cover
Contact Name
Dede Pramayoza
Contact Email
dedepramayoza.riset@gmail.com
Phone
+6289674142100
Journal Mail Official
bercadik@gmail.com
Editorial Address
Program Pasca Sarjana ISI Padangpanjang Jalan Bahder Johan, Padangpanjang, Sumatera Barat, 27128
Location
Kota padang panjang,
Sumatera barat
INDONESIA
Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni
ISSN : 23555149     EISSN : 28073622     DOI : http://dx.doi.org/10.26887/bcdk
Core Subject : Humanities, Art,
Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni adalah publikasi ilmiah akses terbuka multidisiplin, yang diterbitkan oleh Program Pasca Sarjana Institut Seni Indonesia Padangpanjang, bekerja sama dengan Lembaga Penelitian Pengabdian Pada Masyarakat dan Pengembangan Pendidikan (LPPMPP) ISI Padangpanjang. Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni, terbit 2 kali dalam setahun (pada bulan April dan Oktober) memuat artikel hasil penelitian, kajian, pemikiran, ataupun hasil penciptaan di bidang seni, baik seni rupa, seni pertunjukan, desain, kriya, maupun seni media rekam. Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni juga terbuka bagi artikel dari bidang lain yang relevan, antara lain dari bidang budaya, filsafat, pendidikan seni, sastra dan humanitas secara umum, sebagai bentuk komiten pada interdisiplinaritas. Topik-topik dari bidang antropologi, sosiologi, studi kebijakan, sejarah, serta studi tata kelola, yang berhubungan dengan bidang seni secara khusus maupun dengan budaya dan kebudayaan secara umum, juga menjadi topik yang diundang untuk dimuat pada jurnal ini. Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni, terbit secara daring mulai tahun 2021, setelah sebelumnya terbit dalam versi cetak pada rentang 2013-2017.
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 2 (2014): Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni" : 12 Documents clear
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL SEBAGAI MEDIA PROMOSI PARIWISATA Ary Leo Bermana; Rosta Minawati; Heldi Heldi
Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 2, No 2 (2014): Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.062 KB) | DOI: 10.26887/bcdk.v2i2.47

Abstract

ABSTRAK Kota Bukittinggi merupakan salah satu  kota pariwisata yang ada di Indonesia. Letak geografis dan sumber daya alam menjadi aset bagi kota Bukittinggi sebagai kota pariwisata. Hal ini karena banyaknya objek wisata yang menarik, menjadikan kota ini dijuluki sebagai "kota wisata". Ngarai Sianok merupakan salah satu objek wisata alam yang banyak dikunjungi oleh wisatawan  baik itu dari dalam maupun luar negeri, dimana terdapat taman Panorama yang memungkinkan wisatawan untuk melihat keindahan pemandangan Ngarai Sianok tersebut. Pengembangan promosi pariwisata Bukittinggi dalam bentuk animasi, dapat meningkatkan reabilitas komunikasi dan mengatasi keterbatasan waktu dan jarak sehingga apa yang ditampilkan menarik perhatian dan dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif. Animasi juga dapat membuat sesuatu itu memiliki karakter yang unik sehingga mudah diingat dan dikenal, bahkan disukai banyak orang. Melalui animasi, diharapkan meningkatkan kunjungan wisatawan di Bukittinggi. Kata Kunci: Bukittinggi. Pariwisata. Animasi. Media promosi ABSTRACT Bukittinggi is one of tourism city in Indonesia, Geographic location and natural resources become an asset to the city as a tourism Bukittinggi, this is because the number of interesting attractions, make this city dubbed as a "tourist town". Canyon Sianok is one of the natural attractions which are visited by tourists both from within and outside the country, where there are parks Panorama that allows tourists to view the scenic beauty of the canyon Sianok.  Development of tourism promotion Bukittinggi in animated form, can improve communication reliability and overcome the limitations of time and distance so that what is displayed to attract attention and can create dynamic and interactive presentations. Animation can also create something that has a unique character that is easy to remember and is known, even well like, through animation is expected to increase tourist arrivals in Bukittinggi. Key word: Bukittinggi, Tourism, Animation, Medium Promotion.
ANALISIS MUSIKAL REPERTOAR RARAK GODANG MELALUI TEORI SEMIOLOGI MUSIK: REPERTOAR KEDIDI DAN TIGO-TIGO SEBAGAI MATERIAL Supriando Supriando; Nursyirwan Nursyirwan; Herawati Herawati
Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 2, No 2 (2014): Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.253 KB) | DOI: 10.26887/bcdk.v2i2.53

