cover
Contact Name
Endhyka Erye Frety
Contact Email
imhsj@journal.unair.ac.id
Phone
+6285646706520
Journal Mail Official
imhsj@journal.unair.ac.id
Editorial Address
Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo No.47, Pacar Kembang
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
INDONESIAN MIDWIFERY HEALTH AND SCIENCES JOURNAL
Published by Universitas Airlangga
ISSN : -     EISSN : 26567806     DOI : http://dx.doi.org/10.20473/imhsj.v1i1.2019.1-15
Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal (e-ISSN 2656-7806) is a peer-reviewed open access scientific journal published by Universitas Airlangga. The scope for Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal includes Adolescents, premarital and preconception, pregnancy, childbirth, postpartum and lactation, newborns, infants and toddlers, reproductive health, gynaecology, maternal emergencies, neonatal emergencies, contraception, family planning, menopause, health care and midwifery policies, midwifery education, management midwifery care services, Community Midwifery. Articles published in Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal include original articles and literature reviews. Articles could be written in either Bahasa Indonesia or English. Contributors for Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal are researchers, lecturers, students, midwifery practitioners and other practitioners that focus on midwifery and health sciences in Indonesia and worldwide.
Articles 202 Documents
KETIDAKSIAPAN BIDAN DALAM PERENCANAAN KEHAMILAN PADA WANITA DENGAN HIV/AIDS DI PUSKESMAS KOTA SURABAYA Amila Anasantrianisa; Muhammad Ilham Aldika Akbar; Pudji Lestari
Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal Vol. 3 No. 2 (2019): Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal, April 2019
Publisher : UNIVERSITAS AIRLANGGA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/imhsj.v3i2.2019.131-137

Abstract

Abstrak Latar Belakang: HIV merupakan sejenis virus yang dapat menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Pada wanita hamil dengan HIV mempunyai kemungkinan melahirkan anak dengan HIV. Dalam tugasnya, bidan mempunyai peran untuk melakukan pencegahan penularan HIV/AIDS dari ibu ke anak, termasuk melakukan perencanaan kehamilan terhadap wanita dengan HIV/AIDS. Penelitian bertujua untuk mengetahui kesiapan bidan dalam perencanaan kehamilan pada wanita dengan HIV/AIDS. Metode: Penelitian deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional. Besar sampel sebanyak 88 bidan yang bekerja di 12 puskesmas wilayah Surabaya. Teknik sampling dilakukan sesuai dengan daftar puskesmas yang telah diberikan oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Variabel dalam penelitian yaitu pengetahuan, sikap, dan kesiapan bidan dalam perencanaan kehamilan pada wanita dengan HIV/AIDS. Hasil: Didapatkan mayoritas bidan berusia 23-32 tahun (62,5%) dan lama bekerja 1-10 tahun (71,6%). Puskesmas yang memiliki layanan PMTCT sebanyak 11 puskesmas (91,7%) dan 100% puskesmas mempunyai lembar balik HIV/AIDS. Sebagian besar bidan mempunyai pengetahuan baik (87,5%). Sebanyak (48,9%) bidan memiliki sikap negative dan (53,4%) bidan tidak siap dalam perencanaan kehamilan terhadap wanita dengan HIV/AIDS. Kesimpulan: Sebagian besar bidan tidak siap dan masih memiliki stigma negatif terhadap ODHA. Mayoritas bidan belum mengetahui keuntungan dan kerugian dari jenis persalinan pada ibu dengan HIV/AIDS serta belum mengetahui pemberian nutrisi pada bayi bagi ibu dengan HIV/AIDS.Abstract Background: HIV is a type of virus that can cause a decrease in human immunity. In pregnant women with HIV it is possible to give birth to children with HIV. In their duties, midwives have a role to prevent HIV / AIDS transmission from mother to child, including pregnancy planning for women with HIV / AIDS. The study aimed to determine the readiness of midwives in pregnancy planning in women with HIV / AIDS. Method: An observational descriptive study with cross sectional approach. The sample size was 88 midwives who worked in 12 Puskesmas in Surabaya. The sampling technique was carried out according to the list of health centers that had been given by the Surabaya City Health Office. The variables in the study were the knowledge, attitudes, and readiness of midwives in pregnancy planning in women with HIV / AIDS. Results: The majority of midwives aged 23-32 years (62.5%) and working duration 1-10 years (71.6%) were obtained. Puskesmas that have PMTCT services are 11 health centers (91.7%) and 100% puskesmas have a back sheet of HIV / AIDS. Most midwives have good knowledge (87.5%). As many as (48.9%) midwives have a negative attitude and (53.4%) midwives are not ready for pregnancy planning for women with HIV / AIDS. Conclusion: Most midwives are not ready and still have a negative stigma towards PLWHA. The majority of midwives do not yet know the advantages and disadvantages of the type of childbirth to mothers with HIV / AIDS and do not yet know the provision of nutrition to infants for mothers with HIV / AIDS. 
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR DI RSUD DR SOETOMO Noza Loviana; Ninik Darsini; Aditiawarman Aditiawarman
Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal Vol. 3 No. 1 (2019): Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal, January 2019
Publisher : UNIVERSITAS AIRLANGGA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/imhsj.v3i1.2019.85-97

