cover
Contact Name
Maria Yulita C. Age
Contact Email
jurnalatmareksa@yahoo.com
Phone
+6281236374177
Journal Mail Official
cagemariayulita@gmail.com
Editorial Address
Jl. Gatot Subroto, Km.3, Kel. Mautapaga, Kec. Ende Timur, Kab. Ende, NTT, 86317
Location
Kab. ende,
Nusa tenggara timur
INDONESIA
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kataketik
ISSN : 25277421     EISSN : 27979830     DOI : https://doi.org/10.53949/ar.v5i2
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik. Jurnal Keagamaan Katolik, baik pendidikan keagamaan katolik, pastoral dan kateketik. Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik, telah ada sejak tahun 2016 dan diasuh oleh Dosen-dosen Stipar Ende
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 92 Documents
GAUDETE ET EXSULTATE: PANGGILAN KEPADA KEKUDUSAN Yohanes Donbosko Bhodo
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 4, No 1 (2019): KESUCIAN DALAM PERSPEKTIF IMAN KATOLIK
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v4i1.68

Abstract

Para Bapa Konsili dalam Lumen Gentium menegaskan bahwa semua orang Kristen dipanggil untuk mencapai kepenuhan hidup dan kesempurnaan cinta kasih (LG 40). Kepenuhan hidup yang dimaksud adalah kekudusan. Kudus berarti menyatu penuh dengan Allah yang Mahakudus. Untuk mencapai kesatuan penuh dengan Allah yang Mahakudus, menuntut usaha dan perjuangan yang terus-menerus, karena kekudusan tidak bersifat statis, melainkan dinamis. Mendalami secara khusus dokumen Gereja yakni surat apostolik Paus Fransiskus, "Gaudete et Exsultate" serta beberapa ensiklopedi terkait kekudusan, ditemukan beberapa inti sari pembahasan. Kudus adalah term yang sangat sering muncul dalam Kitab Suci dan selalu diidentikkan dengan Allah sebagai satu-satunya pribadi yang kudus. Walaupun demikian, dalam dokumen yang terdiri atas lima bab tersebut Bapa Suci menegaskan bahwa kekudusan adalah hasil kerja sama antara manusia yang lemah dengan Allah pemberi rahmat. Oleh karena itu, manusia tidak perlu ragu-ragu dalam perjuangan untuk mencapai kekudusan. Sri Paus menawarkan agar setiap orang berjuang mencapai kekudusan ‘kelas menengah’ yaitu melalui jalan sederhana. Tidak perlu meniru kekudusan orang lain, kita harus punya cara sendiri menuju kekudusan. Kekudusan adalah suatu sikap hati yang menempatkan manusia ke dalam tangan Tuhan, kecil dan rendah hati - sadar akan keterbatasan dan selalu mau mengandalkan Tuhan yang sempurna.
Pendidikan Karakter Berbasis Keluarga Theodorus Uheng Koban Uer
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 2, No 1 (2017): DARI PENDIDIKAN KARAKTER MENUJU REVOLUSI MENTAL
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v2i1.14

Abstract

Dalam Dokumen Gaudium et Spes dinyatakan: “Keluarga merupakan suatu sekolah untuk memperkaya kemanusiaan. Supaya mampu memiliki kepenuhan hidup dan melaksanakan misinya, diperlukan komunikasi hati penuh kebaikan, kesepakatan suami-istri, dan kerja sama yang tekun dalam pendidikan anak”. Dan sebagai Gereja Domestik atau Gereja Rumah Tangga, bapak ibu dan anak-anak diharapkan mampu membangun keluarganya dengan bantuan kasih Karunia Allah. Akan tetapi ada masalah yang muncul yakni apakah keluarga mampu melaksanakan pendidikan karakter yang bermakna bagi dirinya dan masyarakat sekitarnya dalam kondisi-kondisi moril, sosial, dan ekonomi yang serba tidak menguntungkan sekarang ini. Bagaimana perhatian penuh kasih dari Pemimpin Gereja Lokal dan Gereja Universal terhadap kondisi-kondisi ini? Tujuan penulisan ini untuk mendeskripsikan upaya-upaya Gereja Lokal dan Universal mempersiapkan keluarga-keluarga Kristen menghadapi tantangan tersebut. Metode yang dilakukan adalah membaca berbagai pustaka, mencatat berbagai pernyataan dari dokumen- dokumen Konsili Vatikan II, Pustaka Teologi terutama Teologi Keluarga. Hasil yang diharapkan ialah semoga tulisan ini dapat merangsang, mendorong, dan memotivasi para fungsionaris pastoral agar mampu mengemban tugas yang dipercayakan khususnya Komisi Pastoral Keluarga baik di tingkat Paroki maupun di tingkat keuskupan supaya meningkatkan perhatiannya terhadap pendidikan karakter dalam keluarga. Kiranya keluarga-keluarga semakin berkualitas dalam iman, harap, dan kasih serta ber-rekonsiliasi antarsesama dan terhadap Allah sebagai Pencipta Nafas Kehidupan untuk semuanya
MENDARAS AJARAN KRISTIANITAS KRISTUS DI TENGAH PANDEMI: MENGUNGKAI SEMANGAT MELAYANI Maria Yulita C. Age
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 5, No 1 (2020): Kristianitas di tengah Pandemi
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v5i1.57

