cover
Contact Name
Wan Ridwan husen
Contact Email
jurnalmagelaran@gmail.com
Phone
+6289644238845
Journal Mail Official
jurnalmagelaran@gmail.com
Editorial Address
Jl. Tamansari Km. 2,5 Mulyasari, Tamansari Kota Tasikmalaya
Location
Kota tasikmalaya,
Jawa barat
INDONESIA
Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni
ISSN : -     EISSN : 26208598     DOI : https://doi.org/10.35568/
Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni adalah jurnal Nasional yang diterbitkan dua kali dalam setahun pada bulan Juni dan Desember dengan (E-ISSN 2620-8598). Jurnal ini menerbitkan artikel ilmiah tentang : 1. Pendidikan seni 2. Seni Drama 3. Seni Musik 4. Seni Tari 5. Seni Rupa 6. Media Pembelajaran Seni 7. Seni Budaya 8. Sejarah Seni 9. Antropologi Seni Artikel dapat ditulis dalam bahasa Inggris, atau bahasa Indonesia.
Articles 68 Documents
SENI TEREBANG GEBES GRUP CANDRALIJAYA DI KAMPUNG CIRANGKONG DESA CIKEUSAL KECAMATAN TANJUNGJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA Asti Tri Lestari
Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni Vol. 1 No. 2 (2018): Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni Vol. 1, No. 2, Desember 2018
Publisher : Prodi Pendidikan Sendratasik FKIP UMTAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.22 KB) | DOI: 10.35568/magelaran.v1i2.466

Abstract

This research is intended to find out the development of art in the gebes in Cirangkong Village, Cikeusal Village, Tanjung Jaya District, Tasikmalaya Regency. This has become important regarding the art of gebes which is a product of local communities whose existence is now increasingly marginalized by the invasion of foreign cultures as a result of globalization. The research method used is descriptive method with a qualitative approach. Based on the data collected successfully, it is illustrated that the art of gebes felling has a function as a ritual in the celebration of harvest for the supporting community. A new phenomenon that is as entertainment in enlivening various national events. Another symptom of the emergence of art groups was broken down in schools played by school students. The structure of the performance of the art is broken down in the event of the purpose of overtime, which starts from the preparation, implementation, and closing.
KEBUDAYAAN MASYARAKAT KAMPUNG NAGA KABUPATEN TASIKMALAYA Nia Nursalis; Maulina Sofwan; Reka Mustika; Aini Loita; Ali Nurdin
Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni Vol. 1 No. 2 (2018): Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni Vol. 1, No. 2, Desember 2018
Publisher : Prodi Pendidikan Sendratasik FKIP UMTAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.694 KB) | DOI: 10.35568/magelaran.v1i2.467

Abstract

This article describes the results of a qualitative descriptive study of the culture of Kampung Naga community. Kampung Naga is a traditional village located in Neglasari Village, Salawu District, Tasikmalaya Regency, West Java. The people still hold strong the traditions inherited from their ancestors where they live in an order that is encompassed by an atmosphere of modesty and a sticky environment of traditional wisdom. Kampung Naga's community culture is very diverse starting from the equipment system and all the activities they do all depend on nature and are still very traditional. Most people work as farmers. There are two government institutions in Naga village, namely formal institutions and traditional institutions. The Kampung Naga community has a variety of arts to traditional ceremonies. Among other things, art is scattered, angklung bareung, beluk, and rengkong. There are three arts pairs in Kampung Naga including Terebang Gembrung, Terebang Sejat and Angklung Bareung. While traditional ceremonies are often carried out, namely the solitary ceremony, the purpose of gratitude and traditional marriage. Although the community still adheres to the ancestral traditions of their ancestral knowledge system, they are not left behind. Although almost all people embrace Islam, but in living ancestral customs, the people of Kampung Naga are very obedient and steadfast in carrying out every customary ritual that is considered taboo if not done. They assume that if they do not undergo traditional rituals inherited from their ancestors, it is feared that they will bring harm.
TRANSFORMASI PERAN RONGGENG AMEN DI DESA BATULAWANG KOTA BANJAR herlina19 lisgiyanti; Asti Tri Lestari
Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni Vol. 2 No. 1 (2019): Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni Vol.2, No. 1, Juni 2019
Publisher : Prodi Pendidikan Sendratasik FKIP UMTAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.26 KB) | DOI: 10.35568/magelaran.v2i1.848

