cover
Contact Name
Muhammad Efendi
Contact Email
muhammad.efendi@ulm.ac.id
Phone
+6287712191195
Journal Mail Official
geografi@ulm.ac.id
Editorial Address
Jl. Brigjend Hasan Basri, Pangeran, Kec. Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan 70123
Location
Kota banjarmasin,
Kalimantan selatan
INDONESIA
JURNAL GEOGRAFIKA (GEOGRAFI LINGKUNGAN LAHAN BASAH)
ISSN : 27462161     EISSN : 27468194     DOI : https://doi.org/10.20527/jgp.v1i1
Core Subject : Science,
JURNAL GEOGRAFIKA (Geografi Lingkungan Lahan Basah) adalah jurnal geografi yang diterbitkan oleh Program Studi Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lambung Mangkurat. Diterbitkan dua kali setahun pada periode Juni dan Desember sebagai wahana komunikasi ilmiah dalam geografi, berupa gagasan konseptual, penerapan teori, artikel penelitian, dan pedoman sistem dengan disiplin ILMU GEOGRAFI.
Articles 37 Documents
Pengetahuan, Sikap dan Kepedulian Mahasiswa Terhadap Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin Ragha Rahman Nulyakin; Amirul Mukminin; Muhammad Yusri; Selamat Riadi
Jurnal Geografika (Geografi Lingkungan Lahan Basah) Vol 1, No 2 (2020): GEOGRAFIKA
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.741 KB) | DOI: 10.20527/jgp.v1i2.3407

Abstract

Abstrak. Permasalahan lingkungan hidup merupakan masalah sangat komplek dihadapi Indonesia. Permasalahan lingkungan hidup yang terjadi lebih banyak disebabkan oleh sikap dan perilaku manusia. Pemerintah melalui berbagai upaya untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup, namun sampai saat ini belum optimal dan tetap menjadi masalah utama di Indonesia.  Selain membutuhkan upaya pemecahan masalah dari pemerintah juga memerlukan adanya upaya kesadaran dari masyarakat sebagai sumber utama penyebab serta diperlukan sikap peduli dari mahasiswa sebagai kaum intelektual yang dapat memberikan solusi dan mengedukasi masyarakat untuk peduli lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengetahuan, sikap dan kepedulian mahasiswa terhadap lingkungan hidup di Kota Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan desain survei. Sampel penelitian ini adalah Mahasiswa Progarm Studi Geografi FISIP ULM yang bertempat tinggal di Kota Banjarmasin. Pengumpulan data menggunakan wawancara dan angket. Temuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) mayoritas responden memiliki skor pengetahun yang baik tentang lingkungan hidup; 2) Mayoritas responden menyadari bahwa dirinya salah dalam menjaga kualitas lingkungan di Kota Banjarmasin; 3) Mayoritas responden memiliki kesadaran lingkungan yang rendah.Kata Kunci: Pengetahuan, sikap, kepedulian, lingkungan hidup
Wanita Berpendidikan dan Bekerja Mengurangi Resiko Praktik “Kawin Anum” Di Perdesaan Kalimantan Selatan Norma Yuni Kartika; Ayu Rizky Amanda; Muhammad Efendi
Jurnal Geografika (Geografi Lingkungan Lahan Basah) Vol 1, No 1 (2020): GEOGRAFIKA
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.556 KB) | DOI: 10.20527/jgp.v1i1.2296

Abstract

Tingginya kasus kawin anum di perdesaan menjadi hambatan pencapaian pembangunan manusia di Indonesia terutama pembangunan penduduk usia muda. Studi mengenai faktor-faktor yang menyebabkan wanita tidak melakukan kawin anum di perdesaan Kalimantan Selatan menjadi sangat penting untuk dilakukan dalam rangka memberikan masukan untuk menyukseskan pendewasaan usia kawin dan sesuai aturan pada undang-undang perkawinan. Metode dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif menggunakan data sekunder yaitu data SDKI 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah perempuan usia 15-49 tahun yang telah menikah di Kalimantan Selatan berjumlah 633. Sampel dalam penelitian ini adalah perempuan usia 15-49 tahun yang telah menikah dan tinggal di daerah perdesaan Kalimantan Selatan berjumlah 333 responden. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 77 responden yang menikah dibawah 16 tahun dan 256 responden yang menikah pada umur 16 tahun keatas. Variabel yang digunakan sebagai variabel terpengaruh adalah usia kawin pertama. Sementara itu yang digunakan sebagai variabel pengaruh yaitu variabel sosial (pendidikan) dan variabel ekonomi (status bekerja dan ekonomi rumah tangga). Analisis dilakukan secara deskriptif analitis dengan menggunakan tabel silang ataupun metode statistik multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selain faktor tempat tinggal, faktor yang berpengaruh terhadap usia kawin pertama di perdesaan Kalimantan Selatan adalah faktor ekonomi (tingkat ekonomi rumah tangga) dan faktor sosial (pendidikan). Dari kedua faktor tersebut faktor ekonomi menjadi faktor dominan, bahwa rumah tangga yang ekonominya tidak miskin cenderung tidak melakukan kawin anum. Dan, wanita yang berpendidikan tinggi cenderung tidak melakukan kawin anum. Kata Kunci: wanita, berpendidikan, bekerja, resiko, kawin anum
TANGGAPAN MASYARAKAT TERHADAP DAYA DUKUNG PEMERINTAH DALAM MENGEMBANGKAN OBJEK WISATA PANTAI GEDAMBAAN Putri Indah Lestari; Nasruddin Nasruddin; Muhammad Efendi
Jurnal Geografika (Geografi Lingkungan Lahan Basah) Vol 2, No 1 (2021): GEOGRAFIKA
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2550.138 KB) | DOI: 10.20527/jgp.v2i1.4512

