cover
Contact Name
Robby Irsan
Contact Email
robbyirsan@teknik.untan.ac.id
Phone
+6282149492595
Journal Mail Official
robbyirsan@teknik.untan.ac.id
Editorial Address
Jl. Prof. Dr. H Jl. Profesor Dokter H. Hadari Nawawi, Bansir Laut, Kec. Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78124
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah
ISSN : -     EISSN : 26222884     DOI : https://doi.org/10.26418/jtllb
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah (ISSN: 2622-2884) is a scientific journal published by Environmental Engineering Study Program, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura, Pontianak, Indonesia. The journal was purposed as a medium for disseminating research results in the form of full research article, short communication, and review article on aspects of environmental sciences. Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah is registered on the ISSN starting from Vol. 6, No. 2, July 2018. Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah accepts articles in Bahasa Indonesia or English by covering several topics of environmental studies including clean water supply, wastewater distribution, and treatment, drainage and treatment of liquid waste, solid waste treatment (solid waste), air pollution control, management of industrial and B3 discharges, environmental management (impact analysis), environmental conservation, water and soil pollution control, environmental health and sanitation, occupational safety and health, pollution control in wetlands. Since 2023, The journal periodically publishes four issues in a year in January, April, July, and October.
Articles 21 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 1 (2015): JURNAL 2015" : 21 Documents clear
PERENCANAAN ARTIFICIAL REEF SEBAGAI RESTORASI TERUMBU KARANG DAN PENGAMAN PANTAIDI PULAU LEMUKUTAN KABUPATEN BENGKAYANG Dhiecho Mahar Dhiecha
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 3, No 1 (2015): JURNAL 2015
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.26 KB) | DOI: 10.26418/jtllb.v3i1.9081

Abstract

ABSTRACT Damage that occurs around the area Lemukutan Island caused the use of chemicals or cyanide to catch fish and coral reefs by local people, but it is also often made use of bombs surrounding communities to take beautiful corals that will be sold to destroy coral reef ecosystems in the waters .Artificial reef planning methods (Artificial reef ) as the restoration of coral reefs and coastal protection is to conduct a field survey using a measuring instrument GPS topographic, marine water quality data and using secondary data, statistical data, tidal, wave height, bathymetry map, direction of flow and wind direction. Water quality analysis carried out in-situ, parameter test in the brightness of the water, currents, salinity, temperature, pH. Analysis of the function of Artificial reefs for reef restoration and as coastal protection is to use a hollow dome type or reef balls. Appropriate placement location and located at coordinates N 00 45 '33.8 ", E 1080 42' 19.5" up to N 00 45 '29.2 "E 1070 15' 49.0", and the average depth of 3 meters. Results of water quality testing based on parameters salinity, current velocity, pH, turbidity, light intensity and temperature qualify coral life quality standards in Indonesia based on PERMEN LH No. 51 TAHUN 2004. The dimensions of Artificial reef s diameter of 1.80 m, height 1.50 m with a thick layer of 10 cm and a hole located on the sides of the Artificial reef for 34 holes with a diameter of 15 cm. Filler material used is concrete with a volume of 0.916 m3, equivalent to 2,198 tons. Binder or cement used type V, which is resistant to high sulfate levels. The amount of reef balls used is 834 pieces. Keywords: Artificial reef , Seawater Quality, Reef balls and coral reefs,.
ANALISIS BEBAN EMISI CO DAN CH4 DARI KEGIATAN PEMBAKARAN SAMPAH RUMAH TANGGA SECARA TERBUKA (Studi Kasus Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya) Della Octavia Yulisa Fitrianingsih Dian Rahayu Jati
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 3, No 1 (2015): JURNAL 2015
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.641 KB) | DOI: 10.26418/jtllb.v3i1.12863