Abstract

AbstrakLatar Belakang: Secara global, persalinan preterm menjadi penyebab utama kematian neonatus usia dini 0-7 hari pertama kehidupan dengan menimbulkan dampak morbiditas yang tinggi juga. Indonesia menempati urutan negara ke 5 estimasi persalinan preterm tertinggi di dunia. Beberapa faktor yang dapat berpengaruh terhadap persalinan preterm yaitu idiopatik, iatrogenik, sosio-demografi, maternal dan genetik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara usia ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan riwayat persalinan preterm terhadap kejadian persalinan prterm di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Metode: Metode penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancang bangun case control. Jumlah populasi sebanyak 1311 orang pada periode 1 Januari - 31 Desember 2018. Sampel dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok kasus (ibu yang bersalin preterm) dan kelompok kontrol (ibu yang bersalin tidak preterm) sebanyak masing-masing kelompok 137 orang yang disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi dan berdasarkan teknik pengambilan sampel yaitu simpel random sampling. Variabel independen terdiri dari usia ibu, pendidikan, pekerjaan dan riwayat persalinan preterm sedangkan variabel dependen adalah persalinan preterm. Analisis data bivariat menggunankan uji Chi-Square test dengan taraf signifikansi α = 0,05 (95% CI). Hasil: Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara usia ibu bersalin (nilai p = 0,259), pendidikan  (nilai p = 1), pekerjaan (nilai p = 0,225) dan riwayat persalinan preterm (nilai p = 0,191) dengan kejadian persalinan preterm. Kesimpulan: Faktor risiko seperti usa ibu bersalin, pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan riwayat persalinan preterm tidak memiliki hubungan terhadap kejadian persalinan preterm. Abtract Background : Globally, preterm labor is the main cause of neonatal mortality in the first 0-7 days of life with a high impact of morbidity. Indonesia ranks 5th in the highest estimate of preterm labor in the world. Several factors that can influence preterm labor are idiopathic, iatrogenic, socio-demographic, maternal and genetic. This study aims to look at the relationship between maternal age, maternal education, maternal occupation and a history of preterm labor against the incidence of prenatal labor in RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Method : The method of this study is observational analytic with a case-control design. The total population is 1311 people in the period January 1 - December 31, 2018. Samples were divided into two groups, namely the case group (preterm maternity) and the control group (mothers who were not preterm) as many as 137 groups each according to the inclusion criteria and exclusion and based on sampling techniques, namely simple random sampling. Independent variables consisted of maternal age, education, occupation and a history of preterm labor while the dependent variable was preterm labor. Bivariate data analysis used the Chi-Square test with a significance level of α = 0.05 (95% CI). Results : The Chi-Square test results showed that there was no significant relationship between maternal age (p = 0.259), education (p = 1), employment (p = 0.225) and preterm labor history (p = 0.191) with the incidence of preterm labor. Conclusion: Risk factors such as maternal age, maternal education, maternal occupation and a history of preterm labor have no relationship to the incidence of preterm labor.  
HUBUNGAN ETNIS, ASI EKSKLUSIF, DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN STUNTING PADA BALITA USIA 12-59 BULAN DI SURABAYA Diah Retno Sari; Widati Fatmaningrum; Ahmad Suryawan
Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal Vol. 3 No. 4 (2019): Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal, October 2019
Publisher : UNIVERSITAS AIRLANGGA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/imhsj.v3i4.2019.320-330

