cover
Contact Name
Restu Hayati
Contact Email
restuhayati@eco.uir.ac.id
Phone
+6281277692023
Journal Mail Official
kiat@jurnal.uir.ac.id
Editorial Address
Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau JL. Kaharuddin Nasution Km 11. Marpoyan Damai - Pekanbaru Riau
Location
Kota pekanbaru,
Riau
INDONESIA
Jurnal Ekonomi KIAT
Published by Universitas Islam Riau
ISSN : 14103834     EISSN : 25977393     DOI : 10.25299
Journal Ekonomi KIAT is a scientific journal published by the Faculty of Economics and Business, Universitas Islam Riau. The purpose of Jurnal Ekonomi Kiat is to disseminate the results of research, study, and development in the fields of economics and finance, in particular in the fields of accounting, management, capital markets, business law, taxation, information systems, and other fields of economics and finance. The focus and scope of this journal are subjected to the area of economics and finance in particular in the fields of accounting, management, capital markets, business law, taxation, information systems, and other fields of economics and finance. Jurnal Ekonomi KIAT invites papers on a wide range of topics, including the following (but not limited on these topics area) : Accounting Business Management Capital market Business Law Taxation Information System
Articles 153 Documents
Membangun Sinergitas Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Qalbu Bagi Pemimpin Bangsa: Kepemimpinan Profesional Berkemampuan Inteligensi : Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Sri Indrastuti; Amries Rusli Tanjung; Susie Suryani
Jurnal Ekonomi KIAT Vol. 27 No. 1 (2016): Juni 2016
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/kiat.2016.vol26(1).3023

Abstract

Setiap manusia ingin mencapai kesuksesan dalam kehidupan maupun kesuksesan dalam pekerjaan secara professional, apakah sebagai manusia secara individu maupun sebagai pemimpin baik pada level lower manajemen, level middle manajemen maupun pada level yang lebih tinggi yaitu level top manajemen. Pada kepemimpinan bangsa terdapat pemimpin ditingkat pusat terdiri dari Pemerintah Pusat dibawah Presiden, pimpinan badan legislative MPR RI, DPR RI, DPD dan anggotanya, pimpinan yudikatif. Begitu pula didaerah gubernur, bupati, walikota, dan DPRD. Kesemuanya itu dihasilkan dalam suatu poses pemilihan umum dan pilkada. Pada pemilihan umum dan pilkada rakyat Indonesia memilih pemimpin untuk bangsa ini yang professional supaya dapat membawa negara dan bangsa untuk maju. Para ahli berpendapat bahwa untuk mencapai kesuksesan tidak lepas dari tingkat intelegensi atau kecerdasan seseorang yang akan dipilih untuk jadi pemimpin. Every human being wants to achieve success in life and success in work professionally, whether as an individual human being or as a leader at the lower management level, middle management level, or at a higher level, namely the top management level. In the leadership of the nation, there are leaders at the central level consisting of the Central Government under the President, the leadership of the legislative body of the MPR RI, DPR RI, DPD, and their members, the judiciary leadership. Likewise in the area of governors, regents, mayors, and DPRD. All of this is produced in a process of the general election and local election. In general elections and local elections, the Indonesian people choose leaders for this nation who are professionals in order to bring the country and nation forward. Experts argue that achieving success cannot be separated from the level of intelligence or intelligence of a person who will be chosen to be a leader.
Analisis Kelompok Referensi dan Nilai Partai Politik Terhadap Brand Personality Dan Citra Kandidat Serta Dampaknya Terhadap Keputusan Masyarakat Dalam Memilih Kepala Daerah Syahdanur
Jurnal Ekonomi KIAT Vol. 27 No. 1 (2016): Juni 2016
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/kiat.2016.vol26(1).3024