Abstract

ABSTRAK Emisi dapat dihasilkan dari proses alam maupun aktivitas manusia. Emisi menjadi kunci utama terjadinya pencemaran lingkungan khususnya pencemaran udara. Salah satu aktivitas yang berpotensi menimbulkan emisi adalah pembakaran sampah rumah tangga secara terbuka. Berdasarkan hasil observasi lapangan, sistem manajemen pengelolaan dan pengolahan sampah di wilayah Kecamatan Sungai Kakap belum maksimal. Hal ini menyebabkan sebagian besar masyarakat mengolah sampah rumah tangga yang dihasilkan dengan cara membakar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui timbulan sampah rumah tangga di Kecamatan Sungai Kakap, mengetahui persentase penduduk membakar sampah dan frekuensi pembakaran, mengetahui perkiraan beban emisi CO dan CH4 dari kegiatan pembakaran sampah rumah tangga secara terbuka melalui perhitungan berdasarkan faktor emisi U.S. EPA (2001), serta memberikan rekomendasi yang tepat sebagai upaya pengurangan emisi. Pengambilan sampel sampah dilakukan dengan metode stratified random sampling berdasarkan klasifikasi pendapatan masyarakat. Klasifikasi pendapatan masyarakat didasarkan pada UMK (Upah Minimum Kabupaten) Kubu Raya Tahun 2015. Kelompok rumah dibagi menjadi dua golongan yaitu kelompok rumah dengan tingkat pendapatan masyarakat dibawah dan diatas nilai UMK. Sebanyak 46 rumah menjadi objek sampling untuk mendapatkan data timbulan sampah. Berdasarkan perhitungan dengan rumus Slovin, sebanyak 110 kuesioner disebarkan untuk mendapatkan data persentase penduduk membakar sampah serta data frekuensi pembakaran sampah. Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata timbulan sampah untuk Kecamatan Sungai Kakap yaitu sebesar 0,176 kg/orang/hari. Persentase penduduk membakar sampah di Kecamatan Sungai Kakap sebesar 66,4% dengan nilai frekuensi pembakaran sekitar 2 kali/minggu. Hasil perhitungan nilai beban emisi akibat pembakaran sampah di Kecamatan Sungai Kakap untuk gas CO yaitu sebesar 59,294 ton/tahun dan untuk gas CH4 yaitu sebesar 9,059 ton/tahun. Nilai beban emisi tersebut diperkirakan akan semakin tinggi seiring dengan pertambahan jumlah penduduk apabila tidak ada upaya pengurangan emisi. Rekomendasi yang dapat diberikan dalam upaya pengurangan emisi di Kecamatan Sungai Kakap adalah dengan merubah pola pikir dan paradigma masyarakat melalui pendekatan edukatif, pemberlakuan sanksi kepada masyarakat yang melakukan pembakaran sampah secara terbuka, serta perbaikan sistem manajemen sampah wilayah melalui penyediaan pelayanan persampahan dan penerapan 3R (Reuse, Reduce, Recycle) secara sederhana dengan melibatkan masyarakat.   Kata Kunci : Pembakaran Sampah Secara Terbuka, Kecamatan Sungai Kakap, Beban Emisi,Emisi CO dan CH4
ANALISIS DAMPAK KEBISINGAN TERHADAP KOMUNIKASI DAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA SEKOLAH PADA JALAN PADAT LALU LINTAS Moehammad Riyan Zikri
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 3, No 1 (2015): JURNAL 2015
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.792 KB) | DOI: 10.26418/jtllb.v3i1.11913