Abstract

Penelitian ini berjudul “Transformasi Peranan Ronggeng Amen di Desa Batulawang Kota Banjar”. Kesenian Ronggeng amen adalah kesenian yang tumbuh dan berkembang di Batulawang, yang merupakan perkembangan dari Ronggeng Gunung. Ronggeng Amen pernah di pertunjukan pada Upacara Ngaruat sampai saat ini ke Upacara Ngabungbang setiap tanggal 1 0ktober dan biasanya bertepatan dengan malam bulan purnama, kesenian ini rutin di gelar pada setiap tahunnya, karena dari itu peneliti membatasi permasalahan pada penelitian ini melalui beberapa rumusan masalah yakni meliputi: (1) mengapa upacara Ngaruat mengalami perubahan menjadi upacara Ngabungbang,(2) Bagaimana Transformasi fungsi peran Ronggeng Amen dari upacara Ngaruat ke upacara Ngabungbang. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan perubahan upacara Ngaruat ke upacara Ngabungbang (2) mendeskripsikan trasnformasi peran Ronggeng Amen dari Upacar Ngaruat ke upacara Ngabungbang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Teknik yang digunkan dalam pengumpulan data adalah teknik observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Berdasarkan hasil penelitian ini, Ronggeng Amen merupakan simbol ritual karena dalam pelaksanaannya merupakan proses ritual yang semu.Ronggeng berfungsi sebagai hiburan bagi masyarakat desa Batulawang dan dipertunjukan di awal dan pada saat proses upacara berlangsung.
PEMBELAJARAN KRIYA BATIK TULIS SEBAGAI UPAYA PEMBENTUKAN KARAKTER KREATIF SISWA KELAS 7A SMPN SATU ATAP 1 KADIPATEN KABUPATEN TASIKMALAYA Ehan koswara; Wan Ridwan Husen
Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni Vol. 2 No. 1 (2019): Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni Vol.2, No. 1, Juni 2019
Publisher : Prodi Pendidikan Sendratasik FKIP UMTAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.6 KB) | DOI: 10.35568/magelaran.v2i1.925

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Ingin mengetahui dan mendeskripsikan proses nilai-nilai pendidikan karakter kreatif yang tercermin dalam pembelajaran kriya batik tulis siswa kelas 7A SMPN Satu Atap 1 Kadipaten Kabupaten Tasikmalaya. (2) Ingin mengetahui dan mendeskripsikan kreasi motif batik tulis yang dibuat siswa kelas 7A SMPN Satu Atap 1 Kadipaten Kabupaten Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian adalah SMPN Satu Atap 1 Kadipaten dengan subjek siswa kelas 7A. Data diperoleh melalui dari observasi dengan tindakan uji coba pelaksanaan, pengamatan langsung, wawancara, dokumentasi arsip dan foto, tes keterampilan dan pengetahuan, serta studi pustaka. Data kualitatif yang diperoleh dianalisis melalui reduksi, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 25 siswa pada kelas 7A SMPN Satu Atap 1 Kadipaten Kabupaten Tasikmalaya, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran kriya batik tulis dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Secara keseluruhan pembelajaran kriya batik tulis berlangsung cukup lancar. Pada evaluasi hasil akhir kreasi karya, nilai rata-rata yang diperoleh adalah 78,8 dalam predikat cukup. Berdasarkan pengamatan dan analisis peneliti, beberapa hasil karya siswa membuat kriya batik tulis dengan tidak memperhatikan nilai keindahan dan kerapihan. Karakter kreatif dalam pembelajaran kriya batik tulis kelas 7A SMPN Satu Atap 1 Kadipaten Kabupaten Tasikmalaya dapat muncul serta terintegrasi dalam kegiatan siswa selama berkarya.
ANALISIS STRUKTUR PERTUNJUKAN SENI EBEG GRUP CONDONG CAMPUR DI DESA MARUYUNGSARI KECAMATAN PADAHERANG KABUPATEN PANGANDARAN ahmadfaozan faozan; Asti Tri Lestari; Arni Apriani
Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni Vol. 2 No. 1 (2019): Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni Vol.2, No. 1, Juni 2019
Publisher : Prodi Pendidikan Sendratasik FKIP UMTAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.461 KB) | DOI: 10.35568/magelaran.v2i1.926

