cover
Contact Name
Halwan Alfisa Saifullah
Contact Email
halwan@ft.uns.ac.id
Phone
+6282133085744
Journal Mail Official
halwan@ft.uns.ac.id
Editorial Address
Matriks Teknik Sipil Gedung IV lt. 1 Jurusan Teknik Sipil Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta Jawa Tengah - Indonesia 57126
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Matriks Teknik Sipil
ISSN : 23548630     EISSN : 27234223     DOI : -
Matrik Teknik Sipil adalah open access journal yang mempublikasikan penelitian di bidang struktur, hidrologi, transportasi, geoteknik dan management proyek. Matriks Teknik Sipil diterbitkan oleh Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret. Jurnal ini menyediakan open access yang pada prinsipnya membuat riset tersedia secara gratis untuk publik dan akan mensupport pertukaran pengetahuan global terbesar.
Articles 13 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 4 (2018): DESEMBER 2018" : 13 Documents clear
PERILAKU LENTUR BALOK BETON BERTULANG HIGH VOLUME FLY ASH SELF COMPACTING CONCRETE (HVFA-SCC) USIA 90 HARI. Reyhan Prastha Wijaya; Agus Setiya Budi; Stefanus Adi Kristiawan
Matriks Teknik Sipil Vol 6, No 4 (2018): DESEMBER 2018
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.065 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v6i4.36535

Abstract

Fly ash merupakan limbah pembakaran batu bara yang memiliki kandungan kimia berupa silika dan alumina mencapai 80%. Senyawa tersebut bereaksi dengan Ca(OH)2 hasil proses hidrasi semen dan membentuk C3S2H3 atau tubermorite yang dapat menambah kekuatan beton. Penggunaan fly ash dalam jumlah besar yaitu 50% subtitusi semen dan penambahan superplastictizer mampu menghasilkan struktur beton yang daktail dan dapan mengalir sendiri atau disebut High Volume Fly Ash – Self Compacting Concrete (HVFA-SCC). Pada pengaplikasiannya dapat digunakan juga untuk pembuatan balok beton bertulan. Penelitian ini mengkaji perilaku lentur balok dengan penambahan 50% flay ash pada balok beton bertulang dan dibandingkan dengan lentur balok beton normal. Metode yang digunakan adalah eksperimen dimana digunakan 3 balok beton bertulang HVFA-SCC dan 3 balok beton bertulang normal dengan dimensi panjan 2000 mm, lebar 150 mm, dan tinggi 300 mm. Sampel tersebut diseragamkan berdasarkan mutu yaitu 40 MPa. Pengujian beton segar HVFA-SCC dilakukan dengan 3 metode yaitu : flow table test, L-box test, dan V-funnel test. Sedangkan pada beton normal dilakukan pengujian slump. Pengujian balok menggunakan alat loading frame yang akan dibebani dengan 2 buah titik pembebanan pada 1/3 untuk mencari kuat lentur balok tersebut. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pada balok beton bertulang HVFA-SCC memiliki lendutan yang lebih besar dari pada balok beton bertulang normal akan tetapi balok beton bertulang normal dapat menerima beban yang lebih besar dari pada balok beton bertulang HVFA-SCC.
ANALISIS POTENSI DEMAND BATIK SOLO TRANS KORIDOR 2 PADA FUNGSI GUNA LAHAN PERTOKOAN DAN ANALISIS ABILITY TO PAY (ATP) DAN WILLINGNESS TO PAY (WTP) Bagus Saputra P; Slamet Jauhari Legowo; Budi Yulianto
Matriks Teknik Sipil Vol 6, No 4 (2018): DESEMBER 2018
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1003.349 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v6i4.36546

