cover
Contact Name
I KETUT MUDITE ADNYANE
Contact Email
adnyane@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
acta.vet.indones@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
ACTA VETERINARIA INDONESIANA
ISSN : 23373207     EISSN : 23374373     DOI : -
Core Subject : Health,
Acta Veterinaria Indonesiana (Indonesian Veterinary Journal) mempublikasikan artikel-artikel dalam bentuk: penelitian, ulasan, studi kasus, dan komunikasi singkat yang berkaitan dengan berbagai aspek ilmu dalam bidang kedokteran hewan, biomedis, peternakan dan bioteknologi. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris. Acta Veterinaria Indonesiana diterbitkan oleh Fakultas Kedokteran Hewan bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia. Terbit dua kali dalam satu tahun pada bulan Januari dan Juli. [ISSN 2337-3202, E-ISSN 2337-4373]
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol. 7 No. 2 (2019): Juli 2019" : 8 Documents clear
Deteksi Kebuntingan Dini pada Sapi Perah dengan Pemeriksaan Ultrasnography (USG) dan Analisis Hormon Steroid Dilla frastantie; Muhammad Agil; Ligaya ITA Tumbelaka
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 7 No. 2 (2019): Juli 2019
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (16752.413 KB) | DOI: 10.29244/avi.7.2.9-16

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas metode deteksi kebuntingan dini menggunakan ultrasonography (USG) dan pemeriksaan steroid (progesteron dan estrogen) pada sapi. Sebanyak sepuluh ekor sapi diperiksa di peternakan sapi perah Kawasan Usaha Peternakan Cibungbulang, Bogor. Lima ekor dideteksi bunting dini dan lima ekor tidak bunting. Pengambilan plasma darah dilakukan empat hari sekali dimulai dari 40 hari sebelum pelaksaan IB sampai 30 hari untuk sapi tidak bunting hingga hari ke-60 bila sapi bunting. Pemeriksaan dengan USG dilakukan menggunakan probe 5 MHz dimulai sejak hari ke-9 pasca IB bersamaan dengan pengambilan sampel darah. Hasil USG menunjukkan keberadaan konseptual vesikel pada hari ke-15 setelah IB dengan diameter 0,44 cm. Embrio dapat dideteksi mulai hari ke-26 dengan ukuran 2,6 cm. Konsentrasi progesteron pada saat IB (baseline) adalah 6-8 ng/ml dan meningkat menjadi 30-50 ng/ml pada hari ke-15 pasca IB. Konsentrasi progesteron terus bertahan tinggi sejak hari ke-15 sampai hari ke-60 pasca IB. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan USG dapat mendeteksi kebuntingan lebih dini dibandingkan dengan pemeriksaan hormonal.
Pola Resistensi Antibiotik pada Escherichia coli Penghasil ESBL dari Sampel Lingkungan di RPH-R Kota Bogor Ratna Normaliska; Mirnawati Bachrum Sudarwanto; Hadri Latif
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 7 No. 2 (2019): Juli 2019
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (17.18 KB) | DOI: 10.29244/avi.7.2.42-48

Abstract

Extended spectrum β-lactamase (ESBL) adalah enzim yang dapat menghidrolisis berbagai jenis antibiotik β-laktam termasuk generasi ketiga sefalosporin spektrum luas dan monobaktam. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat kepekaan dan resistensi Escherichia coli penghasil ESBL terhadap beberapa antibiotik. Isolat Escherichia coli penghasil ESBL (n=10) diisolasi dari total 80 sampel lingkungan di RPH-R Kota Bogor, sebelum proses produksi, menggunakan metode difusi cakram pada media Mueller Hinton Agar (MHA) dan interpretasi hasil mengacu pada Clinical and Laboratory Standards Institute (CLSI). Hasil pengujian resistensi antibiotik menunjukkan isolat resisten terhadap penisilin 100%, amoksisilin 100%, streptomisin 70%, trimetoprim-sulfametoksasol 60%, dan tetrasiklin 30%. Bakteri E. coli penghasil ESBL di lingkungan RPHR Kota Bogor telah mengalami resistensi terhadap antibiotik dan berpotensi menyebarkan gen resisten tersebut ke bakteri lain. Hasil ini dapat menimbulkan risiko pada kesehatan masyarakat, oleh karena itu diperlukan evaluasi dan pengendalian lebih lanjut.
Morfologi Kelenjar Anal Musang Luak Jantan (Paradoxurus hermaphroditus) Inggrid Trinidad Maha; Savitri Novelina; I Ketut Mudite Adnyane
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 7 No. 2 (2019): Juli 2019
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1293.737 KB) | DOI: 10.29244/avi.7.2.33-41