Abstract

Pariwisata merupakan industri yang tahan terhadap keterpurukan ekonomi saat ini. Potensi pariwisata dapat menjadi peluang yang sangat baik bagi pariwisata dan pengembangan ekonomi daerah itu sendiri, sehingga perhatian harus diberikan pada peningkatan kualitas layanan, pelestarian lingkungan dan penyediaan kondisi dan infrastruktur. Pengembangan pariwisata itu sendiri, salah satu objek wisata yang potensial untuk dikembangkan adalah pantai Gedambaan. Pentingnya dukungan masyarakat setempat dalam pengembangan objek wisata di pantai Gedambaan, menjadi alasan utama penelitian ini dilakukan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner dan studi pustaka. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive random sampling dan snowball.sedangkan, metode analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif berdasarkan dari hasil kuisioner. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa, 1) Pemerintah Kotabaru sudah berperan aktif dalam mengembangkan objek wisata pantai Gedambaan, mulai dari peningkatan fasilitas penunjang objek wisata, promosi, peningkatan pelayanan dan keamanan, hingga perencanaan pengembangan objek wisata. 2) Persepsi masyarakat terhadap daya dukung pemerintah dalam mengembangkan objek wisata di pantai Gedambaan menunjukkan hasil yang cukup baik. Diharapkan persepsi ini dapat dijadikan evaluasi dan acuan bagi pemerintah setempat untuk melakukan perencanaan pengembangan objek wisata pantai Gedambaan kedepannya. 
Potensi Sektor Pertanian Untuk Pengembangan Wilayah Di Kabupaten Balangan Rosalina Kumalawati; Nasruddin Nasruddin; Karnanto Hendra Murliawan; Rizky Nurita Anggraini
Jurnal Geografika (Geografi Lingkungan Lahan Basah) Vol 1, No 2 (2020): GEOGRAFIKA
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.171 KB) | DOI: 10.20527/jgp.v1i2.3403

Abstract

Abstrak Sektor pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan perekonomian nasional saat sekarang dan masa mendatang. Sektor pertanian tumpuan hidup sebagian besar penduduk. Mengetahui potensi sektor pertanian sangat penting untuk mengetahui pengembangan suatu wilayah.  Semakin meningkat luas panen, produksi dan produktivitas bidang pertanian dari waktu kewaktu maka dapat mendukung perkembangan wilayah termasuk perkembangan perekonomian. Tujuan penelitian ini adalah bagaimana potensi sektor pertanian untuk pengembangan wilayah di Kabupaten Balangan. Penelitian dilakukan di Kabupaten Balangan termasuk Kabupaten yang masih baru dibandingkan Kabupaten yang lain. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sumber data sekunder diperoleh Kabupaten dalam Angka, Badan Pusat Statistik, Dinas Pertanian, DisPTPHPP Balangan dan BAPPEDA. Teknik analisis menggunakan deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Variabel dalam penelitian ini adalah potensi sektor pertanian untuk pengembangan wilayah. Temuan dari penelitian adalah mengetahui potensi sektor pertanian untuk pengembangan wilayah di Kabupaten Balangan. Keterbatasan penelitian adalah membatasi potensi pada sektor pertanian tanaman pangan. Hasil yang didapatkan penelitian ini (a) luas panen, jumlah produksi dan produktivitas padi gogo dan jagung, meningkat selama tahun 2015-2019, sedangkan luas panen padi sawah dan kedelai menurun, (b) Penurunan luas panen harus menjadi perhatian karena disebabkan oleh adanya alih fungsi lahan pertanian yang semakin tinggi, (c) Alih fungsi lahan yang ada dapat mempengaruhi perkembangan wilayah yang ada di Kabupaten tersebut. Kata Kunci : Potensi, Sektor Pertanian, Pengembangan Wilayah
SEBARAN HOTSPOT TAHUN 2012-2021 DI KALIMANTAN SELATAN Rosalina Kumalawati; Astinana Yuliarti; Rizky Nurita Anggraeni; Karnanto Hendra Murliawan
Jurnal Geografika (Geografi Lingkungan Lahan Basah) Vol 2, No 1 (2021): GEOGRAFIKA
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1248.499 KB) | DOI: 10.20527/jgp.v2i1.4532