Abstract

Kebutuhan akan transportasi pada saat ini terus meningkat dan hal ini mengakibatkan kemacetan jika tidak ditangani denga baik. Salah satu cara yang ideal adalah dengan menyediakan angkutan umum massal seperti Batik Solo Trans (BST). Penambahan demand merupakan faktor penting dalam pengembangan angkutan umum massal tersebut. Selain itu, penentuan tarif juga harus memperhitungkan kemampuan dan kesediaan dari demand agar mereka tertarik dan mau beralih pada angkutan umum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi demand serta analisis ATP dan WTP dari potensi demand tersebut pada rute BST koridor 2 pada fungsi guna lahan pertokoan. Data penelitian diperoleh dengan penyebaran kuisioner kepada pegawai dan pengunjung yang berada pada fungsi guna lahan pertokoan. Kemudian data dianalisis untuk mengetahui besarnya potensi demand dan mengetahui nilai ATP dan WTP untuk membayar tarif BST. Hasil analisis data menunjukkan potensi demand BST koridor 2 pada fungsi guna lahan pertokoan adalah 10.714 orang, yaitu 59,65% dari total 17.961 populasi. Nilai ATP dan WTP dibagi menjadi tiga kategori,yaitu umum, pegawai dan pengunjung. Nilai ATP kategori umum sebesar Rp 2.287,59, nilai ATP kategori pegawai sebesar Rp 2.157,50, dan nilai ATP kategori pengunjung sebesar Rp 2.509,24. Sedangkan nilai WTP untuk kategori umum sebesar Rp 4.035,27, nilai WTP kategori pegawai sebesar Rp 3.966,67, dan nilai WTP kategori pengunjung sebesar Rp 4.131,87. Kondisi tersebut menunjukan nilai ATP lebih rendah daripada nilai WTP dan masih di bawah nilai tariff yang berlaku saat ini yaitu sebesar Rp 4.500,00.
ANALISIS NERACA SUMBER DAYA AIR DAS KEDUANG Abdul Ghoffar Ahmad BS; Raden Roro Rintis Hadiani; Solichin Solichin
Matriks Teknik Sipil Vol 6, No 4 (2018): DESEMBER 2018
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (897.936 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v6i4.36541

Abstract

Ketersediaan air menjadi hal yang penting untuk diperharikan. Semakin banyak air digunakan, maka ketersediaannya akan semakin berkurang. Oleh karena itu perlu diakukan penelitian mengenai neraca Air, agar nantinya bisa dibuat perencanaan yang baik, sehingga air masih dapat mencukupi kebutuhan masyarakat.Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data curah hujan, data klimatologi, jumlah penduduk, jumlah ternak, data industri, data perikanan, kalender tanam, dan luas lahan irigasi.  Penelitian ini menggunakan metode GR2M sebagai metode untuk menganalisis Hujan-Debit. Komponen kebutuhan Air disesuaikan dengan SNI 6728.1 tahun 2015 meliputi kebutuhan Rumah tangga, Perkotaan, Industri, Kebutuhan Peternakan, perikanan, Irigasi dan kebutuhan Air untuk pemeliharaan sungai. prediksi curah hujan dihitung menggunakan metode SARIMA dengan bantuan Aplikasi Minitab 18. Analisis evapotranspirasi disesuaikan dengan RSNI –T-01 tahun 2004. Peta Neraca sumber daya air dibuat dengan aplikasi ArcGIS 10.2.1.Neraca Air pada tahun 2017 Pada sub DAS titik Kontrol 1 terjadi surplus terbesar terdapat pada Bulan Februari  sebesar 4,161 x 106 m3/bulan. Sedangkan defisit terbesar terjadi pada bulan Nopember dengan devisit sebesar 6,926 x 106 m3/bulan. Pada sub DAS titik Kontrol 2 terjadi defisit terbesar terjadi pada bulan Nopermber dengan defisit sebesar 239,862 x 106 m3/bulan. Prediksi Neraca Air pada Tahun 2018, Pada sub DAS titik Kontrol 1 terjadi Surplus terbesar terdapat pada Bulan Februari  sebesar 5,838 x 106 m3/bulan. Sedangkan defisit terbesar terjadi pada bulan Oktober dengan defisit sebesar 6,157 x 106 m3/bulan. Pada sub DAS titik Kontrol 2 terjadi surplus Air terbesar pada bulan Februari sebesar 7,444 x 106 m3/bulan. Sedangkan Defisit terbesar terjadi pada bulan Nopermber dengan defisit sebesar 234,838  x 106 m3/bulan.
ANALISIS VALUE ENGINEERING PADA PONDASI JEMBATAN (STUDI KASUS: PROYEK JEMBATAN KALI CENGGER TOL SEMARANG-SOLO RUAS SALATIGA-BOYOLALI SESI AMPEL-BOYOLALI) Himawan Nur Aredha Putra; Sugiyarto Sugiyarto; Ary Setyawan
Matriks Teknik Sipil Vol 6, No 4 (2018): DESEMBER 2018
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.511 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v6i4.36536