Abstract

ABSTRAKKebisingan adalah salah satu jenis polusi yang berpengaruh terhadap lingkungan. Salah satu sumber polusi suara adalah kebisingan yang berasal dari jalan padat lalu lintas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebisingan di MTsN 1 Pontianak di Jalan Alianyang serta mengetahui pengaruh kebisingan terhadap komunikasi dan konsentrasi belajar siswa di sekolah tersebut kemudian memperkirakan upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan dampak kebisingan bagi para siswa. Waktu pengukuran adalah pada range jam 06.30-09.00 dan 10.00- 13.00 WIB dengan menggunakan Sound Level Meter. Pemilihan jam pengukuran kebisingan berdasarkan laporan Penyusunan Tataran Transportasi Lokal Kota Pontianak tahun 2012 oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika dan disesuaikan dengan jam saat masuk kelas yaitu pada saat masuk sekolah dan jam masuk kelas setelah istirahat. Pengukuran dampak kebisingan terhadap komunikasi dan konsentrasi belajar siswa dalam penelitian ini menggunakan kuesioner sebanyak 90 lembar yang dibagikan merata pada tiap kelas. Tingkat kebisingan pada MTsN 1 Pontianak melebihi ambang batas kebisingan untuk sekolah yaitu sebesar 55 dB. Tingkat kebisingan terbesar pada Jalan Alianyang adalah 74.2 dB, sedangkan pada halaman sekolah sebesar 66,6 dB. Dari analisis kuesioner, 96% siswa menyatakan bahwa sekolah tersebut bising, dan 89% responden menyatakan kebisingan dari lalu lintas mengganggu konsentrasi mereka dalam proses belajar mengajar di kelas. Dari analisis prestasi belajar siswa kelas 8 dan 9 yang mengalami penurunan sebanyak 62,5%. Upaya penanganan untuk mengurangi tingkat kebisingan adalah dengan menanam pepohonan di depan sekolah, membuat barrier kebisingan pada sekolah, membuat marka jalan dan rambu lalu lintas, serta ruangan kelas yang dapat dibuat lebih kedap suara dengan menambahkan bahan peredam sehingga kebisingan tidak masuk dan mengganggu proses belajar mengajar di kelas. Kata kunci : Kebisingan di Sekolah, Konsentrasi, Gangguan Komunikasi.
PENGOLAHAN AIR TANAH DENGAN SISTEM MULTIFILTRASI MENGGUNAKAN CANGKANG KERANG, ZEOLIT DAN KARBON AKTIF Inanda Fajarwati
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 3, No 1 (2015): JURNAL 2015
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.04 KB) | DOI: 10.26418/jtllb.v3i1.9917

Abstract

ABSTRAK Air tanah dangkal yang berasal dari peresapan air permukaan mengandung banyak komponen yang terlarut ketika air elewati lapisan tanah seperti besi dan zat organic yang menyebabkan air menjadi berasa, berbau dan berwarna. Berdasarkan hal tersebut, maka air tanah perlu diolah terlebih dahulu. Salah satu pengolahan air yang dapat digunakan adalah dengan sistem multifiltrasi (filtrasi bertingkat) dengan menggunakan media filter cangkang kerang yang berasal dari kerang darah (Anadara granosa), zeolit dan karbon aktif. Ketebalan media filter merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses filtrasi sehingga diperlukan penelitian untuk mencari ketebalan masing-masing media filter yang sesuai. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan variasi ketebalan ketiga media filter, yakni cangkang kerang, zeolit dan karbon aktif guna mendapatkan efektivitas pengolahan yang paling maksimum. Pengujian dilakukan bertahap dimulai dari optimasi ketebalan media filter cangkang kerang, zeolit dan terakhir karbon aktif. Optimasi ketebalan media filter dilakukan dengan melakukan variasi ketebalan terhadap salah satu jenis media filter sedangkan ketebalan kedua media filter lainnya tetap. Pengolahan air dilakukan menggunakan suatu rangkaian alat yang terdiri atas tiga pipa galvanis dengan diameter 3 inchi dan ketinggian 70 cm. Debit aliran sebagai variabel tetap adalah 1,25 l/menit, variasi ketebalan media filter sebagai variabel bebas adalah 25, 35 dan 45 cm, serta parameter kualitas air sebagai variabel terikat meliputi pH, besi, zat organik dan warna. Efektivitas maksimum pengolahan air gambut berdasarkan hasil optimasi ketebalan media filter ialah pada variasi ketebalan media filter cangkang kerang 35 cm, zeolit 45 cm dan karbon aktif 45 cm dengan kenaikan pH dari 5,19 menjadi 9,33, penurunan kadar besi sebesar 59,64% dari 3,03 mg/l menjadi 1,22 mg/l, penurunan kadar zat organik sebesar 62,22% dari 113,76 mg/l menjadi 42,98 mg/l serta penurunan kadar warna dalam air sebesar 35,61% dari 50,32 menjadi 32,40 Pt-Co.   Kata-kata kunci : air tanah, cangkang kerang, karbon aktif, multifiltrasi, zeolit
ARAHAN PERENCANAAN INFRASTRUKTUR LINGKUNGAN DI KAWASAN WISATA JUNGKAT BEACH, DESA JUNGKAT, KECAMATAN SIANTAN, KABUPATEN PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT RAHMANTO WIBOWO
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 3, No 1 (2015): JURNAL 2015
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtllb.v3i1.9102

