cover
Contact Name
Yudi Hendrilia
Contact Email
yudihendrilia@gmail.com
Phone
+628112900177
Journal Mail Official
yudihendrilia@gmail.com
Editorial Address
Ungaran, Semarang - Jawa Tengah
Location
Kab. semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen)
ISSN : 26859718     EISSN : 26859726     DOI : -
Core Subject : Education,
Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) diterbitkan dua kali dalam 1 tahun (Februari dan Agustus) oleh Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara. Veritas Lux Mea menerima artikel ilmiah dari dosen, mahasiswa, praktisi teologi maupun pendidikan Kristen. Jurnal ini pun telah memiliki ISSN baik online (2685-9718) maupun cetak (2685-9718). Jurnal ini mempublikasikan artikel hasil penelitian dalam bidang: 1. Teologi Praktika 2. Teologi Biblika 3. Teologi Sistematika 4. Sejarah Teologi dan Gereja 5. Pendidikan Kristen (Gereja dan Sekolah)
Articles 94 Documents
Prinsip Hidup Menang Atas Dosa Menurut Rasul Paulus Dalam Roma 6 Lewy, Lewy; Tanhidy, Jamin
Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) Vol 1, No 1 (2019): Februari
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (78.488 KB)

Abstract

This article explain the principles how human being can overcoming sin according to the teaching of Apostle Paul in Romans chapter six. Because mankid have sinned  make their life far from God, but God in Christ came into the world and wiped out all human’s  sins through the redemption of Jesus Christ, all these truth revealed because of God's grace and His goodness. In Romans chapter six the Apostle Paul explains how the justified manwho has been sanctified by the Holy Spirit regarding the power against sin  by practicing some basic truth such as lived not to sin, not allowing sin control the body, walk in newness of life and  live in  communion with Christ. Tulisan ini membahas prinsip hidup menang dari dosa berdasarkan ajaran Paulus dalam Roma Pasal 6.  Akibat dosa yang telah membelenggu umat manusia membuat kehidupan manusia jauh dari Allah, tetapi Allah di dalam Kristus datang menghapus semua dosa semua orang melalui penebusan Kristus, semua kebenaran ini dinyatakan karena kebaikan dan anugerah Allah. Dalam Roma pasal 6 Rasul Paulus menjelaskan bagaimana manusia yang telah dibenarkan itu selanjutnya dikuduskan oleh Roh Kudus dikaruniakan kuasa untuk menang atas dosa dengan mempraktekkan prinsip tidak hidup dalam dosa, tidak membiarkan dosa menguasai tubuh, hidup sebagai manusia baru, dan hidup dalam persekutuan dengan Kristus.
Konsep Kelahiran Baru Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen Oci, Markus
Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.815 KB)

Abstract

Abstract. Christian Education as an educational process that is an essential effort by teachers or educators aimed at students in the learning process. The education contains teachings, Christian values, and emphasis on the three aspects, namely: cognitive (knowledge), affective (attitude), psychomotor (skills and skills), which in the process of teaching and learning activities knowledge about the Bible including dogmas that are based on the truth of God's Word (Biblical). The subjects of Christian Religious Education are churches and schools. The Object of Christian Religious Education is teaching and learning activities consisting of believers of all ages (from children to the elderly). This research uses the literature method. The New Birth is born again by God for every believer in the Lord Jesus Christ. As an implication of Christian Religious Education, one of them is about "New Birth," meaning that students must experience a personal encounter with the Lord Jesus Christ called the New Birth.Abstrak. Pendidikan Agama Kristen sebagai proses pendidikan yang merupakan usaha sadar oleh pengajar atau pendidik yang ditujukan kepada anak didik dalam proses pembelajarannya yang berisikan ajaran-ajaran, nilai-nilai kekristenan serta penekanannya kepada ketiga aspek pendidikan yaitu: kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), psikomotor (skill dan keterampilan), dimana dalam proses kegiatan belajar mengajar pengetahuan tentang Alkitab termasuk dogma-dogma yang berdasarkan pada kebenaran Firman Tuhan (Alkitabiah). Subyek Pendidikan Agama Kristen adalah gereja dan sekolah. Obyek Pendidikan Agama Kristen adalah kegiatan belajar  mengajar terdiri dari orang-orang percaya dari segala usia (dari anak-anak sampai pada lansia). Penelitian ini menggunakan metode literatur. Sebagai implikasi dari Pendidikan Agama Kristen salah satunya tentang “Kelahiran baru” artinya peserta didik harus mengalami perjumpaan secara pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus yang disebut dengan Kelahiran Baru.
Pengaruh Perkembangan Kognitif Pada Anak Zega, Berkat Karunia; Suprihati, Wahyu
Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.853 KB)