Abstract

 Rarak Godang merupakan ensamble musik dengan formasi instrumen celempong, gondang, dan oguang. Konsep musik Rarak Godang adalah produk pikiran hasil dari sebuah proses kreatif seniman Rarak Godang. Analisis musikal Rarak Godang artinya melihat representasi intelektual yang abstrak dari situasi, akal pikiran, atau suatu ide dari masyarkat Taluk Kuantan tentang kesenian Rarak Godang secara musikal. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan, memahami, dan menganalisis wilayah musikal Rarak Godang pada masyarakat Taluk Kuantan melalui teori semiologi musik. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan medote kualitatif untuk mengindentifikasi kesenian Rarak Godang. Secara musikal, kesenian Rarak Godang dibangun atas asosiasi masyarakat Taluk Kuantan dari lingkungan sebagai pedoman proses kreatif dalam karya. Repertoar yang dihasilkan merupakan manifestasi atas pengalaman dan pengamatan terhadap alam sekitar serta unsur teknis dalam repertoar tersebut. Kata kunci: analisis musikal, rarak godang, Taluk Kuantan, semiologi musik. ABSTRACT Rarak Godang a musical ensemble with instruments formation celempong, gondang, and oguang. The concept of music is a product of mind Rarak Godang result of a creative process of artists Rarak Godang. Analysis of musical Rarak Godang meaning see abstract intellectual representation of the situation, the mind, or an idea of community art Taluk Kuantan on Rarak Godang musically. This study aims to find, understand, and analyze musical territory Rarak Godang in Taluk Kuantan community through music semiology theory. This research was conducted using qualitative methods now to identify Rarak Godang art. Musically, art Rarak Godang built on community associations Taluk Kuantan from the environment to guide the creative process of the work. The resulting repertoire is a manifestation on experience and observation of the natural surroundings as well as the technical element in the repertoire. Key words: musical analysis, rarak godang, Taluk Kuantan, semiology of music.
FENOMENA SOSIAL: VISUALISASI EKSPRESI WAJAH NEGATIF MELALUI SENI LUKIS Hatmi negria Taruan; Ahmad Akmal; Harisman Harisman
Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 2, No 2 (2014): Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (102.311 KB) | DOI: 10.26887/bcdk.v2i2.48

Abstract

ABSTRAKFenomena sosial adalah bagian dari prilaku suatu masyarakat yang terjadi pada saat ini, fenomena tersebut lebih kepada perbuatan yang melanggar hukum seperti: korupsi, demo, perang saudara, dampak dari itu timbullah beberapa masalah fenomena sosial yang tidak diinginkan di negeri Indonesia ini. Wajah menekankan pada identitas diri bangsa atau ciri pribadi dan karakter bangsa atau ekspresi rakyat indonesia, identitas inilah yang diharapkan dan diinginkan agar diterima orang lain. Identitas diri bangsa mencakup suatu keadaan, perbuatan yang baik dan buruk. Identitas diri bangsa bersifat interaksi dengan bangsa lain. Ekspresi Wajah Negatif sebagai bentuk subjek, yang selalu meracuni perenungan dan melahirkan ide-ide, dengan penggambaran ekspresi wajah-wajah manusia. Bahasa visual abstrak, merupakan pemahaman suatu bentuk visual, dengan proses esplorasi atau eksperimen yang tak terikat dalam pilihan visual, atau seniman bebas dalam bereksperimen dengan teknik dalam penciptaa. Bentuk karya ini lebih tepatnya adalah suatu bentuk dari informasi dari bahasa visual yaitu abstraksi simbolik, dari bentuk ekspresi wajah manusia yang ditrasformasikan dengan kecendrungan bentuk yang ekspresionisme. Dalam artian proses kerjanya menghilangkan atau menyederhanakan bentuk-bentuk objeknya.  Kata Kunci: Ekspresi Wajah Negatif, Ekspresionisme, Abstrak Simbolik         ABSTRACT Social phenomena are part of a community behavior that occurs at this time, the phenomenon is more to the unlawful act such as: corruption, demonstrations, civil war, the impact of some of the problems that arises undesirable social phenomenon in the country of Indonesia. Faces emphasis on national identity or personal traits and character of the people of Indonesian nation or expression, identity is what is expected and desired to be acceptable to others. Nation identity includes a state, the good and bad deeds. Identity of the nation is the interaction with other nations. Negative Facial Expressions as a form of the subject, who always poisons reflection and lead to new ideas, with depictions of the human faces expressions. Abstract visual language, an understanding of a visual form, with esplorasi process or experiment that is not bound in a visual choice, or free artists in experimenting with the technique in penciptaa. The form of this work is rather a form of information from the visual language of symbolic abstraction, from the shape of human facial expressions with a tendency transformation form expressionism. In terms of eliminating or simplifying the work process forms the object. Key words: Negative Facial Expression, Expressionism, Abstract Symbolic
KOMPANG ATRAKSI PADA MASYARAKAT BENGKALIS RIAU Yosi Ramadona; Rosta Minawati; Nursyirwan Nursyirwan
Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 2, No 2 (2014): Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.541 KB) | DOI: 10.26887/bcdk.v2i2.54