Abstract

ABSTRAK   Jungkat Beach adalah salah satu jenis wisata pantai yang terletak di Desa Jungkat, Kecamatan Siantan, Kabupaten Pontianak yang telah beroperasi dari tahun 2007 hingga sekarang. Pada kawasan wisata Jungkat Beach terdapat berbagai masalah yang timbul akibat infrastruktur lingkungan yang kurang baik yang dapat mengganggu keberlangsungan kegiatan wisata dan lingkungan, sehingga diperlukannya perencanaan infrastruktur lingkungan di kawasan wisata Jungkat Beach. Penelitian ini menggabungkan konsep perencanaan berkelanjutan untuk empat infrastruktur lingkungan yang diaplikasikan dalam kawasan komersil yaitu kawasan wisata. Tujuan dari penelitian ini yaitu membuat arahan perencanaan infrastruktur lingkungan di kawasan wisata Jungkat Beach, yang meliputi (a) Infrastruktur Air Bersih, (b) Infrastruktur Air Limbah, (c) Infrastruktur Persampahan, (d) Infrastruktur Drainase.   Penelitian ini menggunakan metode analisa yang umum digunakan dalam merencanakan infrastruktur di suatu kawasan. Luaran yang dihasilkan berupa data perhitungan dan gambar desain. Alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu AutoCAD 2010, EPANET ver 2.0, dan GPS. Kesimpulan yang dihasilkan yaitu: (a) Air bersih bersumber dari air permukaan yaitu kolam. Kebutuhan air bersih kawasan adalah 69.941 liter/hari. Dialirkan menggunakan bantuan pompa dengan head 9 meter dan debit 100 l/m untuk mengaliri air ke semua fasilitas. Pipa yang digunakan untuk mendistribusikan air ke fasilitas penginapan adalah PVC 1,5 inch, fasilitas restoran adalah PVC 2 inch, dan fasilitas kantin adalah PVC 1 inch. Diameter pipa transmisi adalah pipa PVC 2,5 inch. (b) Air limbah yang disalurkan berasal dari kegiatan domestik. Debit rencana air limbah adalah 60.162 liter/hari. Air limbah dialirkan menggunakan sistem gravitasi. Jenis pipa yang digunakan adalah pipa PVC 1,5 inch untuk jaringan S1, pipa PVC 2 inch untuk jaringan S2, pipa PVC 1 inch untuk jaringan S3, pipa PVC 2,5 inch untuk jaringan S4, pipa PVC 3 inch untuk jaringan S5. (c) Timbulan sampah pada tahun 2023 adalah 1,23 m3/hari. Bahan yang digunakan untuk wadah komunal dan TPS adalah HDPE. Jumlah wadah komunal di sekitar lokasi wisata 12 unit ukuran 60 liter, kantin 8 unit ukuran 50 liter, restoran 6 unit ukuran 60 liter dan hotel 4 unit ukuran 25 liter. Jumlah wadah pada TPS sebanyak 2 unit ukuran 700 liter. Sampah organik yang dihasilkan dibuat pupuk kompos dan sampah anorganik dijual ke pengumpul atau pengrajin barang bekas. (d) Infrastruktur drainase yang direncanakan menggunakan saluran terbuka berbentuk segiempat di alirkan secara gravitasi. Pada bagian atas saluran diberi Gratting Stell. Dimensi saluran pada daerah I (tersier) memiliki h = 0,40 m dan b = 0,64 m, daerah II (tersier) memiliki h = 0,34 m dan b = 0,54 m, daerah III (sekunder) memiliki h = 0,55 m dan b = 0,88 m, sedangkan daerah IV (primer) memiliki h = 0,62 m dan b = 0,99 m.   Kata Kunci: Infrastruktur Lingkungan, Infrastruktur Wisata, Wisata Pantai.
UJI TOKSISITAS AKUT LIMBAH CAIR RUMAH MAKAN TERHADAP IKAN MAS (Cyprinus Carpio L.) Yonky Dwi Putra; Laili Fitria
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 3, No 1 (2015): JURNAL 2015
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtllb.v3i1.12865

