cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol. 1 No. 1 (1993): Juni 1993" : 5 Documents clear
Ketepatan Pengukuran suhu Permukaan Laut Dengan NOAA-AVHRR dan Artinya Bagi Penelitian Perikanan dan Kelautan Setyo Budl Susilo
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 1 No. 1 (1993): Juni 1993
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2502.514 KB)

Abstract

Pengukuran suhu permukaan laut melalui satelit telah banyak dilakukan. Mengingat berbagai sumber kesalahan pengukuran dalam metoda ini, beberapa peneliti serino meragukan ketepatan pengukurannya. Percobaan ini bertujuan untuk menganalisa ketepatan pengukuran suhu permukaan laut melalui satelit dan artinya bagi penelitian-penelitian di bidang perikanan dan kelautan. Pasangan data suhu permukaan laut yang diukur in situ melalui satelit dianalisa secara statistik. Analisa statistik menunjukkan bahwa 9 pasang data yang digunakan dalam percobaan ini. terlalu sedikit untuk dapatdigunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan mengenai ketepatan pengukuran. Terlepas dari ini, banyak penelitian di bidang perikanan dan kelautan yang tidak terpengaruh oleh besarnya ketepatan pengukuran (bias), mengingat hanya gradien suhu secara horizontal yang diperlukan dan bukan nilai suhunya itu sendiri.Kala-kala kunci: NOAA-AVHRR. suhu permukaan laut, ketepatan, perikanan dan kelautan
Pemanfaatan Citra Satelit Landsat -MSS Untuk Melihat Perubahann Luasan Daratan dan Magrove Akibat Sedimentasi di Laguna Segara Anakan Cilacap IG Wayan Adiwilaga; Joko Purwanto; I Wayan Nurjaya
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 1 No. 1 (1993): Juni 1993
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3116.553 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat perubahan luasan daratan dan mangrove di perairan laguna Segara Anakan Cilacap dengan menggunakan citra sate lit Landsat-MSS. Proses sedimentasi yang intensif di perairan ini menimbulkan adanya perubahan daratan. Sumbangan sedimen yang terbesar berasal dari sungai Citanduy. Pada tang gal 13-16 Februari 1985, sedimen yang masuk ke Segara Anakan sebesar 82,52 ton atau 1,68 tonfJam dengan laju pengendapan sebesar 0,731 ton/m2 atau 9,8kg/m2fJam. Sedangkan pada bulan Juni 1989, sedimen yang masuk ke Segara Anakan sebesar 2134,66 ton atau 2,98 tonfJam, sedimen yang diendapkan sebesar 9,41 ton/m2 atau 13,69 kg/m2/jam. Hasil analisis korelasi linier antara perubahan daratan dan mangrove terhadap waktu menunjukkan bahwa perubahan luasan daratan terhadap waktu berkorelasi 0,998, sedangkan perubahan luasan mangrove terhadap waktu berkorelasi -0,960. Kondisi ini disebabkan oleh adanya kegiatan penebangan pohon mangrove secara liar, perubahan peruntukan lahan hutan mangrove menjadi persawahan, pertambakan dan pemukiman.Kata-kata kunci: citra satelit LANDSAT-MSS, sedimentasi, mangrove, laguna Segara Anakan
Studi Habitat Peneluran Penyu Sisik (Eretmochelys Imbricata L) di Pulau Peteloran Timur dan Barat Taman Nasional Kepulauan Seribu , Jakarta Dadan Hermawan; Saddon Silalahi; H Muhammad Eidman
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 1 No. 1 (1993): Juni 1993
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1538.662 KB)

Abstract

Penyu sisik (Eretmoche/ys imbricata L.) merupakan salah satu dari enam penyu laut yang ditemukan di Indonesia. Jenis penyu ini termasuk dalam daftar Red Data Book JUeN sebagai jenis yang hampir punah. Oleh karena itu, pengelolaan yang berkelanjutan terhadap penyu ini sangat diperlukan. Untuk maksud tersebut, salah satu langkah yang dilakukan adalah mengadakan studi mengenai habitat dan dinamika populasinya yang di Indonesia masih jarang dilakukan. Studi ini ditujukan untuk mengetahui karakteristik biotik dan abiotik dari habitatpenelurannya di pulau Peteloran Timur dan Barat, Taman Nasionallaut Kepulauan Seribu, Jakarta. Hasil studi menunjukkan bahwa tipe vegetasi pantai, kemiringan pantai, komposisi dan struktur pasir, keragaman dan kelimpahan predator serta keberadaan terumbu karang merupakan faktor-faktor yang berperan dalam habitat peneluran penyu sisik.Kata-kata kunci: penyu sisik, habitat peneluran, faktor biotik, faktor abiotik
Jenis-Jenis Polychaeta di Pulau Lombok dan Peristiwa Baunyale Dwi Soelistya Dyah Jekti; Raskun .; Sumarjan .; Eny Yulianti; Hari Suryawati; Mochamad Maswan; W Kastoro
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 1 No. 1 (1993): Juni 1993
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3283.685 KB)

Abstract

Identifikasi jenis-jenis cacing (nyale) yang muncul setiap peristiwa 8aunyale telah dilakukan terhadap cacing-cacing yang tertangkap pad a peristiwa yang terjadi di tahun 1991 dan 1992. Ternyata yang disebut nyale tersebut adalah Polychaeta yang sedang melakukan pemijahan secara masal (swarming). di Pulau lombok peristiwa-peristiwa tersebut hanya terjadi di Pantai Selatan (Pantai Sager). Namun demikian, Polychaeta ditemukanjuga dengan jenis dan kelimpahan yang lebih kecil di Pantai Timur, Barat dan Utara, walaupun tidak terjadi peristiwa swarming. Kepadatan Polychaeta di luar peristiwa 8aunyale di Pantai Selatan adalah 66 ekor/m2, sedangkan di ketiga pantai lainnya hanya berkisar antara 34 - 43 ekor/m2.Kata-kata kunci: Polychaeta, peristiwa 8aunyale, pulau lombok
Physical Effects On The Behavior Of Littorina Littorea (L) Isdradjad Setyobudiandi; Raden Ario; Eddy Soekendarsi
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia Vol. 1 No. 1 (1993): Juni 1993
Publisher : Institut Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3492.29 KB)

Abstract

Gastropoda, Uttorina littorea (l.) dipelihara pada salinitas antara 9-33"'- . Hewan tidak dapat berlahan hidup pada salinitas kurang dari 8%.. Pada salinitas antara 15.6-19.4"'- hewan tampak lebih aktif dalam kondisi dengan atau tanpa cahaya. Penurunan tingkat aktifitas umumnya terjadi dengan menurunnya salinitas media.Kata-kat. kunci: Littorina littorea, tingkah laku, salinitas, cahaya

Page 1 of 1 | Total Record : 5