cover
Contact Name
Addin Kurnia Putr
Contact Email
addinkurniaputri@gmail.com
Phone
+6285725117255
Journal Mail Official
addinkurniaputri@gmail.com
Editorial Address
Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami No. 36A, Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia 57126
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Journal of Development and Social Change
Core Subject : Humanities, Social,
Jurnal ini memfokuskan pada hasil penelitian, review teori dan metodologi dan juga review buku dalam perspektif keilmuan sosiologi terutama terkait pokok persoalan pembangunan dan perubahan sosial dalam persepektif nasional maupun internasional, Masyarakat, Komunitas, Kelompok Sosial dan Hubungan antar Kelompok Sosial, Interaksi Sosial, Struktur Sosial, Lembaga Sosial, Pemberdayaan Masyarakat, Metode Penelitian Sosial, Sosiologi Keluarga, Sosiologi Politik, Sosiologi Pendidikan, Sosiologi Ekonomi, Sosiologi Hukum, Sosiologi Agama, Sosiologi Budaya, Sosiologi Perkotaan, Sosiologi Pedesaan, Sosiologi Masalah Sosial, Sosiologi Klinik.
Articles 94 Documents
PEMAKNAAN KEKERASAN SIMBOLIK DALAM PELECEHAN SEKSUAL SECARA VERBAL (CATCALLING) Eugenia Prasmadena Tapianauli Rahayu Pitaloka; Addin Kurnia Putri
Journal of Development and Social Change Vol 4, No 1 (2021): Volume 4 no. 1 April 2021
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jodasc.v4i1.52498

Abstract

Abstract: Verbal sexual harassment (catcalling) nevertheless referred to as normalized sexual harassment in Indonesia. Indonesian people have been tending to underestimate catcalling as it does not have an impact that may be visible with undeniable sight. According to Bourdieu, symbolic violence is violence that is carried through subtly, so that catcalling is a form of symbolic violence. The cause of this study at is to discover the significant categorization and the impact of catcalling from numerous value constructed inside every informant withinside form of an arena, habitus, and capital. The topic of this study were divided into two, particularly female informants as victims of catcalling and male informants as perpetrators of catcalling. This research used qualitative research with a phenomenological method and used the theory of symbolic violence by Pierre Bourdieu. Observation, interviews, and additionaly assiting documentation used as data collection techniques while theory triangulation and source triangulation used as the validity of the data in this thesis. The consequences in the study field showed that there were three interpretations of catcalling, particularly catcalling is interpreted as harassment and violence, catcalling is interpreted as harassment, but not violence, and catcalling is interpreted not as harassment and violence, while the impact felt through every informant concerned catcalling has the positive impact felt by men as perpetrators of catcalling did not have any impact on some informants and had a negative impact even to the trauma level experienced by female informants as victims of catcalling.Keyword: catcalling, harassment, phenomenological method, Sebelas Maret University.Abstrak: Pelecehan Seksual secara verbal (catcalling) masih menjadi pelecehan seksual yang dinormalisasi di Indonesia. Masyarakat Indonesia cenderung meremehkan mengenai catcalling karena tidak menimbulkan dampak yang dapat dilihat kasat mata. Menurut Bourdieu, kekerasan simbolik adalah kekerasan yang dilakukan secara halus, sehingga catcalling merupakan salah satu bentuk dari kekerasan simbolik. Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan kategorisasi pemaknaan dan dampak catcalling dari berbagai konstruksi nilai dalam diri setiap informan dalam bentuk arena,habitus dan modal. Subjek penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu informan wanita sebagai korban catcalling dan informan laki-laki sebagai pelaku catcalling. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan menggunakan teori Kekerasan Simbolik dari Pierre Bourdieu. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan juga dokumentasi pendukung. Untuk validitas data yang digunakan adalah validitas data menggunakan triangulasi teori dan triangulasi sumber. Hasil penelitian di lapangan adalah adanya tiga pemaknaan mengenai catcalling, yaitu catcalling dimaknai sebagai pelecehan dan kekerasan, catcalling dimaknai sebagai pelecehan namun bukan kekerasan, dan catcalling dimaknai bukan sebagai pelecehan dan kekerasan, sementara dampak yang dirasakan setiap informan mengenai catcalling adalah dampak positif yang dirasakan informan laki-laki sebagai pelaku catcalling, tidak berdampak apapun bagi beberapa informan dan dampak negatif bahkan sampai pada trauma yang dialami informan wanita sebagai korban catcalling.Kata Kunci: catcalling,kekerasan,fenomenologi,Universitas Sebelas Maret
PELANGGARAN HARAPAN TERKAIT EDUKASI KECANTIKAN DI REALITAS TIKTOK (Studi dengan Pendekatan Dramaturgi pada akun dr. Richard Lee, MARS, AAAM dan dr. Reza Gladys, Dipl. AAAM) Nur Hidayah; Drajat Tri Kartono
Journal of Development and Social Change Vol 4, No 2 (2021): Volume 4 no. 2 Oktober 2021
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jodasc.v4i2.54174