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Stunting merupakan permasalahan gizi pada balita yang masih terjadi di Indonesia. Indonesia masuk dalam prevalensi tinggi kejadian stunting. Terdapat banyak faktor yang memengaruhi terjadinya stunting, diantara lain etnis, ASI eksklusif, dan berat badan lahir. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor risiko yang berhubungan dengan stunting pada balita usia 12-59 bulan di wilayah Puskesmas Mojo dan Krembangan Selatan Kota Surabaya. Metode: Penelitian ini menggunakan metode analitik  observasional dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 104 balita usia 12-59 bulan. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Untuk mengetahui tingkat hubungan, data yang terkumpul akan diuji menggunakan statistik chi square.  Hasil: Hasil analisis bivariat menunjukkan etnis (p= 0,002) berhubungan dengan stunting, sedangkan ASI eksklusif (p= 0,087) dan berat badan lahir (p=0,495 ) tidak berhubungan dengan stunting pada balita usia 12-59 bulan. Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa etnis berhubungan dengan stunting, sedangkan riwayat ASI eksklusif dan berat badan lahir tidak berhubungan dengan stunting. Abstract Background: Stunting was a nutritional problem in toddlers that still occurs in Indonesia. Indonesia was included in the high prevalence of stunting. There were many factors that influence stunting, including ethnicity, exclusive breastfeeding, and birth weight. The purpose of this study was to analyze the risk factors associated with stunting in toddlers aged 12-59 months in the area of Puskesmas Mojo and Krembangan Selatan, Surabaya City. Method: This study used an observational analytic method with a cross sectional approach. The total sample of 104 toddlers aged 12-59 months. The sampling technique uses consecutive sampling that meets the inclusion and exclusion criteria. To determine the level of relationship, the data collected will be tested using chi square statistics. Results: The results of bivariate analysis showed ethnicity (p = 0,002) related to stunting, where was exclusive breastfeeding (p = 0,087) and birth weight (p = 0,495) were not related to stunting in infants aged 12-59 months. Conclusion: This study shows that ethnicity was related with stunting, exclusive breastfeeding and birth weight is not related to stunting.
PENGALAMAN IBU MERAWAT BALITA USIA 6 - 24 BULAN BERSTATUS GIZI BURUK Melantika Nur Fitria Syahri; Tiyas Kusumaningrum; Bagus Setyoboedi
Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal Vol. 3 No. 1 (2019): Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal, January 2019
Publisher : UNIVERSITAS AIRLANGGA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/imhsj.v3i1.2019.1-15