Abstract

The size of the body (physical development), is influenced by heredity and environmental factors. The most important physical development during early childhood is the continuous development of the brain and nervous system. However, the child's personality in cognitive form greatly affects the growth and development of the child, both in the character and personality of the child. For this reason, the authors examine how the influence of cognitive development on children. With a descriptive qualitative approach, it can be concluded that in this child's cognitive development, there are many factors that affect a child's cognitive development, but in this case, a teacher must have a strategy or effort to overcome each of the factors that influence the child's cognitive development factor. Therefore, the cognitive development process of children involves progressive learning processes such as attention, memory, and logical thinking. The development of these skills is important so that children can process information, learn to evaluate, analyze, remember, compare and understand causal relationships. So children's thinking and learning abilities can be improved with proper practice and practice.AbstrakBesar kecilnya ukuran tubuh (perkembangan fisik), dipengaruhi oleh faktor keturunan dan faktor lingkungan. Perkembangan fisik yang sangat penting selama masa anak – anak awal adalah perkembangan otak dan sistem syaraf yang berkelanjutan. Namun kepribadian anak dalam bentuk kognitif sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, baik dalam karakter maupun kepribadian anak tersebut. Untuk itu penulis meneliti bagaimana pengaruh perkembangan Kognitif pada anak. Dengan pendekatan kualitatif deskritif maka dapat disimpulkan bahwa dalam permbangan kognitif anak ini, banyak yang menjadi faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak, tetapi dalam hal ini, seorang guru harus memiliki strategi atau upaya untuk mengatasi dari setiap faktor yang mempengaruhi faktor perkembangan kognitif anak tersebut. Oleh karena itu proses Perkembangan kognitif anak melibatkan proses belajar yang progresif seperti perhatian, memori/ingatan, dan logika berpikir. Perkembangan keterampilan tersebut penting agar anak bisa memproses informasi, belajar mengevaluasi, menganalisis, mengingat, membandingkan dan memahami hubungan sebab akibat. Jadi kemampuan berpikir dan belajar anak dapat ditingkatkan dengan praktik dan latihan yang tepat.
Dampak Pandemi Covid-19 yang Membawa Pengaruh Individualistik dan Implikasinya Bagi Orang Percaya Masa Kini Baskoro, Paulus Kunto
Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.505 KB)

Abstract

The Covid-19 pandemic has brought about extraordinary changes. No one in this world thought that the Covid-19 pandemic would occur. The occurrence of Covid-19 has brought about an essential and fundamental change in human life. Dratic changes occurred in the health sector, then had a strong impact on education, business economics and even families. The general impact cannot be denied to be negative. And the biggest effect of Covid-19 is the individualistic behavior of people during the Covid-19 pandemic.People tend to focus on themselves because Covid-19 has made the distance even further in terms, especially social relationships. Even the biggest reason for living individually is so as not to catch the Covid-19 virus. This is completely irrelevant to the most essential human needs, namely to socialize and humans were created by God as social beings. And from the point of view of the truth God’s Word is very inaccurate. This writing uses the method of descriptive literature. The goal is that through writing, First, to clarify the impact of Covid-19 which has an individualistic influence on everyone; Second, to find put the individualistic influence on everyone during the Covid-19 pandemic from the results of the writing; Third, providing theological implications of the attitude of believers to always live as a blessing during the Covid 19 pandemic.AbstrakPandemi Covid-19 membawa perubahan yang luar biasa. Tidak ada satu orangpun di dunia ini yang menyangka pandemi Covid-19 terjadi. Terjadinya Covid-19 membawa dampak perubahan secara esensi serta mendasar dalam kehidupan umat manusia. Perubahan dratis terjadi dalam bidang kesehatan, kemudian berimbas kuat di bidang pendidikan, bidang ekonomi bisnis bahkan keluarga. Dampak secara umum tidak bisa dipungkiri terjadi secara negatif. Dan efek terbesar dari Covid-19 adalah perilaku individualistik orang di masa pandemi Covid-19. Orang cenderung fokus kepada diri sendiri karena Covid-19 membuat jarak makin jauh dalam secara sisi, khususnya hubungan sosial. Bahkan alasan terbesar untuk hidup secara individualistik adalah supaya tidak tertular virus Covid-19. Hal ini sangat tidak relevan dengan kebutuhan manusia yang paling esensi, yaitu bersosialisasi dan manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk sosial. Dan dipandang dari sisi kebenaran Firman Tuhan sangat tidak tepat. Penulisan ini menggunakan metode deskritif literatur. Tujuannya supaya lewat penulisan yaitu Pertama, untuk mengklarifikasi dampak Covid-19 yang membawa pengaruh individualistis kepada setiap orang; Kedua, untuk mengetahui pengaruh individualistis pada setiap orang di masa pandemi Covid-19 dari hasil penulisan; Ketiga, memberikan implikasi teologis sikap orang percaya untuk selalu hidup menjadi berkat dalam masa pandemic Covid 19.
Pedagogi, Andragogi, dan Pendidikan Agama Kristen Gaol, Nasib Tua Lumban
Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) Vol 1, No 2 (2019): Agustus
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (90.13 KB)