Abstract

Abstrak. Kebakaran hutan dan lahan gambut di negara berkembang selalu menjadi perhatian dunia. Kebakaran yang marak terjadi banyak disebabkan antara kombinasi aktivitas manusia yaitu deforestasi, perubahan tutupan lahan, serta pertambahan penduduk, dan juga efek dari penyimpangan iklim yang meningkatkan kejadian kebakaran hutan dan lahan. Kejadian kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Selatan  merupakan kejadian yang hampir terjadi setiap tahun pada musim kemarau. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sebaran hotspot di Provinsi Kalimantan Selatan sejak 2012 hingga 2021. Penelitian dilakukan di 13 Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Selatan. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder dari studi literatur. Pengambilan data dilakukan dengan mengambil beberapa informasi mengenai kejadian kebakaran hutan dan lahan secara temporal. Data yang diambil adalah data hotspot dari citra satelit SNPP VIIRS dari Tahun 2012-2021. Temuan dari penelitian adalah Jumlah hotspot dari Tahun 2012-2021 naik turun setiap tahunnya kadang naik kadang turun, penurunan yang terjadi disebabkan banyak faktor seperti faktor cuaca atau curah hujan. Hotspot paling tinggi pada Tahun 2015 karena kebakaran pada Tahun tersebut disebabkan oleh adanya anomali iklim yaitu fenomena El-Nino di Samudera Pasifik yang menyebabkan terjadinya kekeringan di Indonesia, daerah dengan jumlah hotspot tinggi berarti memiliki potensi terjadi kebakaran juga tinggi sehingga daerah tersebut harus memiliki mitigasi yang tepat dan masyarakat yang siaga terhadap bencana.Kata Kunci: SNPP VIIRS, Hotspot, Kebakaran hutan dan lahan
Dinamika Pergerakan Pembentukan Keilmuan Geografi di Universitas Lambung Mangkurat Tahun 2013-2019 Nasruddin Nasruddin
Jurnal Geografika (Geografi Lingkungan Lahan Basah) Vol 1, No 1 (2020): GEOGRAFIKA
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.379 KB) | DOI: 10.20527/jgp.v1i1.2292

Abstract

Pembentukan ilmu sejatinya adalah upaya membangun karakter bangsa, hal ini sejalan dengan tulisan pada Majalah Swantara Lemhanas RI No. 12 Tahun IV/Maret/2015 berjudul “revolusi mental” bahwa pembangunan karakter bangsa, merupakan upaya kolektif-sistemik suatu negara kebangsaan untuk mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai dengan dasar dan ideologi, konstitusi, haluan negara, serta potensi kolektifnya dalam konteks kehidupan nasional, regional, dan global yang berkeadaban untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, patriotik, Berbudaya, dan dinamis Pengetahuan dan teknologi berdasarkan Pancasila dan dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pembangunan karakter bangsa dilakukan secara koheren melalui proses sosialisasi, pendidikan dan pembelajaran, pemberdayaan, pembudayaan, dan kerjasama seluruh komponen bangsa dan negara. Tujuan penulisan yaitu: (1) menganalisis Pergerakan pembentukan Fakultas Geografi dan Lingkungan Tahun 2013-2018, (2) menganalisis faktor-faktor kegagalan pembentukan Program Studi Geografi Tahun 2018 dan (3) menganalisis faktor-faktor pembentukan pembentukan Program Studi Geografi Tahun 2019 di ULM. Metode yang adalah analisis dekriptif terhadap periodisasi pergerakan pembentukan ilmu pengetahuan Universitas Lambung Mangkurat dari Tahun 2013-2019 Analisis terhadap kajian pembentukan penjelasan bahwa (1) pembentukan Fakultas Geografi dan Lingkungan di ULM secara kelambagaan mendapatkan apresiasi yang tinggi dari berbagai pemangku kepentingan di daerah maupun nasional. Kegagalan ditentukan oleh faktor internal dan ULM, diantaranya: (1) proses eksternal kegiatan seperti Prodi Pendidikan Geografi, FKIP ULM berlangsung dalam waktu yang cukup lama dan menguras energi, (2) terjadinya pembelahan kelompok antara pro dan kontra internal Prodi Pendidikan Geografi terhadap Prodi Pendidikan Geografi sebagai prodi rintis, (3) Lamanya proses internal berdampak pada kemunduran dalam pengajuan hingga terbitnya draft surat edaran moratorium pembentukan baru di lingkungan PTN se-Indonesia. Kegagalan pada proposal Prodi Geografi pada 2018, disebabkan oleh faktor: (1) proses administrasi terkait ULM induk kelembagaan Prodi Geografi, dan baru disetujui pada tanggal 28 Mei 2018 yakni di FISIP ULM (2) proses sidang senat Universitas Lambung Mangkurat,Kata Kunci : Dinamika, Pembentukan Keilmuan Geografi, ULM
Hubungan Pasang Surut Air Laut terhadap Pergerakan Transportasi Kapal di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan Muhammad Efendi; Hasa Noor Hasadi; Ananta Dandy Rukmana
Jurnal Geografika (Geografi Lingkungan Lahan Basah) Vol 1, No 2 (2020): GEOGRAFIKA
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.34 KB) | DOI: 10.20527/jgp.v1i2.3404