Abstract

Mendaras ajaran kristianitas di tengah pandemi dapat dicontohi melalui sikap pelayanan Yesus. Penelitian ini bertujuan agar di tengah pandemi manusia dapat mencontohi Yesus sebagai pelayan dan pengajar. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan situasi ini ajaran kristianitas mengajarkan agar manusia menyimpulkan bagaimana Yesus menginginkan dan memberikan contoh kepada para murid dan rasul awam sebagai pengikut-Nya untuk selalu hidup dalam kerendahan untuk melayani orang lain sebagai pelayan dan pengajar. Untuk menjadi pelayan, seseorang harus belajar dan menumbuhkan sikap rendah hati, walaupun sebagai manusia seseorang tidak akan mungkin sama seperti Yesus tapi sebenarnya siapa pun dapat belajar menjadikan dirinya contoh seperti yang Yesus lakukan dalam melayani orang banyak ketika Ia masih hidup. Manusia patutlah menjadikan Yesus sebagai contoh dan panutan hidup dalam hal melayani, semangat melayani yang diajarkan Kristus patutlah diejawartakan dalam kehidupan sehari-hari.
MENIKAH KARENA PAKSAAN DAN KETAKUTAN: SAHKAH? Yohanes Fransiskus Siku Jata, Lic., Mat Fam
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 1, No 2 (2016): BERKATEKESE DALAM KONTEKS
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v1i2.5

Abstract

Melalui artikel ini, penulis bermaksud memperkenalkan secara singkat perkawinan yang terjadi karena paksaan dan ketakutan (menurut norma kanon 1103 Kitab Hukum Kanonik 1983), yang menyebabkan perkawinan itu dinyatakan sejak awal tidak pernah terjadi atau tidak ada. Hal ini berangkat dari kenyataan bahwa ada banyak kasus perkawinan yang naik ke meja pengadilan Tribunal keuskupan yang harus dianulasi dan selanjutnya diratifikasi karena paksaan dan ketakutan. Pasangan suami isteri melangsungkan perkawinan, bukan atas dasar kehendak bebas atau karena kebebasan pribadi mereka, melainkan karena didesak, diancam dan dipaksa. Mereka menikah di bawah rasa takut karena paksaan dan ancaman. Secara konkret tulisan ini hendak menjawab pertanyaan pokok: menikah karena paksaan dan ketakutan: Sahkah?
PERAN IMAM DAN AWAM DALAM MENINGKATKAN RELASI ANTAR IMAN Yosep Aurelius Woi Bule
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 2, No 2 (2017): KERJA SAMA IMAM DAN AWAM DALAM MEMBANGUN TATA DUNIA
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v2i2.47

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengkaji peran imam dan awam dalam membangun relasi antar iman. Penulis beralasan bahwa dinamika keberagamaan di tengah masyarakat lintas iman dewasa ini sudah menjadi sangat kompleks dan multi dimensi. Karena itu, peran tokoh agama dalam diri imam dan kaum awam sangat diperlukan untuk menggerakan dan merancang model relasi antar iman. Dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan, studi ini kemudian menguraikan dasar-dasar teologis tentang sinergisitas imam dan awam beserta pandangan Gereja Katolik terhadap agama-agama lain. Dengan dasar teologis tersebut, penulis sampai pada anjuran untuk mere-design peran imam dan awam melalui dua model peran yakni: pertama, “membumikan” dialog teologis dan kedua, membentuk komunitas lintas iman. Dua model peran ini menurut penulis sudah menunjukkan keterlibatan imam dan awam yang tepat sasar serta praktis-nyata melalui langkah-langkah konkret yang lebih kontekstual.
MENGENAL DIRI SEBAGAI JALAN MENUJU KESUCIAN Viktoria Koban Lelboy
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 4, No 2 (2019): PASTORAL KONTEKSTUAL
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v4i2.101

Abstract

Artikel ini bertujuan memberikan pemahaman kepada Orang Muda tentang pentingnya mengenal diri. Mengenal diri memampukan manusia muda untuk mengetahui identitas dirinya sendiri yang dengannya bisa menerima dan menghargai diri sendiri secara pantas. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kepustakaan. Penulis membuat kajian terkait tema dengan meneliti sumber-sumber kepustakaan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa agar hidup orang muda menjadi lebih bermakna maka perlu adanya refleksi untuk mengenal diri yakni mengetahui potensi dan kelemahan diri sehingga mampu membangun identitas diri yang nyata melalui penerimaan terhadap diri sendiri yang pada akhirnya menumbuhkan penghargaan terhadap diri sendiri. Melalui pengenalan diri sendiri orang muda akan dihantar kepada pemahaman tentang kesucian. Dengan demikian, melaui proses mengenal dan menghargai diri membuat Orang Muda mampu membangun Kesucian Diri.
DIALOG MENURUT PANDANGAN GEREJA SEBAGAI JALAN MENYUBURKAN PLURALISME Wilfridus F. Beo Dey
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 3, No 2 (2018): FUNDAMENTALISME AGAMA
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v3i2.73