Abstract

Abstrak Latar Belakang : Gizi buruk adalah penyumbang angka morbiditas dan mortalitas pada anak. Dinas Kesehatan Kota Surabaya menyatakan kasus gizi buruk secara 100% telah teratasi. Fakta menunjukkan di kecamatan Sukomanunggal mengalami peningkatan angka gizi buruk. Pemerintah telah melakukan upaya perbaikan melalui program - programnya, tetapi kualitas perawatan dan pola asuh ibu belum diketahui. Sehingga dilakukanlah penelitian untuk mengeksplorasi pengalaman ibu dalam merawat anak balita usia 6-24 bulan dengan status gizi buruk post diagnosis di kecamatan Sukomanunggal kota Surabaya. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Jumlah partisipan sebanyak 15 partisipan dan dipilih menggunakan metode purposive sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah pengalaman ibu. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam dilengkapi dengan catatan lapangan. Hasil : Hasil penelitian didapatkan (53%) ibu mengubah pola pemberian makan (jumlah, menu, frekuensi) dan dari (53%) (83,3%) memberikan makanan secara aktif dan responsif. Ibu memiliki persepsi bahwa masalah gizi pada balita disebabkan faktor keturunan (60%) dan faktor nafsu makan (40%).  Ibu memberikan makanan tambahan (selingan) berupa snack sehat (80%) dan makanan ringan (20%). Ibu tidak memberikan vitamin kepada balitanya (53%). Ibu memiliki pola PHBS yang baik, yaitu (87%) balita tidak memiliki kebiasaan memasukkan barang yang dipegangnya ke mulut dan (53%) ibu mengajari serta membiasakan balita mencuci tangan. Ibu memiliki tingkat kepatuhan yang baik terhadap program puskesmas, (73%) ibu rutin membawa balitanya ke posyandu, (67%) ibu patuh memberikan PMT-P, (87%) ibu mengimunisasikan balita secara lengkap, dan (54%) ibu memberikan obat cacing rutin kepada balitanya. Tetapi hanya (26%) ibu yang melakukan konsultasi ke tenaga kesehatan. Kesimpulan : Perawatan yang dilakukan oleh ibu terhadap balitanya yang mengalami gizi buruk, yaitu melakukan perubahan pola pemberian makan dengan strategi praktik pemberian makan yang aktif dan responsif, memberikan makanan tambahan (selingan) berupa snack sehat yang berbahan lokal serta mengurangi konsumsi makanan ringan yang berlebihan, menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), patuh terhadap program puskesmas dan melakukan konsultasi lebih lanjut ke tenaga kesehatan. Abstract Background : Malnutrition is a contributor to the morbidity and mortality rates in children. The Surabaya City Health Office stated that cases of malnutrition were 100% resolved. The facts show that in Sukomanunggal there has been an increase in the number of malnutrition. The government has made efforts to improve through its programs, but the quality of care and parenting is unknown. So a study was conducted to explore the experiences of mothers in caring for toddlers aged 6-24 months with malnutritional’s status post diagnosis in Sukomanunggal, Surabaya. Method : This research was a qualitative study. The number of participants was 15 participants and was selected using the purposive sampling method. The variable in this study was the experience of mothers. The data collection technique used was indepth interviews equipped with field notes. Results : The results showed that (53%) mothers changed their feeding patterns (number, menu, frequency) and from (53%) (83.3%) gave food actively and responsively. Mother had a perception that nutritional problems in toddlers were due to heredity (60%) and appetite factors (40%). Mothers provided additional food (interlude) in the form of healthy snacks (80%) and snacks (20%). Mothers did not give vitamins to their children (53%). Mothers had a good hygienic habits pattern, that was (87%) toddlers did not have the habit of entering the items they hold in their mouths and (53%) mothers teach and get children to wash their hands. Mothers had a good level of adherence to the puskesmas program, (73%) mothers routinely brought their babies to posyandu, (67%) mothers obediently gave supplementary feeding, (87%) mothers fully immunized their children, and (54%) mothers gave medication routine worms to her toddler. But only (26%) mothers consulted health workers. Conclusion : The care performed by mothers on their children who experience malnutrition, it is changing the pattern of feeding with an active and responsive feeding practice strategy, providing supplementary food in the form of healthy snacks made locally and reducing excessive consumption of snacks, apply hygienic habits, adhere to the puskesmas program and conduct further consultations with health workers.
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA PUTRI PRA-PUBERTAS TENTANG MENARCHE Dwi Ayu Zantyka; Kasiati Kasiati; Samsriyaningsih Handayani
Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal Vol. 3 No. 3 (2019): Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal, July 2019
Publisher : UNIVERSITAS AIRLANGGA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/imhsj.v3i3.2019.258-264