Abstract

ABSTRAKKeadaan air sungai di Kota Pontianak saat ini semakin mengkhawatirkan, dimana semakin banyak industri dan tempat usaha yang bermunculan. Salah satunya usaha rumah makan yang membuang limbahnya ke badan air tanpa pengolahan. Hal ini menjadi salah satu sumber pencemar perairan yang menyebabkan kematian biota air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai LC50, mengetahui karakteristik limbah cair rumah makan di Kota Pontianak dan memberikan rekomendasi bagi pemerintah. Sampel limbah cair diambil dari sisa pencucian bahan makanan dari pagi hingga siang hari. Uji toksisitas akut dilakukan dengan metode statis dalam waktu 24 jam menggunakan hewan uji ikan mas (Cyprinus carpio L) setelah itu dibuat variasi konsentrasi untuk menentukan nilai konsentrasi yang menyebabkan kematian hewan 50% dengan uji pendahuluan dan uji lanjut. Hasil uji Parameter BOD, TSS, minyak lemak, pH dan suhu limbah cair rumah makan masing-masing sebesar 692,48 mg/l; 1700 mg/l; 46 mg/l; 6,59 dan 25,8 0C. Nilai parameter limbah rumah makan tersebut melewati baku mutu KEP/MENLH/ No. 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Limbah Cair Domestik. Nilai LC50 rata-rata didapatkan 0,614% dan rekomendasi yang bisa diberikan kepada pemerintah yaitu penegasan tentang adanya IPAL di setiap rumah makan seperti yang tercantum di dalam PERDA/WALIKOTA/03/2004.Kata kunci : toksisitas akut, limbah cair rumah makan, ikan mas (Cyprinus carpio L.)
ANALISIS DISPERSI GAS CO DAN SO2 DARI SUMBER TETAP (POINT SOURCE) MENGGUNAKAN MODEL METI-LIS Shandra Andina Rahsia
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 3, No 1 (2015): JURNAL 2015
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtllb.v3i1.12340

Abstract

ABSTRAK Mesin diesel pembangkit listirk adalah suatu mesin yang dapat menghasilkan gas-gas polutan, seperti gas karbon monoksida (CO) dan gas sulfur dioksida (SO2). Proses pembakaran menghasilkan emisi buangan yang dapat mencemari lingkungan, salah satunya mesin pembangkit tenaga diesel (PLTD) milik PLTD Sei Raya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat konsentrasi pencemar, memprediksi pola dispersi gas CO dan SO2 dari sumber tetap dan mengetahui validitas hasil pemodelan Meti-lis dengan pengukuran di lapangan serta memberikan cara untuk penanggulangannya. Penelitian menggunakan program Meti-lis untuk mengetahui pola persebaran gas CO dan SO2 di udara. Hasil nilai konsentrasi dari pemantauan kualitas udara ambien untuk gas CO dan SO2 tertinggi terletak pada titik 2 dengan konsentrasi CO sebesar 130,1 μg/Nm3 dan SO2 sebesar 110,4 μg/Nm3. Konsentrasi gas CO dan SO2 tertinggi hasil dari pemodelan berada pada titik 2 yaitu  konsentrasi gas CO sebesar 91,99 μg/Nm3 dan konsentrasi gas SO2 sebesar 77,57 μg/Nm3. Konsentrasi gas CO dan SO2 bila dibandingkan dengan baku mutu udara maka tingkat pencemaran masih dibawah standar baku mutu udara sesuai dengan PP No. 41 Tahun 1999. Nilai validasi antara konsentrasi hasil pemodelan dan konsentrasi hasil pengukuran langsung memenuhi kriteria dengan nilai RMSPE yang lebih kecil dari pada 10%, dimana hasil dari pemodelan memiliki tingkat validitasnya tinggi. Dalam upaya mempertahankan nilai konsentrasi gas CO dan SO2 agar tetap dibawah standar baku mutu dapat dilakukan dengan pengurangan penggunaan bahan bakar solar. Kata Kunci : point source, PLTD, pemodelan, validasi
DESAIN INSTALASI PENGOLAHAN LEACHATE (IPL) DI TPA ENTIKONG KABUPATEN SANGGAU YENDI FRIADI
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 3, No 1 (2015): JURNAL 2015
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtllb.v3i1.10367