Abstract

Rekayasa Nilai atau yang biasa dikenal dengan istilah Value Engineering (VE) adalah suatu cara pendekatan kreatif dan terencana dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mengefisiensikan biaya-biaya yang tidak perlu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komponen yang dapat diefisiensikan dengan metode VE, mengetahui alternatif terbaik yang dapat mengganti desain awal, dan mendapatkan perbandingan biaya konstruksi. Analisis VE dilaksanakan pada Proyek Pembangunan Jembatan Kali Cengger Tol Semarang Solo ruas Salatiga Boyolali sesi Ampel-Boyolali.Pada studi VE, ada 5 tahap yang harus dilakukan yang biasa dikenal dengan value engineering job plan yaitu tahap informasi, tahap kreatif atau tahap spekulasi, tahap analisis, tahap pengembangan, dan tahap penyajian dan tindak lanjut.Dalam penelitian ini komponen pekerjaan yang dipilih untuk dilakukan studi VE adalah pekerjaan struktur pondasi jembatan. Desain awal struktur pondasi awal yaitu pondasi bored pile d=150 cm dan penulis merekomendasikan dua alternatif untuk menggantikan desain awal tersebut. Alternatif pertama dengan pondasi bored pile d=100 cm dengan kedalaman 8 m dan alternatif ke-dua menggunakan pondasi tiang pancang d=100 cm dengan kedalaman 10 m. Biaya pekerjaan struktur pondasi dengan desain awal adalah Rp. 70.741.519.932,00 dan setelah dilakukan analisis VE diperoleh biaya alternatif 1 Rp. 70.472.541.358,00 dengan penghematan sebesar Rp. 268.978.574,00 dan biaya pekerjaan alternatif 2 Rp. 69.406.435.961,00 dengan penghematan sebesar Rp. 1.335.083.971,00.
PENGARUH POLA PADA DRAINASE VERTIKAL SATU ARAH MENGGUNAKAN KOLOM PASIR PADA TANAH LUNAK Kurniawan, Elang Fajar; Setiawan, Bambang; Dananjaya, Raden Harya
Matriks Teknik Sipil Vol 6, No 4 (2018): DESEMBER 2018
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.958 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v6i4.36545

Abstract

Tanah lunak merupakan tanah yang memiliki daya dukung yang rendah, indeks plastisitas tanah yang tinggi, dan proses penurunan tanah yang cukup lama. Penurunan yang terjadi sering kali tidak merata, tergantung dari beban yang diterima oleh tanah tersebut. Ada beberapa metode yang sudah dikembangkan untuk mengatasi masalah tersebut, salah satunya adalah metode drainase vertikal. Drainase vertikal berfungsi untuk mempercepat proses dari keluarnya air yang ada di dalam tanah lunak. Metode pemasangan drainase vertikal di lapangan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan pola segitiga dan pola segiempat. Penelitian ditujukan untuk melihat perbedaan perilaku pemasangan drainase vertikal dengan pola segitiga dan pola segiempat pada tanah lunak yang dilihat selama 4 minggu atau 28 hari. Pengujian diantaranya konsolidasi dan penurunan. Hasil terbesar terjadi pada model uji pola segitiga + beban dengan nilai Cc dan Cv sebesar 0,810 dan 0,071 cm2/detik. Penurunan yang terjadi pada model uji pola segitiga + beban paling cepat yaitu lebih besar 14,82 % dan 6,90 % dari model uji tanpa drainase vertikal + beban + beban dan model uji pola segiempat + beban. 
PENGARUH KADAR ACCELERATOR TERHADAP KUAT TEKAN PADA HIGH STRENGTH SELF COMPACTING CONCRETE (HSSCC) BENDA UJI SILINDER UMUR 3, 7, 14, DAN 28 HARI Wibowo Wibowo; Endah Safitri; Wahyu Hapsari
Matriks Teknik Sipil Vol 6, No 4 (2018): DESEMBER 2018
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (643.026 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v6i4.36540