Abstract

AbstrakTiktok merupakan media berinteraksi menggunakan video yang sedang digandrugi masyarakat, khususnya masa pandemi sekarang ini. Salah satu konten yang sedang menarik perhatian adalah edukasi kecantikan. Dalam mengedukasi para pengikutnya, dokter mempresentasikan diri sehingga memiliki harapan tertentu saat berinteraksi. Interaksi dengan harapan semacam ini bisa saja mengalami pelanggaran seperti saat interaksi tatap muka. Sayangnya, belum terdapat penelitian yang membahas terkait adanya pelanggaran harapan pada Tiktok, khususnya konten edukasi kecantikan. Oleh karena itu, penelitian bertujuan untuk mengetahui pelanggaran harapan yang terjadi pada edukasi kecantikan dalam Tiktok yang meliputi presentasi dan harapan aktor, bentuk pelanggaran harapan, serta nilai imbalan atas pelanggaran harapan. Teori yang digunakan adalah Teori Dramaturgi oleh Erving Goffman dan Teori Pelanggaran Harapan milik Judee K. Burgoon. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan dramaturgi. Informan ditentukan melalui teknik purposive sampling. Data penelitian diperoleh melalui dokumentasi akun tiktok @drrichardlee dan @rezagladys. Selain itu terdapat pula dokementasi pendukung pada beberapa sumber. Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulakan dokumentasi yang menyokong data penelitian yang dibutuhkan berupa tangkapan layar dan video. Kemudian validitas data dilakukan dengan teknik trianggulasi sumber, yaitu membandingkan video satu dengan yang lainnya. Serta analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman dengan mengumpulkan data pelanggaran harapan pada edukasi kecantikan di realitas Tiktok melalui catatan, kemudian mereduksi data, mengelompokkannya, dan menyajikan data yang telah diperoleh untuk selanjutnya diverifikasi juga disimpulkan. Kata Kunci : pelanggaran harapan, dramaturgi, edukasi kecantikan, realitas tiktok.
KINERJA DPRD KABUPATEN GROBOGAN PERIODE 2016 DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Analisis Fungsionalisme Struktural “AGIL” Tentang Kinerja DPRD Kabupaten Grobogan Periode 2016 Bidang Legislasi, Anggaran dan Pengawasan dalam Mewujudkan Good Governance) Tanti Dewi Andriani; Sudarsana Sudarsana
Journal of Development and Social Change Vol 1, No 1 (2018): Edisi April 2018
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jodasc.v1i1.20742