Abstract

ABSTRAK Tulisan ini adalah hasil penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan bentuk pertunjukan Kompang yang berbeda dari Kompang yang umum dikenal di tengah masyarakat Bengkalis, pertunjukan Kompang tersebut dikenal dengan sebutan Kompang Atraksi. Di daerah Meskom Kecamatan Bengkalis Kompang telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam setiap perhelatan perkawinan, perayaan keagamaan, sunatan, serta perhelatan lainnya. Kompang tradisi lazim dikenal sebagai permainan alat musik Kompang yang dipukul dengan ritme tertentu, diiringi dengan nyanyian dari kitab berzanji yaitu  puji-pujian terhadap Allah SWT dan Rasulullah SAW. Dengan menggunakan metode kualitatif yang dipadukan dengan teori bentuk seni pertunjukan serta teori fungsi, dapat disimpulkan bahwa pertunjukan Kompang Atraksi memadukan atraksi gerak dengan pertunjukan Kompang tradisional. Bentuk baru ini dapat diterima oleh masyarakat karena tetap mempertahankan hakikat dari pertunjukan Kompang tradisi baik dari aspek bentuk maupun esensi dari pertunjukan, yaitu sebagai bagian dari syiar agama Islam dalam sajian estetis.  Kata kunci : Pertunjukan, Kompang, Atraksi, Bengkalis  ABSTRACT This paper is the result of research that aims to explain the different forms of performances Kompang Kompang commonly known in the community Bengkalis, the show is known as Kompang Kompang Attractions. In areas Meskom District of Bengkalis Kompang has become an integral part in every event of marriage, religious celebrations, circumcision, and other events. Kompang tradition commonly known as a game of musical instrument Kompang struck with a certain rhythm, accompanied by the singing of the Mawlid al-Barzanjī book which praises to Allah and the Prophet Muhammad. Using qualitative methods, combined with a form of performance art theory and the theory of functions, it can be concluded that the performance of motion Kompang Things attractions combine with traditional Kompang performances. The new form can be accepted by society because retaining the essence of the show Kompang good tradition of aspects and forms the essence of the show, which is a part of Islamic religious symbols in aesthetic offerings. Key words: Performance, Kompang, Attractions, Bengkalis
PETATAH-PETITIH MINANGKABAU DALAM PENCIPTAAN KOMPOSISI MUSIK "BATAMPEK" Jhori Andela; Ediwar Ediwar; Elizar Elizar
Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 2, No 2 (2014): Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (54.392 KB) | DOI: 10.26887/bcdk.v2i2.49