Abstract

Learning approach is the important part of Christian Religious Education that needs to pay attention seriously in order to achieve the aim of learning. This study is purposed to explore the concept of pedagogy and andragogy, and then analyze them with Christian religios education. Pedagogy and andragogy approach are very necessary for educator in learning process. Therefore, the future study should be conducted for supporting the betterment practice of Christian education.
Konsep Kenajiran di dalam Perjanjian lama dan Perjanjian Baru Refleksi dalam kisah Simson Kusmanto, Fransius
Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.991 KB)

Abstract

The concept of alienation is the concept where God and humans have a special relationship to carry out His work. Alienation can be done by God himself to a certain person and responded to by the person concerned. People who commit Allah do it voluntarily without coercion from anyone. People who alienation to God do it voluntarily without coercion from anyone. This arises from a person's expression when his life struggle is answered by God. The Bible teaches this, both in the Old Testament and in the New Testament. The concept of alienations in the old covenant and the new covenant reflect Samson's life story. Today, Samson's exile is a lesson for many believers. Therefore to learn how the concept of elienation that exists in the Old Testament and the New Testament and its reflection in the story of Samson, the author uses Review Literature, the author examines using secondary sources through books, magazines or the internet. Based on research carried out, the concept of the elination in the New Testament and the Old Testament is a reflection of the story of Samson. All the abstinence and obligations in the Old and New Testaments are exactly the same as Samson's elination. If obedient it will get blessings and be used by God with extraordinary. If not, it will get harm or curse. The elination of Samson is also a lesson for the lives of believers today, which is still much to do, this can be seen from the lives of believers by dedicating themselves to serving God by distancing themselves from taboos. Everyone who commits alienations with God must do so with commitment and loyalty to God because God uses those who obey Him to the end.Abstrak Konsep kenaziran adalah konsep dimana Allah dan manusia memiliki hubungan khusus untuk melaksanakan karya-Nya. Kenaziran dapat dilakukan oleh Allah sendiri kepada orang tertentu dan diresponi oleh orang yang bersangkutan. Orang yang bernazir kepada Allah melakukannya dengan sukarela tanpa ada paksaan dari siapapun. Hal ini timbul dari ekspresi seseorang ketika pergumulan hidupnya di jawab oleh Allah. Alkitab mengajarkan hal ini, baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru. Konsep nazir dalam perjanjian lama dan perjanjian baru merefleksikan kisah hidup Simson. Saat ini, kenaziran Simson menjadi pelajaran bagi banyak orang percaya. Maka itu untuk mengetahui bagaimana konsep kenaziran yang ada dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru serta refleksinya dalam kisah Simson, penulis menggunakan Review Literature, penulis mengkaji dengan menggunakan sumber-sumber sekunder yaitu melalui buku-bulku, majalah maupun internet. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, Konsep kenaziran yang ada dalam Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama merupakan refleksi dari kisah Simson. Semua yang menjadi pantangan dan kewajiban dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru sama persis dengan kenaziran Simson. Jika taat maka akan mendapat berkat dan dipakai Tuhan dengan luar biasa. Tetapi jika tidak maka akan mendapat celaka atau kutukan. Kenaziran yang dilakukan Simson juga menjadi pelajaran bagi kehidupan orang percaya zaman sekarang, yaitu masih banyak orang yang melakukannya, hal ini terlihat dari kehidupan orang percaya dengan mengabdikan diri melayani Tuhan dengan menjauhkan diri dari pantangan-pantangan yang ada. Setiap orang yang melakukan nazir dengan Allah harus melakukannya dengan komitmen dan kesetiaan kepada Allah sebab Allah memakai orang yang taat kepada-Nya sampai akhir.
Melayani Tuhan di Tempat Kerja Sugiyarto, Iskak
Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.123 KB)