Abstract

Abstract :. This research aims to analyze the performance of the DPRD Grobogan in realizing Good Governance. The theory used to analyze problems in this research is the theory of functional structural property of Talcott Parson, where in theory there are four (4) concept, i.e. Adaptation, AGIL,Goal attainment, Integration and Latency. The method used in this research is qualitative method with descriptive qualitative aprroach. In the technique of selection of informants, researchers using a purposive sampling, i.e operates on a key informant.  Data collection techniques used by researchers is to use observation, in-depth interviews, and documentation. In order to test the validity of the data, the testers use the triangulation of the data. Triangulation of the data used in this research is the technique of triangulation of sources. Data analysis techniques used areinteractive analysis techniques. Interactive analysis of engineering consists of a reduction of data, display data, preparation of conclusions and verification. From the results of the study it was found that the performance of the DPRD Grobogan in performing the function of legislation by 2016 rated pretty good, because it is quite productive, resulting in fourteen (14) of regulation regions and among themthere are 2 (two) of Legislative Initiatives regulations. The performance of the DPRD Grobogan in carrying out the functions of the Budget in 2016 are rated good because in accordance with their function. The performance of the DPRD Grobogan in exercising oversight functions in 2016 are rated good due to carry out a lot of supervision even exceeded the planned target.Keyword : DPRD, performance, good governance Abstrak : Penelitian ini bertujuan guna menganalisis kinerja DPRD Kabupaten Grobogan dalam mewujudkan Good Governance.  Teori yang digunakan guna menganalisis permasalahan dalam riset ini ialah teori fungsional structural milik Talcott Parson, dimana dalam teori tersebut terdapat 4 (empat) konsep, yaitu AGIL, Adaptation, Goal attainment, Integration dan Latency. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Dalam teknik pemilihan informan, peneliti menggunakan purposive sampling, yakni menitik beratkan pada informan kunci. Teknik pengumpulan data yang  digunakan oleh peneliti ialah dengan menggunakan observasi, wawancara mendalam, serta dokumentasi. Guna menguji keabsahan data, penguji menggunakan triangulasi data. Triangulasi data yang digunakan pada penelitian ini merupakan teknik triangulasi sumber. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis interaktif. Teknik analisis interaktif ini terdiri dari adanya reduksi data, display data, penyusunan kesimpulan dan verifikasi. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa Kinerja DPRD kabupaten Grobogan dalam melaksanakan fungsi legislasi pada tahun 2016 dinilai cukup bagus, karena cukup produktif, menghasilkan 14 (empat belas) Peraturan Daerah dan diantaranya terdapat 2 (dua) Perda Inisiatif DPRD. Kinerja DPRD kabupaten Grobogan dalam melaksanakan fungsi Anggaran pada tahun 2016 dinilai bagus karena sesuai dengan tupoksinya. Kinerja DPRD kabupaten Grobogan dalam melaksanakan fungsi pengawasan pada tahun 2016 dinilai baik karena melaksanakan banyak pengawasan bahkan melebihi target yang direncanakan.Kata Kunci : Kinerja, DPRD, good governance
KONSTRUKSI SOSIAL DIFABEL (Studi Fenomenologi Konstruksi Sosial Anak Difabel Dalam Keluarga di Yayasan Pembinaan Anak Cacat Surakarta) Nabiela Tiarasari; Sri Hilmi Pujihartati
Journal of Development and Social Change Vol 1, No 2 (2018): Edisi Oktober 2018
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jodasc.v1i2.23106

Abstract

Abstract : This research’s background is how society treatsdifabel (different able people). This treatment of course caused by how they socially construct disability itself. Therefore family is taken to look how they construct children with disability. Family is a small social group that can show most of society values, norms, and rules. Start from social construction that happen in family, this research conducted. Main question of this research is how family with disabled child constructs disability. In this research, social construction from Peter L Berger and Thomas Luckmann is used to analyze how realities construct socially. Qualitative method and phenomenological approach used in this research in order to answer question that given after look at background. By using purposive sampling take some family in YPAC, divided sample in to two categories, first is parents and the second is siblings of disabled children. Observation, interview, and literature study as collecting data method in this research. Result of this research shows that in externalization, they tend to have same result, which is by seeing disabled child in their family. Next step, parent’s and sibling’s objectivation had difference. When parents has objectivation as a sick or abnormal children, sibling’s objectiovation is that disabled child doesn’t really have different from any other child. Last, internalization of parents, show that they give their disable child treatment so that they can be normal or healthy. Meanwhile sibling’s internalization shows that they treat their disable sister or brother as sibling like any other.Keyword : Social construction, disabled child, familyAbstrak : Penelitian ini dilakukan setelah melihat bagaimana perlakuan terhadap difabel sangat ditentukan dari konstruksi sosialnya. Termasuk dalam keluarga sebagai gambaran kecil dari masyarakat. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah : Bagaimana konstruksi sosial difabel dalam keluarga dengan anak difabel.  Riset ini menggunakan teori konstruksi sosial oleh Peter L Berger dan Thomas Luckmann. Dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Sementara teknik pengambilan sample yang digunakan adalah purposive sampling yaitu keluarga dengan anak difabel di Yayasan Pembinaan Anak Cacat Surakarta. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: observasi, wawancara, dan studi pustaka. Adapun keluarga yang dipilih adalah keluarga batih dengan mewawancara anak dan orang tua dalam keluarga dengan anak difabel. Hasil penelitian menjelaskan bahwa dengan adanya anak difabel dalam keluarga merupakan bentuk eksternalisasi tersendiri dalam keluarga. Sementara pada tahap selanjutnya, terdapat perbeda antara orang tua dengan anak. Orang tua memiliki objektivasi bahwa anak sakit atau anak tidak normal. Sementara anak atau saudara dari anak difabel memiliki objektivasi bahwa anak difabel tidak berbeda dari anak kebanyakan. Namun melihat adanya keterbatasan yang dimiliki oleh anak difabel, saudaranya beranggapan bahwa wajar ketika mereka mendapatkan perhatian lebih. Sementara pada tahap internalisasi, ketika orang tua melakukan treatment khusus untuk melatih anak difabelnya agar mandiri, saudara dari anak difabel tidak melakukannya.Kata kunci : Konstruksi sosial, difabel, keluarga
STRATEGI PENGEMBANGAN MUSEUM DAYU SEBAGAI SARANA WISATA EDUKASI Iwan Wahyu Dwitama; Argyo Demartoto
Journal of Development and Social Change Vol 2, No 2 (2019): Volume 2 no. 2 Oktober 2019
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jodasc.v2i2.41668