Abstract

AbstrakLatar Belakang : Informasi tentang menstruasi yang kurang berdampak pada pengetahuan remaja putri dalam menghadapi menarche. Salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi hal tersebut dengan memberikan pendidikan kesehatan melalui program puskesmas. Namun hasil studi pendahuluan yang dilakukan menunjukkan program tersebut belum efektif karena hanya diberikan kepada beberapa siswi saja dan sebagian besar responden masih memiliki pengetahuan menarche yang kurang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan remaja putri pra pubertas tentang menarche. Metode : Desain penelitian ini adalah quasy experimental design dengan rancangan pretest-posttest group design. Populasinya remaja siswi kelas 4 dan 5 tahun 2019, pengambilan sampling dengan teknik propotional random sampling dengan besar sample sebanyak 32 responden. Variabel independen adalah pendidikan kesehatan, pada pertemuan pertama dengan metode ceramah dan pada pertemuan posttest, dan variable dependen adalah pengetahuan tentang menarche. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat dengan uji Wilcoxon Signed-Rank Test dan Mann Whitney U Test.  Hasil : hasil penelitian terdapat perbedaan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dalam hal pengetahuan (p<0,001). Nilai pengetahuan kelompok perlakuan mengalami kenaikan yang signifikan (61,7%) setelah diberikan perlakuan ceramah, sedangkan kelompok kontrol mengalami sedikit kenaikan (1,56%). Kesimpulan : ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan remaja putri pra pubertas tentang menarche.AbstractBackground: The information about menstruation has less impact on the knowledge of young women in about menarche. The government's efforts to overcome this problem is by providing health education through the program from Public Health Center or Puskemas. However, the results of previous studies showed that the program had not been effective because it was only given to a few students. Most of the respondents still did not have sufficient knowledge about menarche. The purpose of this study is to determine the effect of health education on the knowledge of pre-puberty young women about menarche. Methods: The design used in this study was quasi-experimental design with a pretest-posttest group design. Pre-puberty young women in Grades 4 and 5 of 2019 were chosen as the research population. The sampling was conducted using the technique of proportional random sampling with a sample size of 32 respondents. The independent variable used is health education. The first meeting was done with lecture method, the second was posttest. On the other hand, the dependent variable is knowledge about menarche. The analysis was performed using Wilcoxon Signed-Rank Test and Mann Whitney U Test.  Results: The results of the study show that there is a difference between the treatment group and the control group in terms of knowledge (p <0.001). The value of the knowledge in the treatment group experienced a significant increase by 61,7% after being given a lecture while the control group only experienced a slight increase by 1,56%.. Conclusion: Health education influences the knowledge of pre-puberty young women about menarche
HUBUNGAN USIA DAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN INFERTILITAS DI POLI OBGYN RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA Dessy A Ningsi; Zakiyatul Faizah; Jimmy Yanuar Annas
Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal Vol. 3 No. 2 (2019): Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal, April 2019
Publisher : UNIVERSITAS AIRLANGGA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/imhsj.v3i2.2019.179-186

Abstract

Abstrak Latar Belakang : Infertilitas merupakan problem yang dihadapi oleh pasangan suami istri yang telah menikah selama minimal satu tahun, melakukan hubungan seksual teratur tanpa menggunakan kontrasepsi tetapi belum berhasil memperoleh kehamilan. usia dan tingkat stres merupakan faktor yang berhubungan erat dengan tingkat kesuburan seorang wanita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara usia dan tingkat stres dengan kejadian infertilitas. Metode : Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan desain hospital based case control di Poli Obgyn RSUD dr. Soetomo Surabaya yang dilakukan sejak bulan maret sampai bulai april 2019. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdari dari 42 orang wanita infertil dan 42 orang wanita fertil yang diambil dengan metode Purposive Sampling. Data dianalisa menggunakan analisis bivariat menggunakan uji Chi Square dan uji Spearman. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok kasus 76,2% responden berada pada kategori usia kurang dari 35 tahun dan pada kelompok kontrol sebanyak 81% pada kategori yang sama. Tingkat stress pada kelompok kasus dan kontrol masing - masing sebanyak 83,3% berada pada kategori normal. Hasil uji chi square antara usia dan kejadian infertilitas didapatkan p value = 0,595 (p value > 0,05). Hasil uji Spearman antara tingkat stress dengan kejadian infertilitas didapatkan p value = 0,906 (p value > 0,05). Kesimpulan: Hasil uji statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia dan tingkat stress dengan kejadian infertilitas.AbstractBackground: Infertility is a problem faced by married couples who have been married for at least one year, have regular sexual intercourse without using contraception but have not succeeded in obtaining a pregnancy. Age and stress level are factors that are closely related to a woman's fertility rate. This study aims to identify the relationship between age and stress levels with the incidence of infertility. Method: This study was an observational analytic study with a hospital based case control design at Poli Obgyn RSUD dr. Soetomo Surabaya was carried out from March until April 2019. The samples used in this study were from 42 infertile women and 42 fertile women taken using the Purposive Sampling method. Data were analyzed by bivariate analysis with Chi Square test and Spearman test. Result: The results of the study showed that in the case group 76.2% of respondents were in the age group of under 35 years and the control group as much as 81% in the same category. Stress levels in the case and control groups were 83.3% in the normal category respectively. The results of the chi square test between age and the incidence of infertility obtained p value = 0.595 (p value> 0.05). The Spearman test results between stress levels and infertility events obtained p value = 0.906 (p value> 0.05). Conclusion: The results of the statistical test showed no significant relationship between age and stress level with the incidence of infertility.
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN ANTENATAL CARE PADA PRIMIGRAVIDA RIWAYAT PERNIKAHAN DINI Nur Indah Dwi Yanti; Ilya Krisnana; Pudji Lestari
Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal Vol. 3 No. 2 (2019): Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal, April 2019
Publisher : UNIVERSITAS AIRLANGGA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/imhsj.v3i2.2019.98-106