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk menemukan pandangan Gereja Katolik tentang dialog sebagai jalan untuk menghidupkan pluralisme demi mewujudkan persatuan Indonesia dan sekaligus bertujuan untuk menemukan manfaat dialog bagi tumbuh-kembang pluralisme. Gereja Katolik sebagai sebuah institusi sosio-religius berperan dalam mempersatukan Indonesia. Gereja Katolik menjadi sebuah entitas yang mesti tetap dipikirkan sebagai salah satu penopang kontinuitas keindonesiaan. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan; penulis membaca literatur mengenai dialog dalam pandangan Gereja Katolik sembari mendalami bacaan-bacaan mengenai pluralisme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semangat, sikap dan nilai dialog merupakan salah satu jalan untuk menyuburkan pluralisme. Hasil lain yang diperoleh bahwa gereja Katolik mempunyai pandangan yang amat positip tentang dialog dan dialog dinilai sebagai satu pandangan Gereja yang amat bermanfaat bagi tumbuh dan perkembangnya pluralisme demi mewujudkan persatuan Indonesia.  
Mewartakan Sabda Allah dalam Konteks Budaya Lokal Petrus Christologus Dogo, Lic
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 1, No 1 (2016): KATEKIS DAN PEWARTAAN
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v1i1.19

Abstract

One problem the Church is facing today is the question on how to meet local culture without putting faith aside. Second Vatican Council isfully aware of the problem and urges the Church to find different ways to set good dialog with local cultures. The term enculturation then becomes the main jargon in the process. All efforts made to communicate with the cultures are meant to help the faithful understand the Gospel messages and then have faith in God proclaimed by Jesus. Every Christian, the follower of Christ, has the same task to continue what Jesus has done, namely to proclaim the Good News to all people wherever the Christian is. Considering the local context will help him or her in carrying out this task effectively. Local culture is one of the many contexts which should not be neglected. As a matter of fact, a good observation and resarch on local culture will certainly help the Church in bringing the Good News more effectively to the people.   
BAHASA: KUNCI SUKSES KOMUNIKASI KATEKIS DI ZAMAN MILENIAL Sabinus Frando R. Soi
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 3, No 1 (2018): PERAN KATEKIS DI TAHUN POLITIK
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v3i1.64

Abstract

Menjadi katekis di zaman milenial memiliki tantangan yang beragam. Pilihan untuk menjadi katekis adalah sebuah panggilan untuk melayani. Seiring dengan itu panggilan menjadi katekis disertai dengan tantangan yang bisa saja menjadi problem tersendiri dalam perwujudannya. Katekis telah ditantang oleh arus modernisasi yang di dalamnya terkandung individualisme, hedonisme, sekularisme bahkan radikalisme yang menuntut katekis selektif dalam bersosialisasi. Dalam rangka sosialisasi dengan masyarakat (baca: umat Allah) itulah katekis membutuhkan bahasa yang merupakan alat komunikasi utama manusia. Apakah bahasa digunakan secara baik dan benar dalam memberikan pengajaran dan pewartaan Kerajaan Allah kepada umat yang adalah fokus dan lokus pelayanan seorang katekis? Tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih rinci tentang penggunaan bahasa oleh katekis, sebagai media pewartaan kerajaan Allah di zaman milenial.
REVOLUSI MENTAL MELALUI NILAI MEMAAFKAN Yohanes Fransiskus Siku Jata
Atma Reksa : Jurnal Pastoral dan Kateketik Vol 2, No 1 (2017): DARI PENDIDIKAN KARAKTER MENUJU REVOLUSI MENTAL
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Atma Reksa Ende, Jalan Gatot Subroto, KM 3. Tlp./Fax (0381) 250012

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53949/ar.v2i1.10

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengangkat sebuah nilai yang perlu dikembangkan dalam pendidikan karakter yakni nilai memaafkan atau mengampuni. Memaafkan dalam konteks yang lebih dalam mesti diusahakan sebagai bagian dari nilai yang ingin dikejar dari revolusi mental. Tetapi memaafkan merupakan nilai yang tidak gampang untuk dikejar. Kesulitan mewujudkan nilai memaafkan karena manusia berada dalam tegangan antara egoisme dan sifat altruistik. Pergumulan teoritis melalui kajian kepustakaan dan fakta sosial tentang praktek memaafkan, memberikan pemahaman bahwa memaafkan merupakan sesuatu yang tidak gampang. Memaafkan menjadi sebuah kebajikan, sebuah nilai yang perlu diperjuangkan terus menerus tanpa mengenal kata berhenti apalagi puas.

Page 5 of 10 | Total Record : 92