Abstract

ABSTRAK Leachate dapat didefinisikan sebagai cairan yang menginfiltrasi melalui tumpukan sampah dan telah mengekstraksi material terlarut maupun tersuspensi. Sistem instalasi pengolahan leachate bergantung pada debit dan karaktersitik leachate itu sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah memperkirakan debit leachate yang dihasilkan oleh TPA Entikong sebagai acuan dasar perancangan/desain instalasi pengolahan leachate, merencanakan sistem instalasi pengolahan  leachate di TPA Entikong Kabupaten Sanggau serta mengetahui anggaran biaya yang diperlukan dalam perancangan IPL berdasarkan sistem pengolahan yang digunakan.Tahapan untuk mengolah dan menghitung data meliputi perhitungan debit leachate dan mendesain/merancang IPL. Debit leachate dihitung dari rata-rata hujan maksimum bulanan, dari data beberapa tahun atau dengan menggunakan metode neraca air yaitu metode pendekatan Thornhtwaite. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kuantitas leachate dalam metode neraca air ini adalah presipitasi, evapotransipitasi, surface run-off dan soil moisture storage. Proses desain IPL terdiri dari penentuan letak IPL, penentuan jenis pengolahan, penentuan sistem pengolahan yang ada di Indonesia, pemilihan desain IPL, melakukan perhitungan hidroulik terhadap desain sistem IPL terpilih, menentukan layout bangunan IPL, membuat gambar rancangan, perhitungan anggaran biaya serta membuat spesifikasi teknis pembuatan IPL.Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan metode Thornthwaite didapat perkolasi tertinggi sebesar 185,43 mm dan diketahui luas area timbunan sampah TPA Entikong sebesar 1,06 Ha maka diperoleh nilai debit leachate sebesar 65,52 m3/hari. Kandungan organik (BOD) yang terdapat dalam leachate mempunyai nilai BOD sebesar 10.000 mg/L, sehingga metode pengolahan biologi sangat tepat digunakan untuk mengolah leachate di TPA Entikong. Sistem pengolahan yang digunakan adalah pengolahan secara biologi. Unit-unit pengolahan leachate TPA Entikong yang direncanakan adalah bak ekualisasi,  kolam anaerobik, kolam fakultatif, kolam maturasi dan constructed wetland. Besarnya total biaya yang dibutuhkan adalah Rp. 1.375.000.000,00 Kata-kata kunci : BOD, Leachate, Thornthwaite
RANCANG BANGUN ALAT PENGOLAH AIR GAMBUT SEDERHANA SEBAGAI SOLUSI PERMASALAHAN AIR BERSIH MASYARAKAT PEDESAAN Andeka Kusuma
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 3, No 1 (2015): JURNAL 2015
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtllb.v3i1.9292