Abstract

Negara Republik Indonesia menganut sistem Presidensil dan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah menggunakan asas desentralisasi dan tugas pembantuan. Kedudukan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah memegang peran penting dalam menentukan suatu keputusan publik. Agar keputusan publik di dukung oleh masyarakat dan berpihak kepada kepentingan publik maka: 1) Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah harus dipilih secara langsung oleh rakyat, sehingga Kepala Daerah terpilih memiliki dukungan yang luas dari rakyat, 2) Perumusan kebijakan publik disusun secara partisipatif dan transparan, 3) Memiliki akuntabilitas publik yang jelas, 4) Adanya pengawasan dari masyarakat dan lembaga perwakilan rakyat. Era otonomi daerah pengembangan demokrasi dan partisipasi publik daerah, merupakan konsekuensi yang tidak dapat dihindari. Diharapkan demokrasi di tingkat lokal, mampu menjadi pintu masuk bagi kemajuan daerah, karena dengan adanya pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung legitimasi politik Kepala Daerah besar, walaupun demikian tidak berarti Kepala Daerah dapat mengeluarkan kebijakan dan bertindak semaunya.Proses demokrasi di daerah juga diharapkan akan memunculkan partisipasi politik masyarakat lokal yang tinggi dan kritis, juga diharapkan akan muncul civil society yang kuat di daerah. Oleh karena itu, demokrasi yang berjalan dengan baik maka prinsip chek and balance akan otomatis terjadi. Perlu dilakukan dan dijaga oleh semua kompenen di daerah kaitannya dengan demokrasi ini berupa ekses-ekses yang tidak diinginkan. Terjadinya ekses-ekses tersebut bukan demokrasinya yang salah tetapi pada perilaku demokrasi. Oleh karena itu agar proses demokrasi berjalan dengan baik diharapkan penyelenggara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tetap selalu berpegang pada peraturan perundang-undangan dan memberlakukan pasangan calon secara adil dan setara. The Republic of Indonesia adheres to a presidential system and in the administration of regional government uses the principles of decentralization and co-administration. The position of the Regional Head and Deputy Regional Head plays an important role in determining a public decision. In order for public decisions to be supported by the community and in favor of the public interest, then: 1) Regional Heads and Deputy Regional Heads must be directly elected by the people so that the elected Regional Head has broad support from the people, 2) Public policy formulation is prepared in a participatory and transparent manner, 3) Have clear public accountability, 4) There is supervision from the community and people's representative institutions. The era of regional autonomy, the development of democracy, and local public participation, is an unavoidable consequence. It is hoped that democracy at the local level will be able to become an entry point for regional progress, because with the direct election of Regional Heads and Deputy Regional Heads the political legitimacy of Regional Heads is great, although this does not mean that Regional Heads can issue policies and act as they please. It is hoped that it will lead to high and critical local community political participation, and it is also hoped that a strong civil society will emerge in the region. Therefore, if democracy is running well, the principle of check and balance will automatically occur. It needs to be carried out and maintained by all components in the region in relation to democracy in the form of unwanted excesses. The occurrence of these excesses is not the fault of democracy but the behavior of democracy. Therefore, in order for the democratic process to run well, it is hoped that the organizers of the Regional Head Election (Pilkada) will always adhere to the laws and regulations and treat pairs of candidates fairly and equally.
Pengaruh Komitmen Organisasi dan Ketidakamanan Pekerjaan (Job Insecurity) Terhadap Intensi Turnover Tenaga Pengajar Di Sekolah ABC Pekanbaru Raden Rudi Alhempi
Jurnal Ekonomi KIAT Vol. 26 No. 2 (2015): Desember 2015
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/kiat.2015.vol25(2).3025