Abstract

Ebeg merupakan suatu bentuk tarian yang diiringi dengan beberapa ricikan gamelan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui struktur pertunjukan Seni Ebeg Grup Condong Campur di Desa Maruyungsari Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran, (2) Mengetahui struktur gerak pada pertunjukkan Seni Ebeg Grup Condong Campur di Desa Maruyungsari Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran, (3) Mengetahui struktur musik pada pertunjukkan Seni Ebeg Grup Condong Campur di Desa Maruyungsari Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran, (4) Mengetahui struktur Pertunjukkan Seni Ebeg Group Condong Campur di desa Maruyungsari Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif Deskriptif. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Maruyungsari Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran. Subyek dalam penelitian ini adalah Grup Kesenian Seni Ebeg dan masyarakat yang ikut dalam pertunjukan Seni Ebeg, serta tokoh masyarakat di Desa Maruyungsari. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan pengamatan (observasi), wawancara dan studi dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang dilakukan adalah Triangulasi metode dengan cara membandingkan informasi atau data dengan cara yang berbeda. Ada pun analisis data yang digunakan adalah reduksi data, display data, kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian ini bahwa struktur pertunjukan Seni Ebeg Group Condong Campur di Desa Maruyungsari Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran membahas tentang struktur dasar dan dalam. Struktur dasar mengungkap pola pertunjukan meliputi pembuka atau pra tontonan, inti pertunjukan dan penutup, dan mengungkap elemen pertunjukan meliputi lakon, pelaku, gerak, iringan musik, tata rias dan busana, tempat dan waktu pertunjukan, dan tata suara, serta penonton. Struktur dalam mengungkap tata hubungan antara elemen-elemen pertunjukan yang dibangun yang menghasilkan tatanan hubungan elemen gerak, iringan, rias dan busana, properti atau perlengkapan dan pentas.
ANALISIS MOTIF PAYUNG GEULIS KARYA UTAMA DI PANYINGKIRAN INDIHIANG KOTA TASIKMALAYA Isthi dwi apriliani; Wan Ridwan Husen; Arni Apriani
Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni Vol. 2 No. 1 (2019): Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni Vol.2, No. 1, Juni 2019
Publisher : Prodi Pendidikan Sendratasik FKIP UMTAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (628.56 KB) | DOI: 10.35568/magelaran.v2i1.927