Abstract

The museum functions as a management of cultural heritage which actually has the same ideology as cultural tourism, namely providing information and services to the public. The museum not only collects material culture and daily social history but also includes collecting human behavior. The museum also functions as an educational tourism choice that has not been done much by the community. The purpose of this study was to find out more about the strategy of developing the Dayu museum as an educational tourism object. This research uses Structural Fungtionalism theory from Talcott Parsons, the method of data collection is done by conducting observations, interviews and documentation. Data validity was done by triangulation techniques, namely data triangulation, source triangulation, methodological triangulation, researcher triangulation, and theory triangulation. The results of the study show that officers from both the museum and the tourism service provide education especially to the surrounding community. Regional mapping is done to find out the potential of the village wilaya. Potential will be developed in a sustainable manner to increase income and advance rural areas. With the establishment of the Dayu museum on an international scale, the tour becomes a world heritage. The perceived impact of the formation of tourism internationally, it will increase the independence of the surrounding community. The use of information media as a means of marketing products is done both traditionally and modernly. Traditionally by texting, officers came to various schools to conduct socialization. Whereas in a modern way it is done by making museum videos conducted by the Karanganyar Regency government.
DINAMIKA PERAN PEREMPUAN DALAM PENGEMBANGAN PARRIWISATA DI DAERAH PESISIR KABUPATEN REMBANG (Studi Deskriptif Obyek Wisata Pantai Karang Jahe Desa Punjulharjo Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang) Rizka Adhe Yuanita; Thomas Aquinas Gutama
Journal of Development and Social Change Vol 3, No 2 (2020): Volume 3 no. 2 Oktober 2020
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jodasc.v3i2.45770

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran perempuan dalam pengembangan pariwisata di daerah pesisir Kabupaten Rembang dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi peran perempuan dalam pengembangan pariwisata di daerah pesisir Kabupaten Rembang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran perempuan dalam pengembangan pariwisata di daerah pesisir Pantai Karang Jahe Desa Punjulharjo Kabupaten Rembang sangat berperan dalam atraksi dan penyediaan fasilitas di kawasan wisata Pantai Karang Jahe. Hal tersebut dibuktikan dari keterlibatan peran perempuan dalam kegiatan pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh pihak-pihak terkait dan menyediaakan fasilitas wisata dengan membuka kegiatan usaha seperti berdagang di kawasan wisata untuk menyediakan kebutuhan-kebutuhan pengunjung. Akan tetapi dalam aksesbilitasi dan tourism organization, peran perempuan dirasa masih kurang karena hanya sedikit yang terlibat. Faktor yang mempengaruhi peran perempuan dalam pengembangan pariwisata Pantai Karang Jahe ini berupa : kurangnya koordinasi, kurangnya pengetahuan dan ketrampilan, masih menganut sistem patriarki dan masih adanya budaya nenek moyang yang dianut.
DAMPAK SOCIAL DISTANCING TERHADAP INTERAKSI SOSIAL MASYARAKAT DI PASAR TRADISIONAL SELAMA PANDEMI COVID-19 (Studi Kasus : Pasar Gede Hardjonagoro Surakarta) Ariska Putri Nurjanah; Argyo Demartoto
Journal of Development and Social Change Vol 4, No 2 (2021): Volume 4 no. 2 Oktober 2021
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jodasc.v4i2.52556