Abstract

Dalam dunia kerja termasuk pendidikan, komitmen seseorang terhadap organisasi/perusahaan seringkali menjadi isu yang sangat penting. Aspek selanjutnya adalah kepercayaan pada manajemen, selain faktor komitmen, faktor lain peningkatan job insecurity yang dialami karyawan cenderung mengarah pada peningkatan turnover intention. ABC School Pekanbaru memiliki masalah produktivitas kegiatan yang tidak dapat dipisahkan. Hal ini terlihat dari tingginya tingkat pergantian dosen dari tahun ke tahun, berkisar antara 50-60% pertahun. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis sejauh mana pengaruh komitmen organisasi dan job insecurity terhadap turnover intention dosen. Populasi penelitian berjumlah 33 orang dan pengambilan sampel dilakukan dengan cara sensus. Data dari penelitian ini adalah data primer dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. Pengujian hipotesis adalah dengan uji F dan uji t. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa komitmen organisasional dan job insecurity berpengaruh terhadap turnover intention dosen di Sekolah ABC Pekanbaru. Komitmen organisasi berpengaruh negatif terhadap turnover intention. Pengaruh terbesar seorang anggota fakultas memutuskan untuk keluar lebih dipengaruhi oleh komitmen organisasi dan hanya kemudian karena perasaan tidak aman atas status pekerjaannya. In the world of work including education, one's commitment to the organization/company is often a very important issue. The next aspect is the confidence in management, in addition to the commitment factor, other factors increasing job insecurity experienced by employees tend to lead to increased turnover intention. ABC School Pekanbaru has productivity problems inseparable activities. It is seen from the high level of faculty turnover is from year to year, ranging between 50-60% annually. The research objective was to analyze the extent to which the influence of organizational commitment and job insecurity on the faculty turnover intentions. The study population numbered 33 people and sampling conducted by the census. The data from this study are primary data using questionnaires as research instruments. Techniques analysis used in this research is a descriptive statistic and inferential statistic analysis. Hypothesis testing is to test the F and t-test. The results of this study concluded that organizational commitment and job insecurity affect faculty turnover intentions in ABC School Pekanbaru. Organizational commitment negatively affects turnover intention. The biggest influence of a faculty member decides to intend out more influenced by organizational commitment and only then because of feelings of insecurity over his job status.
Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap Kreatifitas Manajer Dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening Aura Pratadina; Ria Nelly Sari; Al Azhar L
Jurnal Ekonomi KIAT Vol. 26 No. 2 (2015): Desember 2015
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/kiat.2015.vol25(2).3026

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh sistem pengendalian manajemen terhadap kreativitas manajer, (2) pengaruh teori motivasi penentuan nasib sendiri terhadap hubungan antara sistem pengendalian manajemen dan kreativitas manajer. Subyek penelitian ini adalah seluruh pengelola di 48 (empat puluh delapan) perusahaan Hutan Tanaman Industri di Riau. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 144 responden, namun hanya 66 responden yang mengisi kuesioner. Analisis dilakukan dengan menggunakan program Partial Least Square (PLS) versi 3.2.1 Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pengendalian manajemen dan self-determination theory motivasi berpengaruh signifikan terhadap kreativitas manajer. Selanjutnya, data penelitian ini mendukung peran mediasi self-determination theory terhadap hubungan antara sistem pengendalian manajemen dan kreativitas manajer. This study aimed to determine (1) the effect of the management control system on the creativity of managers, (2) the effect of the self-determination theory of motivation on the relationship between the management control system and the creativity of the manager. The subjects of this study are all managers in 48 (forty-eight) Industrial forest companies in Riau. The data was collected by distributing questionnaires to 144 respondents, but only 66 respondents fill out the questionnaires. The analysis was done by using Partial Least Square (PLS) program version 3.2.1 The results show that the system of management control and self-determination theory of motivation has a significant effect on the creativity of managers. Furthermore, The data of this study support the mediating role of the self-determination theory of motivation on the relationship between the management control system and the creativity of managers.
Metoda Pengajaran Akuntansi Di Tingkat Pengantar Menggunakan Persamaan Dasar Akuntansi Berbasis Logika Matematika: (From Rule of Thumb Toward Algebraic Equations Rationality) Emkhad Arif
Jurnal Ekonomi KIAT Vol. 26 No. 2 (2015): Desember 2015
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/kiat.2015.vol25(2).3027