Abstract

ABSTRAK Karya komposisi musik “ Batampek”  merupakan musik yang terinspirasi dari sebuah pepatah minangkabau nan buto paambuih lasuang, nan pakak palapeh badia, nan lumpuah paunyi rumah, nan kuaik pambao baban, nan binguan disuruah-suruah, nan cadiak lawan barundiang. pepatah tentang penggambaran seorang pemimpin yang bijaksana yang bisa memanfaatkan sesuatu dan menempatkan sesuatu pada tempatnya. Bagaimana seorang peimpin memposisikan dirinya terhadap beragam bentuk manusia yang dipimpinnya.  Kata kunci: Komposisi, Batampek, Pepatah, pemimpin,    ABSTRACT Work of musical composition "Batampek" a musical inspired by a Minangkabau proverb buto paambuih lasuang nan, nan pakak palapeh badia, nan lumpuah paunyi rumah,nan kuaik pambao baban, nan binguang disuruah-suruah, nan cadiak dibao barundiang. adage about the portrayal of a wise leader who can take advice of something and put something in place. How a leader positioned it self against various forms of human lead.  Key words: Composition, proverb, leader, position
ESTETIKA MUSIK KOMPANG DI BENGKALIS, RIAU Kairul Asral; Nursyirwan Nursyirwan; Rosta Minawati
Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 2, No 2 (2014): Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (61.199 KB) | DOI: 10.26887/bcdk.v2i2.55

Abstract

ABSTRAKKompang Melayu dipahami sebagai istilah penyebutan terhadap kelompok-kelompok Kompang di masyarakat Melayu. Keberadaan musik Kompang  dapat ditemui pada kegiatan upacara Tepuk Tepung Tawar, upacara Berinai Curi, upacara Rarak Pengantin, upacara Turun Mandi, mengiringi Pencak Silat, mengantar kepergiaan dan menyambut kedatangan jama’ah haji, dan menyambutan  tamu di pemerintahan. Kompang gendang bermuka dua menyerupai Rebana berdiameter 35-40 cm terbuat dari kayu Leban dengan membran dari kulit kambing betina dilengkapi sedak (peregang kulit) dimainkan dalam bentuk pola-pola pukulan rampak  (lokal: maen tangan) dan   pola- pola jalinan (lokal: naek-turun). Vokal berupa nyanyian dalam bahasa Arab yang bersumber dari teks-teks kitab Barzanji yang lazim disebut Adi.  Adi adalah teks lagu berupa frasa kalimat tanya-jawab yang ditulis  dengan huruf Hijaiyah.  Permainan pola pukulan dan vokabuler vokal dipengaruhi oleh makhrijal huruf Makhraj yang berarti ketepatan ucapan.  Kata Kunci: Estetika, Musik Kompang, Masyarakat Melayu, Bengkalis  ABSTRACTMalay Kompang understood as the mention of the term Kompang groups in the Malay community. The existence Kompang music can be found on the ceremonial activities Flour Fresh Tap, Steal Berinai ceremony, ceremony rarak Bride, Down Bathing ceremony, accompanied Pencak Silat, kepergiaan usher and greet pilgrims and guests menyambutan in government. Kompang drum resembling a tambourine duplicity 35-40 cm in diameter made of wood with a membrane of skin Leban goat comes Sedak (leather stretcher) is played in the form of patterns blow rampak (local: maen hand) and braided patterns (local: naek -turun). Vocal form of singing in Arabic that originates from the texts of Barzanji commonly called Adi. Adi is the text of a song in the form of question and answer phrases sentences are written with letters Hijaiyah. Games and vokabuler vocal punch patterns are influenced by letters makhrijal makhraj which means the accuracy of the speech. Key words: Aesthetics, Music Kompang, Malay Society, BengkalisABSTRAKKompang Melayu dipahami sebagai istilah penyebutan terhadap kelompok-kelompok Kompang di masyarakat Melayu. Keberadaan musik Kompang  dapat ditemui pada kegiatan upacara Tepuk Tepung Tawar, upacara Berinai Curi, upacara Rarak Pengantin, upacara Turun Mandi, mengiringi Pencak Silat, mengantar kepergiaan dan menyambut kedatangan jama’ah haji, dan menyambutan  tamu di pemerintahan. Kompang gendang bermuka dua menyerupai Rebana berdiameter 35-40 cm terbuat dari kayu Leban dengan membran dari kulit kambing betina dilengkapi sedak (peregang kulit) dimainkan dalam bentuk pola-pola pukulan rampak  (lokal: maen tangan) dan   pola- pola jalinan (lokal: naek-turun). Vokal berupa nyanyian dalam bahasa Arab yang bersumber dari teks-teks kitab Barzanji yang lazim disebut Adi.  Adi adalah teks lagu berupa frasa kalimat tanya-jawab yang ditulis  dengan huruf Hijaiyah.  Permainan pola pukulan dan vokabuler vokal dipengaruhi oleh makhrijal huruf Makhraj yang berarti ketepatan ucapan.  Kata Kunci: Estetika, Musik Kompang, Masyarakat Melayu, Bengkalis  ABSTRACTMalay Kompang understood as the mention of the term Kompang groups in the Malay community. The existence Kompang music can be found on the ceremonial activities Flour Fresh Tap, Steal Berinai ceremony, ceremony rarak Bride, Down Bathing ceremony, accompanied Pencak Silat, kepergiaan usher and greet pilgrims and guests menyambutan in government. Kompang drum resembling a tambourine duplicity 35-40 cm in diameter made of wood with a membrane of skin Leban goat comes Sedak (leather stretcher) is played in the form of patterns blow rampak (local: maen hand) and braided patterns (local: naek -turun). Vocal form of singing in Arabic that originates from the texts of Barzanji commonly called Adi. Adi is the text of a song in the form of question and answer phrases sentences are written with letters Hijaiyah. Games and vokabuler vocal punch patterns are influenced by letters makhrijal makhraj which means the accuracy of the speech. Key words: Aesthetics, Music Kompang, Malay Society, Bengkalis
SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT PARIANGAN DALAM KARYA FILM DOKUMENTER “ISHLAH” Nolly Media Putra; Ediwar Ediwar; Gerzon Ajawaila
Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 2, No 2 (2014): Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.698 KB) | DOI: 10.26887/bcdk.v2i2.50