Abstract

Seiring dengan berkembangnya zaman, perkembangan konstruksi semakin lama semakin meningkat. Salah satu bahan utama yang digunakan dalam konstruksi adalah beton. Oleh karena itu, kebutuhan terhadap beton semakin tinggi. Selain permintaan terhadap beton semakin tinggi, permintaan terhadap beton mutu tinggi juga semakin tinggi. Oleh sebab itu, diperlukan inovasi-inovasi pada beton. Salah satu inovasi beton yang dapat dilakukan adalah dengan membuat beton mutu tinggi yang dapat memadat sendiri (High Strength Self Compaction Concrete – HSSCC), dengan kuat tekan diatas 41,4 MPa. Dalam penelitian ini, dilakukan inovasi dengan menggunakan bahan tambah berupa superplasticizer dan accelerator. Superplasticizer ditambahkan untuk mencapai workability yang tinggi. Sedangkan accelerator adalah untuk mempercepat proses pengikatan dan mengembangkan kekuatan awal beton. Accelerator juga digunakan untuk memperpendek waktu pengikatan semen sehingga mempecepat pencapaian kekuatan beton. Kadar superplasticizer yang digunakan adalah 0,8%, dan variasi kadar accelerator sebesar 0%, 0,4%, 1,2%, dan 2% dari berat semen.Penelitian dilakukan secara bertahap mulai dari pengujian agregat, pengujian SCC, dan pengujian kuat tekan beton. Pengujian SCC dilakukan dengan 3 metode, yaitu flow table untuk mengetahui parameter fillingability, l-box test untuk mengetahui parameter passingability, dan v-funnel test untuk mengetahui fillingability serta segregation resistance. Benda uji yang digunakan berbentuk silinder dengan diameter 7,5 cm dan tinggi 15 cm, dimana benda uji ini diuji dengan uji kuat tekan menggunakan Universal Testing Machine (UTM) pada umur 3, 7, 14, dan 28 hari.Berdasarkan hasil uji SCC pada beton segar, penggantian semen dengan kadar accelerator sebesar 0,4% memberikan hasil yang baik karena mampu memenuhi seluruh parameter SCC dengan standar EFNARC. Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan beton yang menggunakan superplasticizer 0,8% dan variasi penambahan accelerator menunjukkan bahwa semakin tinggi penambahan kadar accelerator dan semakin lama umur beton, maka kuat tekan beton yang dihasilkan semakin tinggi. Persentase maksimum kadar accelerator yang dapat digunakan agar dapat mencapai High Strength Self  Compacting Concrete (HSSCC) adalah 0,4%. Dengan nilai kuat tekan sebesar 43,09 MPa, memenuhi standar minimum kuat tekan beton mutu tinggi yang disyaratkan SNI-03-6468-2000.
ANALISIS PROBABILISTIK BAHAYA GEMPA PADA BENDUNGAN WADASLINTANG Dewi, Rahma Kusuma; Purwana, Yusep Muslih; Dananjaya, Raden Harya
Matriks Teknik Sipil Vol 6, No 4 (2018): DESEMBER 2018
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (832.711 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v6i4.36544