Abstract

Pendahuluan Ilmu akuntansi bukanlah sebuah dogma, doktrin apalagi ilmu magic. Angka-angka di laporan keuangan bukanlah sebuah angka yang turun dari langit dan sulit untuk dinalar dan logikakan. Akuntansi juga bukanlah sebuah pelajaran cerdas-tangkas, dihafal dan kemudian dilupakan. Untuk bisa memahami akuntansi tanpa ada resistensi dari pembelajar akuntansi (accounting scholarship) dan nonakuntansi, maka pembelajaran akuntansi harus diberikan ruang untuk bebas berfikir, kritis, bernalar dan mengaplikasikan pengetahuan dalam berbagai konteks keuangan. Maka yang dibutuhkan untuk menimbulkan sikap tersebut adalah pola pembelajaran dengan menggunakan contructive view of learning, luaranya pada penekanan makna dan pemahaman, yang pada akhirnya mengendalikan pengetahuan yang didapatkan secara terstruktur untuk dapat menyelesaikan praktekpraktek akuntansi yang berkembang secara kontekstual. Selama ini konsep pembelajaran akuntansi di Indonesia lebih cenderung mengarah pada konsep pembelajaran reproductive view of learning (Byrne and Flood, 2004). Hal ini dikarenakan kuatnya hegemoni dunia barat dalam menanamkan dogmanya kepada pembelajar di dunia timur khususnya di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dengan pemakaian standar yang digunakan di negara barat juga digunakan di negeri ini tanpa adanya proses penalaran dan daya kritis terhadap standar tersebut. Introduction Accounting science is not a dogma, a doctrine let alone magic. The numbers in the financial statements are not numbers that fell from the sky and are difficult to reason and logic. Accounting is also not an agile lesson, memorized and then forgotten. To be able to understand accounting without resistance from accounting and non-accounting students, accounting learning must be given space to think freely, critically, reason, and apply knowledge in various financial contexts. So what is needed to create this attitude is a pattern of learning using a constructive view of learning, the output of which is to emphasize meaning and understanding, which in turn controls the knowledge gained in a structured manner to be able to complete accounting practices that develop contextually. So far, the concept of accounting learning in Indonesia more likely to lead to the concept of reproductive view of learning (Byrne and Flood, 2004). This is due to the strong hegemony of the western world in instilling its dogma to learners in the eastern world, especially in Indonesia. This can be seen with the use of standards used in western countries are also used in this country without any reasoning process and critical power to these standards.
Dinamika Ketatanegaraan dan Konstitusi Indonesia Ramzi Durin
Jurnal Ekonomi KIAT Vol. 26 No. 2 (2015): Desember 2015
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/kiat.2015.vol25(2).3028

Abstract

Dalam mengembangkan struktur ketatanegaraan dan peraturan perundang-undangan (konstitusi) di Indonesia, maka sistem ketatanegaraan Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Dinamika ketatanegaraan di Indonesia mengalami banyak perbaikan / reformasi guna menyesuaikan dan menjawab kebutuhan sekaligus dalam rangka memperbaiki sistem ketatanegaraan agar dapat berjalan efektif dan efisien guna memberikan keadilan bagi masyarakat. Konstitusi yang tertulis dimiliki oleh hampir sebagian besar negara modern dan konstitusi ada di seluruh negara yang demokratis. Konstitusi menjadi dasar negara karena itu konstitusi memuat visi dan tujuan bernegara serta juga mengemukakan prinsip dan aturan dasar yang mengatur tata kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Pengaturan berbagai prinsip yang sangat mendasar di dalam suatu konstitusi seyogianya bersifat durabel (permanen) karena dapat menjangkau kebutuhan masa datang yang jauh di depan serta juga harus senantiasa kontekstual dan kompatibel dengan kebutuhan dan dinamika perkembangan yang terjadi di dalam negara dimaksud. Pada titik inilah, perubahan atau reformasi suatu konsitusi menjadi suatu kebutuhan dan hal yang tidak dapat dielakkan.
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan Tinjauan dari Perspektif Ekonomi Syariah Boy Syamsul Bakhri
Jurnal Ekonomi KIAT Vol. 26 No. 2 (2015): Desember 2015
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/kiat.2015.vol25(2).3029