Abstract

 ABSTRAKKarya film dokumenter “Ishlah” merupakan sebuah karya yang terinspirasi dari peristiwa sosial budaya. gagasan dasar diusung berdasarkan beberapa kebiasan bersama masyarakat nagari Pariangan yang dinilai sebagai ruang sosial, sekaligus wadah bagi semua lapisan masyarakat dalam dalam membina hubungan silaturahmi antar sesama, baik itu kebiasaan sehari-hari ataupun kebiasaan-kebiasan seperti upacara adat bahkan keagamaan (upacara Ratik Tagak dan Maulid Nabi) Tema yang diacu adalah nilai sosial budaya yang terdapat pada setiap kebiasan, selain fungsi dasarnya sebagai wadah spiritual, beberapa dari kebiasaan tersebut juga merupakan sebagai ruang sosial (media) yang mampu mempersatukan hubungan antarsesama dan mempererat hubungan silaturahim. Metode garapan dilakukan melalui riset, pengolahan data, penulisan naskah berupa treatment, proses shooting dan editing. Karya ini dibagi kedalam lima segmen. Bagian pertama memvisualkan geografis daerah, bagian kedua, sistem mata pencaharian, bagian ketiga, memvisualkan unsur relegius dan aktivitas mayarakat (anak-anak belajar mengaji, para pemuda belajar pasambahan dan main koa. Pada bagian keempat menggambarkan upacara Ratik Tagak dan Maulid Nabi. Bagian kelima adalah bagian penutup, menggambarkan beberapa rumah gadang yang telah ditinggalkan bahkan sudah mulai rusak, pada bagian ini juga digambarkan beberapa orang yang sedang memperbaiki rumah gadang yang telah rusak tersebut.  Kata Kunci: Dokumenter, Upacara Ratik Tagak, Maulid Nabi, silaturrrahmi, nilai sosial.        ABSTRACT Ishlah is a documentary movie wich inspired by local culture. Basic idea contructed by social behaviour of  peoples who life in Pariangan this social behaviour contains whole peoples live activity such daily activity and cultural ceremony and religious ceremony. ( Ratik Tagak dan Maulid Nabi). The Theme is about social-cultural value in each behaviour, beside the base function in religion, some behaviuours are social-media wich unite the relationship (silaturahim). Production method starts by research, analising, making the script as treatment, shooting and editing. This documentary movie contains 5 segments. First segment, visualizing landscape of location. The second segment visualizing the economic and social system. The third segment visualizing the religious path and peoples activity (the children learns Al-Qur’an, the teenager learn pasambahan dan playing koa. In the fourth segment, visualizing the traditional foclore Ratik Tagak  and Maulid Nabi. The five segment is the last part, visualizing the traditional architecture =, Rumah Gadang, wich had been leaved, poor condition and the same segment, also visualizing some people try to reconstruct the Rumah gadang. Key word: Documentary, Ritual Ratik Tagak and Maulid Nabi, social behaviour contains.
RONGGENG MELAYU DALAM PENCIPTAAN TARI RESAM SEMENANJUNG Syafrizaldi Syafrizaldi; Ediwar Ediwar; Martion Martion
Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 2, No 2 (2014): Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/bcdk.v2i2.56