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Pernikahan dini merupakan salah ssatu masalah kesehatan reproduksi di Indonesia. Berdasarkan laporan BPS 2017 angka pernikahan dini di Indonesia mencapai 25,71%, sedangkan di Kabupaten jember 28,66% perempuan menikah di usia dini. Antenatal care yang rutin dapat menurunkan angka kematian ibu.  Berdasarkan Kemenkes 2017 kehamilan pada ibu dibawah usia 20 tahun meningkatkan angka kematian ibu. Remaja perempuan yang telah menikah cenderung 11 kali memiliki pendidikan yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat pendidikan dengan kepatuhan antenatal care pada ibu hamil primigravida dengan riwayat pernikahan dini. Metode: Metode penelitian ini adalah penelitian cross sectional. Instrument yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data menggunakan uji chi square dengan α=0,05. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan 81,35% ibu hamil dalam kategori usia remaja akhir, 54,2% Ibu hamil memiliki pendidikan terakhir SMP, Ibu hamil yang patuh dalam ANC sebesar 64,4%, ibu hamil dengan pendidikan SMA patuh dalam ANC (70,5%) dan didapatkan nilai p=0,005. Kesimpulan: Data tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan kepatuhan ANC pada ibu hamil dengan riwayat pernikahan dini di Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember.AbstractBackground: Early marriage is one of the reproductive health problems in Indonesia. Based on the BPS report 2017 the rate of early marriage in Indonesia reached 25.71%, while in Kabupaten Jember 28.66% of women married at an early age. Regular antenatal care can reduce maternal mortality. Based on the Ministry of Health 2017 under 20 years of gestation increases maternal mortality. Married girls tend to have 11 times lower education. This study aims to analyze the relationship of education with the agreement of antenatal care in primigravida pregnant women with a collection of early marriage.Method: The method of this study is a cross-sectional study. The instrument used was a questionnaire. Data analysis using chi square test with α = 0.05. Results: The results showed 81.35% of pregnant women in the final adolescent age category, 54.2% of pregnant women had the last junior high school education, 64.4% of obedient pregnant women in the ANC, pregnant women with high school education were obedient in the ANC (70 , 5%) and the value of p = 0.005 is obtained.Conclusion: The data shows that there is a relationship between education level and ANC compliance in pregnant women with a history of early marriage in the Tanggul District of Jember Regency.   
DETERMINAN PERILAKU DETEKSI DINI KANKER SERVIKS METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) Arum Dewi Pusparini; Gatut Hardianto; Nila Kurniasari
Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal Vol. 3 No. 1 (2019): Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal, January 2019
Publisher : UNIVERSITAS AIRLANGGA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/imhsj.v3i1.2019.51-61