Abstract

The adaptation of new habits due to the corona virus pandemic applies to the world community and Indonesia. Adaptation affects the relationship between individuals, so that the pattern of interaction in society requires adjustment. This is no exception for churches and Christian institutions in service to the congregation and to society. Service models with the old approach - especially before the corona virus pandemic - need to be evaluated to find patterns that fit the community in this new normal. Therefore, this study wants to find out how churches and Christian institutions should serve in adapting new habits during this corona virus pandemic? How does the church involve a congregation of mostly lay and secular workers serving in the world of work? By using a study of literature or literature, it is expected to find a pattern of church service (eklesia) that is in accordance with the conditions of today's society. From literature studies and previous research, it was found that a growing church is a church that does not only rely on "the robed people", but involves all lay people, namely "secular workers" to serve routine activities within the church, as well as services outside the church ( workplace).AbstraksiAdaptasi kebiasaan baru akibat pandemi virus korona berlaku bagi masyarakat dunia dan Indonesia.  Adaptasi itu mempengaruhi hubungan antar individu,  sehingga pola interaksi di masyarakat yang perlu adanya penyesuaian.  Hal ini tidak ada pengecualian bagi gereja dan lembaga-lembaga Kristen dalam pelayanan kepada jemaat serta kepada masyarakat.  Model-model pelayanan dengan pendekatan lama - secara khusus sebelum pandemi virus korona - perlu dievaluasi untuk menemukan pola yang sesuai dengan masyarakat di new normal ini.  Oleh sebab itu, penelitian ini ingin mencari tahu bagaimana gereja dan lembaga-lembaga Kristen seharusnya melayani pada adaptasi kebiasaan baru saat pandemi virus korona ini?  Bagaimana gereja melibatkan jemaat yang umumnya kaum awam dan pekerja sekuler melayani di dunia kerja? Dengan menggunakan studi literatur atau kepustakaan diharapkan menemukan pola pelayanan gereja (eklesia) yang sesuai dengan kondisi masyarakat saat ini.  Dari studi literatur dan penelitian sebelumnya ditemukan bahwa gereja yang bertumbuh adalah gereja yang tidak hanya mengandalkan “kaum berjubah”, melainkan melibatkan semua kaum awam, yaitu para “pekerja sekuler” untuk melayani kegiatan-kegiatan rutin di dalam gereja, serta pelayanan di luar gereja (tempat kerja). 
Korelasi Pemahaman Doktrin Allah Tritunggal Dengan Kedewasaan Iman Zai, Erwin Tonius; Hutasoit, Parulian; Silalahi, Junior Natan
Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.864 KB)

Abstract

This article examines the understanding of the correlation between the Trinity doctrine and the maturity of faith in the Full Gospel Bussines Men's Fellowship Jakarta (Chapter 7 Muara Karang). Understanding the doctrine of the Trinity is part of Christian faith. This teaching aims to make believers have correct knowledge, increase and understanding and are able to mature in knowing the Triune God (Father, Son and Holy Spirit). Maturity of faith is certainly part of an effort to teach Christian faith, especially in understanding the doctrine of the Trinity by churches, communities and Christian organizations. Maturity of faith does not occur instantly but because of the process of the Triune God and having the unity of faith and true knowledge of Christ. The research was conducted using quantitative methods. After carrying out the research according to the standard methodology, the results of the calculation of the correlation between the two variables were 0.350 and entered into the positive category even though it was still low. Based on the regression test, the results between the two variables were 12.3%, which means that the understanding of the Trinity Doctrine contributed 12.3% to the maturity of faith. Thus understanding the doctrine of the Trinity can generate and increase the maturity of one's faith and can be applied because it has a positive relationship, however, this is not the only reference because there are other factors and topics that correlate with the maturity of faith.AbstrakArtikel ini mengkaji pemahaman korelasi doktrin Tritunggal dengan kedewasaan iman di Full Gospel Bussines Men’s Fellowship Jakarta (Chapter 7 Muara Karang). Pemahaman doktrin Tritunggal merupakan bagian dari iman Kristen. Pengajaran ini bertujuan agar orang percaya memiliki pengetahuan, peningkatan dan pemahaman yang benar serta mampu dewasa dalam pengenalan akan Allah Tritunggal (Bapa, Anak dan Roh Kudus). Kedewasaan iman tentu merupakan bagian dari suatu upaya pengajaran tentang iman Kristen khususnya dalam pemahaman doktrin Tritunggal yang dilakukan oleh gereja, komunitas maupun organisasi Kristen. Kedewasaan iman tidak terjadi secara instant melainkan karena proses dari Allah Tritunggal serta memiliki kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Kristus. Adapun penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif. Setelah melaksanakan penelitian sesuai metodologi yang baku, maka didapat hasil perhitungan korelasi antara kedua variable adalah sebesar 0,350 dan masuk pada kategori positif meski masih rendah. Berdasarkan uji regresi didapat hasil antara kedua variable sebesar 12,3% yang berarti bahwa Pemahaman Doktrin Tritunggal memberi kontribusi sebesar 12,3% terhadap kedewasaan iman. Dengan demikian pemahaman doktrin Tritunggal dapat menimbulkan dan meningkatkan kedewasaan iman seseorang dan dapat diterapkan karena memiliki hubungan yang positif namun demikian hal tersebut tidak dijadikan satu-satunya acuan karena masih ada faktor-faktor dan topik-topik lain yang berkorelasi dengan kedewasaan iman.
Babak Akhir Penderitaan, Dosa dan Teodice dalam Epilog Kitab Ayub 42:7-17 Rumbi, Frans Paillin
Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) Vol 1, No 2 (2019): Agustus
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (72.38 KB)