Abstract

virus diseases (covid-19) yang memberikan dampak terhadap seluruh aspek kehidupan baik sosial, ekonomi, budaya, dan masih banyak lagi. Salah satu aspek ekonomi yang terkena dampak pandemi covid-19 adalah pasar. Pasar  Gede  Hardjonagoro  adalah  pasar  terbesar  di  Kota  Surakarta  yang  tidak hanya memiliki fungsi sebagai sarana berlangsungnya aktivitas jual beli,  tetapi  juga  menjadi  salah  satu  destinasi  wisata  Kota  Surakarta. Untuk mencegah penyebaran covid-19 melalui pasar, maka dibentuklah kebijakan social distancing atau jaga jarak sosial di Pasar Gedhe. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui penerapan kebijakan social distancing di Pasar Gedhe dan (2) mengetahui dampak social distancing terhadap interaksi sosial masyarakat yang meliputi superordinasi dan subordinasi, pertukaran, dan konflik di Pasar Gede selama pandemi covid-19. Pendekatan penelitian ini adalah studi kasus dengan metode kualitatif. Teknik pengambilan sampel dengan cara purposive sampling. Sumber data berasal dari Kepala Dinas Pasar Gedhe, penjual dan pembeli di Pasar Gedhe dengan total 6 informan. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini yaitu (1) Pasar Gedhe dalam menerapkan kebijakan social distancing melakukan beberapa hal yaitu penutupan Pasar Gedhe selama sepekan, pengurangan jam operasional, membentuk petugas covid-19, memberikan sanksi bagi pelanggar, dan juga memberikan bantuan kepada penjual dan pembeli di pasar. (2) Dampak yang terjadi di Pasar Gedhe yaitu (a) superordinasi dan subordinasi meliputi Pasar Gedhe menjadi sepi pengunjung, pembeli menjadi tidak leluasa dalam bertransaksi, dan penjual mengalami penurunan pendapatan 50% lebih; (b) Pertukaran yaitu terjadinya perubahan metode dalam melakukan transaksi jual beli; (c) Konflik meliputi munculnya konflik antara dinas pasar (satpam), penjual, dan pembeli di Pasar Gedhe.Kata kunci : Pandemi covid-19, social distancing, interaksi sosial.
NILAI SOSIAL BUDAYA DALAM UPACARA ADAT TETAKEN (Studi Deskriptif Upacara Adat Tetaken di Desa Mantren, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan) Reizya Gesleoda Axiaverona; R.B. Soemanto
Journal of Development and Social Change Vol 1, No 1 (2018): Edisi April 2018
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jodasc.v1i1.20732

Abstract

Abstract: The Indonesian nation has a diverse culture characterized by each region and the values that are believed by the community. Culture is created from everyday activities. The purpose of the research is to know the background, the procession of implementation, and the meaning of the implementation of the traditional ceremony of Tetaken in Mantren Kacamatan Kebonagung Village, Pacitan Regency. This study uses structural functionalism theory, from Talcott Parson. This research is a qualitative research with descriptive study approach. The research informants are Mantren Village people who know and participate in traditional ceremony of Tetaken, that is Head of Mantren Village, Interpreter of Gunung Lima, academic, and society. The sampling technique is purposive sampling. The location of this research is in Mantren Village, Kebonagung District, Pacitan Regency. Technique of data collecting is done by field observation, interview and documentation. Data analysis techniques with Miles and Hubermas model that starts from the data collection stage, data reduction, data presentation to conclusion, and for data validity using data triangulation. Result of research indicate that ceremony of Tetaken is a form of the idea of Mantren Village society which is arise belief about the importance of Kyai Tunggul Wulung so that there arises activities in the form of action and interaction on the implementation of traditional ceremony involving all the society. Tetaken traditional ceremony implies a symbol of guarding the sustainability and local wisdom typical for the people.Keywords: Cultural social values, safeguard symbols, traditional ceremonies of tetakenAbstrak : Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang beragam dengan ciri khas daerah masing-masing dan nilai-nilai yang dipercayai oleh masyarakat. Budaya tercipta dari kegiatan sehari-hari. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui latar belakang, prosesi pelaksanaan, dan pemaknaan dari pelaksanaan upacara adat Tetaken di Desa Mantren Kacamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan. Penelitian ini menggunakan teori fungsionalisme struktural, dari Talcott Parson. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi deskriptif. Informan penelitian adalah masyarakat Desa Mantren yang mengetahui dan ikut dalam upacara adat Tetaken, yaitu Kepala Desa Mantren, Juru Kunci Gunung Lima, akademisi, dan masyarakat. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Lokasi penelitian ini di Desa Mantren, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi lapangan, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan model Miles dan Hubermas yang dimulai dari tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data hingga penarikan kesimpulan, serta untuk validitas data menggunakan triangulasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upacara adat Tetaken merupakan bentuk gagasan masyarakat Desa Mantren yang kemudian timbul kepercayaan mengenai pentingnya dilaksanakan upacara adat Tetaken yang berasal dari cerita Kyai Tunggul Wulung sehingga muncullah aktivitas – aktivitas dalam bentuk tindakan dan interaksi pada pelaksanaan upacara adat yang melibatkan semua masyarakat. Upacara adat Tetaken menyiratkan simbol penjagaan terhadap kelestarian serta kearifan lokal khas bagi masyarakatnya.Kata Kunci : Nilai sosial budaya, simbol penjagaan, upacara adat tetaken
PERUBAHAN KAMPUNG KOTA (Pengaruh Hadirnya Mall Dan Hotel Terhadap Pemukiman Masyarakat Kampung Sekayu Dan Jayenggaten Dalam Perubahan Sosial Di Semarang Abad Ke 21) Muhamad Soni Gunawan; Akhmad Ramdhon
Journal of Development and Social Change Vol 2, No 2 (2019): Volume 2 no. 2 Oktober 2019
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jodasc.v2i2.41663