Abstract

AbstrakLatar Belakang: Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan kanker pembunuh nomor dua di dunia. Pemerintah telah berupaya untuk mengatasi kanker serviks dengan metode inspeksi visual asam asetat (IVA). Faktor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan IVA antara lain pengetahuan, sikap, budaya dan dukungan petugas kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan faktor yang mempengaruhi wanita usia subur (WUS) yang pernah melakukan pemeriksaan IVA dan belum pernah tes IVA. Metode: mengguanakan analitik  observasional dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 108 wanita usia subur dengan teknik purposive sampling yang memnuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Untuk mengetahui tingkat signifikan, data yang terkumpul akan diuji statistik Chi-Square dan Fisher Exact Test pada tingkat kemaknaan 0,05. Hasil: faktor yang memiliki perbedaan yang bermakna antara wanita usia subur yang pernah melakukan dan belum pernah melakukan pemeriksaan IVA antara lain pengetahuan (p= 0,002), Budaya (p= 0,021), dukungan petugas kesehatan (p= 0,010). Sedangkan sikap (p= 1,000) tidak terdapat perbedaan yang bermakna. Kesimpulan: perbedaan faktor yang mempengaruhi WUS yang pernah dan belum pernah tes IVA di wilayah puskesmas Sidotopo adalah pengetahuan, budaya dan dukungan petugas kesehatan. AbstractBackground: Cervical cancer is the second leading deathly woman disease in the world. The Indonesian government has been trying through visual inspection of the cervix with acetic acid (VIA). There are some factors influencing women to undergo VIA such as knowledge, behaviour, culture and the support of medical workers. Thus, this research was aimed at finding significance differences among reproductive women undergoing and not undergoing. Method: This research employed Observational Analytic using cross sectional approach. The sample of this research was 108 women of reproductive age. Purposive sampling was employed as a technique which met inclusion and eksclusion criteria. To be able to find out the significance, the data collected was tested in the statistical test chi square of 0.05 significance level. Result: Factors like knowledge (p= 0,002), culture (p= 0,021), and support of medical workers (p= 0,010) showed significance difference among reproductive women undergoing and not undergoing VIA while behaviour (p= 1,000) showed no significance difference. Conclusion:the differences among reproductive women undergoing and not undergoingVIA in region of puskesmas Sidotopo was knowledge, culture and the support of medical workers. 
TINGKAT DEPRESI WANITA MENOPAUSE TERHADAP KEIKUTSERTAAN POSYANDU LANSIA Raja Sal Sabila Hervina; Nur Ainy Fardana N; Ashon Sa’adi
Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal Vol. 3 No. 4 (2019): Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal, October 2019
Publisher : UNIVERSITAS AIRLANGGA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/imhsj.v3i4.2019.287-292

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Menopause merupakan proses fisiologis yang ditandai dengan berhentinya menstruasi selama 1 tahun setelah menstruasi terakhir, terjadi pada setiap wanita yang berusia 40 sampai 55 tahun. Adaptasi perubahan yang terjadi pada masa menopause seperti hot flushes, gangguan tidur, cemas, daya ingat menurun, dan lain sebagainya. Jika adaptasi perubahan tersebut tidak ditangani dengan baik maka dapat mempengaruhi kualitas hidup dan kesehatan wanita menopause, yang mungkin mengarah ke gejala depresi. Oleh sebab itu pemerintah mengadakan posyandu lansia yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup, salah satunya masalah pada wanita menopause. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tingkat depresi wanita menopause yang mengikuti posyandu lansia dan tidak. Metode: Penelitian menggunakan analitik dengan pendekatan cross sectional. Besar sampel sebanyak 68 orang yang sudah menopause meliputi 34 orang yang mengikuti posyandu lansia dan 34 orang yang tidak mengikuti posyandu lansia. Teknik sampling menggunakan consecutive sampling. Variabel independen dalam penelitian adalah wanita menopause dan variabel dependen adalah depresi yang diukur dengan Beck Depression Inventory (BDI). Analisi data menggunakan Mann-Whitney ( P < 0,05 ). Hasil: Hasil analisis bivariat didapatkan sebagian besar pada kategori normal p=0,479; depresi ringan p=0,850; depresi sedang p=1,0; dan depresi berat p=0,317. Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan tingkat depresi wanita menopause yang mengikuti posyandu lansia dan tidak di wilayah kerja Puskesmas Mojo Surabaya.Abstract Background: Menopause is a physiological process marked with no menstruation for a whole year since the last menstruation, oftenly occurs in woman with age 40 to 55. Adaptation to the menopause conditions include hot flushes, sleeping disorder, axiety, degrading memory, and etc. If those adaptations are not handled correctly, menopause woman could be effected especially in life quality and health which leads to depression. To resolve such problem, the government has built "Posyandu Lansia" in order to increase life quality, one of them is in menopause woman. This research aims to compare depression level of menopause woman who joins "Posyandu Lansia" and who does not. Methods: The type and design of the study were analytic retrospective with cross sectional. Sample size 68 people as participants divided into two groups of 34 people join “Posyandu Lansia” and the other 34 people do not join “Posyandu Lansia”. Sample was taken by consecutive sampling. The dependent variable was depression level with measured of Beck Depression Inventory (BDI), the independent variable were Menopausal women. Data analysis were tested using Mann-Whitney.  Result : Acquired from bivariat analysis is mostly on normal category p=0,479; mild depression p=0,850; medium depression p=1,0; and heavy depression p=0,317. Conclusion: There were no differences in the rates of depression in menopausal women who participated and did not participate at Posyandu Lansia in the Puskesmas Mojo Surabaya work areas.
PERBEDAAN PENGARUH MEDIA BUKU POP-UP DAN LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN MENARKE PADA ANAK PEREMPUAN PUBERTAS AWAL Khairun Nisa’ Dewi; Rize Budi Amalia; Budi Utomo
Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal Vol. 3 No. 3 (2019): Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal, July 2019
Publisher : UNIVERSITAS AIRLANGGA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/imhsj.v3i3.2019.226-234