Abstract

Abstrak: Penelitian ini berjudul “Hubungan Pasang Surut air laut terhadap Pergerakan transportasi Kapal di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin”. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pola pasang surut, pergerakan kapal dan hubungannya. Hubungan pasang surut dengan pergerakan kapal di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin menunjukkan pergerakan Transportasi kapal di pelabuhan tersebut, bermanfaat untuk perencanaan segala sesuatu yang berkaitan dengan kemajuan dan kesejahteraan penduduk, misalnya dengan lancarnnya transportasi kapal maka sirkulasi barang yang masuk ke Propinsi Kalimantan Selatan akan mengalami kelancaran juga. Hasil penelitian berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus Korelasi menunjukkan bahwa hubungan pasang surut air laut dengan pergerakan transportasi Kapal di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin  mempunyai hubungan yang relatif sangat lemah antara tinggi pasang dengan pergerakan kapal yang merapat ke dermaga dalam periode 5 tahun dari tahun 2007 sampai 2011 dengan persentase tiap tahunnya sebagai berikut; (1) 51% ditahun 2007. (2) 0.4% ditahun 2008. (3) 1% ditahun 2009. (4) 1.1% ditahun 2010. (5) 1% ditahun 2011. Hal ini menunjukkan bahwa pasang surut tidak terlalu besar mempengaruhi pergerakan transportasi kapal di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin. Kata Kunci: Hubungan, Pasang surut, Kapal, Pelabuhan
INDIKATOR YANG MEMPENGARUHI PERNIKAHAN DINI DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Dwi Ratnasari; Norma Yuni Kartika; Ellyn Normelani
Jurnal Geografika (Geografi Lingkungan Lahan Basah) Vol 2, No 1 (2021): GEOGRAFIKA
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.366 KB) | DOI: 10.20527/jgp.v2i1.3169

Abstract

Pernikahan adalah penyatuan pria dan wanita dalam suatu hubungan berdasarkan hukum tertentu. Bagi orang yang ingin menikah, ada beberapa aturan dari negara tersebut, salah satunya adalah usia minimal untuk menikah. Hal tersebut telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 sebagai Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Menurut peraturan terbaru, usia perkawinan minimal 19 tahun bagi laki-laki dan perempuan. Pernikahan dini mengalami penurunan yang cukup banyak dalam tiga puluh tahun terakhir, namun nyatanya masih banyak daerah di Indonesia yang masih mempraktikkan pernikahan, khususnya Kalimantan Selatan. Berdasarkan data BPS, prevalensi kawin anak di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 24 persen. Pada tahun 2015, prevalensi kawin anak hanya menurun sekitar 1 persen. Penurunan prevalensi perkawinan anak di Indonesia tergolong lambat. UNICEF dalam laporannya tahun 2014 menyatakan bahwa dalam tiga dekade terakhir, pernikahan anak di Indonesia mengalami penurunan kurang dari setengahnya. Berdasarkan data BPS tahun 2018, Kalimantan Selatan merupakan provinsi dengan jumlah kasus kawin usia dini tertinggi di Indonesia yaitu sebesar 22,77%. Data inilah yang menjadi dasar penelitian ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melihat dua penelitian sebelumnya mengenai studi bertema pernikahan muda di Kalimantan Selatan kemudian membandingkannya dengan data BPS tahun 2018 tentang pernikahan dini itu sendiri. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah aspek ekonomi seperti kebanyakan daerah lainnya, aspek pendidikan sebagai faktor utama penentu keputusan menikah dini,
Analisis Karakteristik Morfometri DAS Maluka Menggunakan Citra Satelit Shuttle Radar Topography Mission Maimunah Maimunah; Nurlina Nurlina; Ridwan I; Gusti Firza Ismi Tsabita
Jurnal Geografika (Geografi Lingkungan Lahan Basah) Vol 1, No 1 (2020): GEOGRAFIKA
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (677.272 KB) | DOI: 10.20527/jgp.v1i1.2293