Abstract

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pembuatan kriya Payung Geulis Karya Utama dan menganalisis motif Payung Geulis Kain Karya Utama di Kelurahan Panyingkiran Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Tempat penelitian ini beralamat di Kelurahan Panyingkiran Kecamatan Indihiang Kota Tasikmlaya. Data diambil dari pemilik Payung Geulis Karya Utama untuk mendapatkan informasi langsung mengenai proses pembuatan payung geulis dan motif Payung Geulis Kain Karya Utama. Data dikumpulkan dengan cara observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik pengolahan data dilakuakan tiga tahap yaitu (a) analisis data; (b penyajian data dan (c) mengambil kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembuatan payung geulis Karya Utama di antaranya mempersiapkan kerangka payung, malinteung dan terap, rarawat, pengeleman, proses melukis, dan proses finishing/nyetel. Motif payung geulis termasuk pada ragam rias non geomertis dengan pola asimetris. Motif Payung Geulis Kain Karya Utama umumnya adalah motif bunga kamboja, yang membedakan adalah jumlah bunga, warna bunga yang disesuaikan dengan warna tudung payung. Analogi makna bunga kamboja adalah melambangkan kemurnian dan kesucian. Selain bunga kamboja ada bunga yang lain, yaitu bunga sakura, analogi bunga sakura adalah mengingatkan manusia agar selalu bersyukur sebagai penghargaan atas kehidupan dan kesedihan.
PEMBELAJARAN LAGU DAERAH MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETEPATAN NADA PADA SISWA KELAS 6 DI SDN 3 SIRNAJAYA KABUPATEN CIAMIS Desi Rahmawati; Asep Wasta; Asti Tri Lestari
Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni Vol. 2 No. 1 (2019): Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni Vol.2, No. 1, Juni 2019
Publisher : Prodi Pendidikan Sendratasik FKIP UMTAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.014 KB) | DOI: 10.35568/magelaran.v2i1.928

Abstract

Penelitian yang berjudul “Pembelajaran Lagu Daerah Menggunakan Media Audi Visual Untuk Meningkatkan Ketepatan Nada Pada Siswa Kelas 6 di SDN 3 Sirnajaya Kabupaten Ciamis” ini di latar belakangi oleh kondisi belajar siswa dalam pembelajaran SBDP khususnya dalam pembelajaran lagu-lagu daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses penerapan pembelajaran lagu-lagu daerah menggunakan media audio visual untuk meningkatkan ketepatan nada yang meliputi pemilihan materi, proses pembelajaran, dan hasil pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan dibantu dengan teknik observasi, wawancara, dokumentasi. Temuan yang di dapat dalam penelitian ini terdiri dari pemilihan materi dan hasil pembelajaran. Materi lagu yang diajarkan yaitu lagu Cing Cangkeling, Tokecang, Manuk Dadali dari Jawa Barat. Dari penelitian yang telah dilaksanakan diperoleh hasil bahwa penerapan pembelajaran lagu daerah menggunakan media audio visual untuk meningkatkan ketepatan nada dalam kategori baik siswa-siswi SDN 3 Sirnajaya masih berminat terhadap lagu-lagu daerah dan mempunyai rasa memiliki terhadap aset kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia ini.
PERUBAHAN STRUKTUR PENYAJIAN DAN FUNGSI SENI BANGRENG PADA LINGKUNG SENI GIRI ASIH DI KECAMATAN SALAWU Asyifa Gustia Noer; Asti Tri Lestari; Arni Apriani
Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni Vol. 2 No. 1 (2019): Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni Vol.2, No. 1, Juni 2019
Publisher : Prodi Pendidikan Sendratasik FKIP UMTAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.523 KB) | DOI: 10.35568/magelaran.v2i1.929

Abstract

Makalah ini merupakan hasil penelitian yang bertujuan untuk melestarikan budaya yaitu kesenian bangreng, selain itu bertujuan untuk mendeskripsikan perubahan struktur penyajian pertunjukan dan perubahan fungsi kesenian bangreng di Kecamatan Salawu. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif yang bertujuan agar menjawab permasalahan yang diajukan dengan data yang telah dikumpulkan. Melalui tahap-tahap penelitian diantaranya tahap perencanaan, observasi, wawancara, studi dokumentasi, analisis data, pengolahan data, pengecekan data dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini mengkaji permasalahan tentang bagaimana perubahan struktur pertunjukan dan fungsi. Temuan pada perubahan struktur pertunjukan dibagi menjadi 3 bagian yaitu struktur iringan, struktur tarian, dan struktur busana. Sedangkan pada perubahan fungsi kesenian bangreng terdapat 2 fungsi utama yaitu fungsi primer dan fungsi sekunder. Fungsi primer terdiri dari sarana upacara dan sarana hiburan. Fungsi sekunder terdiri dari sarana pendidikan, sarana sosialisasi, dan sarana ekonomi.
KOMPARASI VISUAL PROPERTI KESENIAN KUDA LUMPING DI KAMPUNG SIDOSARI DESA CIPANAS KECAMATAN CIPATUJAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN KUDA LUMPING DI KAMPUNG KEBON WARU DESA GUNUNG BATU KECAMATAN CIRACAP KABUPATEN SUKABUMI Dais Ersyka Endang; Wan Ridwan Husen; Asep Wasta
Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni Vol. 2 No. 2 (2019): Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni Vol.2, No. 2, Desember 2019
Publisher : Prodi Pendidikan Sendratasik FKIP UMTAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (766.402 KB) | DOI: 10.35568/magelaran.v2i2.931