Abstract

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan mengubah ASEAN menjadi kawasan dengan pergerakan bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan arus modal yang bebas. Masyarakat Ekonomi ASEAN akan menjadi kekuatan pendorong integrasi ekonomi di negara-negara ASEAN, dan antara negara-negara ASEAN dan seluruh dunia. Banyak yang percaya integrasi ekonomi akan mewujudkan kerangka ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi, untuk meningkatkan daya saing ekonomi nasional dan kawasan, untuk mendukung pembangunan ekonomi yang lebih merata, dan sebagai batu loncatan menuju integrasi penuh ke dalam ekonomi global. Komitmen implementasi blueprint AEC oleh negara-negara anggota ASEAN dan para pemangku kepentingan ekonomi syariah akan menjadi peran penting untuk mencapai tujuan Visi, Misi, dan Target ASEAN. The ASEAN Economic Community (AEC) will transform ASEAN into a region with free movement of goods, services, investment, skilled labor, and free flow of capital. ASEAN Economic Community will be the driving force of economic integration within ASEAN countries, and between ASEAN countries and the rest of the world. Many believe the economic integration will realize the ASEAN framework as a single market and production base, to increase competitive economic national and region, to support more equitable economic development, and as a stepping stone toward full integration into the global economy. Commitments of the implementation of AEC Blueprint by ASEAN member countries and the sharia economic stakeholders will be a crucial role to achieve the objective of the ASEAN Vision, Mission, and Targets.
Tantangan dan Peluang Perbankan Syariah dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 Hamdi Agustin; Armis
Jurnal Ekonomi KIAT Vol. 26 No. 2 (2015): Desember 2015
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/kiat.2015.vol25(2).3030

Abstract

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui peluang dan tantangan perbankan syariah di Indonesia dalam persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015. Peluang dan tantangan perbankan syariah di ASEAN dapat diselesaikan dengan kerjasama dan bersatu tidak menjadi pesaing di antara perbankan syariah. perbankan syariah dengan upaya keras Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Mengingat peluang yang sangat besar untuk mengembangkan perbankan syariah Indonesia dan juga untuk menghadapi tantangan penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), perbankan syariah Indonesia harus mampu menjadi fasilitator perbankan syariah di ASEAN dapat bekerja sama dan bersatu dalam menjalankan berbagai strategi pembangunan. The purpose of this paper is to investigate the opportunities and challenges of Islamic banking in Indonesia in the competition ASEAN Economic Community (AEC) by 2015. The opportunities and challenges of Islamic banking in ASEAN can be solved by cooperation and united not become competitors among Islamic banks with the hard efforts of the Islamic banking Indonesia in the ASEAN Economic Community (AEC). Given the enormous opportunities for developing Islamic banking in Indonesia and also to face the challenges for the implementation of the ASEAN Economic Community (AEC), the Indonesian Islamic banking should be able to be facilitators of Islamic banking in ASEAN can work together and unite in carrying out various development strategies.
Selling Skill; Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam dalam Menjual Syahdanur
Jurnal Ekonomi KIAT Vol. 26 No. 2 (2015): Desember 2015
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/kiat.2015.vol25(2).3031