Abstract

ABSTRAK                                       Fenomena kesenian tradisional Melau di Sumatera Utara menjadi salah satu objek yang dicermati pengkarya untuk menghadirkan karya tari Resam Semenanjung. Fenomena tersebut terdapat pada kesenian ronggeng Melayu. Kesenian ronggeng di Indonesia, khususnya di Suamtera Utara merupakan kesenian yang berkembang dan dipengaruhi budaya luar. Secara budaya, etnik budaya Melayu selalu merespon dan mengadopsi pengaruh kesenian luar, sehingga terciptalah akulturasi budaya. Islam menjadi asas uatama dalam proses akulturasi tersebut, sehingga perubahan kesenian Melayu akan selalu diimbangi oleh kontinuitasnya. Ronggeng Melayu Sumatera Utara dapat dikatakan sebagai kesenian yang berkaitan dengan nilai kehidupan masyarakat tersebut, hal ini dikarenakan ronggeng memiliki konsep tari dalam budaya Melayu. Seni tari dalam kebudayaan Melayu mengikuti norma-norma yang digariskan oleh adat Melayu. Berbagai gerak mencerminkan halusnya budi orang-orang Melayu, yang menjadi integral dari pada diri sendiri maupun alam sekitar, seperti yang tercermin dalam ungkapan Melayu “Kembali ke alam semula jadi”. Selain konsep tari ronggeng juga memiliki sifat-sifat dan adat resam. Aat resam yang dipakai dalam perwujudan kesenian ronggeng Melayu mengacu ada adat yang sebenar adat, adat yang diadatkan, adat yang teradat dan adat istiadat.Karya ini lebih menitik beratkan pada fenomena yang terkandung pada ronggeng tersebut, yaitu konsep-konsep tari, sifat dan adat resam. Digarap sesuai perkembangan zaman tanpa menghilangkan konsep, sifat dan adat resam Melayu. Karya ini dibagi dalam tiga bagian di mana masing-masing bagian memiliki kaitan cerita satu sama lain. Metode yang dipakai untuk menciptakan tari Resam Semenanjung melalui tahapan eksplorasi, tahap pembentukan karya dan evaluasi.Resam adalah karakter atau nilai-nilai tertentu yang dipergunakan atau yang melekat pada suatu upacara dan adat. Sedangkan semenanjung adalah satu kesatuan wilayah yang dihuni oleh komunitas masyarakat Melayu dalam mengembangkan kebudayaanya. Sajian karya ini berbentuk dramatari dan menggunakan tipe dramatik.  Kata kunci: Ronggeng, Melayu, Penciptaan, Tari dan Resam Semenanjung    ABSTRACT The phenomen on of Malay traditional artisisn North Sumatera became one of the objects observed pengkarya to present dance work Resam Semenanjung. This phenomenon found in Malay ronggeng art. Ronggeng arts in Indonesia, especially Nort Sumatera is growing art and culture influence art can constitute acculturation. Islam is the mai principle in the acculturation process, so changes Malay art can be said to berelated to the value of people’s lives it is because ronggeng have dance concepts in Malay culture. The art of dance in Malay culture follow the normslaid down by Malay custom. Varios motion reflects the environment, as reflectedin the Malay phrase “Back to original nature so”. In addition to the in digenous custom, custom diadatkan, teradat and mores.            This workis focusedon the phenomen on that is containedin the ronggeng dance concepts, properties and custom resam. Work edaccording to the times with out losing the concept, nature and indigenous Malay resam. This work is divide into three sections where each section has as torylink to each other. The method used to create the dance Resam Semenanjung through the exploration stage, the stage of formation and evaluation work.            Resam is a character or specific value susedor attached to a ceremony and customs. While the peninsula is a territorial unitin habited by the Malay community in dveloping culture. This work dramatari shaped dishanduse the type of dramatic.
NILAI SOSIAL DAN RELEGIUS TRADISI PENDIDIKAN DI SURAU DALAM PENCIPTAAN KOMPOSISI MUSIK "RONO LAMO KURENAH KINI" Rio Eko Putra; Ediwar Ediwar; Elizar Elizar
Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 2, No 2 (2014): Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.26 KB) | DOI: 10.26887/bcdk.v2i2.51