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik morfologi kelenjar anal musang luak jantan secara makroskopis maupun mikroskopis.Organ kelenjar anal dari satu ekor musang luak  (Paradoxurus hermaphroditus) jantan digunakan dalam penelitian ini. Musang luak jantan memiliki sepasang kelenjar anal yang berbentuk bulat terletak di bagian ventrolateral anus. Masing-masing kelenjar anal memiliki saluran eksretorius sekretori yang terletak dorsolateral di bagian zona kutaneus anal kanal. Pengamatan mikroskopis tampak kelenjar sebaceous dan kelenjar keringat apokrin di dinding kantung anal.  Hasil sekreta kelenjar anal terkumpul dalam sebuah kantung anal yang akan bermuara di anal kanal.
Hemogram dan Respon Jaringan Hernia Insisional Babi Pascaterapi Mesh Bedah Polipropilen dengan atau tanpa Asam Hyaluronat Heryudianto Vibowo; . Gunanti; Eva Harlina
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 7 No. 2 (2019): Juli 2019
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (864.716 KB) | DOI: 10.29244/avi.7.2.49-56

Abstract

Penggunaan mesh menjadi metode yang penting untuk terapi perbaikan hernia abdominalis karena dapat menurunkan angka kejadian hernia berulang dibandingkan dengan penggunaan metode penjahitan. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari gambaran darah dan respon jaringan hernia insisional babi yang diterapi dengan mesh komposit dan polipropilen dengan atau tanpa asam hyaluronat secara histopatologi. Penelitian menggunakan babi sebanyak 11 ekor berumur 3-4 bulan yang dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama mendapatkan mesh komposit (Physiomesh®), kelompok kedua mendapatkan mesh polipropilen (Ultrapro®) yang diberikan asam hyaluronat (Guardic®), dan kelompok ketiga mendapatkan mesh polipropilen (Ultrapro®). Penelitian dimulai dengan menginduksi hernia setelah itu dilakukan pemasangan mesh, permanenan jaringan dan mesh, dan pembuatan preparat histopatologi. Hasil penelitian menunjukan tidak adanya perbedaan yang nyata pada gambaran darah complete blood count antar kelompok. Hasil penelitian gambaran sel radang di jaringan juga tidak menunjukan perbedaan yang nyata kecuali hasil pengujian paired T-Test untuk makrofag pada kelompok mesh polipropilen. Sedangkan pada pengujian One-Way Annova tidak memberikan hasil yang berbeda nyata. Hasil penelitian ketebalan jaringan juga tidak menunjukan adanya perbedaan yang nyata antar kelompok. Dengan demikian pemberian asam hyaluronat tidak memberikan dampak negatif terhadap jaringan.
Identifikasi Penambahan Daging Babi pada Pangan Berbahan Dasar Daging Sapi Menggunakan ELISA dan qPCR Diyan Cahyaningsari; Hadri Latif; Etih Sudarnika
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 7 No. 2 (2019): Juli 2019
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (772.628 KB) | DOI: 10.29244/avi.7.2.17-25

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis penambahan daging babi ternak dan babi hutan baik yang mentah (raw) maupun yang diolah (cooked) di dalam pangan asal hewan berbahan dasar daging sapi menggunakan metode uji enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA)  dan real-time PCR (qPCR). Sebanyak 40 sampel yang terdiri dari 20 daging babi ternak dan 20 daging babi hutan dihomogenisasi dengan daging sapi dalam bentuk mentah maupun olahan (bakso). Konsentrasi setiap daging babi ternak dan babi hutan dalam bentuk mentah dan olahan bakso pada campuran daging sapi antara lain 2%, 1%, 0.5%, 0.25%, dan 0.125%. Hasil uji ELISA pada penelitian ini menunjukkan bahwa uji ini mampu mengidentifikasi adanya penambahan daging babi ternak dan babi hutan dalam pangan asal hewan baik dalam bentuk mentah maupun olahan bakso hingga konsentrasi 0.25%. Hasil uji t terhadap nilai optical density (OD) uji ELISA menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan dalam mendeteksi spesies babi ternak dengan babi hutan (p≥0.05), tetapi terdapat perbedaan pada sampel bentuk mentah dengan bakso (p<0.05). Hasil uji qPCR mampu mengidentifikasi adanya penambahan daging babi ternak dan babi hutan dalam pangan asal hewan baik dalam bentuk mentah maupun olahan bakso hingga konsentrasi 0.125%. Hasil uji t  terhadap nilai cycle threshold (Ct) uji qPCR menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan dalam mendeteksi spesies babi ternak dengan babi hutan (p≥0.05), tetapi terdapat perbedaan pada sampel bentuk mentah dengan bakso (p<0.05). Metode ELISA dan qPCR dapat dijadikan sebagai metode pengujian untuk mengidentifikasi pencampuran spesies yang tidak dikehendaki, khususnya daging babi pada pangan asal hewan berbahan dasar daging sapi yang beredar di masyarakat.
Biosupplementation of Ethanolic Extract of Cashew Leaf (Anacardium occidentale L.) to Improve Weight Gain and Immunity of Jawa Super Chicken Manesta Edelweis Jingga; Haris Setiawan; Ardaning Nuriliani; Hendry Trisakti Saragih
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 7 No. 2 (2019): Juli 2019
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1167.73 KB) | DOI: 10.29244/avi.7.2.57-65