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara dengan dengan tingkat intensitas kegempaan yang cukup tinggi, terlihat dari lokasinya yang berdekatan dengan sumber-sumber gempa diantaranya, zona subduksi, sesar (fault) yang aktif, dan cinicin api pasifik (gunung berapi) yang tersebar di sepanjang negara kepulauan ini. Diantara beberapa pulau di Indonesia, Pulau Jawa menjadi salah satu pulau dengan aktivitas seismik yang tinggi. Pulau dengan jumlah penduduk paling banyak, sebagai pusat pemerintahan dan kegiatan industri menjadikan Jawa mempunyai tingkat resiko kerusakan bangunan dan infrastruktur yang cukup tinggi. Salah satu bangunan yang mempunyai tingkat resiko tinggi adalah bendungan urugan. Penelitian ini akan mengevaluasi bahaya gempa pada salah satu bendungan besar Indonesia yaitu Bendungan Wadaslintang. Bendungan ini terletak di perbatasan 3 kabupaten besar yaitu Kabupaten Kebumen, Purworejo dan Wonosobo. Bendungan ini dibangun pada tahun 1982 sampai 1987, dengan tinggi 116 m. Mengingat usia bendungan yang mencapai 31 tahun serta potensi gempa yang cukup tinggi, maka perlu adanya evaluasi terbaru mengenagi resiko gempa di Bendungan Wadaslintang. Analisis ini menggunakan metode Probabilistic Seismic Hazard Analysis (PSHA) dengan bantuan software R-Crisis 2018. Hasil analisis PSHA menunujukkan nilai percepatan tanah maksimum di lokasi tinjuan dengan periode ulang 500, 2.500, dan 10.000 tahun sebesar 0,22 g; 0,35 g dan 0,52 g. Hasil dari proses deagregasi menunjukkan besaran dan jarak gempa yang paling berpengaruh terhadap Bendungan Wadaslintang sebesar 6,87 – 7,13 Mw dan jarak 0-33 km. Hasil pencarian ground motion, didapatkan bahwa Gempa Irpinia, Italia (1980) mempunyai kriteria yang sama dengan lokasi tinjuan sesuai hasil deagregasi.  
KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANG HIGH VOLUME FLY ASH SELF COMPACTING CONCRETE (HVFA-SCC) USIA 28 HARI. Sugianto, Putut; Budi, Agus Setiya; Kristiawan, Stefanus Adi
Matriks Teknik Sipil Vol 6, No 4 (2018): DESEMBER 2018
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (810.928 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v6i4.36539

Abstract

Fly ash merupakan limbah pembakaran batu bara yang memiliki kandungan kimia berupa silika dan alumina mencapai 80%. Senyawa tersebut bereaksi dengan Ca(OH)2 hasil proses hidrasi semen dan membentuk C3S2H3 atau tubermorite yang dapat menambah kekuatan beton. Penggunaan fly ash dalam jumlah besar yaitu 50% subtitusi semen dan penambahan superplastictizer mampu menghasilkan struktur beton yang daktail dan dapan mengalir sendiri atau disebut High Volume Fly Ash – Self Compacting Concrete (HVFA-SCC). Pada pengaplikasiannya dapat digunakan juga untuk pembuatan balok beton bertulan. Penelitian ini mengkaji perilaku lentur balok dengan penambahan 50% flay ash pada balok beton bertulang dan dibandingkan dengan lentur balok beton normal. Metode yang digunakan adalah eksperimen dimana digunakan 3 balok beton bertulang HVFA-SCC dan 3 balok beton bertulang normal dengan dimensi panjan 2000 mm, lebar 150 mm, dan tinggi 300 mm. Sampel tersebut diseragamkan berdasarkan mutu yaitu 40 MPa. Pengujian beton segar HVFA-SCC dilakukan dengan 3 metode yaitu : flow table test, L-box test, dan V-funnel test. Sedangkan pada beton normal dilakukan pengujian slump. Sedangakan untuk pengujian balok menggunakan alat loading frame yang akan dibebani dengan 2 buah titik pembebanan pada 1/3 untuk mencari kuat lentur balok tersebut. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pada balok beton bertulang HVFA-SCC memiliki lendutan yang lebih besar dari pada balok beton bertulang normal akan tetapi balok beton bertulang normal dapat menerima beban yang lebih besar dari pada balok beton bertulang HVFA-SCC. Pada nilaki daktilitas balok beton bertulang HVFA-SCC memiliki nilai yang lebih besar dari balok beton bertulang normal yaitu 10,95 untuk balok HVFA-SCC dan 10,76 untuk balok normal.
ANALISIS BANJIR DENGAN METODE MUSKINGUM CUNGE DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DI KELURAHAN BANYUANYAR, SURAKARTA Raka Buana, Muhammad Zean; Hadiani, Raden Roro Rintis; Suryandari, Endah Sitaresmi
Matriks Teknik Sipil Vol 6, No 4 (2018): DESEMBER 2018
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.079 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v6i4.36534