Abstract

ABSTRAK Sistem pembelajaran surau masa dulu merupakan sebuah tempat pembelajaran yang bermuatan kompleksitas kehidupan. Beberapa aspek penting yang hadir dalam aktivitas surau ialah kuatnya sosok seorang guru tuo yang mengajarkan keterampilan membaca Al-Qur-an. Memberikan ilmu pengetahuan, baik itu pengetahuan agama, adat dan aspek pembelajaran moral terhadap anak laki-laki Minangkabau, serta aspek keseimbangan antara duniawi dan ukhrawi (akhirat).                                   Kata Kunci: Keseimbangan, Aspek Pembelajaran Moral.    ABSTRACT Surau past learning system is a learning place laden complexity of life, some aspects of the activity present in the Mosque is the strong figure of an old teacher, who teaches Al-Quran reading skills, providing both the knowledge of the science of the religion, customs and moral aspects of learning to boys as well as aspects of balance Minangkabau world and the here after.  Key words: Balance, Moral aspects of learning.
ESTETIKA MUSIK ZAPIN SEBAGAI BUDAYA POPULER DI PEKANBARU Ahmad Nafis; Rosta Minawati; Ediwar Ediwar
Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 2, No 2 (2014): Bercadik: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni
Publisher : Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (79.746 KB) | DOI: 10.26887/bcdk.v2i2.46

Abstract

 ABSTRAK Musik Zapin di Kota Pekanbaru sebagai budaya populer merupakan fenomena pergeseran konsep, bentuk, fungsi, estetika dan makna bagi masyarakat pendukungnya. Pendekonstruksian pola-pola tertentu (tradisi) kepada keseragaman, standarisasi, pencitraan, kapitalisme, kreatifitas dan inovasi seniman. Secara praktis hal tersebut sebagai bentuk kreativitas dan inovasi seniman dalam berkarya, baik kaitan pengembangan ataupun pelestarian seni budaya Melayu. Musik Zapin sebagai budaya populer memiliki estetika posmodern, di antaranya: Parodi, pastiche, parodi, kitsch, camp, dan skizofrenia. Pertunjukan musik Zapin mengalami pergeseran nilai-nilai keteradisiannya (konsep estetika tradisi) ke estetika modern bahkan posmodern. Pergeseran tersebut oleh karena perubahan sosial masyarakat Kota Pekanbaru. Keterbukaan dan homogenitasan, baik etnis dan budaya menciptakaan keterbukaan ruang bagi pertunjukan musik Zapin untuk beradaptasi dengan ruang dan kebutuhan masyarakatnya. Oleh sebab itu, pertunjukan musik Zapin sebagai budaya populer (estetika profan). Kata Kunci: Komodifikasi, Budaya Populer, Musik Zapin, dan Kota Pekanbaru  ABSTRACT Music Zapin in Pekanbaru as popular culture is a phenomenon of shifting concept, form, function, aesthetics and meaning to community supporters. Pendekonstruksian certain patterns (traditions to uniformity, standardization, imaging, capitalism, creativity and innovation of artists. Practically it is a form of creativity and innovation in the work of artists, both regard the development or preservation of Malay culture and art. Zapin music as popular culture has a postmodern aesthetic, including: parody, pastiche, parody, kitsch, camp, and schizophrenia. Zapin music performances shifting values keteradisiannya (traditional aesthetic concept ) to the modern aesthetic and even postmodern. The shift is due to social change Pekanbaru. Openness and homogenitasan, both ethnic and cultural openness menciptakaan Zapin space for musical performances to adapt to the space and the needs of society. Therefore, musical performances Zapin as popular culture (aesthetic profane). Keywords: Commodification, Popular Culture, Music Zapin, and the city of Pekanbaru

Page 1 of 2 | Total Record : 12