Abstract

Effect of ethanolic extract of cashew leaf (Anacardium occidentale L.) in the feed on the weight gain and immunity were investigated on Jawa Super Chicken. Ninety chicken were divided into 6 groups those were basal feed group and 5 different concentration of chasew leaf extract groups. Experiment was conducted for 16 days started by 2 days acclimatization after hatching. Body weight was measured every 3 days starting from 0th day. On 16th day, the chicken were sacrificed, spleen and bursa of Fabricius were collected to quantify some histological parameters such as white pulp and follicle area as well as follicle thickness of those organs. The data were analyzed by regression and one way ANOVA followed by Tuckey test. Histological analysis was performed using optilab and Image Raster software. The results showed that growth and development of immune system of chicken increased significantly as could be seen in body weight, organs weight and index, as well as histological parameters. The regression results showed that spleen and bursa of Fabricius weight influenced increasing of body weight by 64.2% and 38.4% respectively. It could be concluded that biosupplementation of cashew leaf extract in basal feed could increase growth and immunity of Jawa Super Chicken.
Prevalensi dan Faktor Risiko Infeksi Hookworm Zoonotik Pasca Pemberian Anthelmintik pada Anjing Ardilasunu Wicaksono; Yusuf Ridwan; Ridi Arif
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 7 No. 2 (2019): Juli 2019
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (652.478 KB) | DOI: 10.29244/avi.7.2.26-32

Abstract

Infeksi hookworm pada anjing menjadi masalah penting baik ditinjau dari sisi kesehatan hewan maupun sisi kesehatan masyarakat karena seluruh spesies hookworm pada anjing memiliki potensi zoonosis. Infeksi hookworm merupakan kejadian endemis di wilayah Asia Tenggara dan prevalensi kejadiannya di Provinsi Jawa Barat mencapai 92.5%. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur prevalensi infeksi hookworm pasca pemberian anthelmentik pada anjing dan untuk mengidentifikasi faktor risiko yang memengaruhi kejadiannya. Prevalensi diukur setelah 3 bulan dilakukannya pengobatan kecacingan massal pada anjing di wilayah Kabupaten Sukabumi. Penelitian ini merupakan kajian lintas seksional dengan mengambil 100 sampel feses anjing untuk mengamati keberadaan telur hookworm menggunakan metode flotasi sederhana dan melakukan wawancara kepada pemilik anjing untuk menhidentifikasi faktor risiko. Data penelitian dianalisis secara deskriptif dan analitis menggunakan Uji Chi Square dan menghitung odds ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi infeksi hookworm setelah pemberian anthelmentik masih sebesar 21.0% (SK 95%: 14.2– 30.0%). Infeksi pada anjing muda (12%) lebih tinggi dari anjing dewasa (9.0%), anjing berburu (14.0%) lebih tinggi dari anjing penjaga (7.0%), area pegunungan (17.0%) lebih tinggi dari pesisir pantai (4.0%), dan kontak dengan anjing liar (20.4%) lebih tinggi dari tidak ada kontak (2.0%). Faktor yang signifikan memengaruhi kejadian infeksi hookworm adalah topografi wilayah pemeliharaan (X2=4.448, p=0.035) yang mana anjing yang dipelihara di area pegunungan memiliki kemungkinan terinfeksi 3.381 (SK 95% : 1.043–10.960) kali dibandingkan area pesisir pantai. Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan anthelmentik masih belum dapat memberantas infeksi hookworm dikarenakan beberapa faktor dan faktor risiko yang paling berpengaruh adalah topografi lingkungan pemeliharaan anjing.
Transmisi Strain Wuchereria bancrofti Periodik Nokturnal oleh Culex quinquefasciatus di Kota Pekalongan Tri Ramadhani; Upik Kesumawati Hadi; Susi Soviana; Zubaidah Irawati
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 7 No. 2 (2019): Juli 2019
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (750.455 KB) | DOI: 10.29244/avi.7.2.1-8

Abstract

Wuchereria bancrofti dikenal sebagai penyebab filariasis limfatik di Kota Pekalongan. Kegiatan ini dilakukan untuk mencari upaya dalam pengendalian penularan filariasis limfatik yang lebih efektif dan efisien. Tujuan penelitian untuk mendiskripsikan perilaku mikrofilaria Wuchereria bancrofti yang ditularkan oleh Culex quinquefasciatus. Uji periodisitas dilakukan pada enam orang relawan yang positif mengandung mikrofilaria hasil survei darah. Pengambilan darah dilakukan setiap dua jam sekali selama 24 jam (12 kali pengamatan). Uji periodisitas cacing filaria menggunakan formula Aikat dan Das . Hasil survei darah menunjukkan dari 500 sampel darah sebanyak 17 orang positif mikrofilaria (mf rate = 3,4%). Sebagian besar mikrofilaria muncul antara pukul 22.6'36" sampai 03.56'24" yang menggambarkan periodisitas mikrofilaria Wuchereria bancrofti yang nokturnal. Kasus filariasis limfatik memiliki gelombang yang harmonik atau sirkardian dengan indeks periodisitas lebih dari 100%. Hasil penelitian ini akan sangat membantu dalam mengevaluasi dan memantau program pengobatan massal yang sedang berjalan untuk eliminasi filarisis limfatik di Kota Pekalongan.

Page 1 of 1 | Total Record : 8