen dan pekerja guna evaluasi potensi MSDs di tempat kerja.Kata Kunci : Ergonomi, MSDs, Operator Pengelasan---MSDs risk level is the second highest disability contribution in the world as the main cause which restricts employee mobility and agility. The obtained-data from ILO showed that the MSDs risk factors in the workplace which affected to the employee posture can cause serious disease (ILO, 2019. The purpose of this study is to analyze musculoskeletal disorders (MSDs) risk on The Welder of Manufacturing in PT X 2019. This study is descriptive analytic by using cross sectional study design. The sampling technique used simple random; with questionaires, the REBA worksheet and the Nordic Body Map as a measurement tool with 55 welding operator. Analysis with Chi-Square a=0,05. The results of this research showed that there’re relationship between BMI (p=0,023), years of service (p=0,013), sports habits (p=0,000), work duration(p=0,005), body posture (p=0,013), and repetition (p=0,007) to the Musculoskeletal Disorders (MSDs) with p value <0,05. The welder has medium and high MSDs risk based on the individual attitude of job posture that’s not ergonomic. For employee of welder are expected to take a nap when the body is going to get fatique on the leisure.Keywords : Ergonomic, MSDs, Welder

Page 1 of 1 | Total Record : 10