Abstract

ABSTRAK Sulitnya pemenuhan kebutuhan air bersih mengakibatkan masalah lain yang kompleks. Salah satu permasalahan yang dapat ditimbulkan adalah menjadi buruknya sanitasi di lingkungan tersebut yang kemudian berdampak pada masalah kesehatan masyarakat di lingkungan tersebut. Berdasarkan kondisi tersebut maka pada penelitian ini dilakukanlah perencanaan sebuah alat pengolahan air gambut yang bertujuan untuk membuat sebuah alat yang sederhana dan efisien sehingga dapat memberikan pelayanan air bersih kepada masyarakat yang sebagian besar masih menggunakan air gambut untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Pada alat yang telah dirancang selanjutnya akan dilakukan uji coba untuk mengetahui efisiensi alat untuk menurunkan parameter warna, kekeruhan, TDS, pH, Besi (Fe) dan Mangan (Mn). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pengolahan menggunakan alat yang telah dirancang terbukti mampu menurunkan beberapa parameter sampai pada standar baku mutu yang telah ditetapkan oleh PERMENKES No.416/MENKES /PER/IX/1990. Parameter pH pada titik 1 mengalami peningkatan dari 2,9 menjadi 5,31  dan untuk titik 2 mengalami penurunan dari 7,6 menjadi 5,32. Parameter warna mengalami penurunan dari 743 Pt-Co menjadi 23 Pt-Co dan untuk titik 2 mengalami penurunan dari 639 Pt-Co menjadi 6 Pt-Co. Parameter kekeruhan pada titik 1 megalami penurunan dari 3,25 NTU menjadi 2,94 NTU dan untuk titik 2 mengalami penurunan dari 11,9 NTU menjadi 2,44 NTU. Parameter TDS (Total Disolved Solid) pada titik 1 mnegalami penurunan dari 38,8 mg/l menjadi 26,5 mg/l dan pada titik 2 mengalami peningkatan dari  21,8 mg/l menjadi 27,8 mg/l. Parameter mangan (Mn) pada titik 1 mengalami peningkatan dari 0,01 mg/l menjadi 1,22 mg/l dan pada titik 2 mengalmi peningkatan dari 0,4 mg/l menjadi 1,42 mg/l. Parameter besi (Fe) pada titik 1 mengalami penurunan dari 0,83 mg/l menjadi 0,18 mg/l dan pada titik 2 mengalami penurunan dari 4,19 mg/l menjadi 0,24 mg/l. Dari hasil uji tersebut, terdapat beberapa parameter yang masih belum memenuhi standar baku mutu, sehingga diperlukan perbaikan pada rancangan alat agar air hasil olahan menjadi lebih baik dan sesuai standar baku mutu. Kata kunci: gambut, efisiensi, baku mutu.
ANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) DAN KADMIUM (Cd) DI TPA RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA Rezky Dwi Satria Isna Apriani Kiki Priyo Utomo
Jurnal Teknologi Lingkungan Lahan Basah Vol 3, No 1 (2015): JURNAL 2015
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jtllb.v3i1.12980

Abstract

ABSTRAK Sistem pengelolaan sampah di TPA Rasau Jaya secara open dumping diperkirakan berpengaruh negatif terhadap air tanah dangkal di sekitarnya karena lindi yang dihasilkan berpotensi meresap ke air tanah. Kandungan timbal dan kadmium pada lindi dapat menyebar mengikuti aliran air dalam tanah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi timbal dan kadmium pada air tanah di TPA Rasau Jaya, mengetahui kecenderungan konsentrasinya serta mengetahui aliran air tanah di TPA Rasau Jaya.  Sampel air tanah di ambil pada 4 titik sumur pantau dan 1 titik sumur warga dengan metode grab sample. Pengambilan sampel dilakukan 2 kali, pertama dilakukan pada kondisi dimana beberapa hari sebelumnya turun hujan dan kedua pada kondisi beberapa hari sebelumnya tidak turun hujan. Konsentrasi logam berat timbal dan kadmium berkisar antara 0,16-1,30 mg/l dan 0,004-0,21 mg/l. Pada kondisi hujan, konsentrasi Pb dan Cd cenderung meningkat dari titik 1 hingga titik 4. Sebaliknya, pada kondisi tidak hujan konsentrasi Pb dan Cd cenderung menurun dari titik 1 hingga titik 4. Aliran air tanah bergerak dari titik 5 (sumur warga) menuju titik 1 (TPA). Kata Kunci : air tanah, sumur pantau, timbal, kadmium

Page 1 of 3 | Total Record : 21