Abstract

Surakarta, kecamatan Banjarsari, tepatnya di kelurahan Banyuanyar merupakan daerah yang tidak luput dari peristiwa banjir dengan kondisi yang cukup parah dibeberapa tahun belakangan. Banjir terjadi dikarekan limpasan air dari Kali Pepe Hulu, hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut salah satunya dengan penelusuran banjir dengan metode Muskingum Cunge dan juga pemetaan banjir. Menggunakan data debit periode ulang (Qt) dilakukan penelusuran banjir, selanjutnya pemetaan banjir yang diakibatkan oleh hujan 2 harian maksimal tahunan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG).Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa debit banjir maksimum kala ulang 5 tahunan adalah 143,748 m3/detik, luasan tergenang 122.568,098 m2. Debit maksimum kala ulang 10 tahunan maksimum adalah 196,693 m3/detik, luasan tergenang 148.995,304 m2. Debit kala ulang 25 maksimum tahunan  adalah 44,475 m3/detik, luasan tergenang 10.314,6 m2. Debit kala ulang 50 maksimum tahunan adalah, 309,434 m3/detik, luasan tergenang 255.356,377 m2. Debit banjir rencana maksimum akibat hujan 2-harian maksimum tahunan terjadi pada tahun 2009 yakni sebesar 281,846  m3/detik, luasan tergenang 188.141,935 m2. 
ANALISIS VALUE ENGINEERING UNTUK EFISIENSI BIAYA (STUDI KASUS: PROYEK APARTEMEN YUKATA SUITES ALAM SUTERA TANGERANG) Gabriel Kusumo Hendrianto; Sugiyarto Sugiyarto; Ary Setyawan
Matriks Teknik Sipil Vol 6, No 4 (2018): DESEMBER 2018
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v6i4.36538

Abstract

Value engineering (VE) adalah aplikasi metodologi nilai (value methodology) pada sebuah proyek atau layanan yang telah direncanakan atau dikonsepkan untuk mencapai peningkatan nilai (value).Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis pekerjaan yang dapat diefisiensikan dengan metode VE dan seberapa besar pengaruh VE terhadap biaya proyek konstruksi. Analisis VE dilakukan pada proyek pembangunan Apartemen Yukata Suites Alam Sutera Tangerang.Tahapan studi VE dikenal dengan istilah value engineering job plan yang dibagi menjadi lima tahap, yaitu tahap informasi, kreatif, analisis, pengembangan dan rekomendasi. Tahap pertama yaitu tahap informasi yaitu mengumpulkan sebanyak mungkin data mengenai proyek yang akan dianalisis. Tahap kedua adalah kreatif adalah tahapan yang berisi alternatif-alternatif yang disarankan. Tahap ketiga analisis yaitu tahap yang berisi perhitungan biaya dan analisis fungsi komponen pekerjaan tersebut. Tahap keempat yaitu tahap pengembangan yaitu tahap dimana alternative disajikan secara final dan kemungkinanannya untuk di implementasikan. Tahapan terkahir yaitu presentasi adalah tahap untuk meyakinkan kepada para pengambil keputusan tentang apa yang sudah dikembangkan oleh tim studi VE.Pengaruh dari analisis VE yang telah dilakukan yaitu mendapatkan cost saving pada pekerjaan struktur sebesar Rp. 2.084.020.787,53. Biaya proyek yang telah direncanakan sebelumnya sebesar Rp. 280.500.000.000,00 dan biaya proyek setelah dilakukan analisis VE sebesar Rp. 278.207.577.133,72. Alternatif terbaik yang disarankan adalah penggunaan tangga pracetak dan pengurangan dimensi pada struktur kolom.

Page 1 of 2 | Total Record : 13