Abstract

Does sin cause suffering? Why do the righteous suffer? That is the general picture of the book of Job. To answer this problem, the author wants to examine the epilogue section of the book of Job (42: 7-17). The interpretation method used in this paper is the narrative approach. In the epilogue of the book of Job, it appears that God restored Job's suffering, forgiven his mistakes and also forgave friends who had acted as if defending God. Some of the findings of this study include: (1) Suffering is not always a punishment from God. (2) God sided with and defended those who suffered. (3) Pastoral assistance becomes bland if the victims are placed on the guilty side, without trying to get them out of life's difficulties. (4) God uses those who suffer to ask forgiveness for those who feel themselves as righteous people.  Apakah dosa mengakibatkan penderitaan? Mengapa orang benar menderita? Itulah gambaran umum dari kitab Ayub. Untuk menjawab persoalan tersebut, maka penulis hendak mengkaji bagian epilog kitab Ayub (42:7-17). Adapun metode penafsiran yang digunakan adalah pendekatan naratif. Pada epilog tampak bahwa Allah memulihkan penderitaan Ayub, mengampuni kesalahannya dan juga mengampuni para sahabat yang telah bertindak seolah-oleh membela Allah. Beberapa temuan penelitian ini antara lain: (1) Tidak selamanya penderitaan merupakan hukuman dari Allah. (2) Allah berpihak dan membela orang yang menderita. (3) Pendampingan pastoral menjadi hambar kalau para korban ditempatkan pada pihak yang bersalah, tanpa usaha membawa mereka keluar dari kesulitan hidup. (4) Allah menggunakan mereka yang menderita untuk meminta pengampunan bagi orang yang merasa benar.
Spiritualitas Doa Kontemplatif: Lebih Banyak Diseminarkan Daripada Dipraktikkan (Belajar Dari Praktik Spiritualitas Doa Kontemplatif Model Taize di Gereja Kristen Indonesia Soka Salatiga) Kristiantoro, Sony
Veritas Lux Mea (Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen) Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kanaan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (285.434 KB)

Abstract

There are various definitions of prayer, including prayer as a breath of life for believers, and prayer as a means of communicating with God. However, not many of us understand about contemplative prayer. Contemplative prayer is a form of spiritual discipline, and many Christians lack of discipline. As a result of this lack of discipline in spirituality, they become lacking in spiritual insight, often even losing moral strength. Contemplative prayer is more often be discussed in seminars than practiced. Seminars are certainly necessary, but it is more important to practice the discipline of prayer in the lives of believers. For this reason, this article will try to explore the practice of contemplative prayer in the Indonesian Christian Church (GKI) in the city of Salatiga, as well as the forms of prayer spirituality that they practice and possess.AbstrakAda berbagai definisi tentang doa, di antaranya adalah doa sebagai nafas hidup bagi orang percaya, dan doa sebagai sarana berkomunikasi dengan Tuhan. Namun, tidak banyak dari kita yang memahami tentang doa kontemplatif. Doa kontemplatif merupakan salah satu bentuk disiplin spiritual, dan banyak orang Kristen yang kurang dalam disiplin. Akibat kekurangan disiplin dalam spiritualitas ini, mereka menjadi kekurangan wawasan spiritual, bahkan sering kehilangan kekuatan moral. Doa kontemplatif lebih sering diseminarkan daripada dipraktekkan. Seminar tentu perlu, tetapi lebih penting mempraktekkan disiplin doa dalam hidup orang percaya. Untuk itu, tulisan ini akan mencoba mengupas praktik doa kontemplatif di Gereja Kristen Indonesia (GKI) di kota Salatiga, serta bentuk spiritualitas doa yang mereka jalankan dan miliki.

Page 1 of 10 | Total Record : 94