Abstract

Abstrak Latar Belakang :Menarke merupakan kondisi fisiologis berupa menstruasi pertama yang dialami perempuan. Kurangnya pengetahuan mengenai menarke berdampak pada ketidaksiapan dalam menghadapi menarke.  Pendidikan kesehatan reproduksi dengan media yang sesuai dapat menjadi upaya meningkatkan pengetahuan tentang menarke. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan pengaruh pemberian media buku pop-up dan leaflet terhadap peningkatan pengetahuan tentang menarke pada anak perempuan usia pubertas awal. Metode: Penelitian ini merupakan jenis kuasi experimental dengan pendekatan pretest-post test control group design. Jumlah sampel sebanyak 44 anak perempuan usia pubertas awal yang terbagi kedalam kelompok dengan intervensi media buku pop-up dan kelompok dengan intervensi media leaflet. Pengukuran pengetahuan tentang menarke menggunakan kuesioner pre-test dan post-test. Hasil: Uji Wilcoxon Signed Rank Test data pretest-postest pengetahuan pada kelompok yang diberi media leaflet (p=0,001) dan pretest-postest kelompok yang diberi media leaflet (p=0,001). Uji Mann Whitney U-Test data postest kelompok buku pop-up dan kelompok leaflet (p=0.002) (p < 0,05). Kesimpulan: Buku pop-up merupakan media yang lebih efektif dari leaflet untuk meningkatkan pengetahuan tentang menarke pada anak perempuan usia pubertas awal .Abstract Background: Menarche is physiological condition, the first menstruation that happen to women. Lack of knowledge can lead to unreadiness menstrual behaviour. Menstrual education by using visual media can be useful to increase menarche knowlede. This study aims to compare educational media of pop-up book and leaflet to increasing knowledge about menarche. Methods: The type of research was quasi experiment using pretest-posttest group design. The samples taken from 44 female students of SDN Banjarejo I dan II Bojonegoro. Samples consisting of 22 students as leaflet group  and 22 students as pop-up book group. Method of measuring knowledge using pretest and postest questionnaire. Result: Wilcoxon Signed Rank Test indicate there was significant difference between pretest-posttest leaflet group (p=0,001) and pretest-postest pop-up book group (p=0,001). The result of Mann Whitney U-Test indicate there was significant difference of knowledge (p=0,002) beetween postest leaflet group and postest pop-up book group. Conclusion: The conclusion of this study was the pop-up book was found more effective than leaflet in improving menarche knowledge

Page 3 of 21 | Total Record : 202


Filter by Year

2019 2023


Filter By Issues
All Issue Vol. 7 No. 3 (2023): Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal, July 2023 Vol. 7 No. 2 (2023): Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal, April 2023 Vol. 7 No. 1 (2023): Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal, January 2023 Vol. 6 No. 4 (2022): Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal, October 2022 Vol. 6 No. 3 (2022): Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal, July 2022 Vol. 6 No. 2 (2022): Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal, April 2022 Vol. 6 No. 1 (2022): Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal, January 2022 Vol. 5 No. 4 (2021): Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal, October 2021 Vol. 5 No. 3 (2021): Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal, July 2021 Vol. 5 No. 2 (2021): Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal, April 2021 Vol. 5 No. 1 (2021): Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal, January 2021 Vol. 4 No. 4 (2020): Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal, October 2020 Vol. 4 No. 3 (2020): Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal, July 2020 Vol. 4 No. 2 (2020): Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal, April 2020 Vol. 4 No. 1 (2020): Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal, January 2020 Vol. 3 No. 4 (2019): Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal, October 2019 Vol. 3 No. 3 (2019): Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal, July 2019 Vol. 3 No. 2 (2019): Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal, April 2019 Vol. 3 No. 1 (2019): Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal, January 2019 More Issue