Abstract

In Cipatujah Subdistrict Tasikmalaya Regency, to be precise in sidosari Village, Cipanas Village, there is a Kuda Lumping art group. The existence of this art group is a cultural asset that must be fully appreciated and its existence be maintained, considering that cuurently the Kuda Lumping art is rarely recognized and rarely found. In teh research process the author found a thesis that examines the visual properties of Kuda Lumping art in Kebon Waru Village, Gunung Batu Village, Ciracap District, Sukabumi District. On this occasion the author will make comparisons regarding matters relating to the art of the Kuda Lumping that is in Sidosari Village Cipanas Village Cipatujah District Tasilmalaya District with Kebon Waru Village Gunung Batu Village Ciracap District Sukabumi District, reveal and analyze in the form of how to visualize the costume accessories and properties in the two places. This reseach uses qualitative methods with a descriptive approach. Data collection in this study using interviews, documentationn and literature studies that are covered by using instruments or tools such as cameras, cellphones, and writing instruments. The object under study is the art of Kuda Lumping. The results of this study are expected to provide insight to the public regarding the visualization of the art properties of the Kuda Lumping art.
PEWARISAN KESENIAN ANGKLUNG SERED BALANDONGAN DI DAERAH MANGUNREJA KABUPATEN TASIKMALAYA Wina Yulianti; Asti Trilestari; Arni Apriani
Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni Vol. 2 No. 2 (2019): Magelaran: Jurnal Pendidikan Seni Vol.2, No. 2, Desember 2019
Publisher : Prodi Pendidikan Sendratasik FKIP UMTAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.452 KB) | DOI: 10.35568/magelaran.v2i2.932

Abstract

Kesenian tradisional sangatlah perlu mendapatkan pemeliharaan, pembinaan, kemudian dikembangkan dan dipertahankan kelestariannya agar generasi mendatang mengerti serta memahami warisan leluhur. Salah satu kesenian yang masih ada di Daerah Tasikmalaya adalah Angklung Sered Balandongan Desa Sukaluyu Kecamatan Mangunreja Kabupaten Tasikmalaya. Angklung Sered berdiri pada tahun 1907, pada awalnya Angklung ini sebagai tengara kemudian menjadi adu jajaten (adu kekuatan), dan berubah lagi menjadi hiburan hingga saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan terbentuknya kesenian Angklung Sered dan sistem pewarisan Angklung Sered Balandongan di Daerah Mangunreja Kabupaten Tasikmalaya. Adapun permasalahan yang diangkat dalam penelitian, antara lain : 1) Bagaimana terbentuknya kesenian Angklung Sered Balandongan di Daerah Mangunreja Kabupaten Tasikmalaya ? 2) Bagaimana sistem pewarisan kesenian Angklung Sered Balandongan di Daerah Mangunreja Kabupaten Tasikmalaya ? metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif untuk menggambarkan dan menjelaskan masalah-masalah secara alamiah yang berkaitan dengan kesenian Angklung Sered dan menganalisis hasil penelitian mengenai terbentuknya kesenian Angklung Sered dan sistem pewarisan kesenian Angklung Sered. Instrumen yang digunakan peneliti dalam penelitian untuk menghimpun data yaitu dengan menggunakan instrumen observasi, wawancara, dan studi dokumen.