Abstract

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu wilayah daratan yang menerima, menampung, dan menyimpan air hujan untuk kemudian disalurkan ke laut atau danau melalui sungai utama. DAS sebagai pengatur tata air dapat berfungsi sebagai pengendali banjir alami di musim hujan dan mengurangi kekeringan di musim kemarau, sehingga diperlukan beberapa kegiatan monitoring pengelolaan DAS. Salah satu ciri DAS yang dibentuk oleh faktor alam adalah morfometri. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis karakteristik DAS Maluka dengan menggunakan citra satelit SRTM yang memiliki resolusi 30mx30m. Metode yang digunakan adalah analisis SRTM DEM untuk mendapatkan morfometri DAS yang meliputi; luas DAS, keliling DAS, panjang DAS, lebar DAS, bentuk DAS (rasio elongasi dan rasio sirkularitas), kepadatan drainase, urutan dan rasio bifurkasi (Rb), tekstur drainase, pola aliran sungai, dan kemiringan lereng sungai. Hasil analisis morfometri menunjukkan DAS Maluka memiliki luas 82.746,64 ha, pola dendritik, bentuk DAS memanjang sehingga permukaan menuju debit aliran outlet lebih lambat, indeks kepadatan drainase 0,82 km/km2 dan Bifurcation Ratio yaitu 1,003 dengan kemiringan sungai 1,16% (landai atau datar) menyebabkan kenaikan muka air banjir cepat mengalir sedangkan penurunannya lambat, dan kapasitas infiltrasi yang rendah dari tekstur drainase kasar yang bertekstur kasar adalah 2,02. Kata Kunci: DAS Maluka, Morfometri, SRTM
Analisis Keunggulan Sektor Basis dan Non Basis Produktivitas Tanaman Pangan pada Komoditas Kelapa di Kalimantan Selatan Menggunakan Metide Location Quotients (LQ) Muhammad Royadi Pratama; Nasruddin Nasruddin; Arif Rahman Nugroho
Jurnal Geografika (Geografi Lingkungan Lahan Basah) Vol 1, No 2 (2020): GEOGRAFIKA
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1184.837 KB) | DOI: 10.20527/jgp.v1i2.3405

Abstract

Abstrak Identifikasi ini bertujuan untuk mengkaji perkembangan produktivitas kelapa di provinsi Kalimantan Selatan sebagai pengelolaan tanaman pangan yang berpotensi menjadi sektor basis pada komoditas kelapa sehingga dapat di ambil kebijakan yang dapat di gunakan untuk mengembangkan perekonomian secara berkelanjutan. Pengambilan identifikasi ini menggunakan sejumlah potensi-potensi yang berkembang pesat pada daerah-daerah tertentu untuk di lakukan pengembangan lebih lanjut sebagai sektor pengirim suku cadang tanaman pangan komoditas kelapa. Pengumpulan data dan informasi di dapat melalui google sebagai bahan acu untuk pengeambilan studi litelatur dari hasil pengidentifikasian sehingga di temukan faktor kegunaan pada tanaman pangan kelapa, segala manfaat yang terdapat pada kelapa, dan perkembangan ekonomi yang baik untuk masyarakat yang memperdayakan dalam kehidupan sosial dan ekonomi. Adapun faktor internal kelemahan, kesadaran masayarakat masih rendah terhadap perkembangan tanaman pangan pohon kelapa sebagai sumber daya ekonomi yang baik. Kurangnya ketersediaan lahan untuk pengelolan tanaman pangan kelapa ini pada kota. faktor eksternal meliputi persaingan antara daerah kabupaten maupun kota. Perkembangan masyarakat lokal yang tidak memahami produktivitas kelapa akibat mudahnya pemasokan kelapa dari berbagai daerah luar. Kata Kunci : perkembangan,kelapa,kalimantan selatan,identifikasi

Page 1 of 4 | Total Record : 37