Abstract

Kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wa Sallam merupakan peristiwa yang tiada bandingnya dalam sejarah umat manusia, karena kehadirannya telah membuka zaman baru dalam pembangunan peradaban dunia bahkan alam semesta (rahmatul-lil’alamin QS 21:107) Beliau adalah utusan Allah Subhana Wa Taala yang terakhir sebagai pembawa kebaikan dan kemaslahatan bagi seluruh umat manusia. Michael H. Hart ( 2003 ) dalam bukunya, menempatkan beliau sebagai orang nomor satu dalam daftar seratus orang yang memiliki pengaruh yang sangat besar dalam sejarah. Kata Hart, “Muhammad Shallallahu alaihi Wa Sallam terpilih untuk menempati posisi pertama dalam urutan seratus tokoh dunia yang paling berpengaruh, karena beliau merupakan satu-satunya manusia yang memiliki kesuksesan yang paling hebat di dalam kedua bidang-bidang sekaligus : agama dan bidang duniawi”. Kesuksesan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wa Sallam telah banyak dibahas para ahli sejarah, baik sejarawan Islam maupun sejarawan Barat. Salah satu sisi kesuksesan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wa Sallam adalah kiprahnya sebagai seorang pedagang (wirausahawan) lwbih kurang 25 tahun (usia 12 – 37) dan masa kenabian lebih kurang 23 tahun (usia 40 – 63). Untuk itu kita perlu merekonstruksi sisi tijarah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wa Sallam, khususnya Selling skill, yaitu bagaimana Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wa Sallam dalam menjual. Ilmu dan seni seperti apa yang beliau terapkan sehingga mencapai sukses spektakuler di zamannya. The birth of the Prophet Muhammad sallallaahu alayhi wa sallam is an incomparable event in the history of mankind because his presence has opened a new era in the development of world civilization and even the universe (rahmatul-lil'alamin QS 21:107) He is the last messenger of Allah Subhana Wa Ta'ala. as a carrier of goodness and benefit for all mankind. Michael H. Hart (2003) in his book, places him as number one on a list of the hundred people who have had the greatest influence in history. Hart said, "Muhammad sallallaahu 'alaihi wa sallam was chosen to occupy the first position in the order of one hundred most influential world figures because he is the only human being who has the greatest success in both fields at once: religion and worldly fields". The success of the Prophet Muhammad sallallaahu 'alaihi Wa Sallam has been widely discussed by historians, both Islamic historians and Western historians. One side of the success of the Prophet Muhammad sallallaahu alayhi wa sallam is his work as a trader (entrepreneur) for more than 25 years (age 12-37) and a prophetic period of approximately 23 years (age 40-63). For that we need to reconstruct the side of the tijarah of the Prophet Muhammad sallallaahu 'alaihi wa sallam, especially selling skills, namely how the Prophet Muhammad sallallaahu 'alaihi wa sallam in selling. What kind of science and art did he apply to achieve spectacular success in his time.
Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kualitas Laba dengan Manajemen Laba Sebagai Variabel Intervening: Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2012 Rona Naula Oktaviani; Emrinaldi Nur; Vince Ratnawati
Jurnal Ekonomi KIAT Vol. 26 No. 2 (2015): Desember 2015
Publisher : UIR Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/kiat.2015.vol25(2).3032

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris bagaimana pengaruh antara good corporate governance, kualitas laba dan manajemen laba, serta untuk mengetahui apakah good corporate governance berpengaruh terhadap kualitas laba melalui manajemen laba sebagai variabel intervening. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data keuangan yang diperoleh dari laporan keuangan masing-masing perusahaan sampel dan dari buku ICMD (Indonesian Capital Market Directory). Metode analisisnya adalah path analysis (analisis jalur) dengan menggunakan regresiberganda dengan bantuan SPSS versi 21. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009- 2012, dengan jumlah sampel sebanyak 64 perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa variabel kepemilikan institusional, dewan komisaris dan komite audit berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba, sedangkan kepemilikan manajerial dan dewan direksi tidak berpengaruh signifikan tehadap manajemen laba. Variabel good corporate governance terhadap kualitas laba (kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit) hasilnya berpengaruh signifikan. Manajemen lababerpengaruh signifikan terhadap kualitas laba.Hubungan variabel good corporate governancedalam hal ini hanya kepemilikan institusional, dewan komisaris dan komite audit yang berpengaruh signifikan terhadap kualitas laba melalui manajemen laba sebagai variabel intervening, sedangkan kepemilikan manajerial dan dewan direksi tidak berpengaruh signifikan.

Page 8 of 16 | Total Record : 153