Abstract

This study is qualitative research using a phenomenological approach in which the researcher tries to understand the meaning of the events of change in Kampung Sekayu and Jeyenggaten and their links to the social conditions of society. Data collection in this research uses document examination, in-depth interviews, Focused Group Discussion (FGD), directed discussion, and observation. The data obtained were then analyzed using the Interactive Model Analysis technique.Kampung Sekayu and Jeyenggaten began to disappear along with the presence of malls and hotels in the region. Conflict experienced by Sekayu with Mall Paragon in city development solely leaves the Sekayu urban village office only. Changes occurred in RT 1 with a total of around 33 houses being dismissed. The surrounding area turned into a land for selling residents, which also affected the road constriction. Citizens' houses also have diverse functions, no longer a place to live but become rental or boarding houses and laundry businesses. Moreover, Kampung Jayenggaten's existence has engulfed by the magnificent Gumaya Tower in 2005. From 30 buildings leaving only 1 building left. Glance no more usual lives of Jayenggaten residents. The impact to this day has been held by residents of the next village who suffers from increasingly limmited water supply due to the construction of the hotel.Local regulations determine that the area is no longer allowed as a residential area, but as an office and business area also took part in the loss of the Kampung Sekayu and Jeyenggaten. Semarang City Landscape Planning which prioritized economic interests also forced the indigenous resident to leave and move to the outskirts area and form a new identity.
STRATEGI MEMPERTAHANKAN KEUTUHAN KELUARGA SOPIR TRUK BERBASIS MODAL SOSIAL DI SURAKARTA Debby Angga Kumara; Sri Hilmi Pujihartati
Journal of Development and Social Change Vol 3, No 1 (2020): Volume 3 no. 1 April 2020
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jodasc.v3i1.41680

Abstract

The objective of research was to find out the strategy taken by truck driver family to maintain its family intactness and to find out the factors that can result in family intactness among truck drivers. This research employed Robert D. Putnam and Michael Woolcock’s Social Capital. This qualitative research with phenomenological approach was conducted in Surakarta. The sampling technique employed was purposive sampling one. The informant of research consisted of 4 families including 4 truck drivers, 4 drivers’ wives, 3 drivers’ children, and 1 member of surrounding society. Data was collected through observation, interview, and documentation. To validate the data, source triangulation was used.  Technique of analyzing data used was an interactive model of analysis from Miles and Huberman. The result of research showed that the strategy of maintaining the intactness of truck driver’s family was taken by all family members including fathers, mothers, and children. The strategy of maintaining family intactness using Putnam’s social capital was understandable. Trust could be seen from openness, honesty, and trust concerning family’s income or expense and many problems. Network could be seen from low education, work system with company, inherited truck driving skill, no talent and competency in other type of job. Norm could be seen from appreciating each other’s right and obligation and livelihood for family members. Meanwhile, the strategy of maintaining family intactness using Woolcock’s social capital was understandable including bonding as indicated with honesty, openness, trust, and smooth communication, intensity of meeting time between truck drivers and families, and individual families’ way of solving problems. Bridging could be seen from individual families with rule/norm developed, obeyed, and implemented to organize their families. Linking could be seen from the work system with distributor company, between truck drivers with their own truck and those working with distributor company using either provision or wholesale system.      

Page 4 of 10 | Total Record : 94